BAB I PENDAHULUAN. selain perbankan. Menurut Hartono (2008:29) pasar modal memungkinkan suatu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal mengalami perkembangan yang cukup pesat dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB I PENDAHULUAN. implikasi pada persaingan antarperusahaan. Untuk itu, sebagai pelaku dari

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebijakan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah UKDW

BAB I PENDAHULUAN. pengembalian investasi baik dalam bentuk pendapatan dividen (dividend yield)

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang

BAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan pasti dibutuhkan dana yang dimana dana tersebut dimiliki oleh para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk investasi kembali (reinvestasi) pada aset yang. dalam bentuk dividen tunai maupun dividen saham.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh investor kepada perusahaan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini sudah sangat banyak orang yang tertarik ataupun ingin mencoba

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Saat ini kebanyakan masyarakat mengukur keberhasilan sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan investor perorangan maupun badan usaha menanamkan dana ke dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun manufaktur memiliki harapan agar memperoleh laba pada tingkat tertentu

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari

BAB 1 PENDAHULUAN. pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama.kebijakan dividen

BAB I PENDAHULUAN. kas atau setara kas yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan. kekayaan melalui distribusi hasil investasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kas kepada para pemegang sahamnya (Grinblatt dan Titman, ). Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap harga belinya (Handoko, 2002). Manajer sebagai agent pengelola. mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi.

BABI PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat menuntut manajemen perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba yang sebesar-besarnya sesuai dengan pengorbanan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan perusahaan dapat didasarkan pada kemampuan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia saat ini berada dalam era pembangunan yang diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan atau

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tepat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan

BAB I PENDAHULUAN. Rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio merupakan persentase

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan dividen menjadi perhatian banyak pihak seperti pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

menjelaskan bahwa perusahaan melalui manajer keuangan perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang mengalami pertumbuhan ekonomi. Kondisi ini didukung oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bagi para investor untuk melakukan aktifitas

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB 1 PENDAHULUAN. negara tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang masuk dalam industri barang konsumsi yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. proporsi dana dan sumber daya yang mereka miliki untuk konsumsi saat ini dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hanya dapat dinilai berdasar dampaknya pada harga saham biasa perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Hal tersebut mendorong transaksi jual-beli yang dilakukan antara produsen

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi, dengan dukungan teknologi informasi, telah membuka peluang

BAB I PENDAHULUAN. mana yang harus dibeli oleh perusahaan misalnya pemilihan proyek atau

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

ANALISIS PENGARUH ROI, CASH RATIO, CURRENT RATIO DAN DER TERHADAP CASH DEVIDEND DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. Saham merupakan bukti kepemilikan sebagian perusahaan. Obligasi (bond)

BAB I PENDAHULUAN. berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi. 1 Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan utama didirikannya perusahaan berorientasi laba adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat walaupun keadaan ekonomi memburuk. Pekembangan industri

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi dan memasarkan barang atau jasa dengan tujuan memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya. bertujuan dalam jangka pendek tetapi bertujuan untuk memperoleh

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN HARGA SAHAM TERHADAP JUMLAH DIVIDEN TUNAI. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang telah dilakukannya. Hal ini dikarenakan dividen merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

I. PENDAHULUAN. Hal ini mendukung berkembangnya pasar modal di Indonesia, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. return sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return. (tingkat pengembalian) tersebut dapat berupa capital gain ataupun dividen,

BAB I PENDAHULUAN. untuk kegiatan operasional, termasuk perusahaan manufaktur.hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis salah satunya adalah pasar modal (capital market), pasar

BAB I PENDAHULUAN. sektor ekonomi. Perekonomian di Indonesia yang semakin membaik. menyebabkan timbulnya gairah bagi para pengusaha untuk mengelolah

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh return (tingkat pengembalian) sebesar besarnya. Return tersebut

Judul : Pengaruh Investment Opportunity Set, Leverage, Free Cash Flow, dan Collateral Assets pada Dividend Policy pada Perusahaan Sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi dan deviden terhadap nilai pemegang saham. Kajian teorinya sebagai berikut:

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pasar modal Indonesia memiliki peran strategi dalam pembangunan nasional. Salah satu peran pasar modal yaitu sebagai salah satu sumber pembiayaan eksternal bagi perusahaan selain perbankan. Menurut Hartono (2008:29) pasar modal memungkinkan suatu perusahaan untuk memperoleh dana dari investor dalam bentuk kepemilikan saham, baik lewat kegiatan Initial Publik Offering (IOP) atau penawaran umum untuk pertama kalinya sebelum saham dicatat di bursa maupun seasoned new issues atau penjualan saham pada masyarakat setelah perusahaan going public. Dalam suatu perusahaan, aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam risiko dan ketidakpastiaan yang seringkali sulit diprediksi oleh investor. Untuk mengurangi kemungkinan risiko dan ketidakpastian yang akan terjadi, investor memerlukan berbagai macam informasi, baik informasi yang diperoleh dari kinerja perusahaan maupun informasi lain yang relevan seperti kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Menurut Robert Ang (1997) informasi yang diperoleh dari perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan. Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (1999) yang mewajibkan bagi setiap perusahaan (terutama perusahaan publik) menyajikan laporan keuangan, baik laporan keuangan interim/ quarter (unaudit) maupun laporan keuangan tahunan/ annual (audited). Berdasarkan laporan keuangan, investor dapat mengetahui kinerja 1

2 perusahaan dalam kemampuannya untuk menghasilkan profitabilitas dan besarnya pendapatan dividen per lembar saham (dividen per share). Tujuan utama investor menginvestasikan dananya ke dalam perusahaan adalah untuk memperoleh pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return) baik berupa pendapatan dividen (dividen yield) maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Dividen merupakan distribusi yang berbentuk kas, aktiva lain, surat atau bukti lain yang menyatakan hutang perusahaan kepada pemegang saham sebagai proporsi dari sejumlah saham yang dimiliki oleh pemilik. Menurut Saxena (1999) isu tentang dividen sangat penting dengan berbagai alasan, antara lain : pertama, perusahaan menggunakan dividen sebagai cara untuk memperlihatkan kepada pihak luar atau calon investor sehubungan dengan stabilitas dan prospek pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang. Kedua, dividen memegang peranan penting dalam struktur permodalan perusahaan. Menurut Andriyani (2008) proporsi dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan kepada para pemegang saham tergantung pada bentuk kebijakan dividen yang ditetapkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Menurut Sartono (2010) kebijakan dividen (dividend policy) merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa mendatang. Presentase dari laba yang akan dibayar kepada pemegang saham sebagai cash dividend disebut dividend payout ratio. Kebijakan ini bermula dari bagaimana perlakuan manajemen terhadap keuntungan yang diperoleh

3 perusahaan dari penghasilan bersih setelah pajak (earning after tax) yang sebagian dibagikan kepada para investor dalam bentuk dividen dan sebagian lagi diinvestasikan kembali ke perusahaan dalam bentuk laba ditahan. Kebijakan dividen mempunyai arti penting bagi perusahaan dikarenakan kebijakan keuangan ini berpengaruh terhadap sikap atau reaksi investor. Selain itu, kebijakan keuangan ini akan berdampak pada program pendanaan dan anggaran modal perusahaan yang berkaitan dengan sumber pembiayaan (financing) perusahaan. Kebijakan dividen juga sangat penting bagi perusahaan karena mempengaruhi kesempatan investasi perusahaan, harga saham, strutur financial, arus pendanaan dan posisi likuiditas. Besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan bergantung pada kebijakan dividen masing-masing perusahaan, sehingga pertimbangan pihak manajemen sangat diperlukan. Dengan demikian perlu bagi pihak manajemen mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen yang ditetapkan oleh perusahaan. Penelitian ini mengembangkan penelitian-penelitian sebelumnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan. Secara khusus penelitian ini meneliti pengaruh investment opportunity set, free cash flow, struktur modal, profitabilitas dan likuiditas. Menurut Sri (2005) investment opportunity set merupakan suatu kombinasi antara aktiva yang dimiliki dan pilihan-pilihan investasi dimasa yang akan datang dengan Net Present Value (NPV) positif. Menurut Brigham dan Houston (2011:221) selama satu tahun mungkin perusahaan membayarkan nol dividen karena perusahaan membutuhkan uang untuk mendanai peluang investasi yang

