BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat dari tahun ketahun. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan riil perkapita penduduk di suatu wilayah dalam jangka panjang. dimana pertumbuhan ekonomi dapat di ukur melalui Produk Nasional Bruto (PNB) yang dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat. didalam proses pertumbuhan ekonomi itu sendiri masih memiliki berbagai masalah yang dihadapi, salah satunya ketimpangan pembangunan antar wilayah. Ketimpangan itu sendiri terjadi karena faktor dari pihak pemerintah dalam melakukan pembangunan di suatu wilayah perkotaan atau di daerah hanya beberapa yang tersentuh. Jadi dengan adanya perbedaan pembangunan dan infrastruktur juga berdampak terhadap pendapatan masyarakat baik yang ada dikota maupun didaerah. Oleh karena itu pemerintah harus meningkatkan pembangunan dalam suatu daerah itu secara merata sehingga diwilayah tersebut dapat di optimalkan pertumbuhan ekonominya. Ketimpangan pada dasarnya disebabkan adanya perbedaan kandungan sumber daya alam dan perbedaaan kondisi demografi yang terdapat pada masing masing wilayah. Akibat dari perbedaan ini kemampuan suatu daerah dalam proses pembangunan juga menjadi berbeda, oleh karena itu tidaklah mengherankan 1
2 bilamana pada suatu daerah biasanya terdapat wilayah maju dan wilayah terbelakang. (Herwin Mopangga,2011) Ketimpangan dalam pembangunan sering kali menjadi permasalahan serius dan apabila tidak mampu diminimalisir secara efektif dapat menimbulkan krisis yang lebih komplek seperti masalah kependudukan, ekonomi, sosial, politik, lingkungan serta dalam konteks makro sangat merugikan proses dan hasil pembangunan yang ingin dicapai oleh suatu wilayah. Wilayah maju terus berkembang pesat meninggalkan wilayah terbelakang serta adanya sektor unggulan yang berkontribusi besar bagi pembangunan, sedangkan sektor non unggulan yang membebani. (Yuliani,Titik 2015) Menurut Sensus Penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (2015), Provinsi Jawa Timur memiliki 29 Kabupaten dan 9 kota. Dimana di masing-masing wilayah memiliki pertumbuhan ekonomi berbeda-beda dan sumber pendapatan masyarakat yang berbeda. Pada tahun 2010 jumlah penduduk di Jawa Timur adalah 37.565.706 jiwa sedangkan pada tahun 2015 mencapai 38.847.561 jiwa. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan minimnya tingkat pendidikan maka tingkat kemiskinan juga semakin bertambah. Pada tahun 2010 penduduk miskin di jawa timur mencapai 1.873,55 ribu jiwa sedangkan pada tahun 2015 telah mencapai 3.204,82 ribu jiwa.
3 Tabel 1.1 Produk Domestik Regional Bruto di Provinsi Jawa Timur Tahun 2010 2015 (Miliyar Rupiah) Kabupaten/Kota 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kab. Pacitan 6.817,4 7.246,2 7.705,0 8.157,6 8.582,2 9.019,5 Kab. Ponorogo 8.961,5 9.472,2 10.038,4 10.554,5 11.104,1 11.686,2 Kab. Trenggalek 7.962,1 8.435,2 8.959,5 9.496,7 9.998,4 10.500,8 Kab. Tulungagung 16.776,3 17.845,2 18.999,0 20.164,3 21.265,2 22.326,6 Kab. Blitar 16.213,9 17.093,9 18.054,5 18.967,3 19.920,2 20.925,5 Kab. Kediri 18.252,0 19.352,3 20.535,5 21.730,5 22.886,3 24.002,3 Kab. Malang 41.342,6 44.091,1 47.075,7 49.571,4 52.549,3 55.316,0 Kab. Lumajang 14.260,1 15.144,4 16.053,4 16.949,6 17.852,1 18.677,7 Kab. Jember 33.375,5 35.208,2 37.262,0 39.519,2 41.968,8 44.204,1 Kab. Banyuwangi 32.463,8 34.720,4 37.235,7 39.733,6 41.997,6 44.523,5 Kab. Bondowoso 8.515,9 9.033,0 9.583,4 10.140,1 10.651,9 11.178,7 Kab. Situbondo 8.471,4 8.927,1 9.411,6 9.993,8 10.572,4 11.086,5 Kab. Probolinggo 15.028,1 15.912,5 16.936,8 17 808,9 18.681,3 19.570,4 Kab. Pasuruan 61.167,3 65.260,1 70.155,2 75 031,9 80.093,2 84.399,8 Kab. Sidoarjo 81.308,8 87.076,5 93.403,7 99.872,3 106.294,4 111.884,2 Kab. Mojokerto 34.145,9 36.404,5 39.046,0 41.607,1 44.290,7 46.791,4 Kab. Jombang 17.350,8 18.385,0 19.514,8 20.672,3 21.793,2 22.960,2 Kab. Nganjuk 11.405,4 12.061,2 12 767,0 13.456,0 14.142,6 14.875,7 Kab. Madiun 8.117,3 8.606,1 9.132,9 9.651,2 10.166,7 10.702,0 Kab. Magetan 8.227,8 8.744,8 9.251,2 9.792,6 10.292,4 10.824,1 Kab. Ngawi 8.456,4 8.972,5 9.567,5 10.093,2 10.680,2 11.223,2 Kab. Bojonegoro 15.576,4 17.711,6 18.971,0 20.390,1 21.625,4 22.858,6 Kab. Tuban 27.328,9 29.212,2 31.204,5 33.088,0 34.920,7 36.703,1 Kab. Lamongan 16.275,2 17.360,5 18.562,7 19.848,8 21.100,1 22.316,8 Kab. Gresik 27.328,9 55.486,7 59.501,1 64.118,9 68.419,9 72.971,1 Kab. Bangkalan 8.424,6 8.959,4 9.537,0 10.157,3 10.666,9 11.207,3 Kab. Sampang 7.598,9 8.038,0 8.504,7 8.951,8 9.405,3 9.888,2 Kab. Pamekasan 6.994,2 7.429,4 7.894,0 8.375,2 8.846,2 9.317,2 Kab. Sumenep 11.886,6 12.584,5 13.403,9 14.348,8 15.106,5 15.894,1 Kota Kediri 57.550,6 60.020,1 63.185,1 65.408,8 69.232,9 72.945,5 Kota Blitar 2.855,0 3.038,4 3.236,6 3.446,8 3.649,5 3.857,0 Kota Malang 31.337,3 33.273,7 35.355,7 37.547,7 39.724,3 41.951,6 Kota Probolinggo 4.921,3 5.213,9 5.552,1 5.911,3 6.261,9 6.629,1 Kota Pasuruan 3.585,4 3.810,7 4.051,2 4.315,1 4.561,1 4.813,3 Kota Mojokerto 2.987,2 3.165,6 3.358,4 3.566,7 3.774,5 3.991,1 Kota Madiun 6.081,2 6.494,4 6.937,7 7.470,7 7.965,5 8.455,4 Kota Surabaya 231.200,5 247.682,2 265.887,4 286.045,9 305.952,4 324.222,8 Kota Batu 6.504,4 6.968,0 7.473,6 8.018,6 8.572,1 9.145,9 PDRB Jatim 952.832,3 1.013.206,9 1.083.608,5 1.151.518,6 1.220.526,9 1.285.105,4 Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur
4 Perkembangan mengenai PDRB di Jawa Timur tahun 2010-2015. dijelaskan pada Tabel 1.1 bahwa Produk Domestik Bruto tertinggi di Jawa Timur terletak di daerah Surabaya. Penduduk di wilayah Jawa Timur terus meningkat setiap tahunya, di karenakan adanya penambahan pada faktor produksi di suatu daerah tersebut dan pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah dapat dilihat melalui PDRB per kapita. PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang di hasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah. dan salah satu alat untuk mengukur keberhasilan perekonomian di suatu wilayah adalah pertumbuhan ekonomi wilayah itu sendiri. (Sukirno, 2004) Dalam rangka pelaksanaan pembangunan ekonomi di suatu wilayah dirasakan sangat sulit untuk memperhatikan pertumbuhan dan pemerataan pada waktu yang bersamaan karena keterbatasan dana yang dimiliki oleh pemerintah. Salah satu tujuan pembangunan yakni tersedianya lapangan kerja yang cukup sehingga hampir semua penduduk memperoleh kesempatan kerja dan mendapatkan penghidupan yang layak. Masyarakat harus mengembangkan kegiatan ekonomi dan menaikan tingkat pendapatanya, dimana dalam pembangunan ekonominya harus terus berubah secara terus menerus, dan terus berusaha untuk menaikkan tingkat pendapatan per kapita dalam jangka panjang. Hal tersebut yang menyebabkan pemerintah Provinsi Jawa Timur harus mendorong pembangunan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Maka dari itu peneliti juga ingin melihat pertumbuhan yang ada di Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan keadaan tersebut maka
5 peneliti mengangkat judul Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Pembangunan di Provinsi Jawa Timur Tahun 2010 2015 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dan tingkat Ketimpangan di Provinsi Jawa Timur. Sehingga penelitian ini dapat di jadikan bahan pertimbangan bagi pemerintah dalam membuka lapangan usaha khususnya bagi masyarakat dan dapat meningkatkan Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur. Maka dari itu pemerintah harus selalu meningkatkan kemampuan melalui peningkatan sektor-sektor ekonomi yang di milikinya. Hal tersebut juga sebagai dukungan dalam menciptakan perkembangan pembangunan, maka secara langsung akan mempengaruhi terhadap perkembangan daerah yang di khususkan terhadap kesejahteraan masyarakat di Provinsi Jawa Timur. B. Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang masalah penelitian yang telah dikemukakan, maka dirumuskan pokok masalah yaitu: 1. Berapa besar pengaruh upah dan tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur tahun 2010 2015? 2. Berapa besar tingkat ketimpangan pembangunan di Provinsi Jawa Timur tahun 2010 2015?
6 C. Tujuan Penelitian Suatu penelitian harus mempunyai tujuan yang jelas sehingga dapat memberikan arah dalam pelaksanaan penelitian tersebut. Adapun tujuan yang ingin di capai melalui penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui pengaruh tingkat upah dan tenaga kerja terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Timur. 2. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat ketimpangan pembangunan di Provinsi Jawa Timur tahun 2010 2015. D. Batasan Masalah Mengingat begitu banyak permasalahan yang timbul, maka diperlukan pembatasan masalah untuk menghindari berbagai kesalahan persepsi yang terkaitan dengan penelitian. Oleh karena itu penelitian hanya berpusat untuk mengetahui wilayah yang perekonomianya maju dan masih berkembang yang di lihat dari BPS jawa timur. Selain itu juga hanya membatasi pada masalah pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pembangunan di Provinsi Jawa Timur pada tahun 2010-2015. E. Manfaat Penelitian Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan yang berupa informasi yang bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai referensi bagi pihak lain diantaranya :
7 1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah atau pihak-pihak yang terkait untuk selalu mempertimbangkan terlebih dahulu dalam mengambil suatu keputusan dalam rangka perencanaan pembangunan di Provinsi Jawa Timur. 2. Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan suatu sumbangan / informasi yang bermanfaat bagi para pembaca yang tertarik untuk meneliti hal yang sama.