BAB I PENDAHULUAN. adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ini memegang peranan yang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS RUMAH MAKAN PADA SAUNG KATINEUNG RASA PUNCLUT MELALUI ANALISIS SWOT

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Biaya Pengeluaran Rata-rata Per Hari Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan di Jawa Barat Tahun 2006 dan 2008

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tarik wisatawan domestik maupun asing. Selain itu Jakarta juga sebagai kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menarik, terlebih dengan adanya globalisasi dalam bidang ekonomi yang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. 1. Sektor yang memiliki keterkaitan ke belakang (backward linkage) tertinggi

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara sekaligus kota

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ina Kristiani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan yang semakin dinamis, meningkatnya aktivitas yang. berkembang, sejalan dengan makin berkembangnya pasar.

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perekonomian Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. sadar, terencana dan berkelanjutan dengan sasaran utamanya adalah untuk meningkatkan

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengaruh penerimaan

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi yang semakin membuka peluang pengusaha untuk turut

BAB I PENDAHULUAN. bidang usaha menjadi semakin ketat. Hal ini dapat kita lihat khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. ini berangsur-angsur kota Bandung juga menjadi kota wisata kuliner. Sama halnya

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mencapai tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB 1 PENDAHULUAN. harus dihadapi dengan kesiapan yang matang dari berbagai faktor-faktor

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya menjanjikan

BAB I PENDAHULUAN. Pekanbaru mempunyai Pelabuhan Pelita Pantai, Pelabuhan Laut Sungai Duku dan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini perubahan laju pembangunan terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. wilayah-wilayah yang mempunyai potensi objek wisata (Aripin, 2005).

BAB I GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. dikunjungi serta memiliki fasilitas yang memadai untuk bersantai bersama

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata yang memiliki peran penting dalam peningkatan pendapatan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap

BAB I PENDAHULUAN TABEL 1.1 DATA KUNJUNGAN WISATAWAN YANG DATANG KE KOTA BANDUNG TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh negara lain mulai dari. ekonomi, globalisasi dapat diketahui dari satu pihak yang akan

Kinerja ekspor mengalami pertumbuhan negatif dibanding triwulan sebelumnya terutama pada komoditas batubara

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, sektor ekonomi dan budaya juga ikut. terpengaruh perubahan kebudayaan juga tidak dapat dihindari,

BAB I PENDAHULUAN. ini dalam konteks perusahaan dan konsumen/pelanggan diterjemahkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata, yang didapat dari mata uang asing yang dikeluarkan oleh wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. GAMBAR 1.1 Ganesha Mocktail Cafe Bandung Sumber: Dokumen Ganesha Mocktail Cafe, 2017.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2016 STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA RUMAH MAKAN SAUNG POJOK DADAHA KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah industri multisektoral, yang di dalamnya terdapat suatu

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi saat ini, kehidupan perekonomian perusahaan

2015 PENGEMBANGAN PRODUK BROWNIES BAKAR BERBASIS TEPUNG KACANG MERAH TERHADAP DAYA TERIMA KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia perlahan menjadi lebih baik dan stabil

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pergerakan perekonomian nasional. UMKM memiliki kontribusi dalam

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Untuk mewujudkan cita cita tersebut diatas satu sasaran

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia mempunyai cakupan yang sangat luas, mulai dari tempat wisata

BAB I PENDAHULUAN. hancur akibat krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Salah satu usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang unik, karena sifatnya yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013

BAB I. mendorong tumbuhnya berbagai industri sebagai upaya dalam memenuhi. Persaingan dalam dunia industri sebagai dampak dari beragamnya

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata muncul sebagi salah satu sektor yang cukup menjanjikan dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian suatu Negara sangat ditunjang oleh berkembangnya usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Kota Bandung berkembang cukup pesat, hal ini dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) pada 2011 atau sekitar Rp169,62

BAB I PENDAHULUAN. Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai penyempurnaan Undang-undang Nomor 22

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Perusahaan dituntut bekerja keras untuk memberikan barang atau jasa

BAB I PENDAHULUAN. maksimal guna mempertahankan keberadaan perusahaan di tengah persaingan.

