FISIOLOGI MANUSIA PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM 2 PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI PADA ORANG

STRUKTUR JANTUNG RUANG JANTUNG KATUP JANTUNG tiga katup trikuspidalis dua katup bikuspidalis katup mitral Katup pulmonal Katup aorta Arteri Koroner

FISIOLOGI PEMBULUH DARAH DAN PENGATURAN TEKANAN DARAH

DASAR TEORI Siklus jantung terdiri atas periode sistol (konstraksi dan pengosongan isi) dan diastol (relaksasi dan pengisian jantung) bergantian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI PENGUKURAN TEKANAN DARAH

FISIOLOGI MANUSIA. Laporan Praktikum Daya Tahan Tubuh. Muhammad Reza Jaelani

MEKANISME PENGATURAN KARDIOVASKULAR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KARDIAK OUTPUT DAN HUKUM STERLING

FISIOLOGI PEMBULUH DARAH. Kuntarti, SKp

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

STRUKTUR DAN FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER

BAB 2. Universitas Sumatera Utara

PEMERIKSAAN DENYUT NADI DAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH

Curah jantung. Nama : Herda Septa D NPM : Keperawatan IV D. Definisi

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA PRAKTIKUM DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH

MONITORING HEMODINAMIK TIM ICU INTERMEDIATE ANGKATAN I

SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA

REGULASI PERNAPASAN Pusat Pernapasan. Pusat pernapasan adalah beberapa kelompok neuron yang terletak di sebelah bilateral medula oblongata dan pons.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM CARDIO VASCULAR

LAPORAN PRAKTIKUM ANFISMAN DENYUT NADI DAN TEKANAN DARAH

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah tepi terhadap aliran darah yang mengalir. 9 Sehingga bila terjadi peningkatan. BP = CO x TPR

A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. milimeter air raksa (mmhg) (Guyton, 2014). Berdasarkan Seventh Joint National

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

sistem sirkulasi darah dalam tubuh manusia

TES KEBUGARAN (TEKANAN DARAH)

Cara Kerja Fungsi Anatomi Fisiologi Jantung Manusia

Kontrol Dari Kecepatan Denyut Jantung

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Usia lanjut adalah seseorang yang akan mengalami kemunduran pada

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Penentuan Tekanan Darah, Denyut Nadi, dan Golongan Darah yang disusun oleh: N

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempertahankan tekanan onkotik dan volume intravaskuler. Partikel ini tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGATURAN JANGKA PENDEK. perannya sebagian besar dilakukan oleh pembuluh darah itu sendiri dan hanya berpengaruh di daerah sekitarnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendistribusikan substansi penting ke jaringan tubuh serta membuang produk akhir

SISTEM PEREDARAN DARAH DAN KARDIOVASKULAS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dari derajat substitusi (0,45-0,7) dan substitusi karbon pada molekul glukosa (C2,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. fakultas yang ada di UMY adalah Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu

ABSTRAK. EFEK SAMBILOTO (Andrographis paniculata, Nees.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. Tidur adalah suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran

SISTEM CARDIOVASCULAR

ANATOMI JANTUNG MANUSIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan sejalan dengan penetapan status Bandara Adisutjipto

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 6. SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIALATIHAN SOAL

Aktivitas Jantung dan Aliran Darah Heart Activity and Blood Flow

Syok Syok Hipovolemik A. Definisi B. Etiologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada remaja laki- laki di kelurahan

6. Siklus peredaran darah besar meliputi... a. ventrikel kiri - nadi - seluruh tubuh - atrium kanan

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan perubahan hemodinamik yang signifikan.

SOP ECHOCARDIOGRAPHY TINDAKAN

SISTEM SIRKULASI PADA HEWAN AIR

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

REVIEW PENGEMASAN MATA KULIAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah di pompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba di suatu tempat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Gagal jantung kongestif (CHF) adalah keadaan patofisiologis berupa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang memompa dengan kuat dan arteriol yang sempit sehinggga darah mengalir

B.Pemeriksaan Tanda Vital Keperawatan

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. menggunakan uji One Way Anova. Rerata tekanan darah sistolik kelompok

BAB I PENDAHULUAN. Jeanny Ivones (G2B ) Ilmu Keperawatan Universitas Diponegoro Page 1

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal

Sistem Kardiovaskuler COR (JANTUNG)

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

JANTUNG dan PEREDARAN DARAH. Dr. Hamidie Ronald, M.Pd, AIFO

BAB IV TEKANAN DAN ALIRAN DARAH

PENGUKURAN TANDA VITAL Oleh: Akhmadi, SKp

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. A. Perbedaan tekanan darah pada tenaga kerja terpapar panas di atas dan. di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten.

SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA

AKTIFITAS LISTRIK JANTUNG. Potensial Aksi Pada Jantung

BAB 1 PENDAHULUAN. indikator untuk menilai sistem kardiovaskular seseorang. Tekanan darah adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah. Pemompaan ventrikel menimbulkan tekanan darah yang diukur dalam

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan zaman sekarang ini tingkat pengetahuan dan teknologi

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

Gangguan Sistem Konduksi Jantung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sistem Peredaran Darah Manusia

PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan pengeluaran cairan lebih besar daripada pemasukan. (Almatsier, 2009). Dehidrasi dapat terjadi tanpa disadari di saat

PENGARUH AKTIVITAS FISIK TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI WERDAH PEMATANGSIANTAR. Pipin Sumantrie. .

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

Prosedur Pengukuran Tekanan Darah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

FISIOLOGI MANUSIA PENGUKURAN SECARA TAK LANGSUNG TEKANAN DARAH ARTERI Muhammad Reza Jaelani

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI II I. Acara Latihan Pengukuran Secra Tak Langsung Tekanan Darah Arteri pada Orang II. Tujuan Latihan Latihan ini bertujuan untuk : 1. Mempelajari penggunaan sphygmomanometer dalam pengukuran tekanan darah arteri brakhialis dengan cara auskultasi dan palpasi, serta menerangkan perbedaan hasil kedua pengukuran tersebut. 2. Membandingkan hasil pengukuran tekanan darah pada berbagai sikap ; berbaring, duduk, dan berdiri. Menguraikan berbagai faktor penyebab perubahan hasil pengukuran tekanan darah pada ketiga sikap tersebut. 3. Membandingkan hasil pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah kerja otot, dan menjelaskan berbagai faktor penyebab perubahan tekanan darapaih sebelum dan sesudah kerja otot. III. Dasar Teori Jantung Adalah pompa otot beruang empat yang mendorong darah bersirkulasi. Jantung memiliki pemacu intrinsik. Pada manusia normalnya sekitar 3-5 L darah per menit yang dipompa oleh jantung, pada saat aktivitas berat seperti olahraga, kemampuan pompa jantung dapat meningkat sampai dengan 20 L per menit. Denyut jantung diinisiasi oleh nodus sinoatrial (SA node). Depolarisasi spontan SA node memberikan impuls untuk kontraksi jantung. Lajunya dimodulasi oleh saraf otonom. Denyut jantung menimbulkan sirkulasi jantung yang menggambarkan peristiwa selama satu denyutan jantung. Pada permulaan siklus sampai akhir distol, seluruh jantung mengalami relaksasi. Katup atrioventrikular (Katup trikuspidaalis) membuka karena tekanan atrium

masih lebih besar dari ventrikel. Katup pulmonalis dan katup aorta tertutup, karena tekanan arteri pulmonalis dan tekanan aorta lebih besar daripada tekanan ventrikel. Siklus dimulai saat SA node memulai sistol atrial yang kemudian berlanjut ke sistol ventrikel. Segera setelah katup semilunaris menutup, ventrikel dengan cepat berelaksasi. Selama proses sirkulasi jantung terjadi rambatan gelombang tekanan yang disebut pulsasi arteri perifer. Bentuk pulsasi ini dipengaruhi oleh compliance dan diameter arteri. Arteri yang kaku atau arteri kecil memiliki pulsasi yang lebih tajam karena tidak bisa mengabsorpsi energy dengan mudah. Kekuatan kontaksi jantung berhubungan erat dengan hukum Starling yang menyatakan bahwa energy yang dilepaskan selama kontraksi bergantung pada panjang serabut awal Konsekuansi dari hukum Starling ini berhubungan dengan tekanan darah yang berhubungan dengan curah jantung, bahwa volume sekuncup ventrikel kiri dan kana adalah sama. Hal tersebut agar terjadi keseimbangan darah agar tidak terakumulasi di paru-paru. Pada hukum Starling didapatkan hipotesis postural yang menyebabkan perubahan tekanan darah akibat posisi tubuh. Jika seseorang berdiri dari posisi tengkurap, gravitasi menyebabkan darah terkumpul di tungkai dan tekanan vena sentral akan menurun, hal ini menurrunkan curah jantung dan akibatnya terjadi penurunan tekanan darah. Hipotesis postural dalam keadaan normal dikoreksi dengan cepat melalui repleks baroreseptor. Regulasi akut tekanan darah arteri merupakan hasil kontrol dari baroreseptor yang terdapat di sinus karotis dan arkus aorta. Sinus karotikus adalah bagian pembuluh darah yang paling mudah teregang. Sinyal yang dijalarkan dari setiap sinus karotikus akan melewati saraf hering yang sangat kecil ke saraf kranial ke-9 (glosofaringeal) dan kemudian ke nukleus traktus solitarius (NTS) di

