BENGKEL MOTOR KLASIK DAN KAFE OLD DOG DI KOTA YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BENGKEL MOTOR KLASIK DAN KAFE OLD DOG DI KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Museum Transportasi Darat di Bali 1

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Manusia merupakan makhluk sosial dimana mereka saling membutuhkan satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

DI PURWOKERTO BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. keamanan rumah. Namun, sebagai makhluk hidup, anjing memerlukan

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PASAR BURUNG DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Organic

BAB I PENDAHULUAN. yang padat dengan kemacetan lalu lintas sampai dengan jalanan kecil

GEDUNG PAMER DAN LAYANAN PURNA JUAL

Bab I PENDAHULUAN April :51 wib. 2 Jum'at, 3 Mei :48 wib

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pertumbuhan sarana Sports Club atau sarana olahraga di kota kota besar,tidak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Griya Pecinta Anjing Di Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pusat Perawatan Hewan Peliharaan

BAB I PENDAHULUAN. Kemunculan berbagai komunitas otomotif khususnya komunitas mobil

Bab I Pendahuluan. Tabel 1.1. Tabel Hasil Penjualanan Sepeda Motor di Indonesia Tahun2013 Sumber: otonity.com (di unduh pada 1 Januari 2014)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

EXECUTIVE CLUB DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Post Modern

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SPA TERPADU DI KAWASAN BOROBUDUR Penekanan Desain Arsitektur Organik

CLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

wine. 2 Tempat seperti ini dapat digolongkan sebagai wine house atau wine lounge. Tempat yang di dalamnya terdapat sarana sarana pendukung yang dapat

Ahmad Syarif Hidayat Fasilitas Komunitas Kawasaki Motor Sport 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Eksistensi Proyek

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API TUGU YOGYAKARTA DENGAN FASILITAS SHOPPING MALL

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman di era globalisasi ini menuntut aktivitas-aktivitas sosial yang

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

REST AREA JALAN TOL SEMARANG - BATANG

MUSEUM SAINS & TEKNOLOGI di YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. modifikasi sepeda motor untuk medan non-aspal atau off road. Pamor motor trail

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dikutip dari sumber : Daerah Istimewa Yogyakarta Dalam Angka RDTRK yogyakarta, tahun ibid

Bab I Pendahuluan. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Projek Gagasan awal. Projek akhir arsitektur berjudul Pusat Rekreasi dan Interaksi

Medan_Electronic_Mall

REDESAIN SHOWROOM DAN BENGKEL TOYOTA NASMOCO TERPADU DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN

SPORT CLUB DI KAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN INDEPENDENT CAR SHOWROOM DI YOGYAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN. Arvin Dovan Sulaksono

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SHOPPING GREEN MALL DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. C I T Y H O T E L B I N T A N G 3 D I S E M A R A N G I m a n t a k a M u n c a r

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Latarbelakang Pengadaan Proyek

1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek

PUSAT RUMAH MODE (FASHION HOUSE CENTER) DI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

kicau. 1 Memasuki dekade 90-an mulai dapat dijumpai beberapa jenis

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan harus menempatkan orientasi pada kepuasan pelanggan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB 1 PENDAHULUAN. akuarium dan juga para penjual ikan hias serta para pengunjung yang

RUMAH SAKIT HEWAN DI KABUPATEN BANTUL BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR MUSEUM KOPI INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

BAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.

BAB I PENDAHULUAN. terlihat di kota Yogyakarta. Ini terlihat dari banyaknya komunitaskomunitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN STIRENA ROSSY TAMARISKA ( ) 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. (

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Taman Pintar Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan % dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia.

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. obyek perancangan yang akan dilakukan, yaitu Sekolah Tinggi Teknik

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GALERI ARSITEKTUR JAKARTA

BAB II RUANG BAGI KEHIDUPAN

Transkripsi:

