ANALISIS TINGKAT KEMANDIRIAN KEUANGAN DI KABUPATEN BANYUWANGI, KABUPATEN BLITAR DAN KABUPATEN MADIUN, SERTA KABUPATEN TUBAN SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS DESENTRALISASI FISKAL DAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN SIDOARJO, KABUPATEN PACITAN, DAN KABUPATEN MADIUN MENUJU OTONOMI DAERAH

ANALISIS KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN PADA ERA OTONOMI DAERAH (PERIODE ) SKRIPSI

ANALISIS SHIFT SHARE 4 DAERAH DI PROVINSI JAWA TIMUR ( KABUPATEN MADIUN, KABUPATEN BANYUWANGI DAN KABUPATEN TUBAN SERTA KABUPATEN BLITAR ) SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH KREDIT TERHADAP JUMLAH INDUSTRI KECIL, JUMLAH TENAGA KERJA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DI SURABAYA USULAN PENELITIAN

ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI KABUPATEN SUMENEP DAN KABUPATEN PAMEKASAN

Adelyta Marine Putri / FE/ IE

ANALISIS KEMANDIRIAN FISKAL DI SATUAN WILAYAH PEMBANGUNAN ( SWP ) IV JAWA TIMUR SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA KREDIT, TINGKAT INFLASI DAN SIMPANAN NASABAH TERHADAP KREDIT INVESTASI PADA BANK UMUM DI SURABAYA

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT INVESTASI PADA BANK UMUM DI INDONESIA SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR EKONOMI MONETER TERHADAP LIKUIDITAS DI BANK UMUM DAN BANK SYARIAH DI KOTA SURABAYA SKRIPSI

ALASAN MASYARAKAT DALAM MEMILIH PRODUK BANK SYARIAH SKRIPSI

PENGARUH DANA ALOKASI UMUM DAN VARIABEL PENDUKUNG LAINNYA PADA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA MADIUN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT INVESTASI PADA BANK UMUM (BUMN DAN SWASTA) DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU SKRIPSI

ANALISIS INDEKS DESENTRALISASI FISKAL KABUPATEN SAMPANG DAN SUMENEP (PERIODE 2007 DAN 2008) SKRIPSI

ANALISIS INDEKS DESENTRALISASI FISKAL PADA SATUAN WILAYAH PEMBANGUNAN (SWP) VII PROPINSI JAWA TIMUR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menyikapi berbagai permasalahan di daerah akhir-akhir ini,

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFLASI DI JAWA TIMUR PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA KOTA KEDIRI SEBELUM DAN SESUDAH OTONOMI DAERAH SKRIPSI. Oleh :

Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi PAD (Pendapatan Asli Daerah) di Kabupaten Pasuruan Dalam Rangka Otonomi Daerah SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jadi otonomi daerah merupakan sarana

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR KATAK DAN UDANG DI JAWA TIMUR USULAN PENELITIAN

ANALISIS SHIFT SHARE 3 DAERAH DI PROVINSI JAWA TIMUR (KABUPATEN GRESIK, KABUPATEN NGAWI, DAN KABUPATEN TRENGGALEK) SKRIPSI

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL DI JATIM

KINERJA KEUANGAN BANK DAN STABILITAS MAKRO EKONOMI TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM DI INDONESIA SKRIPSI

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN INDUSTRI KECIL DI JAWA TIMUR

ANALISIS BEBRAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH TABUNGAN SIMPANAN PADA BANK-BANK UMUM DI SIDOARJO SKRIPSI

`ANALISIS KINERJA PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) DITINJAU DARI RASIO KEUANGAN PEMERINTAH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKU UMKM (USAHA MIKRO KECIL MENENGAH) DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN INVESTASI DI SURABAYA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN INDUSTRSI KECIL DI KABUPATEN GRESIK DAN KABUPATEN JOMBANG SKRIPSI

