BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menyesatkan stakeholder mengenai kinerja ekonomi perusahaan maupun

BAB I PENDAHULUAN. Roychowdury (2006) mendefinisikan real activities manipulation sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laba telah menjadi indikator umum bagi pihak manajemen dan pihak

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku pasar modal memerlukan informasi untuk mengambil

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (judgement) dalam pelaporan keuangan, sehingga dapat menyesatkan stakeholders

BAB I PENDAHULUAN. berguna bagi keputusan bisnis ( FASB, 1978). Informasi yang umumnya

BAB I PENDAHULUAN. kenyataannya, informasi yang diberikan perusahaan dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk pihak intern dan ekstern perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. Pihak - pihak yang terlibat dalam suatu perusahaan (principal dan. menyebabkan munculnya hubungan agensi antara principal (pemegang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan politik di Indonesia dan dunia yang sangat fluktuatif belakangan ini

BAB I pihak - pihak yang memiliki kepentingan antara pemilik dan manajemen sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. Peran dari laporan keuangan adalah sebagai salah satu sumber informasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat menghasilkan laba yang tinggi pula dan dengan laba tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi di berbagai negara. Krisis ekonomi global mulai

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sesuai dengan yang. dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat bagi pihak manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang mencari informasi bahkan menjadi referensi guna dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya laporan keuangan diungkapkan Belkoui (1993) dalam

ANALISIS PENGATURAN LABA ( EARNINGS MANAGEMENT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I Investor asing yang berasal dari negara dengan label good governance dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, auditor juga diwajibkan untuk mendeteksi adanya fraud dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perusahaan umumnya memiliki tujuan untuk memaksimalkan kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan alat utama bagi para manajer untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Informasi tentang laba (earnings) mempunyai peran sangat

BAB I PENDAHULUAN. adalah membuat laporan keuangan perusahaan. Fokus utama laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan Teori Keagenan :

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal penyediaan barang dan jasa yang bermutu, tetapi juga dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan (return) atas UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham

PENDAHULUAN. yang go public. Dividen merupakan bagian dari laba perusahaan yang dibagikan

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan sektor penting dalam meningkatkan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. satu pelaku pasar modal, investor berkepentingan untuk menentukan nilai

BAB I perusahaan dan arus kas masa depan. Informasi laba harus terlihat baik guna

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dapat melihat kinerja dari suatu perusahaan. Informasi laba yang diberikan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. antara pemilik perusahaan (principal), manajemen (agent), dan karyawan.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dalam mengambangkan usahanya, globalisasi juga dapat memberikan

BAB I. sangat panjang (going concern). Hal ini berarti dapat diasumsikan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan dapat memberikan informasi kepada para. investor dan kreditor dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, dan bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. mencemaskan keadaan yang akan terjadi selanjutnya, jika unsur-unsur pembentuk

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas audit yang baik ditandai dengan adanya pelatihan serta keahlian industri

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraud merupakan topik yang hangat dibicarakan di kalangan praktisi maupun

BAB I PENDAHULUAN. primary users (investor dan kreditor) yang telah dan/atau akan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semakin ketat, salah satunya adalah bank. Bank berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan jumlah perusahaan go public. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik (SPAP), SA Seksi 431 (2001: 431.1), disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan pertimbangan (judgement)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mauliano (2009) pasar modal yang mengalami kenaikan (bullish) atau

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan kinerja keuangan entitas. Laporan keuangan menunjukkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. dan manipulasi semua jenis informasi keuangan. Bahkan saat ini banyak. earnings restatements dan manipulasi earnings oleh

BAB I PENDAHULUAN. saham, kreditor, serta stakeholders lainnya dan laporan keuangan fiskal

BAB I PENDAHULUAN. pengungkapan yang sifatnya wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan didirikan dengan tujuan yang jelas yaitu untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. mekanisme transaksi saham yang fair. Namun transaksi saham yang fair sulit

