ABSTRACT. Keywords :Chronic Energy Deficiency, Adolescent Girl, Level of Energy Consumption, Level of Protein Consumption, Body Mass

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS HALMAHERA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. kurangnya asupan zat gizi yang akan menyebabkan gizi buruk, kurang energi

142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO

Rizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **)

HUBUNGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH PADA BAYI BARU LAHIR DI WILAYAH PUSKESMAS WULUHAN TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA SISWA PUTRI DI SMA MUHAMMADIYAH 6 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Jurnal Kesehatan Medika Saintika Volome 8 Nomor 1 jurnal.syedzasaintika.ac.id

kelompok rawan gizi kategori WUS,karena pada fase remaja terjadi berbagai macam perubahanperubahan

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)

JARAK KEHAMILAN BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI DESA MULYASARI KABUPATEN CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. cukup beragam. Menurut Soekirman (2000) definisi dari masalah gizi adalah

SIKAP IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROPOSAL PENELITIAN. Oleh: T. RIFKY M. AL FUADY Universitas Sumatera Utara

GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD WONOSARI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

GAMBARAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIK DAN POLA MAKAN WANITA USIA SUBUR DI DESA PESINGGAHAN, KECAMATAN DAWAN, KLUNGKUNG

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP NEGERI 13 MANADO Natascha Lamsu*, Maureen I. Punuh*, Woodford B.S.

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Semuel Sandy, M.Sc*, Maxi Irmanto, M.Kes, ** *) Balai Litbang Biomedis Papua **) Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Cenderawasih

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI NARAPIDANA UMUM WANITA

TESIS. Oleh MARIA POSMA HAYATI /IKM

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DENGAN KEJADIAN KEK PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BRINGIN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN LINGKAR LENGAN ATAS PADA IBU HAMIL TRIMESTER I DI PUSKESMAS UMBULHARJO I KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2016

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER I

Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Gizi Dan Konsumsi Protein Dengan Kejadian KEK Pada Mahasiswi STIKES Ngudi Waluyo

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA WANITA PRAKONSEPSI DI KOTA MAKASSAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS LANGSA LAMA KOTA LANGSA TAHUN 2015

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

GAMBARAN POLA MAKAN, STATUS GIZI, POLA HAID DAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMU NEGERI 18 MEDAN TAHUN 2010 SKRIPSI OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di Indoensia mencapai 359 per jumlah

HUBUNGAN ANTARA UMUR MENARCHE DENGAN STATUS GIZI PADA SISWI KELAS I DAN II SMP MUHAMMADIYAH I GODEAN SLEMAN

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP KRISTEN TATELI KECAMATAN MANDOLANG KABUPATEN MINAHASA

HUBUNGAN ASUPAN MAGNESIUM DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI PENDERITA ANEMIA DI SUKOHARJO SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

PENGARUH NUTRISI TERHADAP STATUS GIZI (LINGKAR LENGAN ATAS) REMAJA PUTRI STIKes MITRA HUSADA KARANGANYAR

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI DI SEKOLAH MENENGAH UMUM NEGERI TOHO KABUPATEN PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK GIZI SERTA TINGKAT KONSUMSI IBU HAMIL DI KELURAHAN KRAMAT JATI DAN KELURAHAN RAGUNAN PROPINSI DKI JAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. balita, anak-anak, remaja, dewasa dan usia lanjut, makanan yang memenuhi syarat

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG ANEMIA DENGAN STATUS HEMOGLOBIN REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR

GAMBARAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIK DAN POLA MAKAN WANITA USIA SUBUR DI DESA PESINGGAHAN KECAMATAN DAWAN KLUNGKUNG BALI 2014

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro 2 Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 dari laporan Kota/Kabupaten

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan

ISSN InfoDATIN PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTERIAN KESEHATAN RI SITUASI GIZI. di Indonesia. 25 Januari - Hari Gizi dan Makanan Sedunia

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam lima tahun pertama kehidupannya (Hadi, 2005).