4 baik tetapi pada tahun berikutnya perusahaan mungkin membayarkan dividen dalam jumlah besar karena peluang investasi yang buruk dan tidak perlu menahan banyak uang. Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2010), Darabi et al. (2014) dan Ardestani et al. (2013) membuktikan bahwa investment opportunity set memiliki hubungan yang positif terhadap kebijakan dividen. Menurut Sartono (2001:293) kebutuhan dana bagi perusahaan pada kenyataannya merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan dividen. Aliran kas perusahaan, pengeluaran modal, kebutuhan tambahan persediaan dan piutang, pola pengurangan hutang dan masih banyak faktor lain yang mempengaruhi posisi kas perusahaan yang harus dipertimbangkan dalam analisis kebijakan dividen. Pembayaraan dividen khususnya dividen tunai sanagat bergantung pada posisi kas yang tersedia, maka semakin kuat posisi kas perusahaan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Meskipun perusahaan dapat memperoleh laba yang tinggi namun apabila posisi kas menunjukkan keadaan yang tidak begitu baik, perusahaan mungkin tidak dapat membayar dividen. Posisi keuangan yang benarbenar tersedia bagi pemegang saham akan tergambar pada free cash flow yang dimiliki oleh perusahaan (Rosdini, 2009). Menurut Jensen (1986:137) free cash flow adalah kelebihan kas yang dipelukan untuk mendanai semua proyek yang memiliki Net Present Value (NPV) positif setelah membagi dividen. Perusahaan dengan tingkat aliran kas yang tinggi seharusnya akan membayar dividen yang tinggi pula. Penelitian yang dilakukan Rosdini (2009) membuktikan bahwa free cash flow berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen.

5 Struktur modal perusahaan diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER), dimana Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan utang) terhadap total shareholder equity yang dimiliki perusahaan (Puspita, 2009). Semakin besar rasio DER menunjukkan semakin besar kewajibannya dan semakin rendah rasio akan menunjukkan semakin tinggi kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya. Penelitian Bullan et al. (2003), Haider et al. (2012) serta Arif dan Akbar (2013) menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen. Profitabilitas merupakan tingkat keuntungan atau laba bersih yang berhasil diperoleh selama masa operasional perusahaan. Sebagian dari keuntungan bersih tersebut akan dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham. Perusahaan akan membagikan dividen jika perusahaan tersebut memperoleh keuntungan bersih setelah dipenuhi kewajiban utamanya, yaitu membayar beban bunga dan pajak. Hal tersebut mengakibatkan profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap rasio pembayaran dividen (Prihanto, 2003). Terdapat banyak rasio yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas, dalam penelitian ini peneliti menggunakan rasio Return On Asset (ROA) sebagai proksi untuk mengukur profitabilitas. Menurut Bambang (2000) Likuiditas suatu perusahaan akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendanai operasional perusahaan serta untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas diproksikan dengan current ratio yang merupakan rasio lancar. Semakin besar kas maka likuiditas perusahaan

6 akan meningkat. Semakin besar perusahan dapat membayar hutang, semakin besar kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. Penelitian Griffin (2010) membuktikan bahwa likuiditas memiliki hubungan positif yang signifikan dengan kebijakan dividen. Manufaktur merupakan suatu cabang industri yang mengaplikasikan peralatan dan suatu medium proses untuk transformasi bahan mentah menjadi barang jadi untuk dijual. Upaya ini melibatkan semua proses antara yang dibutuhkan untuk produksi dan integrasi komponen-komponen suatu produk. Perusahaan Manufaktur merupakan perusahaan yang mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi (untuk diproses ke tahap selanjutnya), ataupun mengolah bahan mentah menjadi produk jadi. Menurut Simanjutak (2011) sektor manufaktur merupakan sektor terbesar dibandingkan sektor-sektor lainnya di BEI. Oleh sebab itu, investasi pada sektor manufaktur merupakan investasi yang cukup menjanjikan di Indonesia. Permasalahan pertama yang mendasari penelitian ini adalah terjadinya fluktuasi tingkat pembayaran dividen sektor manufaktur tahun 2012 hingga 2014. Menurut Riyanto dalam Kumar (2009) disatu pihak perusahaan menginginkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan bersangkutan sedangkan dilain pihak perusahaan juga menginginkan dapat membayar dividen kepada para investor, tetapi kedua tujuan tersebut selalu bertentangan sehingga dapat menimbulkan masalah dalam kebijakan dividen dan pembayaran dividen. Menurut Sartono dalam Aulia (2011) kebijakan dividen ditetapkan perusahaan akan memenuhi harapan investor terhadap dividen, namun disisi lain perusahaan tidak harus

