Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

dokumen-dokumen yang mirip
Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota

Tingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan

Lingkungan Rumah Ideal

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.

Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami

Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung

Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

Rumah Impian Mahasiswa

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota

Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang

Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran

Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen

Penilaian Jalur Pedestrian oleh Masyarakat Urban dan Kriteria Jalur Pedestrian yang Ideal Menurut Masyarakat

Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah

Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah

Persepsi dan Harapan Masyarakat Kota terhadap Keberadaan Permukiman Padat

Ruang Hobi Ideal. Dimas Nurhariyadi. Abstrak

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung

Pertimbangan Pemilihan Titik-Titik Temu Transportasi Publik

Penilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu pada Bangunan

Korespondensi Permasalahan dan Pemilihan Tempat di Alunalun sebagai Ruang Terbuka Publik

Kebutuhan Area Transisi bagi Pejalan Kakidi Kawasan Pusat Kota Bandung

Evaluasi Purna Huni pada Ruang Terbuka Publik di

PERANCANGAN KOTA BAB IV ANALISA ALUN ALUN KABUPATEN WONOGIRI MENURUT 8 ELEMEN KOTA HAMID SHIRVANI. 4.1 Analisa Tata Guna Lahan Alun alun Wonogiri

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan Ideal Kantor

Keluhan dan Harapan Masyarakat terhadap Karakteristik Toilet Umum di Indonesia

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Fristiawati, 2015 PENGEMBANGAN TAMAN RA. KARTINI SEBAGAI RUANG REKREASI PUBLIK DI KOTA CIMAHI

Identifikasi Faktor Kebutuhan Area Transisi :

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan kota baik dari skala mikro maupun makro (Dwihatmojo)

Prioritas Pengembangan Kawasan Pusat Olahraga berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Pengunjung

Daya Tarik dan Karakteristik Taman Idaman pada Rumah

Citra Kota Bandung: Persepsi Mahasiswa Arsitektur terhadap Elemen Kota

Persepsi Masyarakat terhadap Konsep Bangunan Pintar sebagai Usaha Penghematan Energi

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tempat dengan Desain Menarik di Bandung

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin platea yang berarti jalur

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe: Perbedaan Preferensi Gender dan Motivasi

Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat

Kinerja Ruang Publik Kampus Ditinjau dari Faktor Attraction

Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal

Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

korespondensi antara kerusakan ekologi dan penyebabnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Persepsi Masyarakat terhadap Suasana pada Bangunan Kolonial yang Berfungsi sebagai Fasilitas Publik

Potret Kualitas Wajah Kota Bandung

III. METODE PENELITIAN. dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2009:3). Metode penelitian yang

Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter

Teritorialitas Masyarakat Perumahan Menengah ke Bawah

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

Preferensi Pejalan Kaki terkait Kondisi Lingkungan untuk Menciptakan Kenyamanan Termal di Jalan Rajawali Surabaya

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA

Hasil Observasi Karakter Gang di Kawasan Kampung Kota Bantaran Sungai di Babakan Ciamis, Bandung

Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Publik Pantai Bahari, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

Kajian Hubungan Antar Fungsi Pada Kawasan Cihampelas Walk Bandung

Preferensi Masyarakat tentang Tipologi Sekolah yang Meningkatkan Semangat dan Minat Belajar Siswa

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Foto I.1.1. Wisma Atlet Fajar - Senayan. Sumber : Dokumentasi pribadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

KORELASI TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN ELEMEN KOTA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA

Preferensi Ruang Hobi

Olahraga ekstrem telah lama lahir dan dikenal oleh masyarakat luas, dengan banyak pilihan jenis serta spesifikasi yang berbeda beda.

BAB I PENDAHULUAN. The McGraw-Hill Companies, Inc. 4 Poerwadarminta, WJS Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota

Analisis Kualitas Faktual Sebagai Salah Satu Alat Evaluasi Penentu Kualitas Ruang Terbuka Publik di Kota Bandung

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

Persepsi Masyarakat tentang Penggunaan Energi dalam Rumah Tinggal Berdasarkan Profesi

Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca

Lampiran 1. Besaran tarif retribusi Tabel 1. Besaran tarif retribusi tempat rekreasi Kebun Buah Mangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan

Tugas Akhir Analisa Taman Menteng Sebagai Taman Kota Berdasarkan Kriteria Kualitas Taman, Jakarta Pusat BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN CENGKARENG OFFICE PARK LATAR BELAKANG