daerah medula batang otak. Arkus aorta adalah bagian yang paling kenyal dan teregang setiap kali terjadi ejeksi ventrikel kiri. Sinyal dari arkus aorta dijalarkan melalui saraf kranial ke-10 (vagus) juga ke dalam area yang sama di medula oblongata. Pada keadaan normal sinus karotikus lebih berperan dalam mengendalikan tekanan darah dibanding arkus aorta, dimana arkus aorta memiliki ambang rangsang aktivasi statik yang lebih tinggi dibanding sinus karotikus yaitu ~110 mmhg vs ~50 mmhg. Arkus aorta juga memiliki ambang rangsang dinamik yang lebih tinggi dibanding sinus karotikus, tetapi tetap berespons saat baroreseptor sinus karotikus telah jenuh. Baroreseptor berespons terhadap tekanan yang berubah cepat. Dalam batas kerja tekanan arteri normal, perubahan tekanan yang kecil akan menimbulkan refleks otonom yang kuat untuk mengatur kembali tekanan arteri tersebut kembali ke nilai normal. Sehingga mekanisme umpan balik baroreseptor berfungsi lebih efektif bila masih dalam batas tekanan yang biasanya diperlukan. Banyaknya jalur neuronal yang saling berinteraksi untuk mengatur aliran impuls saraf otonom memberi banyak peluang untuk integrasi berbagai stimulus yang mempengaruhi tekanan darah, seperti: faktor emosi (takut, marah, cemas), stres fisik (nyeri, kerja fisik, perubahan suhu), kadar O 2 dalam darah, dan glukosa, juga level tekanan darah yang di kontrol oleh baroreseptor. Kendali kemoreseptor sistem kardiovaskuler meliputi kemoreseptor sentral dan perifer. Kemoreseptor sentral pada medula oblongata sensitif terhadap penurunan ph otak akibat peningkatan PCO 2 di arteri. Peningkatan PCO 2 arteri menstimulasi kemoreseptor sentral untuk menginhibisi area vasomotor dengan hasil akhir peningkatan keluaran simpatis dan terjadi vasokonstriksi. Kemoreseptor perifer berperan mengendalikan ventilasi paru dan terletak dekat baroreseptor, yaitu badan karotis dan badan aorta. Penurunan PO 2

arteri menstimulasi kemoreseptor perifer untuk menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah. Pengaturan tekanan darah jangka panjang mengatur homeostasis sirkulasi melalui sistem humoral endokrin dan parakrin vasoaktif yang melibatkan ginjal sebagai organ pengatur utama distribusi cairan ekstraseluler. Sebagai pelengkap dari mekanisme neuronal yang bereaksi cepat dalam mengendalikan resistensi perifer dan curah jantung, kendali jangka menengah dan jangka panjang melalui sistem humoral bertujuan untuk memelihara homeostasis sirkulasi. Pada keadaan tertentu, sistem kendali ini beroperasi dalam skala waktu berjam-jam hingga berhari-hari, jauh lebih lambat dibandingkan dengan refleks neurotransmiter oleh susunan saraf pusat. Sebagai contoh, saat kehilangan akibat perdarahan, kecelakaan, atau mendonorkan sekantung darah, akan menurunkan tekanan darah dan memicu proses untuk mengembalikan volume darah kembali normal. Pada keadaan tersebut pengaturan tekanan darah dicapai terutama dengan meningkatkan volume darah, memelihara keseimbangan cairan tubuh melalui mekanisme di ginjal dan menstimulasi pemasukan air untuk normalisasi volume darah dan tekanan darah. IV. Alat, Bahan, dan Cara Kerja Alat 1. Sphygmomanometer 2. Steteskop Cara Kerja 1. Pengukuran Tekanan Darah Arteri Brakhialis pada Sikap Berbaring, Duduk, Dan Berdiri. 1) Orang percobaan dibiarkan berbaring dengan tenang selama 10 menit.

