BISAKAH KAU MENYIMPULKANNYA?

dokumen-dokumen yang mirip
TAWAR MENAWAR YANG CERDAS

MAT. 13. Aproksimasi Kesalahan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan Negara agraris, artinya petani memegang peran

MODUL BAHASA INDONESIA MARI BERMAIN KATA

Bagaimana Tanyamu? BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SEMUA BIDANG KEAHLIAN SEMUA PROGRAM KEAHLIAN WAKTU 4 X 45 MENIT

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan global di masa mendatang juga akan selalu berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kemampuan sektor pertanian dalam

JANGAN BICARA TANPA FAKTA!

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

Lukiskan Imajinasimu KODE MODUL. Milik Negara Tidak Diperdagangkan BHS. IND. 03.2

Kepala, Syawal Gultom NIP

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia setiap tahunnya. Sektor pertanian telah

I. PENDAHULUAN. lebih dari dua pertiga penduduk Propinsi Lampung diserap oleh sektor

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi tanaman bahan makanan di

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

SPEKTRUM KEAHLIAN PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

LAMPIRAN 7 KODE BIDANG STUDI/MATA PELAJARAN

DAFTAR NAMA KOMPETENSI KEAHLIAN (PROGRAM KEAHLIAN) UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2009/2010 KOMPETENSI KEAHLIAN

I. PENDAHULUAN 41,91 (42,43) 42,01 (41,60) 1,07 (1,06) 12,49 (12,37) 0,21 (0,21) 5,07 (5,02) 20,93 (20,73) 6,10 (6,04) 0,15 (0,15) (5,84) 1,33 (1,35)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

MEMAHAMI PERINTAH LISAN

BAB I PENDAHULUAN. sektor non pertanian merupakan suatu proses perubahan struktur ekonomi.

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

BAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian merupakan sektor yang mendasari kehidupan setiap

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan

DAFTAR PENYESUAIAN/KONVERSI BIDANG STUDI SERTIFIKASI SEBELUM DAN SETELAH 2009

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

DAYA TAMPUNG SEKOLAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2010 /2011. (1) Daya tampung Peserta Didik Baru pada SMP di Kota Yogyakarta sebagai berikut :

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN. sektor yang mempunyai peranan yang cukup strategis dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

BAB I. PENDAHULUAN. Tahun. Pusat Statistik 2011.htpp:// [Diakses Tanggal 9 Juli 2011]

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI DI SMK NEGERI 9 SURAKARTA TESIS. Oleh : Ties Setyaningsih

BUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS - DINAS DAERAH KABUPATEN SIGI

SANTUN BERTUTURKAH SAYA?

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

Nomor : 812/E4.1/ Juni 2013 Lampiran : -- Hal : Sosialisasi Rintisan Kolaborasi PPG SMK Produktif

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Selama beberapa dekade terakhir sektor pertanian masih menjadi tumpuan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

POTENSI PENGEMBANGAN KEDELAI DI KAWASAN HUTAN

RAPOR RAPOR PETUNJUK PENGELOLAAN PETUNJUK PENGELOLAAN

TABEL 2 KONVERSI BIDANG STUDI SECARA TIDAK LANGSUNG

Nas Haryati Suhardi Siti Cholisatul Hamidah Leo Idra Ardiana Sumiyadi. PUSAT PERBUKUAN Departemen Pendidikan Nasional

PROSPEK TANAMAN PANGAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PROGRAM ALIH FUNGSI PEDOMAN. Program Sertifikasi Keahlian dan Sertifikasi Pendidik Bagi Guru SMK/SMA

PENDAHULUAN Latar Belakang

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK)

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam nabati maupun sumber daya alam mineral yang tersebar luas di

I. PENDAHULUAN. dalam hal lapangan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pangan adalah kebutuhan pokok sekaligus menjadi esensi kehidupan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun (Persentase)

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pembangunan pertanian periode dilaksanakan melalui tiga

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR : 09 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN

TABEL 1 KONVERSI BIDANG STUDI SECARA LANGSUNG

I. PENDAHULUAN. Lahan sudah menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang. kelangsungan kehidupan sejak manusia pertama kali menempati bumi.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENCAPAIAN SURPLUS 10 JUTA TON BERAS PADA TAHUN 2014 DENGAN PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM (SYSTEM DYNAMICS)

Katakan Sejujurnya. Bahasa Indonesia SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SEMUA BIDANG KEAHLIAN SEMUA PROGRAM KEAHLIAN KODE MODUL

1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 69 TAHUN 2009 TANGGAL 5 OKTOBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mempunyai dasar pertimbangan yang kuat untuk memberikan

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

BAB I PENDAHULUAN. politik. Oleh karena itu, ketersediaan beras yang aman menjadi sangat penting. untuk mencapai ketahanan pangan yang stabil.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara agraris yang artinya sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. peralatan praktik, penyempurnaan kurikulum maupun peningkatan. profesionalisme guru yang dilakukan secara nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap negara memiliki tujuan untuk memakmurkan atau

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara beriklim tropis mempunyai potensi yang besar

