BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi, tidak memungkinkan bagi guru bertindak sebagai satu-satunya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip dan konsep yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sehingga dapat bersaing dengan bangsa lain.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

TINJAUAN PUSTAKA. (a) pandangan dari samping (wajah orang), (b) lukisan (gambar) orang dr

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Bagaimana mata dapat melihat? bagaimanakah dengan terjadinya siang

BAB I PENDAHULUAN. siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5).

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

BAB I PENDAHULUAN. saing dalam menghadapi zaman perubahan yang serba instan. 1 Oleh karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran- lembaran yang berisi tugas

BAB I PENDAHULUAN. sains yang semula berasal dari bahasa Inggris science. Kata science sendiri berasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha manusia untuk men bumbuhkan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving adalah model pembelajaran yang menyajikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Keterampilan Proses Sains. Makalah disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan IPA. oleh Litasari Aldila Aribowo ( )

2015 PENERAPAN MODEL INQUIRY PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD

Hasil belajar biologi siswa ditinjau dari penggunaan berbagai metode mengajar dengan pendekatan discovery

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan model pembelajaran yang menghadapkan

BAB I PENDAHULUAN. yang terikat, terarah pada tujuan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan. 2

Keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik yang dapat memberikan pengaruhnya terhadap pertumbuhan baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. 1 Pembelajaran IPA secara

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Devi Esti Anggraeni, 2013

II._TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains merupakan salah satu bentuk keterampilan proses

BAB I PENDAHULUAN. mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan; merancang dan merakit

2015 PENGEMBANGAN ASSESMEN KINERJA UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS TERINTEGRASI SISWA PADA KONSEP EKOSISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan suatu cabang ilmu yang banyak mengandung konsep

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu. lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antar manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon dengan

2015 PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan belajar yang nyaman dan penggunaan pendekatan yang relevan dan

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pendididkan adalah hal yang memang seharusnya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pembelajaran fisika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan. 1 Aktivitas

JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Laharja Ridwan Mustofa, 2013

I. PENDAHULUAN. diperoleh melalui kegiatan ilmiah yang disebut metode ilmiah (Depdiknas,

I. PENDAHULUAN. Keseluruhan dalam proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (natural science) yang

BAB I PENDAHULUAN. Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) diartikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. tersebut Kosasih Djahiri (dalam Amri dan Ahmadi, 2010: 2) makna bahwa pendidikan harus dilakukan oleh usaha sadar manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Yetty Wadissa, 2014

II. TINJAUAN PUSTAKA. Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan

1. PENDAHULUAN. Sains merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu dan proses

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh bagi keberhasilan belajar siswa yaitu: bahan ajar, suasana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara siswa yang belajar dengan guru

BAB I PENDAHULUAN. memaknai pembelajaran dengan baik (Fauzan, 2012). pengembangan aspek sensori-motorik, afektif, dan nilai-nilai (value).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan. Diperlukan penataan kembali sistem pendidikan secara menyeluruh

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yaitu terdapatnya interaksi antara siswa dan guru. Belajar menunjuk. dan evaluasi pembelajaran (Hamalik, 2005).

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN NO. 1 SIKARA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains dapat diartikan sebagai keterampilan intelektual,

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. masalah kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain masalah yang timbul dalam

2014 IDENTIFIKASI KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH YANG MUNCUL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM PADA MATERI NUTRISI KELAS XI

RANCANGAN ALAT UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP N 1 AMBARAWA TAHUN AJARAN

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains sangat berkaitan erat dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) telah dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ilmu yang mempelajari benda-benda beserta fenomena dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka memengaruhi peserta didik agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1 Muhibbin Syah., Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 01/Tahun XVII/Mei 2013 PENGEMBANGAN KETERAMPILAN PROSES MELALUI STRATEGI INQUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA SMP

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Rumpun ilmu IPA erat kaitannya dengan proses penemuan, seperti yang. dinyatakan oleh BSNP (2006: 1) bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mengingat percepatan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi, tidak memungkinkan bagi guru bertindak sebagai satu-satunya orang yang menyalurkan semua fakta dan teori dengan menggunakan metode ceramah yang dilakukan di sekolah. Untuk mengatasi hal ini perlu pengembangan keterampilan memperoleh dan memproses semua fakta, konsep, dan prinsip-prinsip diri siswa. 1 Pengembangan dapat diterapkan dengan pendekatan keterampilan proses sains. Hal ini dikarenakan pembelajaran IPA atau sains di sekolah berdasarkan kurikulum menekankan pada penguasaan kompetensi melalui serangkaian proses ilmiah. Dalam buku panduan penyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan, proses pembelajaran IPA diarahkan dalam mencari tahu dan berbuat untuk membantu peserta didik memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang diri dan alam sekitar. Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses ilmiah. Oleh karena itu pembelajaran IPA khususnya biologi menekankan pada pemberian pengalaman 137 1 Dimyanti dan Mujiono, belajar dan pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h