7 menghambat pertumbuhan perusahaan. Semakin besar dividen yang dibagikan akan mengurangi kemampuan perusahaan untuk berinvestasi sehingga dapat menurunkan tingkat pertumbuhan perusahaan dan selanjutnya akan menurunkan harga saham. Oleh karena itu, dalam menetapkan kebijakan dividen, perusahaan sebaiknya mempertimbangkan antara dividen yang akan dibayar saat ini dengan pertumbuhan perusahaandimasa yang akan datang sehingga perusahaan dapat memaksimalkan harga saham. Permasalahan kedua yang mendasari penelitian ini adalah ditemukannya perbedaan pendapat (research gap) antara hasil penelitian terdahulu. Permasalahan yang terdapat research gap untuk beberapa variabel yang berpengaruh terhadap kebijakan dividen, antara lain : 1. Hasil penelitian Suharli (2007), Abor dan Bokpin (2010), Nugroho (2010), Subramaniam et al. (2011), Kangarlouei et al. (2012), Hussain dan Usman (2013) Haryetti dan Ekayanti (2012) serta Lucyanda dan Lilyana (2012) menyatakan investment opportunity set tidak mempengaruhi dividen. Namun, penelitian lain yang dilakukan oleh Sari (2010), Darabi et al. (2014) dan Ardestani et al. (2013) menunjukkan bahwa IOS memiliki hubungan yang positif dengan dividen. 2. Hasil peneltian Kargar dan Ahmadi (2013), Taleb (2012) dan Lopolusi (2013) mengungkapkan bahwa free cash flow tidak berpengaruh terhadap kebijakan deviden. Namun, Rosdini (2009), Thanatawee (2011), Aulia (2011) serta Lucyanda dan Lilyana (2012) menunjukkan bahwa free cash flow mempengaruhi dividend payout ratio secara positif.

8 3. Hasil penelitian Bullan et al. (2003), Darminto (2008), Haider et al. (2012), Arif dan Akbar (2013) menunjukkan DER berpengaruh negatif signifikan terhadap kebijakan dividen. Berbeda dengan Ooi (2012), Hermuningsih (2007), Tsuji (2012), dan Hadiwidjaja (2007) yang menunjukkan bahwa DER tidak berpengaruh signifikan terhadap DPR. 4. Hasil penelitian Winatha (2001), Risaptoko (2007) dan Nuringsih (2005) menunjukkan bahwa variabel ROA tidak berpengaruh terhadap DPR sedangkan penelitian lain yang dilakukan oleh Kumar (2007), Damayanti dan Achyani (2006) serta Syahbana (2007) menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap DPR. 5. Hasil penelitian Griffin (2010) menunjukkan bahwa likuiditas (current ratio) memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap pembagian dividen. Kontradiktif dengan penelitian Deitiana (2009), Darminto (2008), Arilaha (2009) dan Kadir (2010) yang menyimpulkan bahwa Current Ratio berpengaruh positif tidak signifikan terhadap dividend payout ratio. Permasalahan ketiga yang mendasari penelitian ini adalah perusahaan melalui kebijakan dividen berusaha meningkatkan kesejahteraan pemegang saham dengan meningkatkan pembayaran dividen dari tahun ke tahun, tetapi dalam praktiknya sering terjadi hambatan seperti keinginan meningkatkan pertumbuhan perusahaan, penurunan profitabilitas, penurunan harga saham, keharusan membayar bunga atau terbukanya kesempatan investasi yang menguntungkan sehingga menyebabkan pihak manajemen membatasi pembayaran dividen.