BAB I PENDAHULUAN. Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui. informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan publik yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan komponen penting dalam perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (risk-oriented effort). Salah saji bisa disebutkan dalam asersi manajemen

BAB I PENDAHULUAN. serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang sangat berguna sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pemberian informasi kepada publik dalam rangka pemenuhan hak publik.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia menjelma menjadi kekuatan ekonomi terbesar di Asia tenggara. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi. Menurut IAI (2011) tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sejalan dengan kesadaran masyarakat dalam menanamkan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data

ABSTRAK. Penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah nilai laba dan aliran kas memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Audit adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang

BAB 1 PENDAHULUAN. (PSAK), yang semula mengacu pada United States Generally Accepted

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang akuntansi, istilah manajemen laba tidak asing lagi di kalangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam struktur penerimaan negara, penerimaan pajak memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan dengan perusahaan lain sehingga dapat menilai apakah

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pasar modal juga, investor dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar. kegiatan perusahaan semakin lebih kompleks.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Total % 2.9% 3.5%

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dalam mengoperasikan bisnisnya. Dari sisi negatif,

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. jangka panjang dari perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. Kasus Enron dan WorldCom yang terjadi pada awal abad ke-21 memang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dirancang untuk menjadi standar akuntansi tunggal yang berlaku secara global.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan yang disusun berdasarkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kontribusi penelitian, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Penelitian ini bertujuan untuk menguji mengenai bagaimana pengaruh tingkat akrual diskresioner perusahaan dan kesulitan keuangan yang dialami perusahaan terhadap kemungkinan 1 dilakukannya manipulasi laporan keuangan oleh perusahaan. Informasi akrual dapat digunakan untuk menentukan terjadinya manipulasi laporan keuangan karena akrual merupakan fokus manajemen dalam mengimplementasikan kebijakannya dengan menggunakan berbagai metode akuntansi (DeFond and Jiambalvo 1994; Dechow, Sloan and Sweeney 1995; Beneish 1997, 1999; Healy and Wahlen 1999; Kothari 2001; DeFond and Subramanyam 1998; Fields, Lys, and Vincent 2001). Selain itu, kesulitan keuangan juga dapat menjadi motivasi utama manajemen untuk melakukan manipulasi. Perusahaan dengan kondisi finansial yang buruk dapat terdorong untuk melakukan manipulasi laporan keuangan dengan harapan untuk meningkatkan kemungkinan memperoleh dana tambahan atau investasi baru agar dapat memperbaiki kondisi keuangan perusahaan (Dechow, Sloan, and Sweeney 1996; Rosner 2003; Hasnan, Rahman, and Mahenthiran 2013). 1 Penelitian ini menggunakan kemungkinan terjadinya manipulasi keuangan karena penggunaan model dari Beneish (1997,1999) merupakan rumus probabilitas terjadinya manipulasi laporan keuangan pada sampel perusahaan yang belum pasti tergolong manipulator. 1

2 Penelitian ini dimotivasi oleh terbatasnya penelitian mengenai manajemen laba yang menggunakan M-Score dari Beneish (1997, 1999). M-score banyak digunakan pada penelitian yang membahas mengenai manipulasi laporan keuangan, yang juga di dalamnya termasuk manajemen laba dan kecurangan (fraud) (Jones, Krishnan, and Melendrez 2008; Goel 2014). Penelitian ini menggunakan definisi manipulasi berdasarkan dari Perols and Lougee (2011, 40) yaitu, given that firms can manipulate financial statements using accounting practices that are within GAAP or outside of GAAP, we define financial statement manipulation as occurring when managers commit financial statement fraud or manage earnings (or both). Variabel manipulasi telah digunakan dalam penelitian-penelitian terdahulu (Beneish 1997, 1999; Jones, Krishnan, and Melendrez 2008; Goel 2014) dengan menggunakan sampel perusahaan yang telah terdeteksi melakukan manajemen laba ataupun kecurangan (fraud). Penggunaan variabel manipulasi pada penelitian ini berperan sebagai jalan untuk tidak secara langsung menilai bahwa perusahaanperusahaan tersebut telah melakukan manajemen laba ataupun kecurangan (fraud). Penelitian ini menggunakan seluruh perusahaan dalam industri manufaktur sebagai sampel. Rumus M-Score dapat digunakan oleh investor untuk menguji kemungkinan terjadinya manipulasi pada perusahaan. Jones, Krishnan, and Melendrez (2008) menguji manipulasi yang terjadi di perusahaan dengan menggunakan berbagai model akrual diskresioner dan menemukan M-Score dapat mendeteksi lebih baik dibandingkan dengan model lainnya. Goel (2014) dengan menggunakan M-Score menemukan adanya manajemen laba dan kualitas