Oleh : Apollonaris Ratu Daton A

prasyarat utama bagi kepentingan kesehatan, kemakmuran, dan kesejahteraan usaha pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas guna meningkatkan

Budidaya ikan sistem karamba jaring apung di Waduk Kedungombo Kabupaten Boyolali. Sutini NIM K UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Jagung merupakan komoditi yang penting bagi perekonomian Indonesia,

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Sektor pertanian telah. masyarakat, peningkatan Pendapatan Domestik Regional Bruto

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

I. PENDAHULUAN. besar penduduk, memberikan sumbangan terhadap pendapatan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keterkaitan secara sinergis, antara lain kebijakan, kurikulum, tenaga pendidik dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

KODE MODUL BHS.IND.MAD.04.5 Milik Negara Tidak Diperdagangkan SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SEMUA BIDANG KEAHLIAN SEMUA PROGRAM KEAHLIAN BISAKAH KAU MENYIMPULKANNYA? DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2005

KODE MODUL BHS.IND.MAD.04.5 Milik Negara Tidak Diperdagangkan SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SEMUA BIDANG KEAHLIAN SEMUA PROGRAM KEAHLIAN BISAKAH KAU MENYIMPULKANNYA? Tim Penyusun: 1. Dra. Elia Riawati 2. Sugiman 3. Dra. Ernawati 4. Ahmad Yani, S. Pd Fasilitator: 1. Drs. A. Latief 2. Ir. Bagiono Joko Sumbogo 3. Dra. Entin Supriatin 4. Eni Rita Zahara DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2005

KATA PENGANTAR Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyusun bahan ajar modul interaktif dan modul manual. Adapun modul manual terdiri atas bidang-bidang dan programprogram keahlian kejuruan yang berkembang di dunia kerja baik instansi maupun perusahaan. Tahun Anggaran 2005 telah dibuat sebanyak 300 modul manual terdiri atas 9 (sembilan) bidang keahlian dan 32 (tiga puluh dua) program keahlian yaitu: Bisnis dan Manajemen (Administrasi Perkantoran dan Akuntansi), Pertanian (Agroindustri pangan dan nonpangan, Budidaya Tanaman, Budidaya Ternak Ruminansia, Pengendalian Mutu), Seni Rupa dan Kriya (Kriya Kayu, Kriya Keramik, Kriya Kulit, Kriya Logam Kriya Tekstil), Tata Busana, Teknik Bangunan (Gambar Bangunan, Teknik Konstruksi Baja dan Alumunium, Teknik Konstruksi Batu Beton, Tekni Industri Kayu), Teknik Elektronika (Teknik Audio Vidio, Teknik Elektronika Industri), Teknik Listrik (Pemanfaatan Energi Listrik, Teknik Distribusi, Teknik Pembangkit Ketenagalistrik-kan), Teknik Mesin (Mekanik Otomotif, Pengecoran Logam, Teknik Bodi Otomotif, Teknik Gambar Mesin, Teknik Pembentukan, Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri, Teknik Pemesinan), Teknologi Informasi dan Komunikasi (Multimedia, Rekayasa Perangkat Lunak, Teknik Komputer dan Jaringan), dan program Normatif Bahasa Indonesia. Modul ini disusun mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Edisi 2004 dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi (Competency Based Training/CBT). Diharapkan modul-modul ini digunakan sebagai sumber belajar pokok peserta pendidikan dan pelatihan (Diklat) Kejuruan khususnya SMK dalam mencapai standar kompetensi kerja yang diharapkan dunia kerja. Penyusunan modul dilakukan oleh para tenaga ahli kejuruan dibidangnya terdiri atas para Guru SMK, para Widyaiswara Pusat Pengembangan Penataran Guru (PPPG) lingkup Kejuruan dengan para nara sumber dari berbagai perguruan Tinggi, para praktisi Balai Latihan dan Pengembangan Teknologi (BLPT) dan unsure dunia usaha dan industri (DU/DI), dan berbagai sumber referensi yang Modul BHS.IND.MAD.04.5 i

digunakan baik dari dalam dan luar negri. Modul dilakukan melalui beberapa tahap pengerjaan termasuk validasi dan uji coba kepada para peserta Diklat/Siswa di beberapa SMK. Sesuai perkembangan paradigma yang selalu terjadi, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah beserta para penulis dan unsure terlibat, menerima masukan-masukan konstruktif dari berbagai pihak khususnya para praktisi dunia usaha dan industri, para akademis, dan para psikologis untuk dihasilkannya Sumber Daya Manusia (SDM)tingkat menengah yang handal. Pada kesempatan baik ini kami sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada berbagai pihak terutama tim penyusun modul, para nara sumber dan fasilitator, serta para editor atas dedikasi dan pengorbanan waktu, tenaga, dan pemikiran untuk dihasilkannya modul ini. Semoga modul ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya peserta Diklat SMK atau praktisi yang sedang mengembangkan bahan ajar modul SMK. Jakarta, Desember 2005 a.n. Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Dr. Joko Sutrisno, MM NIP 131415680 Modul BHS.IND.MAD.04.5 ii

DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Peta Kedudukan Modul... v Daftar Judul Modul... vi Mekanisme Pemelajaran... viii Senarai... ix BAB I. PENDAHULUAN A. Deskripsi... 1 B. Prasyarat... 1 C. Petunjuk Penggunaan Modul... 2 D. Tujuan Akhir... 3 E. Kompetensi... 3 F. Cek Kemampuan... 3 BAB II. PEMELAJARAN A. Rencana Belajar Peserta Diklat... 5 B. Kegiatan Belajar Kegiatan Belajar Membuat Simpulan a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran... 5 b. Uraian Materi... 6 c. Rangkuman... 11 d. Tugas... 11 e. Tes Formatif... 12 f. Kunci Jawaban Formatif... 13 Modul BHS.IND.MAD.04.5 iii

BAB III. EVALUASI A. PERTANYAAN... 14 B. KUNCI JAWABAN... 17 BAB IV. PENUTUP... 19 DAFTAR PUSTAKA... 20 Modul BHS.IND.MAD.04.5 iv

PETA KEDUDUKAN MODUL BHS.IND.MAD.01.1 Menyimak BHS.IND.MAD.01.2 Membaca BHS.IND.MAD.02.1 BHS.IND.MAD.02.2 M A D Y A BHS.IND.MAD.03.1 BHS.IND.MAD.03.2 BHS.IND.MAD.03.3 Berbicara BHS.IND.MAD.03.4 BHS.IND.MAD.03.5 BHS.IND.MAD.03.6 BHS.IND.MAD.03.7 BHS.IND.MAD.04.1 BHS.IND.MAD.04.2 Menulis BHS.IND.MAD.04.3 BHS.IND.MAD.04.5 BHS.IND.MAD.04.6 Modul BHS.IND.MAD.04.5 v

DAFTAR JUDUL MODUL NO. KODE MODUL SUB KOMPETENSI JUDUL MODUL KUALIFIKASI JENJANG UKBI PENDIDIKAN 1. BHS.IND.MAD.01.1 Mempelajari Informasi Lisan yang tidak Menyimpulkan Informasi Bersifat Perintah Lisan MADYA SMK 2. BHS.IND.MAD.01.2 Memahami Perintah Lisan Baik yang Memahami Perintah Diungkapkan Maupun Tidak Lisan MADYA SMK 3. BHS.IND.MAD.02.1 Memahami Perintah Kerja Tertulis Perintah itu Siap Kulaksanakan MADYA SMK 4. BHS.IND.MAD.02.2 Memahami Makna Kata, Bentuk Kata, Mari Bermain Kata Ungkapan dan Kalimat dalam Teks MADYA SMK 5. BHS.IND.MAD.03.1 Menggunakan Kalimat Bagaimana Tanyamu? Tanya/Pernyataan sesuai Tuntutan MADYA SMK Situasi Tuntutan Komunikasi 6. BHS.IND.MAD.03.2 Membuat Parafrase Lisan Katakan Sejujurnya MADYA SMK 7. BHS.IND.MAD.03.3 Menerapkan Pola Gilir dalam Sopan Bertindak Santun Berkomunikasi Bertutur MADYA SMK Modul BHS.IND.MAD.04.5 vi

NO. KODE MODUL SUB KOMPETENSI JUDUL MODUL KUALIFIKASI JENJANG UKBI PENDIDIKAN 8. BHS.IND.MAD.03.4 Bercakap-Cakap (Konversasi) Konversasi MADYA SMK 9. BHS.IND.MAD.03.5 Berdiskusi Indahnya Berbeda Pendapat MADYA SMK 10. BHS.IND.MAD.03.6 Bernegosiasi Tawar Menawar yang Cerdas MADYA SMK 11. BHS.IND.MAD.03.7 Menyampaikan Laporan Jangan Bicara Tanpa Fakta! MADYA SMK 12. BHS.IND.MAD.04.1 Membuat Karangan Teknik Membuat Karangan MADYA SMK 13. BHS.IND.MAD.04.2 Membuat Deskripsi Lukisan Imajinasimu MADYA SMK 14. BHS.IND.MAD.04.3 Membuat Eksposisi Membuat Karangan Eksposisi MADYA SMK 15. BHS.IND.MAD.04.4 Membuat Ringkasan/Rangkuman Seni Meringkas Wacana MADYA SMK 16. BHS.IND.MAD.04.5 Membuat Simpulan Bisakah Kau Menyimpulkannya? MADYA SMK Modul BHS.IND.MAD.04.5 vii

MEKANISME PEMELAJARAN Untuk mencapai penguasaan modul ini dilakukan melalui alur mekanisme pemelajaran sebagai berikut: START Lihat Kedudukan Modul Lihat Petunjuk Penggunaan Modul Kerjakan Cek Kemampuan Nilai 7 Y T Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Belajar n Kerjakan Evaluasi T Nilai 7 Y Modul berikutnya/uji Kompetensi Modul BHS.IND.MAD.04.5 viii