BAB I. PENDAHULUAN I.1.1. Latarbelakang pengadaan proyek Seperti diketahui, sepeda motor merupakan salah satu alat transportasi penting dan telah menjadi kebutuhan yang tidak terpisahkan dari masyarakat modern, khususnya masyarakat Indonesia. Namun, beberapa tahun belakangan di kalangan masyarakat khususnya di kota Yogyakarta, muncul anggapan bahwa mengendarai sepeda motor, apalagi sepeda motor dengan kategori motor klasik, bukan lagi menjadi sekadar sarana untuk bertransportasi, melainkan telah menjadi hobi atau gaya hidup. Persepsi ini juga diikuti oleh keberadaan klub-klub sepeda motor yang mewadahi orang-orang dengan hobi yang sama. Dalam perkembangannya, para pemilik motor-motor klasik telah mempunyai wadah untuk berkumpul dan bersosialisasi, yaitu dengan mendirikan klub motor antik bernama M.A.C.I (Motor Antique Club Indonesia) Yogyakarta. Namun, klub ini belum mempunyai tempat berkumpul yang tetap, tetapi hanya berkumpul di daerah selatan Tugu, sehingga menimbulkan kesan tidak teratur. Gambar 1.1: Lambang Motor Antique Club Indonesia Yogyakarta Sumber gambar : www.macyogya.com Berdasarkan data-data terakhir, jumlah anggota dari M.A.C.I Yogyakarta mengalami pertambahan di tiap periode rekrutmen, lamanya satu periode sama dengan lima tahun. Walaupun tidak secara signifikan, pertumbuhan anggota klub ini memiliki angka yang pasti di tiap periodenya, yang ditunjukkan pada tabel berikut ini : 2

Periode Jumlah anggota terdaftar 1995-2000 305 anggota 2000-2005 474 anggota 2005-2010 515 anggota Tabel 1.1. Perkembangan anggota M.A.C.I Yogyakarta (Sumber data : Sekretariat M.A.C.I Yogyakarta) Secara teratur, anggota aktif klub motor antik ini melakukan pertemuan pada sabtu malam setiap minggu, dan rapat bulanan setiap minggu pertama bulan. Maksud dari pertemuan setiap Sabtu malam adalah sebagai ajang sosialisasi antar anggota untuk mendiskusikan permasalahan seputar motor antik dan perawatannya atau tukar menukar suku cadang motor antik yang memang sudah tidak diproduksi lagi. Sedangkan pertemuan bulanan dimaksudkan untuk menyaring dan mengevaluasi pendapat, keluhan anggota maupun kegiatan yang sudah dan akan dilakukan. Di mata para pemiliknya, sepeda motor klasik ini mempunyai arti mendalam dan sedemikian berharganya, sehingga kendaraan-kendaraan roda dua tua ini mendapat perhatian dan perawatan yang melebihi motor-motor pada umumnya, sehingga terkadang menjadi prioritas utama dalam kehidupan penggemar motor klasik, sehingga muncul gurauan di komunitas pecinta motor klasik yang berbunyi turonggo (kendaraan) nomor satu, kukilo (burung atau binatang peliharaan) nomor dua, garwo (istri) menjadi nomor tujuh. Dari istilah tersebut, walaupun diucapkan dalam istilah Jawa, dapat disimpulkan betapa berharganya motor-motor tua di mata pemiliknya, mengalahkan kedudukan istri sebagai pendamping hidup. Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang penggemar dan masyarakat luas, motor-motor antik ini adalah jelmaan legenda hidup dan saksi bisu sejarah, yang patut untuk dilestarikan keberadaannya, yang secara khusus terkait dan tidak bisa dilepaskan dari lintasan sejarah kota Yogyakarta pada masa lampau. 3

Gambar 1.2 : Suasana Bengkel motor di era 1950-an (Sumber gambar : vintagebike.mag.uk) Motor-motor klasik ini, selain menuntut perawatan khusus dan tidak mudah, juga mempunyai masalah sendiri dengan suku cadangnya yang sudah tidak diproduksi lagi, sehingga terkadang terjadi kanibalisme antara satu motor dengan lainnya. Dengan demikian, hal perawatan dan perbaikan motor - motor tua ini hanya dapat dilakukan oleh bengkel-bengkel dengan kualifikasi sebagai spesialis motor klasik. Permasalahan yang muncul, bengkel-bengkel ini terpusat di kawasan luar kota Yogyakarta, sementara pemiliknya terkonsentrasi di kawasan dalam kota, sehingga para pemilik motor tua merasa kesulitan untuk mereparasi motornya jika terjadi kerusakan pada kendaraannya. Tujuan mendirikan bengkel dan kafe motor klasik di kota Yogyakarta adalah sarana untuk tempat memperbaiki dan merawat motor tua, di samping sebagai ajang berkumpul dari penggemar motor antik yaitu masyarakat luas yang mempunyai ketertarikan pada sepeda motor klasik. Menyikapi hal ini, memunculkan ide untuk merancang bengkel motor klasik dan kafe berlabel Old Dog untuk merespons kebutuhan yang mengemuka. I.1.2. Latarbelakang permasalahan Ide dasar perancangan bengkel dan kafe motor klasik ini adalah tempat melakukan perawatan dan reparasi motor tua yang menawarkan kemudahan akses dari kawasan kota, dan sebagai salah satu tempat berkumpul bagi pemilik dan penggemar motor-motor antik / klasik. Penggemar yang dimaksudkan disini adalah anggota masyarakat dari berbagai kalangan yang mempunyai ketertarikan pada motor antik. Selain fungsi utama bengkel sebagai tempat 4