3 pelaporan keuangan yang rendah pada perusahaan-perusahaan yang tergolong terbaik di India. Motivasi manajemen menjadi isu utama untuk menjawab mengapa manajemen terdorong untuk melakukan manipulasi laporan keuangan. Penelitian terdahulu menunjukkan terdapat berbagai motivasi yang mendorong manajemen untuk melakukan manipulasi terhadap laporan keuangan diantaranya adalah untuk menghindari kerugian perusahaan (Burgstahler and Dichev 1997), opsi saham dan kompensasi kas sebagai bonus (Persons 2012) ataupun untuk meningkatkan harga saham (DuCharme, Malatesta, and Sefcik 2001; Cohen and Zarowin 2010) Berdasarkan hasil kajian dari penelitian-penelitian terdahulu tentang manajemen laba, Dechow, Ge, and Schrand (2010) mengungkapkan bahwa perusahaan yang teridentifikasi oleh Accounting and Auditing Enforcement Releases (AAER) melakukan manipulasi didasarkan oleh alasan perjanjian utang, kompensasi manajemen, insentif dari pasar modal dan lemahnya tata kelola perusahaan. Manajer sebagai pihak yang diberikan kepercayaan oleh investor dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk menciptakan kesempatan dan memanfaatkannya untuk melakukan manajemen laba. Manajemen laba dapat dilakukan dengan cara memilih penggunaan metode pelaporan ataupun estimasi yang tidak secara akurat merefleksikan kinerja ekonomik perusahaan (Healy and Wahlen 1999). Selain itu, manajer ataupun pihak yang memiliki kendali atas perusahaan memiliki insentif untuk mengatur laba yang dilaporkan dengan tujuan untuk menyembunyikan kinerja perusahaan dari investor ataupun

4 menyembunyikan manfaat yang diperoleh dari pengendalian yang mereka lakukan (Leuz, Nanda, and Wysocki 2003). Manajemen laba merupakan suatu bentuk manipulasi atas laporan keuangan yang dilakukan oleh manajer. Manipulasi atas laporan keuangan dapat dilakukan dalam bentuk penggunaan atau pemilihan praktik akuntansi yang masih dalam lingkup prinsip akuntansi yang berterima umum atau diluar lingkup tersebut (Erickson, Hanlon, and Maydew 2006; Perols and Lougee 2011). Berbagai teknik manipulasi laba dapat dilakukan oleh manajer, salah satunya adalah dengan mengelola akrual perusahaan sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan ataupun menurunkan laba perusahaan (DeFond and Subramanyam 1998; Kothari 2001; Fields, Lys, and Vincent 2001). Tetapi, peningkatan atau penurunan ini juga dapat menyebabkan timbulnya dampak negatif bagi perusahaan di hadapan para pemangku kepentingan. Penelitian yang dilakukan oleh Dechow and Dichev (2002) menemukan bahwa pengelolaan laba dengan menggunakan akrual dapat menurunkan kualitas dari laba perusahaan. Selain itu manipulasi laba dengan menggunakan akrual diskresioner merupakan tindakan yang memiliki resiko tinggi untuk dideteksi oleh investor ataupun pihak yang memiliki kepentingan (Cohen and Zarowin 2010). Manipulasi atas laporan keuangan yang dilakukan dengan mengabaikan prinsip akuntansi yang berterima umum dikategorikan sebagai financial statement fraud. Fraud terjadi ketika perusahaan yang melakukan pembalikan pendapatan (earnings reversal) dan dihadapkan dengan berkurangnya fleksibilitas untuk melakukan manajemen laba, maka manajer akan beralih melakukan tindakan