SENARAI krusial : gawat, menentukan, rumit, sulit sekali. prediksi : ramalan untuk waktu yang akan dating. asumsi : dugaan yang diterima sebagai dasar, landasan berpikir karena dianggap benar. produktivitas : kemampuan untuk menghasilkan sesuatu, daya produksi. signifikan : penting, berarti. konversi : perubahan dari satu sistem pengetahuan ke sistem yang lain, perubahan pemilikan atas suatu benda, tanah, dsb. Perubahan dari satu bentuk (rupa, dsb) ke bentuk (rupa, dsb) yang lain. swasembada : usaha mencukupi keperluan sendiri (beras, dsb). Modul BHS.IND.MAD.04.5 ix

BAB. I PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul ini disusun untuk memudahkan peserta mempelajari mata diklat bahasa Indonesia khususnya sub kompetensi (4.5) membuat simpulan, yaitu menyimpulkan dengan kalimat yang tidak taksa makna (ambigu), dirumuskan dengan jelas lugas dan bernalar, berdasarkan informasi yang diperoleh atau berdasarkan opini perumus. Lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan modul ini adalah satu kali tatap muka atau 2 jam pelajaran untuk sub-sub kompetensi membuat simpulan. Modul ini menuntut peserta diklat untuk mencermati perintah membuat simpulan, lalu menindaklanjuti secara cermat. Adapun tingkat pemahaman terhadap perintah membuat simpulan dari peserta diklat minimal mencapai 70 %. Bila tingkat pemahamannya kurang dari 70 %, maka peserta diklat tersebut harus mengulang kembali hingga ketentuan yang ditetapkan tercapai. Dengan mempelajari modul ini peserta diklat diharapkan dapat menerapkan pengetahuan dan ketrampilannya dalam bidang keahlian. B. Prasyarat Untuk mempelajari modul ini, peserta harus lulus terlebih dahulu dalam tes penempatan (placement tes) yang menjadi prasayarat utama untuk masuk ke dalam proses pemelajaran bahasa Indonesia yang setingkat dengan kualifikasi madya. Peserta diklat dapat menerapkan pengetahuan, ketrampilan serta kemampuan berbahasa Indonesia dalam kehidupannya, sesuai dengan keahlian yang dimilikinya. Modul BHS.IND.MAD.04.5 1

C. Petunjuk Penggunaan Modul 1. Petunjuk bagi Peserta Diklat Gunakan teknis membaca cepat dalam mempelajari modul ini: a) Pindai (scanning) topik-topik bahasan modul. b) Baca dan pahami modul dengan baik c) Ikuti ketentuan yang berlaku dalam setiap modul, khususunya waktu yang disediakan untuk bagian tertentu. d) Kerjakan tugas-tugas dan uji kemahiran dengan cermat dan jujur. e) Jangan melihat kunci jawaban sebelum waktunya. f) Usahakan menyelesaikan setiap modul lebih cepat dari waktu yang telah ditetapkan. g) Tingkatkan terus pemahaman Anda. Target mnimal skor nilai uji kemahiran 70 %. Jika target minimal belum tercapai, mintalah saran guru/fasilitator. Jika skor nilai Anda diatas 70 %, Anda diperbolehkan melanjutkan ke modul berikutnya. h) Anda diperbolehkan bertanya kepada guru/fasilitator, jika dirasa perlu. i) Laporkan kemajuan Anda kepada guru/fasilitator sebelumn melanjutkan ke modul berikut. 2. Peran Fasilitator a) Bimbinglah peserta diklat Anda bila mengalami kesulitan dalam mempelajari modul. b) Berikan motivasi kepada peserta diklat agar dapat menyelesaikan modul ini sesuai dengan waktu yang disediakan c) Membimbing siswa melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap akhir belajar d) Membantu siswa dalam memahmi konsep, praktik baru dan menjawab pertanyaan dan kendala proses belajar siswa. Modul BHS.IND.MAD.04.5 2

D. Tujuan Akhir Pemelajaran Setelah selesai mempelajari modul ini, siswa diharapkan dapat: 1. Merumuskan kembali secara tertulis, tabel ekspor manufaktur Indonesia tahun 1982 s.d. thn. 1994 (dalam persentase) dengan baik. 2. Menuliskan kembali dalam bentuk kerangka atau bagan. 3. Dapat menyebutkan pertumbuhan ekspor manufaktur Indonesia setiap periode 4. Menuliskan kegiatan yang akan dilakukan dalam bentuk kerangka atau bagan. 5. Merumuskan secara tertulis simpulan terhadap data yang diolah, berdasarkan fakta yanga ada. 6. Menanyakan kepada pemberi perintah kebenaran rencana kegiatan yang akan dilakukan. E. Kompetensi Sub kompetensi Modul BHS. IND. MAD. 04. 5 adalah Membuat Simpulan di mana siswa diharapkan dapat merumuskan kembali simpulan dengan cermat secara deduksi dan induksi menggunakan kalimat yang tidak taksa makna (ambigu) dirumuskan dengan jelas, lugas dan bernalar, berdasarkan informasi yang diperoleh atau berdasarkan opini perumus (tidak merumuskan pendapat pribadi). F. Cek Kemampuan Sebelum kegiatan belajar berlangsung, siswa diber pertanyaan dengan jawaban secara tertulis. Hal ini dimaksudkan untuk mengukur penguasaan awal kompetensi siswa dan sekaligus sebagai pemberian, motivasi untuk siswa. Modul BHS.IND.MAD.04.5 3