memperbaiki kerusakan kendaraan, penyaluran hobi dan pertukaran pendapat antar pemilik motor klasik, maupun bertemu dengan pehobi motor klasik lainnya. Kafe lebih menitikberatkan pada fungsi komersial seperti kafe pada umumnya, yang menggunakan ruangan bengkel yang dirancang dengan analogi sepeda motor klasik, dengan pemandangan motor klasik yang sedang direparasi sebagai daya tarik utama kafe untuk menarik pelanggan yaitu anggota masyarakat yang mempunyai ketertarikan pada sepeda motor klasik. Tuntutan yang akan dipenuhi dengan titik tumpu pada pendekatan analogi sepeda motor BSA B31 yaitu, menghadirkan suasana yang bersifat santai dan non-formal pada tatanan ruang dan wajah bangunan sebagai wadah kegiatan yang ada di Bengkel Motor Klasik dan Kafe Old Dog di kota Yogyakarta. Tata letak dari satu tempat ke tempat lain perlu diperhatikan sesuai dengan urutan awal kegiatan hingga ke akhir kegiatan sesuai dengan pendekatan analogi yang diterapkan. Hal ini akan diwujudkan melalui pengolahan tata letak ruang yang sedemikian rupa terkait dengan terciptanya suasana santai dan non-formal selama berada di Bengkel Motor Klasik dan Kafe Old Dog. I.2. Rumusan permasalahan Bagaimana wujud rancangan bangunan Bengkel Motor Klasik dan Kafe Old Dog di kota Yogyakarta sebagai tempat mereparasi sepeda motor klasik dan sebagai sarana rekreasi atau bersantai - yang menitikberatkan pada pemandangan sepeda motor klasik yang sedang direparasi - melalui tatanan ruang luar dengan pendekatan analogi sepeda motor BSA B31. Gambar 1.3: BSA B31 1956 dan BSA B31 1948 Sumber gambar : TheWorldofMotorcycles.com 5

I.3. Tujuan dan sasaran I.3.1.Tujuan Terwujudnya ruang yang tatanan ruang rancangan bangunan Bengkel Motor Klasik dan Kafe Old Dog di kota Yogyakarta sebagai tempat mereparasi dan sebagai ajang tukar pendapat penggemar sepeda motor klasik yang bersuasana santai dan non-formal dengan pendekatan analogi sepeda motor BSA B31. I.3.2. Sasaran Terwujudnya sebuah fasilitas Bengkel Motor Klasik dan Kafe Old Dog di kota Yogyakarta yang mampu memenuhi sasaran sasaran berikut : Mampu merancang Bengkel motor klasik dan Kafe dengan memenuhi kebutuhan yang mengemuka Mampu memecahkan permasalahan yang diangkat secara arsitektural Mendapatkan hasil analisis penataan ruang yang baik dari teori yang ada sebagai standar perancangan untuk memenuhi kebutuhan fungsi utama Bengkel Motor Klasik dan Kafe Old Dog Merancang bangunan bengkel motor klasik dan kafe dengan pendekatan dan suasana yang memenuhi target pada rumusan permasalahan. I.4. Lingkup studi I.4.1. Materi Studi a.lingkup Spatial - Bagian-bagian obyek studi yang akan diolah sebagai penekanan studi adalah ruang luar b.lingkup Substansial - Bagian-bagian ruang luar pada obyek studi akan diolah sebagai penekanan studi adalah suprasegmen arsitektur pada wajah bangunan, - Bagian-bagian ruang dalam bangunan yang akan diolah sebagai penekanan studi adalah tatanan ruang. 6

I.4.2. Pendekatan studi - Penyelesaian pendekatan studi akan dilakukan dengan pendekatan konstruksi sepeda motor BSA B31 350cc 1956. I.5.Metode Studi I.5.1. Pola Prosedural Menggunakan beberapa metode penelitian yang digunakan dalam proses pengumpulan data hingga proses analisis data dalam proses penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, yaitu : a. Pengamatan Langsung Yaitu penelitian dengan pengamatan langsung terhadap objek. Metode pengamatan langsung ini merupakan bagian dari tinjauan observasi yang dilakukan secara langsung dengan cara mewawancarai orang orang di kota Yogyakarta terkait motor klasik dan mendokumentasikan hasil pengamatan lapangan tentang situasi dan kondisi bengkel motor klasik dan atau kafe yang telah ada. b. Pengamatan Tidak Langsung Yaitu proses yang dilakukan untuk memperoleh data yang terkait dengan perencanaan dan perancangan Bengkel Motor Klasik dan Kafe Old Dog di kota Yogyakarta. Metode pengamatan tidak langsung ini dapat dilakukan dengan cara yaitu : Studi literatur, studi pustaka dan internet sebagai media pengumpulan data 7