BAB I PENDAHULUAN.

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE. Nita Monica. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Siliwangi ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

BAB I PENDAHULUAN. Status pendidikan dan ekonomi sebuah negara berkaitan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA GIZI BESI PADA TENAGA KERJA WANITA DI PT HM SAMPOERNA Oleh : Supriyono *)

HUBUNGAN ASUPAN SUGAR-SWEETENED BEVERAGES DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ramadani (dalam Yolanda, 2014) Gizi merupakan bagian dari sektor. baik merupakan pondasi bagi kesehatan masyarakat.

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

IJEMC, Volume 1 No. 1, Desember

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS I DENPASAR SELATAN TAHUN 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

METODE PENELITIAN. n = N 1+ N (d 2 ) keterangan : N = besar populasi n = besar sampel d = tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan

Oleh SHOFI IKRAMINA

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan


HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

PENILAIAN STATUS GIZI SISWI KELAS X DAN XI DI SMAN 1 DEPOK, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Ijazah S1 Gizi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka memfokuskan percepatan pencapaian target MDGs (Millenium

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa

Hubungan Kebiasaan Sarapan dan Asupan Zat Gizi dengan Status Gizi Siswi SMAN 3 Surabaya

HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN. Oleh : SERGIO PRATAMA

STUDI PENGETAHUAN MENGENAI MASALAH GIZI DAN STATUS GIZI PADA REMAJA PUTRI DI FKM UNHAS TAHUN 2013

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Hubungan Pengetahuan,Sikap,Tingkat Konsumsi Energi, Protein, dan Indeks Massa Tubuh/Umur dengan Kekurangan Energi Kronik pada Remaja (Studi disekolah Menengah Kejuruan Islamic Centre Baiturrahman Semarang pada Puasa Ramadhan Tahun 2017) Agustin Dwi Arista, Ir. Laksmi Widajanti, M.Si, Drs. Ronny Aruben, M.A Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang, 50275,Indonesia Email : agustindwi.arista@yahoo.com ABSTRACT Chronic Energy Deficiency (CED) is a condition where adolescent girls or women are having nutritional deficiency (energy and protein) which occurs for a long time or even years. CED risk is a condition where adolescent girls/women have a tendency to suffer from CED. Someone is diagnosed having CED risk is when the mid-upper arm circumference < 23,5 cm. The purpose of this research was to analyze the correlation of knowledge, attitude, level of energy consumption, protein and Body Mass Index for Age with CED risk in adolescent girl in Islamic Centre Baiturrahman Vocational High School Semarang on Ramadhan fasting 2017. This was a quantitative research with cross sectional design study. Population of this research were 87 adolescent girls in grade XI. Samples of this research were 46 adolescent girls who meet the inclusion criteria. Sampling technique was using purposive sampling. Data was analyzed using Rank Spearman. The results showed that average of respondents knowledge about nutrition 57.5% score. Median score of respondents attitude about nutrition 58.5% positive attitude. Median score of respondents level of energy consumption 55.0% RDA. Median score of respondents level of protein consumption 62.17% RDA. The average of respondents Body Mass Index for Age -0.3135. Statistical trial showed that there were no correlation of knowledge with CED (p=0,631), attitude with CED (p=0,251), level of energy consumption with CED (p=0,545), and level of protein consumption with CED (0,052). There was a correlation of Body Mass Index for Age with CED (p=0,000). This research suggested adolescent girls to increase nutritional intake as needed in order to prevent CED in the future. Keywords :Chronic Energy Deficiency, Adolescent Girl, Level of Energy Consumption, Level of Protein Consumption, Body Mass PENDAHULUAN Beberapa permasalahan gizi di Indonesia yang belum teratasi antara lain yaitu berat badan bayi lahir rendah, obesitas, kekurangan energi kronik, anemia, gizi kurang, dan gizi lebih. Permasalahan gizi yang ada mayoritas menyerang kelompok rawan seperti bayi 585

