PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INCONESIA NO. POL : 6 TAHUN 2006 TENTANG PEMBINAAN KEPOLISIAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG

2012, No.74 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KOORDINASI, PENGAWASAN, DAN PEMBINAAN TEKNIS TERHADAP KEPOLI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL.: 10 TAHUN 2006 TENTANG PANDUAN PENYUSUNAN NOTA KESEPAHAMAN

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HUBUNGAN DAN KERJA SAMA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA. No. Pol.: 17 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN BADAN USAHA JASA PENGAMANAN

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN KETUA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM OPERASIONAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HUBUNGAN DAN KERJA SAMA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

2017, No Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 324, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5793); MEMUTUSK

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGAMANAN EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2007 TENTANG KOORDINASI, PENGAWASAN DAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG DAERAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA KEP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2018 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PENGAMANAN EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

2012, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERHUTANI NOTA KESEPAHAMAN ANTARA PERUSAHAAN UMUM (PERUM) KEHUTANAN NEGARA DENGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN KEPOLISIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.539, 2009 KEPOLISIAN. DIKLAT. PPNS. Instansi. Pembinaan. Penyelenggaraan

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG BIMBINGAN PENYULUHAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA, KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PENANGANAN GELANDANGAN DAN PENGEMIS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN RI. Jabatan Fungsional. Rumpun Kesehatan.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 9 SERI D

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DENGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 53 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN PELAKSANAAN TUGAS PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Pemberhentian, dan Tata Kerja Penasihat Ahli Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; Mengingat : Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PASURUAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Pasal 1 Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan: 1. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Ang

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 5 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN DIREKTUR INTELIJEN KEAMANAN KEPOLISIAN DAERAH KALIMANTAN TIMUR NOMOR TAHUN 2012

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2013

PUSANEV_BPHN PERANAN POLRI MEMELIHARA KAMTIBMAS DAN MENEGAKKAN HUKUM. Oleh: Kombes Pol. DR. W. Marbun, S.H.,M.Hum Analis Utama Divkum Polri.

PERATURAN KEPALA DIVISI HUKUM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR >TAHUN 2011

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA. Kartu Tanda Anggota. Kartu Istri/Suami.

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA KEDIRI

OANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG TUGAS FUNGSIONAL KEPOLISIAN DAERAH NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG

: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 29 TAHUN 2005

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MARKAS BESAR PEDOMAN CARA PENYUSUNAN HUBUNGAN TATA CARA KERJA (HTCK) DI LINGKUNGAN POLRI

2011, No Menetapkan : 4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI WILAYAH DUSUN BUNCIT DESA LEMBAR SELATAN KEC. LEMBAR KAB. LOMBOK BARAT TANGGAL 29 SEPTEMBER 2016

BUPATI SIGI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KONAWE UTARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA A KERJA POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KONAWE UTARA

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, HAK DAN KEWAJIBAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2010 S A L I N A N

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 7 Tahun 2000 Seri D PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DIVISI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

4. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Re

Menimbang : a. bahwa untuk memperoleh tenaga Satuan Pengamanan

PERATURAN KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT POLRI NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA DAN DOKUMEN INFORMASI

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI DESA GUNUNG MALANG KEC. PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR TANGGAL 28 JANUARI 2016

PERATURAN KEPALA BADAN INTELIJEN KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG SEKRETARIAT PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INCONESIA NO. POL : 6 TAHUN 2006 TENTANG PEMBINAAN KEPOLISIAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang a. bahwa dalam rangka mengantisipasi kecenderungan meningkatnya gangguan Kamtibmas sebagai residu dari proses pembangunan di era globalisa.;i, maka dirasakan perlu ditingkatkan upaya pemberdayaan pengemban fungsi Kepolisian terbatas di bidangnya yaitu disebut Kepolisian Khusus; b. bahwa dalam memfasilitasi pemberdayaan pmgemban fungsi Kepolisian Khusus lebih dititik oera.l.an pada kegiatan pembinaan fungsi teknis Kepo'isian; c. bahwa berdasarkan pertim bangan sebagaim ana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan P eraturan Kepala Kepolisian N e g a ia Republik Indonesia tentang Pembinaan Kepolisian Khusus; Mengingat 1. Undang-Undang Nom or 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lenbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2 Tambahan Lembaran Negara Republik Ir.doncsia Nomor 4168); 2. Keputusan Presiden Republik Indonesia! omor 70 Tahun 2002 te n ta n g O rganisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia; MEMUTUSKAN : Me letapkan PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBINAAN KEPOLISIAN KHUSUS Oab 1...

BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Polri adalah Kepolisian Nasional yang merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan peran m em elihara keam anan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada m asyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri. 2. Kepolisian Khusus yang selanjutnya disebut Polsus adalah Instansi dan /atau Badan Pemerintah yang oleh atau atas kuasa undang-undann diberi wewenang untuk melaksanakan fungsi Kepolisian di bidang teknisnya masing-mas'ng. 3. Koordinasi adalah tatanan hubungan kerja yang rrienyangkut bidang fungsi Kepolisian atas dasar sendi-sendi hubungan fungsional dengan mengindahkan hierarki masing-masing. ^. Pengawasan adalah proses pengamatan terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan fungsi teknis Kepolisian yang dilaksanakan oleh Polsus untuk menjamin agar seluruh kegiatan fungsi Kepolisian dapat berjalan sesuai ketentuan peraturan psrundang-undangan. 5. Pembinaan fungsi teknis Kepolisian adalah segala usaha dan kegiatan untuk memberikan petunjuk, pendidikan dan pelatihan kepada Polsus yang bersifat teknis dan diperlukan oleh Instansi yang bersangkutan. 5. Kepala Kepolisian Khusus adalah Pejabat yang membawahi dan atau membidangi urusan Polsus yang masuk ruang lingkup fungsional Instansi yang bersangkutan. Bab 11...

BAB I I TUGAS POKOK, FUNGSI DAN PERANAN POLSUS Pasal 2 Polsus bertugas melaksanakan sebagian fungsi Kepoiisian baik secara preemtif, preventif dan represif non yustisiil menurut per^-turan perunclang-undangan yang memberi kewenangan kepadanya. Pasal 3 Polsus berfungsi meiaksanakan usaha dan kegiatan pengamanan dalam rangka penegakan peraturan perundang-undangan di bidangnya masing-masing secara preemtif, preventif dan represif non yustisiil. Pasal 4 Polsus dalam melaksanakan tugas dan fungsi berperan: a. menerapkan sanksi-sanksi sesuai peraturan perundang-undangan; b. sebagai mitra Polri dalam melaksanakan tugas penegakan peraturan perundang-undangan, yang bersifat preemtif, preventif dan represif non yustisiil; c. menangkal, menangkap, menyelidiki, serta membuat laporan kejadian atas setiap kegiatan yang ditanganinya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB I I I KOORDINASI, PENGAWASAN DAN PEMBINAAN TEKNIS KEPOLISIAN Bagian Kesatu Koordinasi.^ascl 5...

Pasal 5 Polri menyelenggarakan koordinasi dengan Departemen /Instansi/ Badan yang membawahi/memiliki Polsus, dalam rangka : a. b, c. e. merumuskan kebijakan dalam bentuk Memorandum o f Understanding /MoU, arahan, pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, petunjuk lapangan, instruksi dan tata kerja; melakukan pengkajian dan penyempurnaan piranti lunak dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi tugas Polsus; melakukan tukar-menukar informasi dalam rangka penanggulangan Kamtibmas di lingkungan kerjanya; melakukan kegiatan operasi bersama yang bersifat Preemtif, Preventif dan Represif Non-Yustisiil; memberikan bantuan personel Polri dalam rangka memback - up kegiatan Polsus. Bagian Kedua Pengawasan Pasal 6 Polri melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan fungsi Kepolisian yang diemban oleh Polsus berupa : a. registrasi, penggunaan atribut dan pemberian Kartu Tanda Anggoti (KTA) Polsus; b. pendataan kasus-kasus yang ditangani oleh Polsus; c. menerima laporan terhadap penggunaan, perawatan, pemeliharaan serta penyim panan sen jata api dan am unisi serta a la t-a la t perlengkapan Polsus lainnya. Bagian...