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

Kafe Ideal. Devi J. Tania. Abstrak

Korespondensi antara Kualitas Hunian Sewa dan Tingkat Kepuasan Mahasiswa

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SENTRA BATIK & TENUN DI PEKALONGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN SUSTAINABLE SETTLEMENT

Ruang Favorit dalam Rumah

Pemahaman Masyarakat Mengenai Dampak Pembangunan HunianTerkait Global Warming dan Penerapan Green Building

Transkripsi:

TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota Hindra K. P. Handana Mahasiswa Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Ruang terbuka merupakan elemen penting dalam perkotaan. Pembangunan ruang terbuka secara besar-besaran di dalam kota pada saat ini menunjukkan bahwa para pemimpin kota mulai memiliki ketertarikan untuk membangun ataupun merenovasi ruang terbuka yang ada, mengingat pada saat ini pembangunan kota identik dengan pembangunan mall, dan high rise building. Hal tersebut menunjukkan bahwa ruang terbuka itu penting di dalam suatu kota. Hal yang belum banyak diteliti adalah faktor kepentingan ruang terbuka menurut pendapat masyarakat kota. Penelitian ini bertujuan mengetahui tingkat kepentingan ruang terbuka di dalam kota bagi penduduk kota. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode kualitatif, yaitu berupa kuesioner online bersifat open-ended. Data dianalisis dengan metode analisis data teks. Setelah melakukan analisis data, ternyata kepentingan ruang terbuka di dalam kota disebabkan karena ruang terbuka itu penting untuk meningkatkan kualitas perkotaan, sebagai tempat untuk aktifitas manusia, sebagai tempat untuk berinteraksi masyarakat, sebagai estetika kota dan dapat meningkatkan kualitas penduduk. Kata-kunci : analisis, kepentingan, kota, publik, ruang terbuka Pengantar Tingkat pembangunan kota saat ini semakin tinggi. Hal ini dibuktikan dengan adanya fenomena pembangunan gedung-gedung tinggi, mall, cafe dan sejenisnya yang dapat berfungsi sebagai tempat bertemu. Tingginya pembangunan gedung bertingkat di samping itu, juga diiringi oleh pembangunan ruang terbuka seperti taman-taman, teras outdoor, dsb. Beberapa kota di pulau jawa mulai giat membangun tempat untuk berkumpulnya masyarakat yang terletak berada di luar ruangan dan di udara terbuka. Hal ini menunjukkan bahwa ruang terbuka juga diperhitungkan keberadaannya di dalam pembangunan dan ruang terbuka itu penting keberadaannya di dalam kota. Ruang adalah suatu rongga yang berbatas atau terlingkung oleh bidang (KBBI), dalam hal ini berarti ruang terbuka merupakan rongga yang berbatas dan terlingkung oleh bidang yang terbuka. Ruang terbuka merupakan elemen penting di dalam suatu perkotaan. Ruang terbuka adalah ruang yang direncanakan karena kebutuhan akan tempat bertemu dan aktifitas bersama di ruang terbuka di luar ruangan (Mulyandari, 2011). Ruang terbuka merupakan gabungan unsur landscape dan hardscape, taman dan ruang rekreasi di dalam kota (Shirvani, 1985). Ruang terbuka penting dikarenakan ruang terbuka merupakan sebuah unsur yang dapat meningkatkan kualitas lansekap perkotaan (Llewelyn- Davies, 2000). Keberadaan ruang terbuka di dalam kota bukan tidak mungkin akan diabaikan oleh masyarakat kota dikarenakan gedung-gedung tinggi, pusat perbelanjaan, café juga merupakan tempat yang ramai dikunjungi saat ini dan terjadinya pusat kegiatan. Hal ini menimbulkan pertanyaan akan tingkat kepentingan ruang terbuka di dalam kota dikarenakan fungsi ruang terbuka adalah sebagai tempat yang dikunjungi dan terjadinya pusat kegiatan sementara perkantoran, pusat Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 E 067