5 curang (fraudulent activities) untuk mencapai sasaran yang sebelumnya hanya bisa dicapai dengan mengelola laba (Perols and Lougee 2011). Menurut studi global yang dilakukan oleh Association of Certified Fraud Examiner (ACFE) dengan menggunakan survey online pada tahun 2015, total kerugian akibat fraud adalah $6,3 Milyar dengan rata-rata kerugian setiap kasus sebesar $2,7 Juta. Penyalahgunaan asset (assets misappropriation) merupakan tipe fraud yang paling umum terjadi, dengan total kasus 83% tetapi dengan median kerugian sekitar $125.000, sedangkan untuk korupsi (corruption) total rata-rata kerugian sekitar $200.000. Financial statement fraud merupakan kejadian yang hanya terjadi sekitar 10% tetapi dengan jumlah rata-rata kerugian sekitar $975.000 (ACFE, report to the nations on occupational fraud and abuse, 2016). Kesulitan keuangan (financial distress) dapat menjadi pendorong perusahaan untuk melakukan tindakan manipulasi agar dapat memperbaiki atau menutupi kondisi perusahaan yang memburuk. Tetapi tindakan ini hanyalah menjadi bentuk kosmetik dan tipuan sementara yang hanya menutupi kondisi perusahaan yang sebenarnya dari investor (Purwanti et al. 2015). Hasnan, Rahman, and Mahenthiran (2013) menemukan bahwa perusahaan di Malaysia yang mengalami kesulitan keuangan memiliki hubungan yang positif dengan kemungkinan terjadinya kecurangan dalam pelaporan keuangan (fraudulent financial reporting). Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Butler, Leone, and Willenborg (2004) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara abnormal accrual dengan perusahaan yang menerima opini audit going concern dan mengalami kesulitan keuangan.

6 Indonesia tergolong dalam negara yang memiliki perlindungan investor lebih rendah dari negara seperti Amerika Serikat ataupun Malaysia (La Porta and Lopez-de-Silanes 1998; Leuz, Nanda, and Wysocki 2003; Klapper and Love 2004; Brown, Preiato, and Tarca 2014). Dengan perkembangan pasar modal yang terus meningkat, informasi ataupun berita mengenai perusahaan yang melakukan manipulasi laporan keuangan masih sangat kecil jumlahnya. Penelitian ini dimotivasi karena terdapat bukti bahwa manipulasi laporan keuangan yang banyak terjadi di perusahaan merupakan penyebab kerugian terbesar bagi para investor serta pemangku kepentingan lainnya. Tidak jarang manipulasi laporan keuangan yang terjadi pada perusahaan tidak dapat dengan mudah dideteksi oleh auditor dalam laporan keuangan tahunan. Sehingga, dibutuhkan suatu cara untuk mendiagnosa atau mengetahui tanda-tanda dalam laporan keuangan dan kondisi perusahaan sebagai red flag terjadinya manipulasi laporan keuangan. Perusahaan dapat mengelola laba perusahaan dengan melakukan manipulasi terhadap laporan keuangannya. Berbagai cara dan alasan dapat digunakan oleh manajer perusahaan untuk melakukan manipulasi terhadap laporan keuangan. Sehingga, pertanyaan penelitian pertama dalam penelitian ini adalah menjawab mengenai bagaimana pengaruh tingkat akrual diskresioner perusahaan terhadap kemungkinan terjadinya manipulasi terhadap laporan keuangan perusahaan. Hal ini disebabkan karena akrual diskresioner merupakan suatu elemen dalam laporan keuangan yang dapat di modifikasi oleh manajer atau perusahaan sesuai dengan kebijakannya. Pertanyaan penelitian yang kedua adalah menjawab bagaimana pengaruh kesulitan keuangan terhadap kemungkinan perusahaan untuk melakukan