Bentuk Tes Awal Tabel Penerimaan Siswa Baru Tahun 2001/2002-2005/2006 SMK Negeri 19 Jakarta Tahun 2001/2002 2002/2003 2003/2004 2004/2005 2005/2006 Jumlah Jumlah Yang Diterima Pendaftar Akuntansi Sekretaris Penjualan Jumlah 777 80 114 40 234 658 80 120 40 240 681 80 120 40 240 412 80 119 39 238 794 80 116 38 234 Pertanyaan 1. Jelaskan menurut pendapat anda, mengapa Indonesia disebut sebagai negara agraris? 2. Apakah yang anda ketahui tentang table? Jelaskan! 3. Pendaftar yang terbanyak pada tahun 2005/2006. Hal ini terlihat dari tabel di atas, sedangkan jumlah siswa yang dibutuhkan untuk jurusan akuntansi adalah 80 siswa, sekretaris 116 siswa dan penjualan 38 siswa. 4. Berdasarkan data table di atas jumlah siswa yang diterima untuk Jurusan Akuntansi adalah 80 siswa, sekretaris 119 siswa dan penjualan 39 siswa. Pembagian jurusan tidak terpengaruh dengan jumlah penurunan pendaftar yang terjadi pada tahun 2004/2005. Apakah rumusan tabel di atas termasuk simpulan induksi? Modul BHS.IND.MAD.04.5 4

BAB. II PEMELAJARAN A. Rencana Belajar Peserta Diklat No. Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Alasan Perubahan Paraf Guru 1. Membuat Simpulan B. Kegiatan Belajar Membuat Simpulan Merumuskan secara tertulis simpulan terhadap data yang diolah (tidak merumuskan pendapat pribadi) baik secara deduksi maupun induksi. a. Tujuan Pemelajaran Setelah selesai mempelajari materi kegiatan belajar ini, Anda diharapkan dapat: 1. Merumuskan kembali secara tertulis table ekspor manufaktur Indonesia tahun 1988 s.d. 2000 (dalam persentase) 2. Menuliskan kembali dalam bentuk kerangka 3. Dapat menyebut pertumbuhan ekspor manufaktur Indonesia setiap periode (1988-2000) 4. Menuliskan kegiatan yang akan dilakukan dalam bentuk kerangka 5. Merumuskan secara tertulis simpulan terhadap data yang diolah berdasarkan fakta yang ada. Modul BHS.IND.MAD.04.5 5

b. Uraian Materi Bacalah dengan cermat wacana di bawah ini. Perkembangan perekonomian Indonesia tidak selalu mengalami kenaikan, demikian pula di bidang ekspor. Oleh karena itu, untuk menulis data yang cukup banyak digunakan tabel, sehingga persentase data tertulis dengan tepat dan mudah dibaca. Tabel adalah daftar berisi ikhtisar sejumlah (besar) data informasi yang biasanya berupa kata-kata dan bilangan yang tersusun secara bersistem urut ke bawah dalam lajur dan deret tertentu, dengan garis pembatas, sehingga dapat dengan mudah disimak. Di bawah ini adalah tabel ekspor manufaktur Indonesia tahun 1988-2000 (dalam persentase). Tahun 1988 Kenaikan Produksi (%) 3,98 Produktivitas 41,11 Areal Panen (000) Ha 10.138 Produksi Bruto Beras Per Kapita (kg) 165,35 1989 7,32 42,47 10.531 163,91 1990 1,01 43,02 10.502 163,27 1991-1,09 43,46 10.282 158,78 1992 7,95 43,45 11.103 168,54 1993-0,12 43,75 11.013 165,58 1994-3,19 43,45 10.734 156,38 1995 6,65 43,49 11.439 165,57 1996 2,76 44,17 11.47 167,46 1997-3,61 44,49 11.072 156,64 1998 2,80 41,99 11.176 149,31 1999 2,44 42,52 11.754 147,31 2000-2,57 42,91 11.445 147,43 Sumber: Rachbini (2000), data Bulog Modul BHS.IND.MAD.04.5 6

BISAKAH KAU MENYIMPULKANNYA? Petunjuk 1. Gunakan teknik membaca cepat dalam mempelajari modul ini. 2. Pindai (scanning) topik-topik bahasan modul. 3. Baca dan pahami modul dengan baik. 4. Ikuti ketentuan yang berlaku dalam setiap judul, khususnya waktu yang disediakan untuk bagian tertentu. 5. Kerjakan tugas-tugas dan uji kemahiran dengan cermat dan jujur. 6. Jangan melihat kunci jawaban sebelum waktunya. 7. Usahakan menyelesaikan setiap modul lebih cepat dari waktu yang tela ditetapkan. 8. Tingkatkan terus pemahaman anda: Target minimal skor uji kemahiran adalah 70% (skala 100). Jika target minimal 70% belum tercapai, mintalah saran fasilitator. Jika skor nilai anda > 70%, anda diperbolehkan melanjutkan ke modul berikutnya. 9. Anda diperbolehkan bertanya kepada fasilitator (guru), jika dirasa perlu. 10. Laporkan kemajuan anda kepada fasilitator sebelum melanjutkan ke modul berikutnya. Selamat Berlatih! Bacalah dengan Cermat Wacana di bawah ini! Wacana 1. Dinamika Pembangunan Dunia pendidikan berkembang begitu cepat, terlebih Indonesia yang mengikuti arus globalisasi dunia dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan pesatnya perubahan tersebut sehingga generasi penerus mendapatkan kesempatan yang sama dalam memanfaatkan peluang yang diberikan oleh dunia usaha dan dunia industri. Dengan demikian mereka Modul BHS.IND.MAD.04.5 7