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota perbelanjaan dan café juga memiliki fungsi yang sama. Ruang terbuka diperuntukkan untuk masyarakat dan berdasarkan fakta di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat kepentingan ruang terbuka sebagai elemen pembentuk kota Metode Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode Grounded Theory (Creswell, 1998). Data dikumpulkan dengan cara menyebar kuesioner online yang bersifat terbuka/open-ended, yang bertujuan untuk menemukan kata kunci yang berasal dari jawaban responden. Metode Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan sampel, metode yang digunakan adalah metode non-randomsampling yakni dengan metode accidentalsampling, yaitu pengumpulan sampel dilakukan dengan cara mengumpulkan individu yang dapat dijangkau (Kumar, 2005). Metode ini digunakan dengan pertimbangan bahwa jawaban yang akan dikemukakan responden bervariasi sesuai dengan pendapat masyarakat kota. Sebanyak 65.2% status responden adalah mahasiswa dan sisanya adalah sudah bekerja. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah analisis isi, yaitu menganalisis setiap variasi jawaban yang dikemukakan responden yang berkaitan dengan alasan pentingnya ruang terbuka di dalam kota. Adapun tahapan yang digunakan dalam menganalisis data (Creswell, 1998) adalah sebagai berikut: o Open Coding Tahapan open coding merupakan tahapan untuk menemukan kata kunci yang berasal dari jawaban yang dikemukakan oleh responden. Di-karenakan jawaban yang dikemukakan responden bervariasi, akan ada kemungkinan setiap jawaban memiliki kata kunci lebih dari satu. o Axial Coding Tahapan axial coding merupakan tahapan yang digunakan setelah tahapan open coding. Tahapan axial coding adalah tahapan dimana kata kunci yang telah diidentifikasi dijadikan dalam bentuk kategori, kemudian dihitung frekuensi kategorinya. Analisis dan Interpretasi Hal yang dilakukan pertama adalah melakukan identifikasi jawaban responden. Tujuannya adalah untuk mengambil kata kunci dari setiap jawaban responden. Kata kunci yang didapatkan dari satu responden bisa saja lebih dari satu kata kunci. Berikut merupakan contoh jawaban yang dikutip dari responden. Pertanyaan: Menurut anda seberapa pentingkah keberadaan Ruang Terbuka di dalam suatu perkotaan? Berikut merupakan kutipan jawaban responden. Diagram 1. Histogram Karakteristik Status Responden dalam hitungan persen Sangat Penting, karena ruang terbuka berguna untuk mempercantik tata kota dan untuk tempat berolahraga dan sebagai tempat rekreasi ma-syarakat (Karyawan) Sangat penting, selain dapat menjadi sarana edukasi masyarakat, juga dapat me- E 068 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016

ngurangi efek konsumtif pada masyarakat serta menambah jantung kota (Mahasiswa) Dari jawaban diatas dapat diidentifikasi bahwa kata kuncinya berupa sebagai sarana edukasi masyarakat, untuk mengurangi efek konsumtif pada masyarakat, untuk menambah jantung kota, sebagai tempat rekreasi, sebagai tempat olahraga, untuk mempercantik tata kota. Hindra K. P. Handana akan menunjukkan faktor apakah yang paling mendominasi atas alasan mengapa ruang terbuka itu penting buat perkotaan. Setelah mengidentifikasi semua kata kunci dari jawaban responden, tahapan berikutnya yang dilakukan adalah tahapan axial coding. Tahapan ini berupa pengelompokan kata kunci kedalam kategori. Berikut merupakan contoh pengelompokan beberapa kata kunci ke sebuah kategori (lihat tabel 1). Tabel 1. Contoh Pengelompokkan Kata Kunci menjadi Kategori No Kategori Kata Kunci 1 Sumber Udara - Udaranya sejuk Segar - Sebagai paruparu kota - Menjaga suhu u- dara 2 Sarana Interaksi 3 Sarana Pertemuan - Sebagai tempat Berinteraksi - Meningkatkan interaksi sosial - Untuk peningkatan hubungan komunikasi - Sebagai area sosialiasi - Sebagai area communal - Sebagai tempat berkumpul - alternatif tempat bertemu di luar ruangan Setelah mengelompokkan kata kunci ke dalam kategori (lihat tabel 1), telah ditemukan beberapa kata kunci yang diwakili sebuah model teoritis, Yaitu kategori. Tahap ini bisa juga disebut sebagai analisis distribusi. Tahap selanjutnya adalah menganalisis frekuensi kategori yang paling tinggi serta frekuensi yang paling rendah. Frekuensi yang paling tinggi nantinya Diagram 2. Histogram Tingkat Intensitas Kategori dalam hitungan persen Dari hasil analisis distribusi diatas, ditemukan sebanyak 27 kategori. Frekuensi kategori tertinggi adalah kategori sarana pertemuan (13,4%). Namun kategori diatas masih terlalu banyak. Oleh karena itu kategori di atas akan dikerucutkan dan dimasukkan ke dalam kategori baru yang memiliki arti yang lebih luas. Setelah mengelompokkan kategori ke kategori yang lebih luas, beberapa kategori seperti sarana pertemuan, sarana interaksi, sarana edukasi masyarakat dan interaksi alam di kelompokan menjadi kategori yang lebih besar lagi, yaitu Interaksi Manusia. Kemudian, tahapan yang akan dilakukan sekarang adalah mencari frekuensi kategori yang memiliki arti lebih luas. Setelah melihat frekuensi intensitas kategori (lihat diagram 4) ditemukan bahwa Kualitas Perkotaan merupakan frekuensi kategori tertinggi (29.1%) sementara penduduk yang berkualitas menjadi frekuensi terendah (3.9%). Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 E 069