7 manipulasi terhadap laporan keuangannya. Kesulitan keuangan yang dialami oleh perusahaan dapat mendorong manajemen untuk melakukan manipulasi agar dapat menghindari kebangkrutan dan juga untuk memperoleh tambahan dana sehingga perusahaan dapat keluar dari keadaan tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang pada bagian sebelumnya maka ada beberapa rumusan masalah yang ingin dijawab pada penelitian ini. Rumusan masalah tersebut diantaranya adalah. 1. Apakah terdapat hubungan antara tingkat akrual diskresioner yang dimiliki perusahaan terhadap kemungkinan terjadinya manipulasi pada perusahaan? 2. Apakah terdapat hubungan antara kesulitan keuangan yang dialami oleh perusahaan dengan kemungkinan dilakukannya manipulasi oleh perusahaan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk menjawab rumusan masalah yang telah diuraikan dan akan dijelaskan sebagai berikut. 1. Untuk menguji pengaruh tingkat akrual diskresioner yang dimiliki oleh perusahaan dalam industri manufaktur di Indonesia terhadap kemungkinan terjadinya manipulasi, 2. Untuk menguji pengaruh kesulitan keuangan yang dialami oleh perusahaan dalam industri manufaktur di Indonesia terhadap kemungkinan terjadinya manipulasi.

8 1.4 Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sampel seluruh perusahaan manufaktur di Indonesia. Pengumpulan data sampel perusahaan manufaktur dan laporan keuangannya diperoleh melalui BVD OSIRIS dan website Bursa Efek Indonesia. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah MAN_PROB sebagai kemungkinan terjadinya manipulasi yang diukur dengan menggunakan M-score dari Beneish (1997, 1999) dan variabel independen yang terdiri dari DA dan FIN_DISS yaitu tingkat akrual diskresioner yang diukur dengan model Dechow and Dichev (2002) dan kesulitan keuangan yang diukur dengan EM Z-score oleh Altman (2005). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis ordinary least square (OLS) untuk menguji pengaruh akrual diskresioner dan kesulitan keuangan terhadap kemungkinan terjadinya manipulasi. Software Eviews 8.0 digunakan dalam penelitian ini sebagai alat bantu analisis untuk pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis penelitian. 1.5 Hasil Penelitian Berdasarkan dari hasil uji hipotesis pertama menunjukkan bahwa tingkat akrual diskresioner perusahaan memang mempengaruhi tingkat kemungkinan dilakukannya manipulasi oleh perusahaaan. Selain itu, hubungan antara tingkat akrual diskresioner dan kemungkinan dilakukannya manipulasi adalah positif. Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan dalam industri manufaktur di Indonesia melakukan manipulasi terhadap laporan keuangannya melalui peningkatan laba perusahaan. Hasil uji hipotesis kedua memberikan bukti bahwa kesulitan keuangan juga mempengaruhi bagaimana perusahaan bertindak untuk