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN GRESIK

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN NASABAH DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI PADA BANK NEGARA INDONESIA SYARIAH DI KABUPATEN LAMONGAN

PROGRAM STUDI AKUNTASI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADYAH PONOROGO

KATA PENGANTAR. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu kewajiban mahasiswa untuk memenuhi

ANALISIS PERAN DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP KINERJA EKONOMI DI KABUPATEN / KOTA JAWA TIMUR SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN MADIUN SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. sebagian masyarakat Indonesia mendukung dengan adanya berbagai tuntutan

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU INFLASI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan pada tahun Pelaksanaan reformasi tersebut diperkuat dengan

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH TABUNGAN MASYARAKAT PADA BANK-BANK UMUM DI KOTA SURABAYA SKRIPSI

ANALISIS INVESTASI TERHADAP TINGKAT KESEJAHTERAAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN GRESIK, SIDOARJO, DAN PASURUAN SKRIPSI

KATA PENGANTAR. skripsi ini. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu kewajiban mahasiswa

PENGARUH SUKU BUNGA INDONESIA (SBI) TERHADAP INFLASI, KURS RUPIAH, DAN PERTUMBUHAN EKONOMI SKRIPSI

ALASAN NASABAH MEMILIH PRODUK BANK UMUM BUMN DI KOTA SURABAYA SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH PENERIMAAN PEMERINTAH DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kehidupan. Salah satu aspek reformasi yang dominan adalah

ANALISIS INDEKS DESENTRALISASI FISKAL PADA SATUAN WILAYAH PEMBANGUNAN (SWP) I PROPINSI JAWA TIMUR SKRIPSI

SKRIPSI. ANALISIS FAKTOR EKONOMI YANG MEMPENGARUHI TINGKAT INFLASI DI JAWA TIMUR Disusun oleh : M. Rizki Johansyah

PENGARUH KEBIJAKAN TINGKAT BUNGA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN STABILITAS EKONOMI DI INDONESIA SKRIPSI

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN DAERAH SEBELUM DAN SESUDAH KEBIJAKAN OTONOMI DAERAH KABUPATEN KLATEN

USULAN PENELITIAN. Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Untuk Menyusun Skripsi S-1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TIMUR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA PENYALURAN KREDIT PERBANKAN PADA BANK UMUM DI SURABAYA SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH INDUSTRI DI SURABAYA SKRIPSI

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO BERJANGKA PADA BANK UMUM DI INDONESIA SKRIPSI.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SIKAP NASABAH DALAM MEMILIH JASA KREDIT PERBANKAN PADA BANK KONVENSIONAL (STUDI KASUS BRI CABANG WARU) SKRIPSI

MODEL PENDEKATAN TEORI KONSUMSI DALAM MEMBUAT PROYEKSI POTENSI DANA PIHAK KETIGA (DPK) PADA BANK UMUM DI KOTA SURABAYA

HALAMAN PENGESAHAN. Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca usulan penelitian dengan judul: ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGHIMPUNAN DANA PIHAK KETIGA PADA BANK UMUM DI KABUPATEN GRESIK SKRIPSI. Oleh :

ANALISA PERBEDAAN KEPRIBADIAN DAN PERENCANAAN KEUANGAN PRIBADI DI TINJAU DARI PERSEPEKTIF GENDER SKRIPSI

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELANJA DAERAH DI KABUPATEN SUMENEP

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING (PMA) PADA SEKTOR INDUSTRI MANUFAKTUR DI KABUPATEN GRESIK SKRIPSI

ANALISIS TREND RASIO EFEKTIVITAS DAN TINGKAT KEMANDIRIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM MENDUKUNG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DI PROVINSI DKI JAKARTA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI. PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) DI KOTA SURABAYA SKRIPSI PRASTYO BANGUN NUSWANTARA / FE/EP

USULAN PENELITIAN. Diajukan Oleh: FAKHRULLI KAHARVIAN /FE/EP FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2013

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi. Jurusan Ekonomi Pembangunan.