dapat menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk kemajuan bangsa khususnya pembangunan di bidang ekonomi. Perlu diketahui bahwa pola dan proses dinamika pembangunan ekonomi di suatu negara sangat ditentukan oleh banyak factor, baik internal (domistik) maupun eksternal. Faktor-faktor internal diantaranya adalah kondisi fisik (termasuk iklim), lokasi geografi, jumlah, dan kualitas sumbar daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki, kondisi awal ekonomi, sosial dan budaya, sistem politik, serta peranan pemerintah di dalam ekonomi. Faktor-faktor eksternal di antaranya adalah perkembangan teknologi, kondisi perekonomian dan politik dunia, serta keamanan global. Jelaskan maksud kata di bawah ini sesuai wacana di atas Ekonomi Internal Ekonomi Internal Modul BHS.IND.MAD.04.5 8

Bacalah wacana di bawah ini dengan baik, perhatikan dan pahami tabel yang menggambarkan perkembangan produksi beras Indonesia, 1988-2000 (Rachbini, 2000, Bulog) Produksi Padi/Beras Berbeda dengan sektor-sektor ekonomi lainnya, peranan sektor pertanian di Indonesia sangat krusial karena harus memenuhi kebutuhan pangan penduduk yang jumlahnya lebih dari 200 juta jiwa. Dengan memakai data lembaga Demografi UI, Sumodiningrat (2000) membuat pridiksi kebutuhan beras nasional, pada asumsi, (1) setiap penduduk mengkonsumsi 144 kilogram per tahun, (2) seluruh penduduk mengkonsumsi beras dan (3) Indonesia tetap dengan luasan wilayah dan penduduk yang relatif sama (artinya lepasnya propinsi kecil, seperti Timor Timur, tidak banyak berpengaruh dalam hitungan). Sekarang timbul pertanyaan, apakah kebutuhan beras yang setiap tahun meningkat mengikuti pertumbuhan penduduk bisa terpenuhi oleh Indonesia (swasembada)? Hal ini sangat tergantung pada banyak faktor. Dua di antaranya adalah tingkat produktivitas dan areal panen. Seperti yang dapat dilihat dalam tabel, selama periode 1988 hingga 2000 produksi beras tidak selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya; pada periode-periode tertentu produksi mengalami penurunan. Tingkat produktivitas rata-rata per tahun masih dibawah 50,00 kg/ha dan luas areal panen tidak mengalami perluasan yagn signifikan. Dengan laju pertumbuhan penduduk yang lebih tinggi dibanding laju penambahan produksi beras, produksi bruto beras per kapita selama periode tersebut mengalami penurunan dari 165,35 kg pada tahun 1988 menjadi 147,43 pada tahun 2000. Hasil studi dari Sumodiningrat (2000) menunjukkan bahwa walaupun selama 20 tahun belakangan ini sudah banyak lahan pertanian berubah fungsi menjadi lokasi pemukiman, jalan raya, tempat-tempat rekreasi, olah raga dan lokasi industri, Jawa masih tetap merupakan wilayah sentra padi. Modul BHS.IND.MAD.04.5 9

Apabila konversi lahan ini dibiarkan terus, tidak lagi menjadi pusat padi di Indonesia. Namun mencri penggantinya di luar Jawa tidak gampang. Perkembangan Produksi Beras Indonesia Tahun Kenaikan Produksi (%) Produktivitas Areal Panen (000) Ha Produksi Bruto Beras Per Kapita (kg) 1988 3,98 41,11 10.138 165,35 1989 7,32 42,47 10.531 163,91 1990 1,01 43,02 10.502 163,27 1991-1,09 43,46 10.282 158,78 1992 7,95 43,45 11.103 168,54 1993-0,12 43,75 11.013 165,58 1994-3,19 43,45 10.734 156,38 1995 6,65 43,49 11.439 165,57 1996 2,76 44,17 11.47 167,46 1997-3,61 44,49 11.072 156,64 1998 2,80 41,99 11.176 149,31 1999 2,44 42,52 11.754 147,31 2000-2,57 42,91 11.445 147,43 Sumber: Rachbini (2000), data Bulog Berdasarkan pemahaman anda, rumuskan secara tertulis tabel perkembangan produksi beras Indonesia, 1988-2000 dengan baik. Rumusanku Modul BHS.IND.MAD.04.5 10