Tahun 2012 Wisatawan Nusantara Wisatawan Mancanegara. Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan pengaruh yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

UKDW BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis retail saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Selama 1 tahun terakhir terjadi kenaikan dan penurunan jumlah konsumen

PDRB/PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2009

BAB I PENDAHULUAN. lebih dominan, dibandingkan dengan sektor pertanian. Sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. yang khas. Kenikmatannya saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini juga tidak lepas dari kemajuan ekonomi di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap usaha di sektor informal dituntut memiliki daya adaptasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sektor pariwisata merupakan salah satu upaya yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dari waktu ke waktu bisnis di bidang makanan mempunyai

POTENSI LOKASI PUSAT PERDAGANGAN SANDANG DI KOTA SOLO (Studi Kasus: Pasar Klewer, Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo) TUGAS AKHIR

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai sektor. Sektorsektor ekonomi di Indonesia terbagi atas sembilan sektor, salah satu diantaranya adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ini memegang peranan yang penting dalam memberikan kontribusi terhadap perekonomian di Kota Medan. Bank Indonesia Kantor Regional Sumatera Utara dan Aceh mencatat penyaluran kredit sektor perdagangan, restoran dan hotel tertinggi di Sumatera Utara. Sektor ini mendominasi penyerapan kredit perbankan dan pada saat ini terus mengalami pertumbuhan. Posisi September 2011 serapannya mencapai 22,95 triliun, dan secara year on year (yoy) penyaluran ini mencatat pertumbuhan sekitar 24,93% dibandingkan periode yang sama tahun 2010 yang mencapai 18,37 triliun (www.medanmagazine.com). Kota Medan sendiri di dominasi oleh kegiatan dalam bidang perdagangan, hotel dan restoran. Hal ini dapat diihat dari kontribusi sektor ini yang memegang peranan terbesar dibandingkan sektor lainnya sebanyak 27,09% pada tahun 2011. Dijelaskan bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran sebagai sektor unggulan yang ada di Kota Medan. Perkembangan perekonomian di Kota Medan di bidang perdagangan, hotel dan restoran dapat dilihat pada grafik berikut:

27.50% Perkembangan Kontribusi Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (%) 27.00% 26.50% 26.00% 25.50% Sektor Perekonomian dalam bidang Perdagangan, Hotel & Restoran (%) 25.00% Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan, 2012 Gambar 1.1. Perkembangan Kontribusi Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran di Kota Medan 2004 2011 Dari grafik di atas terlihat bahwa perkembangan sektor perdagangan, hotel dan restoran memegang andil yang cukup besar yakni di atas 25%. Dari tahun 2004 sektor ini menyumbang sebesar 26,26%. Pada tahun 2005 meningkat menjadi sebesar 27,11%. Pada tahun 2006 mengalami penurunan menjadi sebesar 26,70%. Tahun 2007 dan 2008 mengalami penurunan berturut-turut sebesar 26,24% dan 25,93%. Pada tahun 2009 meningkat kembali sebesar dan 26,40%. Selanjutnya ditahun 2010 mengalami peningkatan kembali yakni menjadi sebesar 26,69%, dan 27,09% pada tahun 2011. Hal ini menjadi fenomena yang cukup menarik dimana sektor ini menjadi penyumbang perekonomian terbesar di Kota Medan. Melihat dari sektor perdagangan, hotel dan restoran, penelitian ini memiliki ruang lingkup yang lebih spesifik lagi yakni melihat dari segi usaha restoran. Hal ini dikarenakan usaha restoran merupakan salah satu dari tiga usaha yang cenderung stabil dan dapat bertahan sepanjang masa, yakni usaha makanan,

usaha pakaian dan usaha perumahan. Usaha restoran merupakan salah satu bagian dari tiga usaha pokok yang merupakan kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan pangan, sandang dan papan. Usaha ini tidak akan pernah berhenti, hanya saja dapat berganti-ganti jenisnya sepanjang masa tergantung perubahan dari selera masyarakat. Menurut Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No.KN.73/PVVI05/MPPT-85 tentang Peraturan usaha restoran, yang dimaksud dengan usaha jasa Pangan adalah suatu usaha yang menyediakan jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersil. Kota Medan sebagai Ibu Kota Propinsi Sumatera Utara meliputi 21 Kecamatan dan memiliki berbagai sektor perekonomian. Sektor perekonomian yang bergerak di bidang kuliner mengalami perkembangan yang cukup pesat di masa sekarang ini di Kota Medan. Banyaknya bermunculan restoran yang beraneka ragam jenisnya menggambarkan sektor ini memiliki peminat yang cukup besar. Perkembangan kota Medan yang pesat juga memberikan kesempatan bagi sektor restoran ini untuk dapat semakin berkembang. Wadah-wadah masyarakat, hotel, mall, keberadaan kampus, rumah sakit, dan keberadaan pusat bimbingan belajar membuat usaha restoran menjadi semakin melambung dan pada akhirnya dapat memberikan kontribusi untuk perekonomian di Kota Medan itu sendiri. Perkembangan tersebut dapat dilihat dari banyaknya daerah atau sudut strategis kota Medan yang menjajakan aneka ragam kuliner, seperti di daerah Ringroad. Pada daerah ini, terdapat jalan yang hampir di kiri kanan lahannya didominasi oleh berbagai jenis usaha makanan dan minuman. Pusat perbelanjaan dan perhotelan di Kota Medan pun di dominasi oleh beraneka macam restoran. Bahkan lapangan merdeka sendiri yang menjadi jantung pertengahan Kota Medan