SKRIPSI. Diajukan Oleh: Fitrah Insani / FE / AK

KATA PENGANTAR. Pertama-tama peneliti panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan.

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA DINAS KESEHATAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TUBAN

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN INDUSTRI KECIL DI KOTA SURABAYA SKRIPSI

ANALISIS EKONOMI REGIONAL SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI KABUPATEN GRESIK, KABUPATEN MADIUN DAN KABUPATEN PACITAN SKRIPSI

ANALISAKINERJA PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH (APBD) PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MALANG PERIODE SKRIPSI

KONTRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA DAN INVESTASI DAERAH PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PENGARUH KOMPENSASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PT. PRAMONO IRINDO JAYA SIDOARJO S K R I P S I

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SURABAYA SKRIPSI. Oleh : FX. ERWINDO SETA KURNIAWAN /FE/EP KEPADA

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREDIT INVESTASI PADA BANK UMUM DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Awal diterapkannya otonomi daerah di Indonesia ditandai dengan

ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA, INVESTASI DAN INFLASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA TIMUR SKRIPSI

PENGARUH PELAYANAN DAN FASILITAS TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN BERBELANJA DI GIANT SUN CITY SIDOARJO USULAN PENELITIAN. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. peraturan sebagai tujuan, dan bukan sebagai alat untuk

Hak Cipta milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN NASABAH DALAM MEMILIH PRODUK BANK BRI SYARIAH DI KOTA SURABAYA

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

ANALISIS PENGARUH MAKRO EKONOMI TERHADAP DANA PIHAK KETIGA (DPK) PADA BANK UMUM DAN BANK SYARIAH SKRIPSI

ANALISIS IMPOR KENDARAAN BERMOTOR DARI JEPANG KE INDONESIA SKRIPSI

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN JEPARA

PENGARUH PEMAHAMAN WAJIB PAJAK ATAS PBB, KESADARAN WAJIB PAJAK, DAN SOSIALISASI PERPAJAKAN TERHADAP KEBERHASILAN PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS DI JAWA TIMUR SKRIPSI

ANALISIS KONTRIBUSI PENERIMAAN RETRIBUSI PELAYANAN BIAYA KTP DAN AKTE CATATAN SIPIL TERHADAP REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) KABUPATEN JEPARA

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PAJAK HIBURAN DAN RETRIBUSI PARKIR DI KOTA SURABAYA SKRIPSI

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN SISTEM PENGENDALIAN AKUNTANSI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA PT. GOLD COIN INDONESIA SURABAYA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS JASA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA INTERNAL PT.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. KARYA ANUGERAH MANDIRI SURABAYA SKRIPSI

ANALISIS KINERJA TINGKAT PENERIMAAN PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KABUPATEN BIMA

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH UANG BEREDAR DI INDONESIA SKRIPSI. Diajukan Oleh : Marta Kristiani / FE/ IE

ANALISIS PENERAPAN PENGENDALIAN INTERNAL PADA BADAN USAHA KOPERASI (Studi Kasus Pada Primer Koperasi UPN Veteran Jatim) SKRIPSI

SKRIPSI. Diajukan oleh : TITI MARTASARI /FE/EA. Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2012

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KESEJAHTERAAN DI KOTAMADYA SURABAYA, KABUPATEN PACITAN DAN KABUPATEN PROBOLINGGO

SKRIPSI. Disusun Oleh: P r a t i w i /FE/EA

Transkripsi:

1 ANALISIS TINGKAT KEMANDIRIAN KEUANGAN DI KABUPATEN BANYUWANGI, KABUPATEN BLITAR DAN KABUPATEN MADIUN, SERTA KABUPATEN TUBAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Oleh : Ardhana Nikwari 1011010037/FE/IE FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2014 1

i SKRIPSI ANALISIS TINGKAT KEMANDIRIAN KEUANGAN DI KABUPATEN BANYUWANGI, KABUPATEN BLITAR DAN KABUPATEN MADIUN SERTA KABUPATEN TUBAN Disusun Oleh : Ardhana Nikwari NPM 1011010037 Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Pada Tanggal : 14 Maret 2014 Pembimbing : Tim Penguji : Pembimbing Utama Ketua Prof. Dr. Syamsul Huda, SE, MT Prof. Dr. Syamsul Huda, SE, MT Sekertaris Dra. Ec. Niniek Imaningsih, MP Anggota Dr. Ec. Wiwin Priana, MT Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Drs. H. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM NIP 196309241989031001 i

ii KATA PENGANTAR Assalamu alaikum Wr.Wb Dengan segala kerendahan hati, penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan mengambil judul: Analisis Tingkat Kemandirian Keuangan Di Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar Dan Kabupaten Madiun Serta Kabupaten Tuban. Penyusunan skripsi ini dilakukan dengan maksud untuk melengkapi persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar sarjana ekonomi pada jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini peneliti dengan kerendahan hati yang tulus ikhlas mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada banyak pihak, yaitu : 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur, yang telah memberikan banyak bantuan berupa sarana fasilitas dan perijinan guna pelaksanaan skripsi ini. ii

iii 2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. 3. Ibu Dra. Ec. Niniek Imaningsih,MP, selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. 4. Bapak Prof. Dr. Syamsul Huda, SE, MT selaku dosen pembimbing dan dosen wali yang telah meluangkan waktu dalam membimbing dan mendampingi peneliti selama menempuh pendidikan didalam perkuliahan. 5. Bapak dan Ibu dosen serta staf karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur yang telah dengan ikhlas memberikan banyak ilmu pengetahuannya selama masa perkuliahan dan pelayanan akademik bagi peneliti. 6. Secara khusus saya persembahkan kepada kedua orangtua yang sangat saya sayangi. Romo dan Ibu. Terimakasih buat semua kasih sayang, doa, pengorbanan dan semangat yang telah diberikan. 7. Kepada suami dan putra saya yang sangat sayangi. Terimaksih telah menjadi penyemangat saya dalam mengerjakan skripsi ini. 8. Terimakasih kepada para teman-teman saya angkatan 2010 khususnya yang telah memberi semangat dan dukungan kepada saya yang telah mengerjakan skripsi hingga selesai. iii

iv Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun demikian skripsi ini diusahakan sesuai dengan kemampuan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca dan semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi yang membutuhkan serta bagi pembaca untukpenelitian selanjutnya. Wassalamu alaikum Wr. Wb Surabaya, Maret 2014 Peneliti iv

v DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... iv Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... xi Daftar Lampiran... xii Abstraksi... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Perumusan Masalah... 5 1.3. Tujuan Penelitian... 6 1.4. Manfaat Penelitian... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian terdahulu... 8 2.2. Landasan Teori... 11 2.2.1. Pengertian Desentralisasi Fiskal... 11 2.2.2. Otonomi Daerah... 13 v

vi 2.2.2.1. Definisi Otonomi Daerah... 13 2.2.2.2. Tujuan Otonomi Daerah... 15 2.2.3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)... 18 2.2.3.1. Pengertian dan Unsur-unsur APBD... 18 2.2.3.2. Struktur APBD... 19 2.2.4. Pendapatan Asli Daerah... 19 2.2.4.1. Definisi Pendapatan Asli Daerah... 19 2.2.4.2. Klasifikasi Pendapatan Asli Daerah... 21 2.2.5. Dana Perimbangan... 35 2.2.5.1. Dana Bagi Hasil... 36 2.2.5.2. Dana Alokasi Umum (DAU)... 36 2.2.5.3. Dana Alokasi Khusus (DAK)... 39 2.3. Kerangka Pikir... 40 2.4. Hipotesis... 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi oprasional dan Pengukuran variabel... 43 3.2. Teknik Pengumpulan Data...... 44 vi