c. Rangkuman Dalam membuat simpulan data yang tertuang dalam table harus ditulis sesuai dengan data yang ada, sehingga arti tidak ada menyimpang dan diharapkan ketrampilan siswa untuk membaca tabel dan memindahkan dalam bentuk tertulis betul-betul sesuai dengan yang dimaksud. d. Tugas Amatilah dengan seksama tabel ekspor manufaktur Indonesia tahun 1988-2000 (dalam persentase) di bawah ini. Tahun Kenaikan Produksi (%) Produktivitas Areal Panen (000) Ha Produksi Bruto Beras Per Kapita (kg) 1988 3,98 41,11 10.138 165,35 1989 7,32 42,47 10.531 163,91 1990 1,01 43,02 10.502 163,27 1991-1,09 43,46 10.282 158,78 1992 7,95 43,45 11.103 168,54 1993-0,12 43,75 11.013 165,58 1994-3,19 43,45 10.734 156,38 1995 6,65 43,49 11.439 165,57 1996 2,76 44,17 11.47 167,46 1997-3,61 44,49 11.072 156,64 1998 2,80 41,99 11.176 149,31 1999 2,44 42,52 11.754 147,31 2000-2,57 42,91 11.445 147,43 Sumber: Rachbini (2000), data Bulog Modul BHS.IND.MAD.04.5 11

e. Tes Formatif Setelah Anda mempelajari dan mengamati tabel, kerjakan latihan di bawah ini dengan baik. 1. Tuliskan kegiatan yang anda lakukan dalam bentuk kerangka apabila anda akan menguraikan tabel 2. Tuliskan kembali dalam bentuk kerangka data yang tertulis dalam tabel 3. Sebutkan perkembangan produksi beras Indonesia setiap periode (1988-2000) baik secara deduksi maupun induksi. 4. Rumuskan secara tertulis simpulan terhadap data yang diolah berdasarkan fakta yang ada baik secara deduksi maupun induksi. Modul BHS.IND.MAD.04.5 12

f. Kunci Jawaban Tes Formatif 1. Kegiatan yang dilakukan apabila akan menguraikan tabel adalah a) Baca dan amati dengan seksama. b) Simak dengan teliti perubahan tahun demi tahun. c) Menguraikan perubahan tahun demi tahun sesuai sata yang ada. d) Mengembangkan uraian secara keseluruhan, sehingga merupakan laporan Perkembangan Perekonomian Indonesia tahun 1988-2000 secara lengkap berdasarkan data yang ada baik secara deduksi maupun induksi. 2. Data tabel dalam bentuk kerangka Lihat data tiap tahun dalam tabel. 3. Perkembangan produksi beras Indonesia tiap periode (1988-2000) baik secara deduksi maupun induksi. Lihat perkembangan antara tahun yang satu dengan tahun yang lain. 4. Rumusan secara tertulis simpulan data yang diolah berdasarkan fakta yang ada baik secara deduksi maupun induksi. Kembangkan sendiri jawaban anda sesuai dengan data yang tertulis. Modul BHS.IND.MAD.04.5 13

BAB. III EVALUASI A. Pertanyaan Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang paling benar dari jawaban yang tersedia. 1. Sektor pertanian berbeda dengan sektor lainnya karena a. Indonesia sebagian besar masyarakatnya bercocok tanam. b. Rakyat Indonesia lebih suka bertani. c. Kebutuhan pangan penduduk dari sektor pertanian. d. Sektor pertanian merupakan komoditas ekspor. e. Pertanian merupakan ekspor non migas yang sangat menjanjikan. 2. Kebutuhan beras nasional harus dipridiksi karena a. Sawah sudah semakin menyempit sehingga hasilpun berkurang. b. Seluruh penduduk mengkonsumsi beras. c. Pengurangan lahan persawahan sebagai penghasil beras harus diganti. d. Tingkat pertumbuhan penduduk pengkonsumsi beras semakin meningkat. e. Beras merupakan bahan yang tidak bisa digunakan. 3. Kebutuhan beras yang setiap tahun meningkat mengikuti pertumbuhan penduduk bisa terpenuhi oleh Indonesia (swasembada) apabila a. Masyarakat melakukan penghematan di bidang pangan khususnya beras. b. Lahan sawah yang sudah di alih fungsikan menjadi perumahan dikembalikan lagi. c. Jumlah petani ditambah sehingga bisa mengerjakan sawah. d. Produktivitas ditingkatkan e. Mengimport beras dari negara lain. Modul BHS.IND.MAD.04.5 14

4. Jawa merupakan wilayah sentra padi di Indonesia karena a. Tanahnya yang subur. b. Padat penduduknya. c. Masyarakatnya rajin bertani. d. Penduduknya suka bekerjasama dan tolong menolong. e. Teknologi pertanian dikuasai masyarakat Jawa. 5. Walaupun merupakan negara agraris yang besar, ternyata Indonesia sangat tergantung pada impor beras, hal ini dikarenakan a. Indonesia suka bekerja sama dengan negara lain. b. Merupakan kewajiban suatu negara untuk tukar menukar produk. c. Indonesia bukan satu-satunya Negara penghasil beras. d. Negara lain produksi berasnya lebih melimpah. e. Kebutuhan pangan di Indonesia besar dan tidak bisa dihindari. 6. Tingkat produksi beras berada di bawah garis swasembada, yang berarti impor meningkat, hal ini dikarenakan antara lain a. Para petani malas untuk mengerjakan sawahnya karena berpindah pekerjaan menjadi tukang bangunan. b. Para petani beramai-ramai melakukan urbanisasi. c. Susah mencari obat pembasmi hama padi. d. Mutu sumber daya yang rendah. e. Keengganan para petani karena tidak bisa meminjam kridit. 7. Terjadi kenaikan produksi beras pada tahun, sementara areal panen tidak seluas tahun 1999 (000 Ha). Untuk melengkapi di atas yang paling tepat adalah a. Tahun 1991. b. Tahun 1992. c. Tahun 1993. d. Tahun 1994. e. Tahun 1995. Modul BHS.IND.MAD.04.5 15