menjadi pusat jajanan kuliner masyarakat Kota Medan khususnya pada sore dan malam hari. Oleh karena itu Kota Medan sering disebut-sebut sebagai kota wisata kuliner bagi para wisatawan yang datang baik dari dalam maupun luar negeri. Hal ini memberi kesempatan pada kegiatan usaha restoran untuk semakin berkembang. Bisnis yang bergerak dalam usaha restoran di Kota Medan saat ini jumlahnya juga cukup banyak. Adapun perkembangan jumlah restoran di Kota Medan, dipaparkan pada grafik berikut: Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Medan 2008-2012 175 170 165 160 155 150 145 140 Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 Perkembangan Restoran di Kota Medan 2008-2012 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan, 2012 Gambar 1.2. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Medan 2008-2012 Pada tahun 2008 jumlah restoran di Kota Medan menurut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan adalah sebanyak 167 restoran. Jumlah restoran ini menunjukkan peningkatan di tahun 2009 menjadi sebanyak 168 restoran. Pada tahun 2010 jumlah restoran kembali meningkat sebanyak 173 restoran. Namun pada tahun 2011 jumlah restoran mengalami penurunan menjadi sebanyak 160 restoran Jumlah ini juga cenderung kembali menurun pada tahun 2012 menjadi sebanyak 151 restoran yang ada di Kota Medan.

Di tengah fenomena laju perkembangan wisata kuliner yang berkembang cukup pesat di Kota Medan, data statistik menunjukkan adanya penurunan jumlah restoran di Kota Medan. Kegiatan usaha restoran semakin berkembang dikarenakan prospeknya yang menggiurkan bagi para pengusaha. Namun, perkembangan Kota Medan sebagai salah satu pusat perdagangan dan bisnis menimbulkan banyak perubahan. Perubahan yang paling jelas terlihat adalah timbulnya persaingan bisnis yang semakin tinggi. Meningkatnya bisnis restoran yang menyajikan aneka makanan dan minuman menimbulkan persaingan bisnis antara restoran-restoran yang ada. Hal ini ditandai dengan banyaknya berdiri usaha-usaha baru yang bergerak dibidang penyediaan pangan. Selain timbulnya persaingan bisnis yang tinggi, pola pikir serta perilaku masyarakat juga ikut mengalami kemajuan. Perkembangan pola pikir tersebut yakni semakin banyak masyarakat yang tertarik menginvestasikan dana mereka untuk mendirikan usaha restoran yang semakin berkembang untuk memperoleh keuntungan. Persaingan bisnis dalam bidang restoran tergolong ketat karena semakin banyaknya restoran yang seakan terus berlomba-lomba untuk berkreasi dan berinovasi dalam membuat ciri khas maupun keunggulan restoran itu sendiri. Restoran-restoran yang tidak mau berkembang dan belajar untuk membuat inovasi tentu tidak dapat bertahan lama. Dari penjelasan tadi dapat disimpulkan bahwan diperlukan adanya penelitian dalam pengembangan restoran sehingga usaha restoran dapat semakin berkembang dan mampu memahami faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan pengusaha restoran itu sendiri. Jika tidak, usaha restoran tidak dapat bersaing dengan pesaing bisnis lainnya. Kenyataannya, dilapangan masih banyak

usaha restoran yang tidak bertahan lama ataupun gulung tikar. Melihat dari grafik 1.2. di atas terlihat bahwa data statistik usaha restoran mengalami penurunan yang menandakan adanya suatu permasalahan mengenai usaha restoran. Walaupun banyak restoran yang bermunculan, namun banyak juga restoran yang tidak mampu bertahan dengan persaingan yang ada. Pada umumnya restoran akan melakukan gulung tikar apabila omset yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan. Itu artinya, hal ini dikarenakan masalah mengenai pendapatan pengusaha restoran itu sendiri. Salah satu yang mempengaruhi pendapatan pengusaha restoran adalah kurangnya modal. Modal sangat diperlukan dalam meningkatkan pendapatan pengusaha restoran. Namun, masih banyak pengusaha restoran yang mengalami permasalahan permodalan. Hal ini bisa disebabkan pula oleh perhatian pemerintah yang kurang tanggap terhadap kebutuhan para pengusaha. Minimnya modal tentu berpengaruh terhadap hasil dan inovasi yang dilakukan oleh pengusaha. Hal lain dapat berupa jumlah tenaga kerja yang sesuai dan berkualitas. Jumlah tenaga kerja yang sesuai dengan yang dibutuhkan membuat kinerja menjadi maksimal. Sumber daya manusia yang berkualitas juga memegang andil dalam peningkatan pengembangan usaha restoran. Pada akhirnya hal itu akan meningkatkan pendapatan pengusaha restoran. Waktu kerja yang sesuai dan fleksibel juga mempengaruhi pendapatan. Waktu kerja yang semakin lama tentunya akan memberikan kesempatan yang semakin banyak dalam menarik pengunjung yang datang. Lama usaha juga mempengaruhi pendapatan pengusaha restoran. Semakin lama usaha restoran berdiri, maka akan meningkatkan pendapatan pengusaha restoran. Hal ini dikarenakan pada umumnya usaha yang telah lama mampu mengambil kebijakan