vii 3.2.1. Jenis Dan Sumber Data... 44 3.2.2. Pengumpulan Data... 45 3.3. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis... 45 3.3.1. Indeks Desentralisasi Fiskal... 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian... 50 4.1.1. Kabupaten Banyuwangi... 50 4.1.1.1. Keadaan Geografis Kabupaten Banyuwangi... 50 4.1.1.2. Kependudukan Kabupaten Banyuwangi... 51 4.1.2. Kabupaten Blitar... 52 4.1.2.1. Keadaan Geografis Kabupaten Blitar... 52 4.1.2.2. Kependudukan Kabupaten Blitar... 53 4.1.3. Kabupaten Madiun... 53 4.1.3.1. Keadaan Geografis Kabupaten Madiun... 53 4.1.3.2. Kependudukan Kabupaten Madiun... 54 4.1.4. Kabupaten Tuban... 55 4.1.4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Tuban... 55 vii

viii 4.1.4.2. Kependudukan Kabupaten Tuban... 55 4.2. Deskripsi Hasil Penelitian... 56 4.2.1. Perkembangan Penerimaan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi... 56 4.2.2. Perkembangan Penerimaan Pemerintah Kabupaten Blitar... 57 4.2.3. Perkembangan Penerimaan Pemerintah Kabupaten Madiun... 58 4.2.4. Perkembangan Penerimaan Pemerintah Kabupaten Tuban... 59 4.3. Analisis Dan Pengujian Hipotesis... 60 4.3.1. Uji Analisis Indeks Desentralisasi Fiskal... 60 4.3.1.1. Rasio Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar Dan Kabupaten Madiun Serta Kabupaten Tuban.... 60 4.3.1.2. Rasio Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak (BHPBP) Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar Dan Kabupaten Madiun Serta Kabupaten Tuban..... 64 4.3.1.3. Rasio Sumbangan Daerah (SD) Kabupaten Banyuwangi,Kabupaten Blitar Dan Kabupaten Madiun Serta Kabupaten Tuban.... 69 viii

ix BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan... 78 5.2. Saran... 80 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ix

x DAFTAR TABEL 3.1. Skala Interval Derajat Desentralisasi Fiskal... 51 3.2. Pola Hubungan Keuangan dan Tingkat Kemandirian Daerah...... 53 4.1. Penerimaan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi...... 60 4.2. Penerimaan Pemerintah Kabupaten Blitar...... 61 4.3. Penerimaan Pemerintah Kabupaten Madiun...... 62 4.4. Penerimaan Pemerintah Kabupaten Tuban...... 63 4.5. Rasio PAD terhadap TPD, Rasio BHPBP terhadap TPD, Rasio SB terhadap TPD pada Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Madiun serta Kabupaten Tuban Tahun 2009...... 64 4.6. Rasio PAD terhadap TPD, Rasio BHPBP terhadap TPD, Rasio SB terhadap TPD pada Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Madiun serta Kabupaten Tuban Tahun 2010...... 66 4.7. Rasio PAD terhadap TPD, Rasio BHPBP terhadap TPD, Rasio SB terhadap TPD pada Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Madiun serta Kabupaten Tuban Tahun 2011...... 67 4.8. Hasil Perhitungan Kontribusi PAD dan Kontribusi BHPBH terhadap Kontribusi SB Untuk Mengetahui Derajat Desentralisasi Fiskal (Kemandirian Fiskal) Tahun 2009... 69 x

xi 4.9. Hasil Perhitungan Kontribusi PAD dan Kontribusi BHPBH terhadap Kontribusi SB Untuk Mengetahui Derajat Desentralisasi Fiskal (Kemandirian Fiskal) Tahun 2010... 70 4.10. Hasil Perhitungan Kontribusi PAD dan Kontribusi BHPBH terhadap Kontribusi SB Untuk Mengetahui Derajat Desentralisasi Fiskal (Kemandirian Fiskal) Tahun 2011... 71 4.11. Hasil Perhitungan Untuk Menetahui Tingkat Kemandirian Daerah...... 73 xi

