I. PENDAHULUAN. Indonesia dan kontribusinya terhadap ekspor non migas nasional cukup besar.

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu tanaman perkebunan

I. PENDAHULUAN (Ditjen Perkebunan, 2012). Harga minyak sawit mentah (Crude Palm

I. PENDAHULUAN. Minyak kelapa sawit merupakan salah satu komoditas pertanian utama dan

I. PENDAHULUAN. Potensi PKO di Indonesia sangat menunjang bagi perkembangan industri kelapa

I. PENDAHULUAN. menghasilkan produk-produk dari buah sawit. Tahun 2008 total luas areal

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

PENDAHULUAN ABSTRACT. Diterima : 21 Agustus 2012 Disetujui : 12 September Korespondensi Penulis :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guenensis JACQ) adalah tanaman berkeping satu

I. PENDAHULUAN. Potensi Indonesia sebagai produsen surfaktan dari minyak inti sawit sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

BAB I PENDAHULUAN. Industri dunia menganalisa peningkatan pasar emulsifier. Penggunaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut

Pengaruh Jenis Asam dan Waktu Reaksi Pemanasan terhadap Karakteristik Produk Etanolisis PKO (Palm Kernel Oil)

1.1 Latar Belakang Masalah

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK LAOS PUTIH (ALPINIA GALANGAS) TERHADAP BAKTERI Escericia coli DAN Salmonella sp. Lely Adel Violin Kapitan 1

LAPORAN PENELITIAN PEMBUATAN MONO DAN DIACYLGLYCEROL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PROSES GLISEROLISIS

BAB I PENDAHULUAN. Pangasidae yang memiliki ciri-ciri umum tidak bersisik, tidak memiliki banyak

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

BAB I PENDAHULUAN. Minyak Kelapa Murni (VCO, Virgin Coconut Oil) berasal dari tanaman

FORMULIR DIREKTORI DOSEN UNIVERSITAS LAMPUNG TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. hasil produksi pengembangan ayam broiler akan semakin tinggi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaesis gueneesis Jacq) merupakan jenis tanaman penghasil

PROFIL KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS PRODUK FRAKSINASI DINGIN CAMPURAN CPO (CRUDE PALM OIL) DAN PKO (PALM KERNEL OIL)

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu bagian tanaman pepaya yang dapat dimanfaatkan sebagai obat

BAB I PENDAHULUAN. Makanan berasal dari bahan pangan yang sudah atau tanpa mengalami

Lestari dan Murhadi Pengaruh Nisbah Total Etanol - PKO...

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengolahan tandan buah segar (TBS) di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dimaksudkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan Nigeria sering menggunakan kombinasi obat herbal karena dipercaya

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelestarian sumber daya alam (Mubyarto, 1994).

KELAPA SAWIT dan MANFAATNYA

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral,

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Ketiga tujuan tersebut antara lain: laba perusahaan yang maksimal,

Havita Dwi Anggasari 1) dan Murhadi 2) Alumni Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2)

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki rencana pengembangan. bisnis perusahaan untuk jangka waktu yang akan datang.

Transesterifikasi parsial minyak kelapa sawit dengan EtOH pada pembuatan digliserida sebagai agen pengemulsi

BAB I PENDAHULUAN. sawit, serta banyak digunakan untuk konsumsi makanan maupun non-makanan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI. APLIKASI KOMBINASI EKSTRAK FULI PALA (Myristica fragrans Houtt) DAN NaCl SEBAGAI PENGAWET PADA MI BASAH MATANG. Oleh : MAULITA NOVELIANTI

dapat dimanfaatkan sebagai obat berbagai macam penyakit. Beberapa yang dilakukan untuk menemukan senyawa-senyawa bioaktif yang

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan (Pembuatan Biodiesel)

V. GAMBARAN UMUM INDUSTRI KELAPA SAWIT INDONESIA

1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan (2014) Gambar 2 Perkembangan Produksi CPO Indonesia

I. PENDAHULUAN. Tempoyak durian yang menjadi makanan khas daerah Lampung, merupakan aset daerah yang ternyata memiliki keunikan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

PENDAHULUAN. semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan dilakukan pengembangan

Deskripsi ASAM LAURAT DARI BUAH KELAPA SEBAGAI ANTI BAKTERI HASIL HIDROLISIS ENZIMATIS MENGGUNAKAN LIPASE

LAMPIRAN 1 DATA BAHAN BAKU

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012 luas perkebunan kakao di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

Indonesia telah menjadi pengimpor minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit periodontitis (Asmawati, 2011). Ciri khas dari keadaan periodontitis yaitu gingiva kehilangan

minyak mimba pada konsentrasi 32% untuk bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, 16% untuk bakteri Salmonella typhi dan 12,5% terhadap

I. PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5)

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP SEL VEGETATIF DAN SPORA

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dicampur dengan tapioka dan bumbu yaitu: santan, garam, gula, lada, bawang

I. PENDAHULUAN. Upaya memenuhi kebutuhan hijauan ternak ruminansia saat ini, para

METODE PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ditanam di hampir seluruh wilayah Indonesia. Bagian utama dari kelapa sawit yang diolah adalah

APPLICATION OF STAR ANISE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Aktivitas antimikroba pada ekstrak sambiloto terhadap pertumbuhan

5 GAMBARAN UMUM AGRIBISNIS KELAPA SAWIT

II. TINJAUAN PUSTAKA. minyak yang disebut minyak sawit. Minyak sawit terdiri dari dua jenis minyak

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Rataan Nilai Warna (L, a, b dan HUE) Dendeng Sapi dengan Metode Perlakuan Curing yang Berbeda

PENGARUH WAKTU REAKSI ETANOLISIS PADA SUHU RUANG TERHADAP RENDEMEN DAN STABILITAS EMULSI PRODUK ETANOLISIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan

BAB I PENDAHULUAN. Makanan gorengan menjadi hal yang tidak terlepas dari konsumsi masyarakat

II. TINJAUAN UMUM MINYAK NABATI DUNIA DAN MINYAK KELAPA SAWIT INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linolenat. Minyak

Skripsi. Oleh ARI WIBOWO

KEMIRI SUNAN. (Aleurites trisperma BLANCO) Kemiri sunan (Aleurites trisperma Blanco) atau kemiri China atau jarak Bandung (Sumedang)

AKTIVITAS ANTIMIKROBIA EKSTRAK RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galangal) TERHADAP PERTUMBUHAN MIKROBIA PERUSAK IKAN DENGAN PENGEMULSI TWEEN 80

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

oleh nilai tukar rupiah terhadap US dollar dan besarnya inflansi.

POPULASI BAKTERI PADA TELUR AYAM LEGHORN SETELAH PENAMBAHAN EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

BAB I. PENDAHULUAN. kerja seluas-luasnya sekaligus pemerataan pembangunan. Data kontribusi sub

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PABRIK ASAM OLEAT DARI MINYAK SAWIT MENTAH DENGAN PROSES CONTINUOUS HIGH PRESSURE SPLITTING AND FRACTIONAL DITILLATION L/O/G/O

BAB I PENDAHULUAN. Seperti firman Allah Subhanahu wa Ta ala dalam Al-Qur an Surat Al-

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan unggulan Indonesia dan kontribusinya terhadap ekspor non migas nasional cukup besar. Dalam enam tahun terakhir hingga Tahun 2008, rata-rata share per tahunnya mencapai sekitar 6,17% dan setiap tahunnya terus mengalami peningkatan (Anonim, 2009a). Pada tahun 2008 luas areal, luas panen dan produksi perkebunan kelapa sawit di Provinsi Lampung, masing-masing mencapai 152.511 Ha, 117.927 Ha, dan 368.259 Ton (Anonim, 2009b). Industri pengolahan buah kelapa sawit dapat menghasilkan produk utama berupa minyak sawit mentah (crude palm oil, CPO) dan bungkil inti sawit (palm kernel) yang banyak digunakan sebagai bahan baku pada agroindustri pengolahan minyak inti sawit (palm kernel oil, PKO). Minyak inti sawit berwarna kuning, dihasilkan dari ekstraksi terhadap daging buah biji (inti) sawit. Komposisi asam lemak PKO berbeda dengan CPO, karena asam lemaknya didominasi oleh asam laurat (12:0) dan asam miristat (14:0), masing-masing mencapai 45 dan 18% (Gurr, 1992). Hanya saja penganekaragaman produk turunan dari kombinasi CPO dan PKO yang berbasis pada pohon industri sawit belum banyak dilaksanakan secara optimal dan berkelanjutan di Indonesia, sehingga Indonesia cenderung mengekspor bahan primer olahan buah sawit baik dalam bentuk CPO dan atau