I.5.2.Tata langkah Introduksi tentang motor tua dan komunitas penggemarnya di kota Yogyakarta BAB.I PENDAHULUAN Potensi pengadaan proyek yang ditujukan bagi pemilik motor klasik di kota Yogyakarta Pengadaan Bengkel Motor Klasik dan Kafe Old Dog di kota Yogyakarta LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Bengkel dan kafe motor klasik ini adalah tempat melakukan perawatan dan reparasi motor antik LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Pengolahan tata letak dan wajah bangunan dengan pendekatan teori analogi dari Sepeda Motor BSA B31 Sebagai tempat penyaluran hobi dan pertukaran pendapat antar pemilik motor tua, serta sarana bagi pemilik motor tua untuk mengatasi kesulitan suku cadang dengan cara barter antar pemilik. Desain tata ruang yang dapat menunjang suasana dari bengkel motor tua itu adalah desain ruang dalam dan luar yang ditata menurut analogi bentuk dari sepeda motor BSA B31. RUMUSAN PERMASALAHAN Bagaimana wujud rancangan bangunan Bengkel Motor Klasik dan Kafe Old Dog di kota Yogyakarta sebagai tempat mereparasi sepeda motor klasik dan sebagai sarana rekreasi atau bersantai - yang menitikberatkan pada pemandangan sepeda motor klasik yang sedang direparasi - melalui tatanan ruang luar dengan pendekatan analogi sepeda motor BSA B31 Teori tentang analogi bentuk Teori kategorisasi tentang suprasegmen arsitektur Batasan tentang teori tatanan ruang luar BAB IV. TINJAUAN PUSTAKA BAB.III Tinjauan tentang Bengkel dan Kafe BAB.II Tinjauan komunitas motor tua di Yogyakarta BAB V. ANALISIS Pengolahan suprasegmen arsitektur melalui desain tata ruang dengan pendekatan analogi bentuk Pengolahan suprasegmen arsitektur ruang dalam yang bersuasana santai dan non-formal Pengolahan variasi suprasegmen arsitektur yang bersuasana santai dan non-formal berdasarkan pendekatan analogi bentuk ANALISIS PROGRAMATIK Analisis perencanaan Analisis perancangan BAB VI. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KONSEP PERANCANGAN BENGKEL MOTOR KLASIK DAN KAFE OLD DOG DI KOTA YOGYAKARTA I.6.Sistematika Pembahasan Konsep Programatik dan Konsep Penekanan Desain KONSEP PERENCANAAN BENGKEL MOTOR KLASIK DAN KAFE OLD DOG DI YOGYAKARTA 8

Sistematika pembahasan yang diterapkan secara runtut adalah sebagai berikut : 1.BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang,materi yang akan diulas dan ditulis, tujuan dan sasaran, metode penulisan dan sistematika pembahasan tentang bangunan bengkel dan kafe motor tua ini. 2.BAB II: MOTOR KLASIK DAN KOMUNITAS PENGGEMARNYA DI YOGYAKARTA Bab ini berisikan data yang didapat dari tinjauan teori dan pengamatan langsung dilapangan yang berhubungan dengan penyusunan dan penulisan makalah ini. 3.BAB III : TINJAUAN TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA SEBAGAI LOKASI BENGKEL DAN KAFE Bab ini berupa studi literatur tentang bangunan bengkel motor klasik dan kafe yang meliputi definisi proyek,definisi motor klasik, fungsi bangunan bengkel dan kafe,dan pelaku yang terlibat. Studi literatur dapat berupa studi studi referensi dan bahan, maupun teori-teori yang didapat dari perkuliahan, sehingga dapat mendukung penyusunan dan penulisan makalah ini 4.BAB IV : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini merupakan studi literatur yang memadankan teori dan kenyataan di lapangan 5.BAB V : ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Bab ini mencakup analisis-analisis mengenai perencanaan dan perancangan dari bengkel motor klasik dan kafe. Meliputi analisis pelaku dan kegiatan, ruang dan besaran ruang serta tapak. 6.BAB VI : KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Bab ini mencakup konsep perencanaan dan perancangan yang akan dilaksanakan dalam rangka mendesain bangunan bengkel motor klasik dan kafe. 9