2 belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. 2 Keterampilan Proses Sains (KPS) adalah perangkat kemampuan kompleks yang biasa digunakan oleh para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah ke dalam rangkaian proses pembelajaran. Keterampilan Proses Sains (KPS) adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. KPS sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang dimiliki. 3 Keterampilan merupakan kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitas. Proses didefinisikan sebagai perangkat keterampilan kompleks yang digunakan ilmuwan dalam melakukan penelitian ilmiah. Proses merupakan konsep besar yang dapat diuraikan menjadi komponen-komponen yang harus dikuasai seseorang bila akan melakukan penelitian. Keterampilan proses adalah keterampilan yang melibatkan keterampilanketerampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial. Keterampilan kognitif terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses 2 BSNP, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah, Jakarta: Balitbang Depdiknas, 2006, h 451 3 Dahar, teori-teori belajar, Jakarta: Erlangga, 1996, hal 7

3 karena mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Keterampilan sosial juga terlibat dalam keterampilan proses karena mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan. Keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalamanpengalaman langsung sebagai pengalaman belajar. Melalui pengalaman langsung, seseorang dapat lebih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan. 4 Keterampilan apapun yang dipelajari memerlukan pengulangan atas kegiatan belajar terdahulu. Istilah, konsep, dan prinsip hendaknya dikuasai. Selain itu, belajar keterampilan memerlukan latihan dalam mengoordinasikan gerakan motorik dan kegiatan mental. Pengembangan suatu keterampilan yang terlatih dalam hampir setiap bidang pun merupakan proses yang panjang. Masalah yang dihadapi dalam mempelajari keterampilan ialah sulitnya mempertahankan perhatian dan minat siswa secara terus menerus untuk mempelajari keterampilan tersebut. Salah satu cara yang paling efektif untuk mengatasi hal ini adalah membuat siswa merasa pasti bahwa mereka melihat adanya kemajuan yang dicapainya. Grafik atau chart kemajuan hasil yang 4 Rustaman, keterampilan proses sains, diakses dari http:// wytr33. Wordpress. Com/2013/01/07keterampilan proses sains. Diakses pada tanggal 6 april 2015.

4 dicapai adalah alat yang amat baik untuk menunjukkan dan membandingkan prestasinya pada masa lampau dengan sekarang. 5 Berdasarkan wawancara dengan salah satu guru bidang studi IPA di MTs Muslimat NU Palangka Raya pembelajaran IPA khususnya biologi di MTs tersebut sampai saat ini kurang dapat menumbuhkan keterampilan proses sains siswa. Pembelajaran di fokuskan pada aspek kognitif, sedangkan aspek psikomotorik dan afektif kurang diperhatikan, kurangnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan aktivitas yang dilakukan cenderung tidak relevan dengan materi pembelajaran, aktivitas siswa sebatas mencatat dan mendengar. Selain itu berdasarkan observasi bahwa pada kelas VIII C tahun ajaran 2014/2015 khususnya pada materi gerak tumbuhan belum optimalnya dilaksanakan serta diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada materi gerak tumbuhan kelas VIII C tahun ajaran 2014/2015 ketuntasan individual adalah 60 masih belum mencapai standar yang ditetapkan pihak sekolah yaitu sebesar 70 dan untuk ketuntasan klasikal sebesar 75%. Hal ini mungkin terjadi pada saat memberikan materi gerak pada tumbuhan siswa kurang memahami materi dengan sepenuhnya, sehingga nilai siswa tidak mampu mencapai nilai yang ditetapkan oleh pihak sekolah. Rendahnya hasil belajar siswa tersebut menunjukkan rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi gerak pada tumbuhan. Hal ini diduga karena 5 Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar,Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1992, hal 17

5 terlalu banyak materi yang menuntut siswa untuk mengingat pada macam-macam gerak tumbuhan, sehingga siswa kesulitan dalam memahami dan mengenal macam-macam gerak pada tumbuhan, dan hal ini akan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Kemudian model pendekatan yang digunakan oleh guru masih metode ceramah, tanya jawab, sehingga kurangnya keterlibatan siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Hal ini mengakibatkan kurangnya keaktifan siswa, keterampilan, dan aktivitas siswa di dalam kelas. Dari latar belakang diatas bahwa pembelajaran IPA (biologi) di sekolah MTs Muslimat NU Palangka Raya tersebut belum maksimal melibatkan siswa dalam aspek psikomotoriknya, dan tidak maksimal memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran sehingga tidak dapat menumbuhkan keterampilan proses sains siswa. 6 Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik meneliti terkait tentang Identifikasi Keterampilan Proses Sains Pada Materi Gerak Pada Tumbuhan di Kelas VIII C Semester I MTs Muslimat NU Palangka Raya. B. Batasan masalah Melihat dari banyaknya permasalahan yang muncul maka diperlukan untuk membatasi masalah-masalah yang ada. Batasan masalah yang diperlukan adalah sebagai berikut : 6 Wawanacara dengan guru biologi MTs Muslimat Nu Palangka raya, 8 april 2014