2) Disiapkan sphygmomanometer yang hendak digunakan 3) Pada fossa cubiti dilakukan palpasi untuk mencari denyut arteri brakhialis, dan pada pada pergelangan tangan dicari denyut arteri radialis. 4) Setelah OP berbaring selama 10 menit, dilakukan pengukuran tekanan darah dengan cara aukultasi. 5) Tanpa melepas sphygmomanometer, OP disuruh untuk duduk. Dibiarkan rileks selam 3 menit. Kemudian dilakukan pengukuran kembali tekanan darah dengan cara yang sama seperti poin 3 dan 4. 6) Tanpa melepaskan sphygmomanometer, OP disuruh untuk berdiri. Setelah 3 menit berdiri, dilakukan kembali pengukuran tekanan darah sama seperti pada point 3 dan 4. 2. Pengukuran Tekanan Darah Sesudah Kerja Otot 1) Sebelum OP melakukan aktivitas fisik, dilakukan pengukuran tekanan darah OP pada sikap duduk. 2) Tanpa melepaskan manset sphygmomanometer, OP disuruh berlari di tempat dengan frekuensi +/- 20 kali per menit selama 2 menit. 3) Segera setelah itu OP disuruh duduk rileks. Kemudian dilakukan pengukuran tekanan darah OP. Pengukuran diulangi setiap menit, sampai dengan tekanan darah kembali seperti semula V. Hasil Percobaan 1. Tekanan Darah Arterial Brakhialis pada Berbagai Sikap Nama OP : Riska Amalia Idris Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 21 Tahun Berat Badan : 43 Kg Tinggi Badan : 154 cm

1. Sikap Berbaring Terlentang Secara Auskultasi Sistole/Diastole : 110/80 mmhg Secara Palpasi Sistole : 110 mmhg 2. Sikap Duduk Secara Auskultasi Sistole/Diastole : 110/90 mmhg Secara Palpasi Sistole : 110 mmhg 3. Sikap Berdiri Secara Auskultasi Sistole/Diastole : 120/80 mmhg Secara Palpasi Sistole : 120 mmhg 2. Tekanan Darah Arterial Brakhialis Sebelum dan Sesudah Kerja Otot Nama OP : Dwi Prasetyo Jenis Kelamin : Laki-laki Tekanan Darah Sebelum Kerja Otot Sistole : 120 mmhg Diastole : 90 mmhg

Pemulihan Sesudah Kerja Otot Selama 2 Menit : Menit Ke- Sistole (mmhg) Diastole (mmhg) 1 140 100 2 130 90 3 130 90 4 120 90 5 - - dst - - VI. Pembahasan Pada keadaan berbaring telentang didapatkan rata-rata tekanan darah sebesar 110/80 mmhg, sedangkan pada keadaan duduk tekanan darah 110/90 mmhg, pada keadaan berdiri tekanan darah 120/80 mmhg. Pengukuran tekanan darah menunjukkan peningkatan dari posisi berbaring telentang, duduk dan berdiri. Naiknya tekanan sistolik dan diastolik dipengaruhi oleh : 1. Tonus Otot Tonus. Otot ketika berbaring telentang lebih kecil dibandingkan dengan tonus pada saat duduk atau berdiri. Ketika duduk atau berdiri tonus otot meningkat sehingga oksigen yang dibutuhkan menjadi lebih besar dan curah jantung (cardiac output) menjadi lebih besar. Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan sistolik dan tekanan diastolic serta denyut jantung. 2. Efek Gravitasi dan baroreseptor Pada perubahan posisi tubuh, tekanan darah bagian atas tubuh akan menurun karena pengaruh gravitasi. Darah akan mengumpul pada pembuluh kapasitans vena ekstermitas inferior sehingga pengisian atrium kanan jantung berkurang dengan sendirinya curah jantung juga berkurang. Penurunan curah jnatung akibat pengumpulan darah pada anggota tubuh bagian bawah cenderung mengurangi darah ke otak.