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota Tabel 2. Pengelompokkan Kategori menjadi kategori yang memiliki arti yang lebih luas No Kategori Luas Kategori yang mewakili 1 Kenyamanan Penduduk - Menghilangkan jenuh - Menjaga suhu udara - Membutuhkan ruang yang lebih luas - Menambah tingkat kenyamanan 2 Kualitas Perkotaan 3 Interaksi Manusia E 070 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 - Untuk meresap air - Mengurangi tingkat polusi - Sumber udara segar - Untuk menjaga kelestarian - Sarana pertemuan - Sarana interaksi - Sarana edukasi masyarakat - Interaksi alam Diagram 3. Histogram Tingkat Intensitas Kata Kunci Kategori Yang Lebih Luas Setelah menghitung histogram kategori, kualitas perkotaan menjadi faktor tertinggi mengapa ruang terbuka di perkotaan itu penting. Sebagian responden berpendapat bahwa dengan adanya ruang terbuka dapat meningkatkan kualitas perkotaan, seperti dapat menjadi sumber udara segar dan paru-paru kota sehingga kota kaya akan udara yang bersih, untuk menyerap air yang berfungsi agar kota dapat menyerap air hujan yang merupakan usaha pencegahan banjir dan menjaga kadar air tanah perkotaan, dan juga sebagai upaya pengurangan polusi dikarenakan aktifitas kendaraan bermotor yang tinggi. Kategori lainnya yang tidak kalah penting adalah interaksi manusia dan aktifitas manusia. Interaksi manusia juga termasuk dalam faktor penting mengapa ruang terbuka di dalam kota itu penting. Sebagian besar responden berpendapat bahwa ruang terbuka itu penting dikarenakan ruang terbuka berfungsi sebagai pusat interaksi manusia, seperti sebagai sarana pertemuan antar masyarakat di dalam kota maupun di lingkungan sekitar yang membutuhkan ruang khusus untuk bertemu di luar ruangan. Kemudian ruang terbuka berfungsi sebagai sarana interaksi antar masyarakat kota, sebagai area sosialisasi warga, dan juga berfungsi untuk meningkatkan komunikasi antar masyarakat ko-ta dan ada juga yang berpendapat bahwa ruang terbuka dapat menjadi tempat untuk meningkatkan edukasi masyarakat kota. Selain itu ruang terbuka dapat berfungsi sebagai pusat aktifitas manusia, yaitu menjadi tempat olahraga seperti tempat berlari, tempat bermain anak-anak, tempat bermain bola, sebagai tempat rekreasi dll. Hal ini bisa terjadi karena keterbatasan ruang di lingkungan tempat tinggal masyarakat. Kemudian ada juga responden yang berpendapat bahwa adanya ruang terbuka itu dapat menambah jantung kota, yaitu sebagai tempat yang ramai dan memiliki banyak jenis kegiatan yang berarti ruang terbuka dapat menjadi activity support suatu kota. Ada juga yang yang berpendapat bahwa ruang terbuka dapat menjadi tempat untuk mengekspresikan diri, sebagai tempat berkreasi dan tempat bersantai. Fungsi lain mengapa ruang terbuka itu penting adalah sebagai tempat untuk menambah tingkat kenyamanan penduduk. Yang dimaksud kenyamanan penduduk disini adalah ruang terbuka dapat berfungsi sebagai tempat untuk meng-