6 1. Penelitian dilaksanakan pada kelas VIII C di MTs Muslimat NU Palangka Raya. 2. Keterampilan proses sains yang dilihat yaitu mengamati/observasi, klasifikasi, menafsirkan/interpretasi, mengajukan pertanyaan, berhipotesis, merencanakan percobaan, melakukan percobaan, menerapkan konsep, berkomunikasi. 3. Penggunaan ini hanya dibatasi pada materi gerak pada tumbuhan di kelas VIII C semester I. C. Rumusan Masalah Dari kenyataan yang ada maka rumusan masalah beberapa persoalan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Keterampilan proses sains apa saja yang muncul pada materi gerak pada tumbuhan di kelas VIII C MTs Muslimat NU Palangka Raya? D. Tujuan penelitian Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: untuk mengetahui keterampilan proses sains yang muncul pada saat siswa diajarkan materi gerak tumbuhan di kelas VIII C MTs Muslimat NU Palangka Raya. E. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian yang di lakukan peneliti ini di harapkan dapat bermanfaat untuk :

7 1. Bagi peneliti, Sebagai bahan informasi bagi para peneliti berikutnya yang berhubungan dengan penelitian ini. 2. Bagi siswa, memberikan pengalaman belajar yang lebih bervariasi sehingga diharapkan siswa lebih termotivasi dalam proses pembelajaran biologi dan membantu siswa agar lebih aktif, dalam menemukan sendiri serta terlibat dalam memecahkan masalah pembelajaran yang dialaminya. 3. Sebagai bahan referensi dan masukan khususnya bagi guru dan umumnya bagi seluruh lembaga pendidikan dalam kaitannya dengan hal-hal yang menyangkut evaluasi keterampilan proses sains pada mata pelajaran Biologi. F. Definisi operasional 1. Identifikasi adalah sebuah kegaiatan yang bertujuan untuk memeriksa dan menganalisa secara lebih mendalam akan sebuah hal atau benda. Identifikasi juga bisa diartikan sebagai satu cara yang dilakukan oleh seseorang untuk mengambil alih ciri-ciri orang lain dan menjadikannya bagian yang terintegrasi dengan kepribadiannya sendiri. 2. Keterampilan proses sains adalah seluruh keterampilan ilmiah yang digunakan untuk menemukan konsep atau prinsip atau teori dalam rangka mengembangkan konsep yang telah ada atau menyangkal penemuan sebelumnya. Keterampilan proses sains merupakan keterampilan

8 intelektual yang khas, yang digunakan oleh semua ilmuan. Keterampilan proses juga dapat digunakan untuk memahami fenomena apa saja yang telah terjadi. 7 G. Sistematika Pembahasan Sistematika penulisan dalam penelitian ini disusun dalam lima bab, yaitu Bab I : Pendahuluan Adapun latar belakang dari penelitian yang peneliti lakukan adalah bahwa proses pembelajaran masih berpusat pada guru, pembelajaran di fokuskan pada aspek kognitif, kurangnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan aktivitas yang dilakukan cenderung tidak relevan dengam materi. Aktivitas siswa sebatas mencatat dan mendengar, sehingga siswa kurang aktif dan terampil. Mengatasi permasalahan tersebut maka diperlukan adanya pendekatan yang diterapkan pada materi gerak pada tumbuhan. Bab II : Kajian Pustaka Kajian pustaka memaparkan tentang pendekatan keterampilan proses sains dan penjelasan materi gerak pada tumbuhan. Bab III : Metode penelitian Adapun metode penelitian yang dilakukan peneliti adalah menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan tehnik purposive sampling (sampel bertujuan). Dimana pendekatan ini yang banyak dituntut data-data deskriptif 7 Toharudin, Uus, dkk, Membangun Literasi Sains Peserta Didik, Bandung: humainiora, 2011, hal. 35

9 yaitu berupa data tertulis maupun lisan yang bersumber dari orang-orang yang diamati perilakunya. Bab IV : Adapun hasil penelitian dan pembahasan yang peneliti dapatkan adalah adanya ketermpilan proses sains yang muncul di kelas VIII C pada materi gerak pada tumbuhan dan ada juga keterampilan proses sains yang tidak muncul. Bab V : Adapun kesimpulan dari hasil penelitian yang peneliti lakukan adalah maka keterampilan proses sains yang muncul meliputi mengamati/observasi, melakukan percobaan, menerapkan konsep, berkomunikasi, mengajukan pertanyaan dan berhipotesis. Sedangkan keterampilan proses sains yang tidak muncul pada semua kelompok atau 8 kelompok dipertemuan pertama adalah menafsirkan dan merencanakan percobaan, sedangkan pada pertemuan kedua yang tidak muncul pada semua kelompok adalah mengelompokkan/klasifikasikan dan merencanakan percobaan pada materi gerak pada tumbuhan di kelas VIII C MTs Muslimat NU Palangka Raya.