Bagian Ketiga Pembinaan Teknis Pasal 7 Polri melaksanakan bantuan pembinaan fungsi teknis Kepolisian terhadap pelaksanaan tugas Kepolisian yang diemban oleh Polsus berupa : a. pendidikan dan latihan teknis Kepolisian; b. penggunaan alat peralatan dan kelengkapan Polsus; c. kegiatan lain yang berkaitan dengan kelancaran pemoinaan teknis maupun operasional Polsus. Pasal 8 Materi bantuan pembinaan teknis Kepolisian yang dilaksanakan sf.t aiiaimana dimaksud dalam Pasal 7, berupa ; a. intelijen dasar; ' b. penjagaan; c. pengawalan; - d. penyelidikan; e. penyidikan; f. manajemen penanganan barang bukti; g. nenanganan perkara; h. kegiatan lain yang berkaitan dengan kelancaran operaslou.-'l Polsus. Bao IV...

BAB IV PEMBINAAN POLSUS Pasal 9 Sasaran Pembinaan Kepolisian Khusus meliputi : a. semua Instansi atau Badan Pemerintah yang oleh atau atas kuasa undang-undang diberikan wewenang untuk melaksanakan fungsi Kepolisian di bidangnya masing-masing; b. seluruh Sumber Daya Manusia Polsus beserta perlengkapannya; c. hasil pelaksanaan tugas Polsus dalam lingkungan Instansi Polsus, dalam bentuk preemtif, preventif maupun represif non yustisiil. Pasal 10 Pembinaan Polsus oleh Polri dilaksanakan secara berjenjang dari tingkat Mabes Polri sampai tingkat Kewilayahan. Pasal 11 (1) Pembinaan Polsus tingkat Mabes Polri dilakukan dengan ketentuan; a. Deops Kapolri selaku k o o rd in a to r Polsus tin g k a t Pusat melakukan hubungan kerjasama/koordinasi fungsional dengan Pimpinan tertinggi/kepala Instansi yang membawahi langsung Polsus untuk menentukan kebijaksanaan yang bersifat nasional; b. Karo Binpolsus dan PPNS Sdeops Polri selaku penanggung jawab Pembinaan Polsus bertugas merumuskan kebijaksanaan Pimpinan dalam rangka pembinaan teknis Kepolisian, pelaksanaan koordinasi dan pengawasan Polsus; c. Kepala Bagian Pembinaan Polsus (Kabag Bin Polsus) selaku pelaksana koordinasi dan pengaw asan Polsus sehari-hari bertugas menyelenggarakan pem binaan teknis Kepolisian, pendidikan dan p elatih an, pelaksanaan koordinasi serta pengawasan yang bersifat nasional/terpusat. (2) Dalam...

(2) Dalam penentuan kebijaksanaan yang bersifat nasional r-t:bagaimana dimaksud pada a y a t(l) huruf a dilaksanakan melalui rapat pleno yang diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap 6 (enam ) bulan, yang dituangkan dalam bentuk : a. Peraturan; b. Keputusan; c. Instruksi bersama atau sejenis; d. Produk yang bersifat mengatur lainnya. (3) Kabag Bin Poisus sebagaim ana dim aksud pada ayat (1 ) huruf c melakukan koordinasi dengan Pejabat Polsus yang dicun.iuk melalui p e rte m u an /ra p at secara in s id e n til/p rio d ik " n tu k m.m entiikan kebijaksanaan pimpinan guna menjamin tercapainya sasaran yang diprogramkan secara berhasil guna d? n berdaya guna. Pasal 12 (1) Pembinaan Polsus tingkat Kewilayahan dilakukan dengan ketentuan a. Kapolda selaku koordinator Polsus tingkat Polda melakukan hubungan kerja sama'/koordinasi fungsional dengan Pimpinan tertinggi/kepala Instansi yang m em bawahi langsung Polsus tingkat Kewilayahan; b. Karo Bina Mitra Polda bertugas m erumuskan keb'jaksanaan Pimpinan tingkat Polda dalam rangka pembinaan tekr.is Kepolisian, pelaksanaan koordinasi dan pengawasan kepada poi:;us; (2) Dalam penentuan kebijaksanaan yang bersifat Kewilayahan sebagaimana dimaksud pada a y a t(l) huruf a merupakan penjabaran kebijaksanaan Pimpinan tingkat Pusat yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat dan dilaksanakan melalui rapat pleno yang diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap 6 (enam) bulan Pasal 13...