hilangkan jenuh, dikarenakan tingginya aktifitas masyarakat perkotaan seperti bekerja dari pagi sampai sore hari, dan ruang terbuka menjadi tempat untuk menghilangkan jenuh baik untuk yang sudah bekerja maupun mahasiswa/pelajar. Adapun ruang terbuka sebagai kenyamanan penduduk karena ruang terbuka dapat menjaga suhu udara perkotaan dikarenakan ruang terbuka dapat berfungsi sebagai tempat sirkulasi udara perkotaan yang dapat menambah tingkat kenyamanan penduduk, dan juga adanya ruang terbuka dapat berfungsi sebagai tempat peneduh kawasan perkotaan. Ada juga yang mengatakan bahwa adanya ruang terbuka dapat membuat suasana kota terlihat lebih fresh. Kemudian pentingnya ruang terbuka di dalam kota dikarenakan ruang terbuka dapat membuat penduduk yang berkualitas. Responden berpendapat bahwa dengan adanya ruang terbuka dapat meningkatkan kualitas penduduk dikarenakan ruang terbuka dapat menurunkan angka kriminalitas karena ramainya penduduk yang berada di dalam ruang terbuka sehingga mencegah kriminalitas terjadi. Kemudian ruang terbuka dapat mengurangi pola konsumtif masyarakat yang biasanya memilih untuk berkumpul di pusat perbelanjaan. Ruang terbuka juga dapat berfungsi sebagai pendukung ekologi masyarakat, meningkatkan psikologis masyarakat, dan dapat meningkatkan kesejahteraan antar masyarakat. Kemudian faktor terkhir kepentingan ruang terbuka di dalam kota adalah ruang terbuka berfungsi sebagai estetika kota. Ruang terbuka dapat menaikkan nilai tata kota suatu perkotaan, dapat mempercantik tata kota, menyejukkan pemandangan suatu perkotaan, membuat kota terancang rapi dan dapat menaikkan nilai seni tata kota dan berfungsi sebagai menjaga estetika kota. Jadi ruang terbuka secara langsung dapat memberikan estetika dan keindahan kota. Kesimpulan Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak sekali alasan yang menjelaskan kepentingan ruang terbuka di dalam kota. Alasan terbanyak mengapa ruang terbuka Hindra K. P. Handana di dalam kota adalah faktor kualitas perkotaan dimana dengan adanya ruang terbuka di dalam kota dapat meningkatkan kualitas perkotaan itu sendiri seperti sebagai sumber udara segar, sebagai paru-paru kota, sebagai area resapan air sehingga membuat kota tidak gampang banjir. Selain itu ruang terbuka dapat berfungsi sebagai pusat interaksi manusia dan aktifitas manusia seperti tempat berolahraga, berkumpul, dan berinteraksi antar masyarakat kota. Kemudian ruang terbuka juga berfungsi sebagai tempat untuk menambah tingkat kenyamanan penduduk, sebagai estetika kota dan membuat penduduk yang berkualitas. Dari paragraf di atas dapat dilihat bahwa ruang terbuka itu sangat penting di dalam kota. Suatu kota sangat butuh ruang terbuka untuk meningkatkan kualitas penduduk kota dan kualitas perkotaan itu sendiri, dan ruang terbuka tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Setiap perkotaan yang baik harus memiliki ruang terbuka yang dapat digunakan oleh masyarakat dan dengan adanya ruang terbuka dapat menjadi indikator kualitas perkotaan yang baik. Penelitian ini memiliki kelebihan yaitu mudahnya mencari responden yang bersangkutan untuk menjawab pertanyaan dikarenakan penelitian ini bersifat online. Hasil analisis yang berkaitan dengan pentingnya ruang terbuka di dalam kota kiranya sudah mewakili beberapa pendapat masyarakat dikarenakan responden yang diberikan kuesioner yang bersifat online dan dapat diakses oleh setiap orang dan cara menyebarkannya jauh lebih mudah dan cepat dibandingkan memberikan kuesioner secara manual dan survey. Sedangkan kekurangan penelitian ini adalah pertanyaan yang diberikan kepada responden bersifat online, secara otomatis responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah responden yang memahami teknologi tinggi. Oleh karena itu penelitian ini belum mencakup masyarakat yang tidak mengenal teknologi. Kedepannya diharapkan akan ada penelitian serupa atau mirip yang mencakup masyarakat secara keseluruhan baik yang mengenal teknologi ataupun tidak. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 E 071

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota Daftar Pustaka Creswell, J.W. (1998). Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Tradition. California: SAGE Publication, Inc. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online http://kbbi.web.id/ruang diakses 23 Oktober 2016 Kumar, R. (2005). Research Metodology, A Step by Step Guide for Beginner. London: SAGE Publications, Inc. Llewelyn-Davies. (2000). Urban Design Compendium I. London: English Partnership & The Housing Corporation Mulyandari, H. (2011). Pengantar Arsitektur Kota. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Shirvani, H. (1985). Urban Design Process. New York: Van Nostrand Reinhold Company. E 072 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016