danbalita, remaja perempuan, dan ibu hamil serta menyusui. 1 Di Indonesia kasus kekurangan energi kronik utamanya disebabkan karena kurang asupan gizi seperti energi dan protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh tidak tercukupi. Seseorang yang kekurangan energi dapat mengalami penurunan berat badan dan memicu rendahnya simpanan energi dalam tubuh yang akan menyebabkan kurang energi kronik. 2 Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan pada siswa putri di Surakarta yang menyebutkan bahwa terdapat hubungan tingkat konsumsi energi dan protein dengan kejadian kurang energi kronik (KEK). 3 Ibu hamil yang mengalami KEK dapat menyebabkan bayi yang dilahirkan mengalami Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).Pencegahan agar tidak banyak ibu hamil yang mengalami KEK dapat dilakukan sejak masih remaja. Memperbaiki pola konsumsi makanan yang sesuai yaitu dengan gizi seimbang dan juga sesuai dengan 23,5 cm berarti tidak berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). 6 Secara nasional prevalensi risiko kejadian KEK wanita usia subur (WUS) tahun 2013 yaitu 20,8%. Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 menunjukkan prevalensi WUS yang berisiko KEK sebesar 17,2%. 7 Penelitian dengan lokasi penelitian institusi pendidikan dapat dikatakan sudah banyak tetapi untuk penelitian dengan lokasi pada institusi pendidikan tingkat Sekolah Menengah Kejuruan masih terhitung sedikit. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan sekolah vokasi yang lebih banyak pembelajaran praktik dibanding teori, dengan perbandingan 60% : 40%. kebutuhan dapat mencegah risiko kejadian KEK pada remaja putri khususnya. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan di dalam Pasal 141 ayat 2 yang menyebutkan bahwa peningkatan mutu gizi dapat dilakukan melalui empat pilar yaitu: (1) perbaikan pola konsumsi makanan yang sesuai dengan gizi seimbang; (2) perbaikan perilaku sadar gizi, aktivitas fisik, dan kesehatan; (3) peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi yang sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi; dan (4) peningkatan sistem kewaspadaan pangan dan gizi. 1 Di Indonesia umumnya berat badan calon ibu tidak ketahui sehingga digunakanlah lingkar lengan atas (LILA) sebagai indikator KEK pada ibu hamil. 4, 5 Hasil pengukuran LILA ada 2 kemungkinan yaitu kurang dari 23,5 cm atau lebih dari atau sama dengan 23,5 cm. Apabila hasil pengukuran kurang dari 23,5 cm berarti berisiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) dan jika lebih dari atau sama Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan dipilihlah SMK Islamic Centre Baiturrahman Semarang sebagai lokasi penelitian. Survei pendahuluan yang dilakukan yaitu dengan cara pengukuran lingkar lengan atas pada 26 siswi SMK Islamic Centre Baiturrahman Semarang. Hasilnya terdapat sekitar 50% (13 subyek) mempunyai risiko kekurangan energi kronis dengan ukuran LILA <23,5 cm. Berdasarkan masalah tersebut penulis ingin mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, tingkat konsumsi energi, protein, dan Indeks Massa Tubuh/Umur dengan Kekurangan Energi Kronik pada remaja putri di SMK Islamic Centre Baiturrahman Semarang. 586