PKO saja. Dengan semakin berkembangnya areal perkebunan kelapa sawit (perkebunan rakyat, BUMN atau swasta) yang diikuti dengan berkembangnya agroindustri pengolahan buah sawit untuk menghasilkan CPO sebagai bahan baku produk pangan dan non pangan (biodiesel), maka diperkirakan jumlah bungkil (inti sawit) yang dihasilkan juga akan meningkat jumlahnya. Peningkatan jumlah bungkil ini pun akan berdampak pada peningkatan jumlah produksi minyak inti sawit (PKO). Oleh karena itu, terdapat prospek untuk memanfaatkan hasil pengolahan bungkil sawit tersebut menjadi produk fungsional yang bernilai tinggi. Beberapa hasil penelitian telah memberikan indikasi awal bahwa produk etanolisis dari PKO memiliki aktivitas antibakteri dan antikamir serta memiliki sifat sebagai penstabil produk emulsi, walaupun belum optimal terutama terhadap produk emulsi minyak dalam air (oil in water; o/w). Dengan kandungan asam palmitat dan oleat yang tinggi (sekitar 86%) pada CPO yang diharapkan akan berkontribusi pada penguatan sifat emulsifier serta kandungan asam laurat dan miristat (sekitar 65%) yang telah terbukti sebagai substansi antibakteri dan antikamir pada produk etanolisis PKO, maka diharapkan produk etanolisis dari campuran PKO dan CPO dapat berfungsi sebagai pengemulsi sekaligus sebagai pengawet bahan pangan emulsi, baik yang bersifat o/w maupun w/o (water in oil); (Murhadi dan Zuidar, 2009). 1.2. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan komposisi PKO dan CPO terhadap aktivitas anti Staphylococcus aureus, anti Escherichia coli, anti Saccharomyces cerevisiae, anti Bacillus cereus dan anti kultur campuran yang berasal dari kultur santan serta daya stabilitas emulsi dari

produk etanolisis kasar campuran minyak inti sawit (PKO) dan minyak sawit mentah (CPO). 1.3. Kerangka Pemikiran Senyawa antimikroba didefinisikan sebagai senyawa biologis atau kimia yang deapat menghambat pertumbuhan dan aktivitas mikroba (Pelezer dan Reid, 1979). Menurut Fardiaz (1992), zat antimikroba dapat bersifat bakterisidal (membunuh bakteri), bakteristatik (menghambat pertumbuhan bakteri), fungisidal (membunuh kapang), fungistatik (menghambat pertumbuhan kapang), dan germisidal (menghambat germinasi spora bakteri). Berdasarkan penelitian (Murhadi et al, 2010) produk etanolisis dari PKO yang dihasilkan dari reaksi etanolisis pada suhu 40 o C selama 8 menit dengan kecepatan putar 1000 rpm memiliki aktivitas antibakteri dan antikamir serta memiliki sifat sebagai penstabil produk emulsi, walaupun belum optimal terutama terhadap produk emulsi minyak dalam air (oil in water; o/w). Pada CPO kandungan kandungan asam palmitat dan oleat yang tinggi (sekitar 86%) yang diharapkan akan berkontribusi pada penguatan sifat emulsifier serta kandungan asam laurat dan miristat (sekitar 65%) yang telah terbukti sebagai substansi antibakteri dan antikamir. Produk etanolisis dari campuran PKO dan CPO (berbasis sawit) akan dimungkinkan sebagai produk baru bahan tambahan pangan (BTP) yang berperan fungsional (two in one) baik sebagai pengemulsi maupun sebagai pengawet pangan bagi beberapa produk pangan emulsi hasil pabrikasi.

Pada minyak sawit mentah, asam lemak yang dominan adalah asam palmitat (16:0) dan oleat (18:1), sedangkan asam lemak yang dominan dalam minyak inti sawit adalah asam laurat 49% (Murhadi, 2010). Dengan kandungan asam laurat yang tinggi di dalam minyak inti sawit, diduga kuat dapat menghasilkan produk MG yang memiliki aktivitas antimikroba yang tinggi. Hal ini telah dibuktikan bahwa produk mono-digliserida yang dihasilkan dari PKO memiliki aktivitas antibakteri terutama terhadap S. aureus dan E. coli dengan diameter zona hambat antara 7,16 dan 5,91 mm/10 mg ekstrak serta 8,33 dan 5,07 mm/10 mg ekstrak (Lestari dan Murhadi, 2008). Sementara dalam CPO dengan komposisi utama berupa asam palmitat (16:0; 48%) dan asam oleat (18:1; 38%) dengan total mencapai sekitar 86% dari total asam lemak yang ada (Lawson, 1995), berpotensi sebagai emulsifier alami bagi produk pangan emulsi sehingga pencampuran PKO dan CPO dapat menghasilkan produk antimikroba sekaligus emulsifier. Pengujian aktivitas antibakteri dari campuran PKO dan CPO dengan metode difusi agar (sumur) responnya langsung dapat dilihat pada akhir inkubasi berupa timbulnya zona jernih akibat mematikan yang ditimbulkan oleh senyawa antibakteri. Timbulnya zona jernih disekitar sumur, menunjukkan adanya aktivitas bakteriostatik dan bakterisidal dari antibakteri dari produk etanolisis kasar campuran PKO dan CPO. 1.4. Hipotesis Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini terdapat nisbah campuran PKO dan CPO yang dapat menghasilkan produk etanolisis yang mempunyai aktivitas

antibakteri terhadap bakteri penguji yang digunakan dan daya stabilitas emulsi yang tinggi.