xii DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Gambar Kerangka Pikir... 41 xii

xiii DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Realisasi Penerimaan Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi Lampiran 2 : Realisasi Penerimaan Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar Lampiran 3 : Realisasi Penerimaan Pemerintah Daerah Kabupaten Madiun Lampiran 4 : Realisasi Penerimaan Pemerintah Daerah Kabupaten Tuban. Lampiran 5 : Rata-rata Rasio PAD Terhadap TPD, BHPBP Terhadap TPD dan Rasio SD Terhadap TPD Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Madiun serta Kabupaten Tuban. Lampiran 6 : Sektor Pertanian Lumbung Kedelai Nasional Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi. Lampiran 7 : Sektor Perdagangan Pasar Legi Kabupaten Blitar. Lampiran 8 : Sektor Industri Brem Kabupaten Madiun. Lampiran 9 : Sektor Pertambangan Bukit Kapur Kabupaten Tuban. xiii

xiv ANALISIS TINGKAT KEMANDIRIAN KEUANGAN DI KABUPATEN BANYUWANGI, KABUPATEN BILTAR DAN KABUPATEN MADIUN SERTA KABUPATEN TUBAN Oleh Ardhana Nikwari Abstraksi Dalam melaksanakan otonomi daerah di Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Madiun serta Kabupaten Tuban diperlukan kemampuan untuk meningkatkan penerimaan sumber PAD (Pendapatan Asli Daerah) yang sudah ada maupun dengan penggalian sumber PAD yang baru sesuai dengan ketentuan yang ada serta memperhatikan kondisi dan potensi ekonomi masyarakat. Dalam melaksanakan upaya peningkatan penerimaan daerah, perlu diadakan analisis potensi dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), peningkatan terhadap Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak (BHPBP), dan Sumbangan Daerah. Agar dapat menopang penerimaan daerah digunakan suatu indikator untuk mengukur emampuan keuangan daerah tersebut. Indikator desentralisasi fiskal adalah rasio antara Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Total Pendapatan Daerah (TPD), rasio antara Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak (BHPBP) terhadap Total Pendapatan Daerah (TPD), dan rasio Sumbangan Daerah (SD) terhadap Total Pendapatan Daerah (TPD). Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah PAD, BHPBP, SD, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Madiun serta Kabupaten Tuban. Teknik analisa yang digunakan yaitu Indeks Desentralisasi Fiskal, sedangkan pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan dan BPS (Badan Pusat Statistik). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dengan perhitungan Indeks Desentralisasi Fiskal menunjukkan hasil bahwa kondisi kemampuan keuangan daerah Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Madiun serta Kabupaten Tuban masih belum mandiri karena peranan PAD dan juga BHPBP sangatlah kecil apabila dibandingkan dengan bantuan dana dari pusat. Pola hubungan yang terjadi antara pemerintah pusat dengan pemerintah di Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Madiun serta Kabupaten Tuban adalah pola hubungan intsruktif. Kata kunci : Desentralisasi fiskal, Kemandirian, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Madiun serta Kabupaten Tuban. xiv

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuntutan reformasi di segala bidang yang didukung oleh sebagian masyarakat Indonesia dalam menyikapi berbagai permasalahan di daerah akhirakhir ini, membawa dampak terhadap hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Salah satu unsur reformasi total tersebut adalah tuntutan pemberian otonomi yang luas kepada daerah (pemerintah daerah), yang di kenal dengan kebijakan otonomi daerah. Dalam pelaksanaan diharapkan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan, keadilan, potensi dan keanekaragaman daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jadi otonomi daerah merupakan sarana untuk meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin membaik. (Haryati, 2006 : 1) Alasan-alasan yang menyebabkan lahirnya tuntutan tersebut. Adalah pertama, intervensi pemerintah pusat yang terlalu besar di masa yang lalu telah menimbulkan masalah rendahnya kapabilitas dan efektifitas pemerintah daerah dalam mendorong proses pembangunan dan kehidupan demokrasi di daerah. Hal tersebut menyebabkan inisiatif dan prakarsa daerah cenderung mati sehingga pemerintahdaerah seringkali menjadikan pemenuhan peraturan sebagai tujuan, dan bukan sebagai alat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Kedua, 1