METODE Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatifdengandesain studicross sectional dimana pengukuran variabel dilakukan pada satu saat tertentu. Populasi pada penelitian ini adalah remaja putri kelas XI SMK Islamic Centre Baiturrahman Semarang tahun 2017 sebanyak 87 orang.besar sampel dalam penelitian ini adalah 46 orang dan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.kriteria inklusi yang dibutuhkan yaitu remaja putri kelas XI SMK Islamic Centre Baiturrahman Semarang, berumur 15-18 tahun, dapat berkomunikasi dengan baik, dan sedang berpuasa.sedangkan kriteria eksklusi yaitu tidak bersedia menjadi partisipan dalam penelitian dan sedang menstruasi. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah karakteristik responden, pengetahuan tentang gizi, sikap tentang gizi, tingkat konsumsi energi, tingkat konsumsi protein, dan Indeks Massa Tubuh/Umur responden. Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel bebas antara lainpengetahuan tentang gizi, sikap tentang gizi, tingkat konsumsi energi, tingkat konsumsi protein, dan Indeks Massa Tubuh/Umur. Variabel terikat yaitu Kekurangan Energi Kronik. Data diperoleh dari hasil wawancara kuesioner pengetahuan, sikap, recall konsumsi gizi 24 jam selama 2 hari tidak berturut-turut yang mewakili hari kerja dan bukan hari kerja serta pengukuran tinggi badan, berat badan, dan juga lingkar lengan atas. Data yang sudah diperoleh kemudian diolah menggunakan software Nutrisurvey dan SPSS.Data tersebut diuji kenormalan distribusi menggunakan uji Saphiro Wilks.Analisis data bivariat dilakukan dengan menggunakan ujirank Spearman. Hasil A. Kekurangan Energi Kronik, Pengetahuan, Sikap, Tingkat Konsumsi Energi, Protein, Indeks Massa Tubuh/Umur Remaja SMK Islamic Centre Semarang Tabel 1 Distribusi Frekuensi KEKRemaja KEK n % Median SD KEK 21 45,70 3,9 Tidak 23,55 25 54,30 48 KEK Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 46 remaja putri terdapat 21 orang (45,70%) yang KEK dengan nilai tengah ukuran LILA yang yaitu 23,55 cm. Tabel 2. Distribusi Frekuensi tentang Gizi Remaja Pengetahuan Me n % SD tentang Gizi an Kurang 23 50 57, Cukup 23 50 50 8,8 03 Tabel 2 menunjukkan bahwa separuh remaja putri memiliki pengetahuan yang tergolong kurang (50,0%) dengan rata-rata skor 57,5%. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sikap tentang Gizi Remaja Sikap tentang n % Median SD Gizi Negatif 17 37,0 Positif 29 63,0 58,50 6,5 87 587

Tabel 3 menunjukkan bahwa lebih dari separuh remaja putri memiliki sikap positif tentang gizi (63,0%) dengan nilai tengah skor yaitu 58,50%. Tabel 4.Distribusi Frekuensi Tingkat Konsumsi Energi Remaja Tingkat Med Konsumsi n % ian Energi SD Defisit 31 67,4 Kurang 8 17,4 Sedang 5 10,9 Baik 2 4,3 55,0 23, 90 2 Tabel 4 menunjukkan bahwa lebih dari separuh remaja putri memiliki tingkat konsumsi energi yang tergolong defisit (67,4%) dari kebutuhan yang dianjurkan (100%). Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tingkat Konsumsi Protein Remaja Tingkat Med Konsumsi n % SD ian Protein Defisit 32 69,6 Kurang 8 17,4 Sedang 5 10,9 Baik 1 2,2 62,1 7 20, 40 7 Tabel 5 menunjukkan bahwa lebih dari separuh remaja putri memiliki tingkat konsumsi protein yang tergolong defisit (69,6%) dari kebutuhan yang dianjurkan (100%). Tabel 6. Distribusi Frekuensi IMT/U Remaja IMT/U n % Mean SD Sangat 1 2,2 Kurus Kurus 5 10,9 Normal 32 69,6 Gemuk 4 8,7-0,313 5 1,4 40 Obesitas 4 8,7 Tabel 6 menunjukkan bahwa lebih dari separuh IMT/U remaja putri tergolong normal (69,6%). B. Hubungan Pengetahuan tentang Gizi dengan KEK Remaja pengetahuan dengan KEK menggunakan uji korelasi Rank Spearman menunjukkan nilai koefisien korelasi (r) = 0,073 dan p = 0,631. Berdasarkan hasil Pengetahuan tentang gizi dengan KEK karena nilai p > 0,05. C. Hubungan Sikap tentang Gizi dengan KEK Remaja sikap dengan KEK menggunakan uji korelasi Rank Spearman menunjukkan nilai koefisien korelasi (r) = -0,173 dan p = 0,251. Berdasarkan hasil Sikap tentang gizi dengan KEK karena nilai p > 0,05. D. Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan KEK Remaja Tingkat Konsumsi Energi dengan KEK menggunakan uji korelasi Rank Spearman menunjukkan nilai koefisien korelasi (r) = -0,091 dan p = 0,545. Berdasarkan hasil Tingkat Konsumsi Energi dengan KEK karena nilai p > 0,05. 588