yang lebih matang berdasarkan pengalaman yang ada. Hal ini tentunya dapat meningkatkan pendapatan pengusaha restoran. Banyaknya variasi menu menambah ketertarikan tersendiri untuk meningkatkan pendapatan pengusaha. Konsumen diberikan kemudahan dalam memilih berbagai variasi menu yang ditawarkan sesuai dengan selera konsumen masing-masing. Menu utama yang bervariasi membuat konsumen memiliki aneka pilihan restoran yang akan dikunjungi. Hal ini berpengaruh besar terhadap penerimaan omset. Variabel biaya juga mempengaruhi pendapatan pengusaha restoran, Semakin tinggi biaya yang dikeluarkan, tentunya berekspektasi untuk memperoleh penerimaan yang lebih besar dalam menaikkan omset pendapatan dari pengusaha restoran. Kajian mengenai pendapatan pengusaha restoran diperlukan sebagai alat ataupun dasar ilmu yang dapat diaplikasikan untuk bahan pertimbangan maupun pengambilan langkah-langkah kebijakan dalam meningkatkan pendapatan pengusaha restoran. Diharapkan dengan semakin banyaknya penelitian dalam kajian sektor usaha restoran, hal ini dapat ikut memberikan kontribusi terhadap pengembangan usaha restoran. Apabila pendapatan restoran semakin meningkat, pada akhirnya tentu dapat memberikan kontribusi terhadap perekonomian di Kota Medan. Dikarenakan latar belakang tersebut penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Restoran di Kota Medan.

1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah modal berpengaruh terhadap biaya pengusaha restoran di Kota Medan? 2. Apakah modal melalui biaya berpengaruh terhadap pendapatan pengusaha restoran di Kota Medan? 3. Apakah tenaga kerja berpengaruh terhadap biaya pengusaha restoran di Kota Medan? 4. Apakah tenaga kerja melalui biaya berpengaruh terhadap pendapatan pengusaha restoran di Kota Medan? 5. Apakah waktu kerja berpengaruh terhadap biaya pengusaha restoran di Kota Medan? 6. Apakah waktu kerja melalui biaya berpengaruh terhadap pendapatan pengusaha restoran di Kota Medan? 7. Apakah lama usaha berpengaruh terhadap biaya pengusaha restoran di Kota Medan? 8. Apakah lama usaha melalui biaya berpengaruh terhadap pendapatan pengusaha restoran di Kota Medan? 9. Apakah variasi menu berpengaruh terhadap biaya pengusaha restoran di Kota Medan? 10. Apakah variasi menu melalui biaya berpengaruh terhadap pendapatan pengusaha restoran di Kota Medan?

11. Apakah biaya berpengaruh terhadap pendapatan pengusaha restoran di Kota Medan? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh modal terhadap biaya 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh modal melalui biaya terhadap pendapatan 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tenaga kerja terhadap biaya 4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tenaga kerja melalui biaya terhadap pendapatan 5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh waktu kerja terhadap biaya 6. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh waktu kerja melalui biaya terhadap pendapatan 7. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lama usaha terhadap biaya 8. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lama usaha melalui biaya terhadap pendapatan 9. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variasi menu terhadap biaya

10. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variasi menu melalui biaya terhadap pendapatan 11. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh biaya terhadap pendapatan 1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Untuk peneliti Penelitian ini adalah sebagai bahan pembelajaran yang bermanfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang yang diteliti. 2. Untuk sektor usaha restoran Sebagai bahan informasi dan sumbangan pemikiran bagi pengusaha restoran dalam pengambilan kebijakan usaha khususnya mengenai kajian tentang pendapatan pengusaha restoran. 3. Untuk Program Studi Magister Ekonomi Pembangunan Sekolah Pascasarjana Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan perbandingan bagi penelitian sejenis.