2 otonomi daerah merupakan jawaban untuk memasuki era new game yang membawa new rules pada semua aspek kehidupan manusia di masa yang akan datang. Di era seperti ini, dimana globalization cascade sudah semakin meluas, pemerintah akan semakin kehilangan kendali pada banyak persoalan, seperti pada perdagangan internasional, informasi, serta transaksi keuangan (Mardiasmo, 2002 : 3-4). Pembangunan Nasional harus dilaksanakan melihat berbagai potensi yang ada dan harus dimanfaatkan seefisien mungkin. Mengingat keterbatasan tenaga yang profesional maupun dana yang tersedia maka Pembangunan Nasional dilaksanakan secara bertahap melalui perencanaan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Pembangunan itu sendiri tentunya memerlukan biaya yang sangat besar. Kondisi yang demikian itu akan mendorong para pelaku pembangunan untuk lebih berorientasi kepada kemampuan sendiri. Dengan mengacu pada pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 tentang asas Desentralisasi maka dalam rangka melaksanakan pembangunan yang merata, berdaya guna, dan berhasil guna maka dibentuklah Daerah Otonomi (Anonim, 2004 : 8) Otonomi bagi daerah mempunyai banyak tujuan, salah satunya adalah guna menambah kelancaran pembangunan di daerah dan terciptanya suatu kesinambungan pertumbuhan pembangunan yang dicapai serta pemerataan hasilhasilnya. Guna mewujudkan fenomena diatas satu hal yang harus dimiliki oleh daerah yaitu kemampuandalam penyediaan pembiayaan pembangunan yang bertumpu pada sumber Pendapatan Asli Daerah yang lebih besar. Kebutuhan

3 penyediaan dan pembangunan ini dirasa sangat penting dan relevan dengan konsepsi Otonomi Daerah yang nyata, dinamis dan bertanggung jawab karena pada dasarnya yang hendak dibangun serta ditingkatkan adalah kekuatan pembangunan dalam masyarakat itu sendiri. Dalam melaksanakan otonomi daerah di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Madiun maka diperlukan kemampuan untuk meningkatkan kemampuan keuangan sendiri yakni dengan upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), baik dengan meningkatkan penerimaan sumber PAD yang sudah ada maupun dengan penggalian sumber PAD yang sesuai dengan ketentuan yang ada serta memperhatikan kondisi dan potensi ekonomi masyarakat. Dalam melaksanakan upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), perlu diadakan analisis potensi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan peningkatan terhadap Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak agar dapat menopang dari suatu penerimaan daerah tersebut. Indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan keuangan daerah tersebut adalah indikator desentralisasi fiskal. Indikator desentralisasi fiskal adalah rasio antara PAD dengan total penerimaan daerah. Rendahnya PAD suatu daerah bukanlah disebabkan oleh karena secara struktural daerah memang miskin atau tidak memiliki sumber-sumber keuangan yang potensial, tetapi lebih banyak disebabkan oleh kebijakan pemerintah pusat. Selama ini sumber-sumber keuangan yang potensial dikuasai oleh pusat. Adapun PAD pada Kabupaten Banyuwangi tahun 2009 adalah Rp. 1.049.309.732,-, pada