Secara reflektoris, hal ini akan merangsang baroreseptor. Respon yang ditimbulkan baroreseptor berupa peningkatan tekanan pembuluh darah perifer, peningkatan tekanan jaringan pada otot kaki dan abdomen, peningkatan frekuensi respirasi, kenaikan frekuensi denyut jantung serta sekresi zat-zat vasoaktif. Kedua efek ini (gravitasi dan baroreseptor) dapat meningkatkan tekanan darah sistolik dan diastolic serta denyut nadi. Pada percobaan pengaruh latihan fisik terhadap tekanan darah di kelompok kami, didapatkan peningkatan aktivitas pada Tekanan darah. Peningkatan tekanan darah ini merupakan hasil dari respon kardiovaskular terhadap adanya kontraksi otot. Kerja ini juga berfungsi untuk mengangkut O 2 yang dibutuhkan oleh otot untuk melakukan kontraksi selama latihan Pada latihan fisik terjadi peningkatan curah jantung dan redistribusi darah dari organ yang kurang aktif ke organ yang aktif. Peningkatan curah jantung dilakukan dengan meningkatkan isi sekuncup dan denyut jantung. Disaat melakukan latihan fisik maka otot jantung akan mengkonsumsi O 2 yang ditentukan oleh faktor tekanan dalam jantung selama kontraksi sistole. Ketika tekanan meningkat maka konsumsi O 2 ikut naik pula. Konsumsi O 2 oleh otot jantung ini dapat dihitung dengan mengalikan denyut nadi dan tekanan darah sistolik. Pada menit ke-4 setelah melakukan latihan ada penurunan tekanan darah baik pada tekanan darah sistolik maupun tekanan darah diastolik. Penurunan tekanan darah setelah melakukan latihan fisik terjadi karena pembuluh darah mengalami pelebaran dan relaksasi. Aktivitas fisik menyebabkan perlemasan pembuluh-pembuluh darah, sehingga tekanan darah menurun. Sama halnya dengan melebarnya pipa air akan menurunkan tekanan air. Dalam hal ini, latihan fisik/olahraga dapat mengurangi tahanan perifer. Penurunan tekanan darah juga dapat terjadi akibat berkurangnya aktivitas memompa jantung Otot jantung pada orang yang rutin melakukan latihan fisik sangat kuat, maka otot jantung pada individu tersebut berkontraksi lebih sedikit daripada otot jantung individu

yang jarang berolahraga, untuk memompakan volume darah yang sama. Karena olahraga dapat menyebabkan penurunan denyut jantung, maka olahraga akan menurunkan cardiac output, yang pada akhirnya menyebabkan penurunan tekanan darah. Peningkatan efisiensi kerja jantung dicerminkan dengan penurunan tekanan sistolik, sedangkan penurunan tahanan perifer dicerminkan dengan penurunan tekanan diastolik. 3. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan 1. Sikap dan Posisi tubuh dalam pengukuran darah menunjukan pengaruh dan perbedaan hasil pengukuran. Perbedaan ini disebabkan pengaaruh Tonus dan aliran darah yang terinferensi gaya gravitasi akibat posisi duduk 2. Pemberian Aktivitas Fisik pada OP menimbulkan peningkatan tekanan darah. Peningkatan tekana darah terjadi akibat peningkatan curah jantung yang berperan dalam jalur kecukupan energy. Peningkatan darah yang secara tiba-tiba dapat dikendalikan menjadi normal kembali beberapa menit kemudian Saran Peningkatan tekanan darah dapat terjadi secara tiba-tiba. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah. Peningkatan tekanan darah juga merupakan salah satu faktor resiko pnyakit kardiovaskuler. Untuk itu untuk kontrol monitoring tekanan darah agar tidak terlalu fluktuatif adalah dengan rutin melakukan olahraga, menjaga asupan makanan (mengurangi konsumsi garam natrium), pengendalian emosi, dan kontrol rutin tekanan darah.

4. Daftar Pustaka 1. Ward, Jeremy., Robert Clarke., Robert Linden. 2005. At Glance Fisiologi. Diterjemahkan oleh : Indah Retno Wardhani. Jakarta : Erlangga. 2. http://resikopenyakit.blogspot.co.id/2013/03/pengaruh-posisi-tubuhterhadap-tekanan.html 3. http://www.scribd.com/doc/179081363/pengaruh-posisi-tubuh-terhadaptekanan-darah-dan-denyut-nadi-doc#scribd