E. Hubungan Tingkat Konsumsi Protein dengan KEK Remaja Tingkat Konsumsi Protein dengan KEK menggunakan uji korelasi Rank Spearman menunjukkan nilai koefisien korelasi (r) = -0,289 dan p = 0,052. Berdasarkan hasil Tingkat Konsumsi Protein dengan KEK karena nilai p > 0,05. F. Hubungan Indeks Massa Tubuh/Umur dengan KEK Remaja Indeks Massa Tubuh/Umur dengan KEK menggunakan uji korelasi Rank Spearman menunjukkan nilai koefisien korelasi (r) = 0,923 dan p = 0,000. Berdasarkan hasil bahwa ada hubungan Indeks Massa Tubuh/Umur dengan KEK karena nilai p 0,05. PEMBAHASAN A. Hubungan Pengetahuan tentang Gizi dengan KEK Remaja Hasil tersebut tidak sesuai oleh Lili Angriani, Zulhaida Lubis, dan Enawany Aritonang yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan pengetahuan dengan kejadian KEK (p = 0,001). 8 Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa semakin baik pengetahuan maka semakin kecil risiko untuk mengalami KEK. Hasil penelitian juga tidak sesuai oleh Adriana Palimbo, Syamsul Firdaus, dan Rafiah yang menyatakan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian KEK (p = 0,002). 9 Dalam penelitian ini diketahui bahwa pengetahuan remaja putri tentang gizi tergolong cukup dan kurang.hal ini dipengaruhi oleh umur dan juga pendidikan remaja putri yang saat ini masih menempuh bangku sekolah.perbedaan responden inilah yang memungkinkan adanya perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian yang sudah ada. B. Hubungan Sikap tentang Gizi dengan KEK Remaja Hasil penelitian tersebut tidak sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Adriana Palimbo, Syamsul Firdaus, dan Rafiah yang menyatakan bahwa ada hubungan antara sikap dengan kejadian KEK (p = 0,000). 9 Penelitian yang dilakukan oleh Adriana Plimbo, Syamsul Firdaus, dan Rafiah ini menyebutkan juga nilai koefisien korelasi yang didapatkan yaitu 0,867 yang berarti memiliki hubungan yang sangat kuat. Perbedaan karakteristik responden dari penelitian sebelumnya yang sudah ada memungkinkan terjadinya perbedaan hasil. C. Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dengan KEK Remaja Hasil ini tidak sejalan oleh Tri Pujiatun yang menyebutkan bahwa ada hubungan antara tingkat konsumsi energi dengan kejadian KEK (p = 0,000). 10 Hasil ini juga tidak sejalan dengan penelitian 589