4 tahun 2010 PAD Kabupaten Banyuwangi meningkat sebesar Rp. 1.060.226.491,-, pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi Rp. 1.211.463.765,-. PAD Kabupaten Blitar pada tahun 2009 sebesar Rp. 901.207.592,-, tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar Rp. 928.965.249,-, PAD Kabupaten Blitar tahun 2011 mengalami peningkatan Rp. 1.118.580.455,-. Pada Kabupaten Madiun tahun 2009 PAD sebesar Rp. 638.594.835,-, pada tahun 2010 meningkat sebesar Rp. 683.032.120,-, kemudian pada tahun 2011 PAD meningkat menjadi Rp. 861.905.959,-. PAD Kabupaten Tuban tahun 2009 adalah Rp. 752.572.365,-, pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar Rp. 821.582.427,-, pada tahun 2011 PAD Kabupaten Tuban juga mengalami peningkatan sebesar Rp. 1.049.552.188,-. (Anonim, 2011 : 515-544) Data keuangan daerah yang memberikan gambaran statistik perkembangan anggaran dan realisasi, baik penerimaan maupun pengeluaran dan analisa terhadapnya merupakan informasi yang penting terutama untuk membuat kebijakan dalam pengelolaan keuangan daerah dan melihatkemampuan atau tingkat kemandirian daerah. Oleh karena itu untuk terciptanya kemandirian pada Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Madiun, pemerintah pusat memberikan otonomi kepada pemerintahan daerah agar dapat menyelenggarakan pemerintahannya sendiri. Dengan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sehingga pembangunan di daerah diarahkan agar lebih mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

5 Berdasarkan uraian di atas, perlu diteliti mengenai kinerja keuangan daerah di Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Madiun dalam masa otonomi daerah. Oleh karena itu penulis mengambil judul Skripsi dengan judul Analisis Tingkat Kemandirian Keuangan di Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar Dan Kabupaten Madiun Serta Kabupaten Tuban. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka dapat dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah PAD (Pendapatan Asli Daerah) dapat mendukung Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Madiun serta Kabupaten Tuban untuk menuju mandiri? 2. Apakah BHPBP (Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak) dapat mendukung Kabupaten banyuwangi, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Madiun serta Kabupaten Tuban untuk menuju mandiri? 3. Apakah SD (Sumbangan Daerah) dapat mendukung Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Madiun serta Kabupaten Tuban untuk menuju mandiri? 4. Apakah indeks desentralisasi fiskal di Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Madiun serta Kabupaten Tuban sudah mandiri?

6 1.3. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat mendukung Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Madiun serta Kabupaten Tuban menjadi daerah yang mandiri. 2. Untuk mengetahui BHPBP (Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak) dapat mendukung Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Madiun serta Kabupaten Tuban menjadi daerah yang mandiri. 3. Untuk mengetahui SD (Sumbangan Daerah) dapat mendukung Kabupaten Banyuwangi Kabupaten Blitar dan Kabupaten Madiun serta Kabupaten Tuban menjadi daerah yang mandiri. 4. Untuk mengetahui indeks desentralisasi fiskal di Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Madiun serta Kabupaten Tuban sudah mandiri. 1.4. Manfaat Penelitian Sesuai dengan latar belakang permasalahan yang telah di kemukakan di atas maka dari hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan otonomi daerah agar dapat berjalan dengan baik dan lancar. Serta masukan dalam rancangan penyusunan keuangan daerah (APBD) dalam program pembangunan.

7 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Madiun dan Kabupaten Tuban serta Kabupaten Blitar dalam menentukan kebijaksanaan selanjutnya yang berkaitan dengan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Madiun, serta Kabupaten Tuban, dan usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk menggali sumber-sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang lain untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Madiun serta Kabupaten Tuban. 3. Sebagai sumber atau bahan informasi bagi penelitian-penelitian yang selanjutnya dan dapat memberikan manfaat yang berhubungan dengan penelitian ini. 4. Sebagai bahan penerapan teori-teori yang diperoleh dari bangku kuliah baik diperoleh secara langsung maupun tidak langsung serta dapat membandingkan dengan kenyataan yang ada, khususnya yang berhubungan dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Madiun serta Kabupaten Tuban.