8. Ada pandangan yang didasarkan pada suatu asumsi bahwa Indonesia memiliki kekuatan monopoli tertentu di pasar dunia untuk beras. Hal ini dikarenakan a. Indonesia adalah negara agraris. b. Penduduknya banyak dan bercocok tanam padi. c. Pasar beras dunia tidak terlalu besar. d. Makanan pokok bangsa Indonesia adalah beras. e. Tanahnya subur untuk menanam padi. Modul BHS.IND.MAD.04.5 16

B. Kunci Jawaban 1. c 2. b 3. d 4. a 5. e 6. d 7. b 8. c TIPS DELAPAN CARA SOPAN SANTUN BERBICARA 1. Jangan memonopoli percakapan, karena orang lain pun ingin berbicara dan lebih baik lagi memang terjadi pembicaraan bersama-sama. Berbicaralah singkat da seperlunya. 2. Jadilah pendengar aktif, juga dalam situasi perbedaan pendapat. 3. Jangan membicarakan kejelekan orang lain, tanpa yang dibicarakan hadir dan ikut mendengarkan. 4. Jangan menanyakan perkara yang bersifat pribadi (misalnya harga barang yang dipakai, status). Kadang perlu merahasiakan nama baik orang lain. 5. Jangan mempermalukan kelemahan atau cacat fisik orang lain atau mengatakan orang lain itu bodoh. 6. Jangan menghadapi orang lain dengan mengorek telinga, hidung, membuang ingus, atau memotong kuku. 7. Jangan memasukkan tangan ke dalam saku atau menyembunyikan tangan, bercekak pinggang, ketika berbicara. 8. Jangan menunjukkan rasa gembira atau rasa sedih secara berlebihlebihan. Jangan tertawa terbahak-bahak atau sebaliknya menunjukkan wajah yang suram. Modul BHS.IND.MAD.04.5 17

Efektivitas komunikasi tergantung juga dari ekspresi wajah/mimik/bahasa tubuh, artikulasi, pilihan kata/diksi, kontak mata. Volume berbicara anda perlu serasi. Disayangkan cara pemelajaran sejak TK, tidak dibiasakan untuk berbicara di depan umum, sehingga banyak yang kesulitan untuk barbicara di depan umum. Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berinteraksi dengan lingkungan di sekitar kita. Sopan santun dalam berbicara adalah cermin dari manusia yang bermain dan berakal budi. Marilah kita merenungkan; Apakah saya selalu berbicara dengan sopan santun terhadap sesama? Siapakah lawan bicara saya pada saat itu? Kapankah hal itu terjadi? Seusai anda menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, cobalah anda renungkan bagaimana perasaan anda apabila berada di posisi sebagai lawan bicara? Dan hal apa yang dapat saya lakukan untuk memperbaiki. Modul BHS.IND.MAD.04.5 18

BAB. IV PENUTUP Setelah Anda menjawab soal evaluasi, cocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar. Kemudian, gunakan rumus di bawah ini untuk menghitung tingkat pemahaman Anda. Tingkat pemahaman : jumlah jawaban yang benar x 100% 8 Berapa persen pemahaman Anda?..% Arti tingkat pemahaman yang Anda capai 90% - 100% = baik sekali 80% - 89% = baik 70% - 79% = cukup < 70% = kurang Bila Anda tengah mencapai tingkat pemahaman >70%, Anda dapat melanjutkan ke Modul Tingkat Unggul. Selamat! Tetapi jika hasil pemahaman Anda <70%, pelajari kembali bagian-bagian yang belum Anda kuasai, atau berkonsultasilah pada fasilitator Anda. Modul BHS.IND.MAD.04.5 19

DAFTAR PUSTAKA Adventure Tourism Indonesia, 2004, Jakarta: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1999, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka. Dikmenjur Dirjen Dikdasmen, Diknas, 2004, Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Edisi 2004. Hutton, Peter & Hans Hoffer, 1974, Guide to Java 1974, Singapore: McGraw-Hill John M. Echols dan Hassan Shadily, 2000, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta, Gramedia. Suparni, Dra., 2004, Bahasa Indonesia SMK KElas 2, Bandung, Aditya. Tulus T. H. Tambunan, Dr., Perekonomian Indonesia, Teori dan Temuan Empiris. Tim Budi Pekerti, 2004, Pendidikan Budi Pekerti 2 Untuk SMA Kelas 2, Jakarta, PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Modul BHS.IND.MAD.04.5 20