Pasal 13 Pembinaan Polsus tingkat Polwil/Polwiltabes dilakukan oleh Kapolwil/ Kapolwiltabes selaku koordinator Polres/Polres Kota dengan melaksanakan pendataan terhadap Sumber Daya Manusia Polsus, alat perlengkapan Polsus dan memback up kegiatan yang dilaksanakan Polres/Polres Kota di wilayahnya. Pasal 14 (1) pembinaan Polsus tingkat Poltabes/Polres Kota/Polres dilakukan oleh Kapoltabes/Kapolres Kota/Kapolres dengan melakukan koordinasi dengan Pimpinan Instansi yang m em iliki/m em bawahi Polsus guna melaksanakan pengawasan dan pembinaan teknis Kepolisian terhadap Polsus di wilayahnya serta memberikan bantuan personel dalam rangka kegiatan bersama; (2) pelaksana harian pelaksanaan pembinaan, koordinasi dan pengawasan terhadap Polsus dilaksanakan oleh Kabag Bina Mitra Poltabes/Polres Kota/Polres. BAB V HUBUNGAN DAN TATA CARA KERJA Pasal 15 Dalam pelaksanaan Pembinaan Kepoiisian Khusus, maka hubungan dan tata cara kerja dapat diiakukan secara langsung menurut kepentingannya baik di tingkat pusat maupun di kewilayahan dengan ketentuan sebagai b e rik u t; a. hal-hal yang menyangkut penentuan kebijaksanaan nasional dilakukan oleh Kapolri/Deops Kapolri bersama-sama Kepala/Pimpinan tertinggi Instansi yang membawahi/memiliki Polsus; di tingkat Pusat Kapolri/ Deops Kapolri dengan Menteri/Dirjen yang bersangkutan, dan yang bersifat operasional, pelaksanaannya didelegasikan kepada Pejabat yang berkompeten; b. hal-hal yang menyangkut penentuan kebijaksanaan di tingkat daerah dilakukan oleh Kapolda bersama-sama Kepala/Pimpinan tertinggi suatu Instansi yang membawahi langsung Kepolisian Khusus di daerah yang pelaksanaannya bisa didelegasikan kepada Pejabat yang bersangkutan; c. penentuan,...

c. penentuan kebijaksanaan dan pelaksanaan kegiatan untuk tingkat Kabupaten / Kota, dilaksanakan oleh Kapolres/Kapolres Kota bersama- sama dengan Kepala Dinas atau Pejabat setingkat d' Instansi, sedangkan Pelaksanaan Bin Korwas Polsus sehari-hari dilaksanakan oleh Kabag Binamitra Polres/Polres Kota. BAB V I KELENGKAPAN DAN PERLENGKAPAN Pasal 16 Guna mendukung kelancaran keharmonisan pelaksanaan tugas, Polsus dilengkapi dengan alat perlengkapan berupa : a. pakaian seragam dinas harian, yang bentuk dan warnanya disesuaikan dengan seragam dinas instansi masing-masing; b. atribut pakaian dinas; c. kartu tanda anggota sebagai Pejabat Kepolisian Khusus; d. senjata api dan atau senjata tajam, yang dalam pelaksanaam ya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; e. alat perlengkapan lain yang pada umumnya dibutuhkan c.al? n pelaksanaan tugas. BAB V II PEMBIAYAAN Pasal 17 (1) Dukungan pembiayaan bagi Polsus diperuntukkan ke dalam pembinaan Sumber Daya Manusia, operasional, kegiatan, serta peigadaan/ perawatan senjata api dibebankan kepada Instansi yang bcnsnr gkutan; (2) Biaya kegiatan bersama Polsus dan Polri dibicarakan secara bersama- sama. Bao V III..

D M D VXAX KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 18 Apabila terjadi perubahan struktur organisasi baik di tingkat Pusat dan/atau di tingkat Kewilayahan, maka Jabatan sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13, Pasal 14, dan pasal 15 menyesuaikan dengan ketentuan yang baru. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 19 Pada saat Peraturan ini mulai berlaku, maka semua ketentuan yang berkaitan dengan Pembinaan Polsus masih tetap berlaku, sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan ini. Pasal 20 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Diteta pkan,^dfcd=alj;a^ pada K EPA L/W Eroto 2006 ^ INDONESIA SUTANTO imojl ^ E t ^ L POLISI