9 Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penelitian ini mengambil judul PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET, FREE CASH FLOW, STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2012-2014). 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah investment opportunity set mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen? 2. Apakah free cash flow mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen? 3. Apakah struktur modal mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen? 4. Apakah profitabilitas mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen? 5. Apakah likuiditas mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen? 1.3 Tujuan Penelitian Berkaitan dengan permasalahan yang ada, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh investment opportunity set terhadap kebijakan dividen.

10 2. Untuk mengetahui pengaruh free cash flow terhadap kebijakan dividen. 3. Untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap kebijakan dividen. 4. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan dividen. 5. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap kebijakan dividen. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya sebagai berikut : 1. Bagi pihak perusahaan manufaktur, hasil penelitian ini dapat memberikan pemahaman kepada manajer agar dapat membuat kebijakan keuangan yang baik, terutama kebijakan utang dan kebijakan dividen perusahaan yang diharapkan dapat menjadi hal yang diperhatikan dalam upaya mengurangi konflik keagenan. 2. Bagi investor, hasil penelitian ini mampu memberikan informasi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan investor terkait dengan faktorfaktor yang dipertimbangkan oleh perusahaan dalam menentukan kebijakan dividen yang akan mempengaruhi kemakmuran para pemegang saham. 3. Bagi kalangan akademisi, penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam literatur penelitian di indonesia, khususnya di bidang akuntansi keuangan.

11 1.5 Sistemetika Penulisan Sistematikan penulisan dibuat untuk memudahkan pemahaman dan memberi gambaran kepada pembacanya tentang penelitian ini. Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah yang menampilkan landasan pemikiran secara garis besar baik dalam teori maupun fakta yang ada, menjadi alasan disusunnya penelitian ini. Perumusan masalah berisi pernyataan tentang keadaan, fenomena, dan konsep yang memerlukan jawaban melalui penelitian. Tujuan dan manfaat penelitian merupakan hal yang diharapkan dapat dicapai mengacu pada latar belakang masalah, perumusan masalah, dan hipotesis yang diajukan. Pada bagian terakhir dari bab ini yaitu sistem penulisan, diuraikan mengenai ringkasan materi yang akan dibahas pada setiap bab yang ada dalam skripsi. Bab II Tinjauan Pustaka, berisi landasan teori yang menjabarkan teoriteori dan menjadi dasar dalam perumusan hipotesis serta membantu dalam analisis hasil penelitian. Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Kerangka pemikiran adalah skema yang dibuat untuk menjelaskan secara singkat permasalahan yang akan diteliti. Hipotesis adalah pernyataan yang disimpulkan dari tinjauan pustaka, serta merupakaan jawaban sementara atas masalah penelitian. Bab III Metode Penelitian, berisi penjelasan mengenai variable penelitian dan definisi operasional dimana deskripsi terhadap variabel yang digunakan dalam penelitian akan dibahas sekaligus melakukan pendefinisian secara

12 operasional. Jenis dan sumber data adalah gambaran tentang data yang digunakan untuk variabel penelitian. Penentuan yang berkaitan dengan jumlah populasi dan jumlah sampel yang diambil. Kemudian metode pengumpulan data yang digunakan. Dan metode analisis mengungkapkan bagaimana gambaran model analisis yang digunakan dalam penelitaian. Bab IV Hasil dan Pembahasan, berisi penjelasan mengenai deskripsi objek penelitian yang berisi penjelasan singkat objek yang digunakan dalam penelitian. Analisis data dan pembahasan hasil penelitian merupakan bentuk yang lebih sederhana yang mudah dibaca dan mudah diinterpretasikan meliputi deskripsi objek penelitian, analisis penelitian, serta analisis penelitian, serta analisis data dan pembahasan. Hasil penelitian mengungkapkan interpretasi untuk memaknai implikasi penelitian. Bab V Penutup, berisi penjelasan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian dan saran dari pembahasan. Saran yang diajukan berkaitan dengan penelitian dan merupakan anjuran yang diharapkan dapat berguna bagi pihakpihak yang memiliki kepentingan dalam penelitian.