9 melakukan manipulasi terhadap laporan keuangannya. Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dapat memilih untuk melakukan manipulasi sebagai salah satu upaya untuk menghindari kebangkrutan. 1.6 Kontribusi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat. Beberapa kontribusi tersebut diantaranya adalah. 1.6.1 Kontribusi literatur Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk literatur mengenai manipulasi laporan keuangan di Indonesia. Penelitian mengenai manipulasi laporan keuangan dengan menggunakan M-Score dari Beneish (1997, 1999) masih belum luas dilakukan dan sangat terbatas. M-Score secara khusus digunakan dalam membuktikan fraud yang terjadi pada perusahaan yang menjadi subyek Accounting and Auditing Enforcement Releases (AAER). Pengunaan M-Score dalam mendeteksi manipulasi laporan keuangan diharapkan dapat digunakan sebagai red flag untuk menutupi kurangnya informasi yang dimiliki oleh investor ataupun pemangku kepentingan mengenai keadaan perusahaan. 1.6.2 Kontribusi praktik Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi untuk membantu dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak hanya sekedar memanfaatkan informasi dari laporan keuangan auditan dan laporan analis tetapi dapat menggunakan M-Score dari Beneish untuk melakukan penilaian terhadap kemungkinan terjadinya manipulasi dalam perusahaan. Selain itu, informasi mengenai kesulitan keuangan perusahaan juga dapat digunakan oleh investor

10 sebagai tambahan dalam melakukan pertimbangan. Hal ini disebabkan karena manipulasi atas laporan keuangan merupakan masalah penting yang tidak mudah untuk dideteksi dan dapat mempengaruhi performa perusahaan pada masa depan. Bagi auditor, penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi sebagai salah satu alat deteksi awal sebelum melakukan pemeriksaan audit. Auditor dapat menggunakan pertimbangan menggunakan model Beneish untuk menentukan luas audit dan menentukan materialitas. Hal ini disebabkan karena manipulasi yang dilakukan manajer atau perusahaan kemungkinan besar sulit terdeteksi apabila hanya menggunakan model analisis sederhana ataupun penggunaan model rasio keuangan. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan mengenai manipulasi laporan keuangan. Akademisi juga dapat mengetahui beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya manipulasi dan dapat memanfaatkan Beneish M-Score untuk penelitian lainnya yang membahas mengenai manipulasi laporan keuangan yang terjadi di Indonesia. 1.7 Sistematika Penulisan Penelitian ini terbagi menjadi lima bagian yang membahas secara rinci mengenai studi yang dilakukan, diantaranya adalah Bab I Pendahuluan, Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis, Bab II Metode Penelitian, Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan Bab V Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran Penelitian. Bagian pertama yaitu pendahuluan yang membahas latar belakang mengenai manipulasi laporan keuangan dilanjutkan dengan rumusan permasalahan mengenai bagaimana pengaruh akrual diskresioner dan kesulitan keuangan

11 terhadap kemungkinan terjadinya manipulasi. Kemudian ditutup dengan pembahasan mengenai tujuan penelitian serta kontribusi yang diharapkan bagi penelitian pada bidang manipulasi di Indonesia. Bagian kedua yaitu kajian pustaka dan pengembangan hipotesis yang memuat mengenai pembahasan regulatory environment di Indonesia dilanjutkan dengan penjelasan singkat mengenai Beneish M-score, kemudian latar belakang teori dan kajian pustaka serta pengembangan hipotesis untuk kedua pertanyaan penelitian. Bagian ketiga atau bab ketiga membahas mengenai metode penelitian yang meliputi kategori pemilihan sampel perusahaan manufaktur yang digunakan, teknik pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel penelitian, dan teknik analisis data. Bagian keempat membahas mengenai pengujian hipotesis penelitian dan pembahasannya yang meliputi pemilihan sampel, analisis deskriptif, analisis uji asumsi klasik, analisis ordinary least square dan pembahasan hasil pengujian. Bab kelima dan yang terakhir dari penelitian ini membahas mengenai kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil pengujian akrual diskresioner dan kesulitan keuangan terhadap kemungkinan terjadinya manipulasi, dilanjutkan dengan keterbatasan serta saran untuk pengembangan bagi penelitian selanjutnya yang membahas mengenai manipulasi ataupun penggunaan M-score untuk penelitian di Indonesia.