yang dilakukan oleh Muchlisa, Citrakesumasari, dan Rahayu Indriasari yang menyebutkan bahwa korelasi antara asupan energi dengan status gizi berdasarkan LILA diperoleh nilai p = 0,000 yang berarti korelasi antara kedua variabel yang diteliti bermakna. 11 Adanya hubungan pada kedua penelitian yang tidak sejalan tersebut dimungkinkan karena terdapat beberapa faktor antara lain dari penyebab langsung yaitu kurangnya asupan yang tidak memenuhi AKG dan faktor tidak langsung seperti aktivitas fisik yang berat serta lingkungan. 12 Dalam penelitian ini, TKE didapat dengan membandingkan asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh dengan AKG individu yang melihat aktifitas kegiatan sehari.sehingga nilai AKG yang didapatkan tiap individu berbeda.asupan dipengaruhi oleh ketersediaan pangan. Apabila makanan yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan akan mengakibatkan pada konsumsi yang kurang. D. Hubungan Tingkat Konsumsi Protein dengan KEK Remaja Hasil ini tidak sejalan oleh Tri Pujiatun yang menyebutkan bahwa ada hubungan antara tingkat konsumsi protein dengan kejadian KEK (p = 0,000). 10 Hasil ini juga tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Erfinita Nur Agustian yang menyebutkan bahwa ada pengaruh variabel jumlah asupan protein dalam memprediksi kejadian KEK (p = 0,001). 13 Namun hasil sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Widyawati yang menyebutkan yang bermakna antara tingkat konsumsi protein dengan kejadian KEK (p = 0,975). 8 Tidak adanya hubungan pada penelitian ini disebabkan karena perbedaan AKP yang digunakan, di mana pada penelitian ini AKP setiap individu berbeda tergantung berat badan aktual masing-masing individu. E. Hubungan Indeks Massa Tubuh/Umur dengan KEK Remaja Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggriani Nurhasna Furqi yang menyatakan bahwa ada hubungan antara status gizi sebelum hamil dengan kejadian KEK (p = 0,002). 14 Status gizi didapatkan dengan membandingkan antara IMT dan umur remaja putri.dalam penelitian ini jika IMT/U remaja putri normal atau berlebih (gemuk dan obesitas) maka tidak berisiko untuk mengalami KEK. Sebaliknya, jika IMT/U kurang(kurus dan sangat kurus) akan berisiko mengalami KEK. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa: 1. Tidak ada hubungan bermakna antara pengetahuan tentang gizi, sikap tentang gizi, Tingkat Konsumsi Energi, Tingkat Konsumsi Protein dengan KEK pada remaja putri SMK Islamic Centre Baiturrahman Semarang. 2. Ada hubungan yang signifikan dan bermakna antara IMT/U dengan KEK pada remaja putri 590

SMK Islamic Centre Baiturrahman Semarang. REFERENSI 1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. [FAO]. Gizi dan Makanan. Jakarta: Baharata Karya Aksara. 1988. 3. Pujiatun, Tri. Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dan Protein dengan Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) pada Siswa di SMA Muhammadiyah 6 Surakarta. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2014. 4. [Kemenkes RI]. Penggunaan Alat Ukur Lingkar Lengan Atas (LILA) pada Wanita Usia Subur (WUS). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 1994. 5. Ariyani, Diny Eva, Endang L Achadi, dan Anies Irawati. Validitas Lingkar Lengan Atas Mendeteksi Risiko Kekurangan Energi Kronis pada Wanita Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol 7 No 2. 2012. 6. Lubis, Z. Status Gizi Ibu Hamil serta Pengaruhnya terhadap Bayi yang Dilahirkan. (http://www.journalunair.ac.id). 2003. 7. [Balitbangkes Kemenkes RI]. Riset Kesehatan Dasar. 2013. 8. Lubis, Lili Angriani, Zulhaida Lubis, Evawany Aritonang. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Ibu Hamil di Puskesmas Langsa Lama Kota Langsa Tahun 2015. Fakultas Kesehatan Masyarakat USU. 2015. 9. Palimbo, Adriana, Syamsul Firdaus, dan Rafiah. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil terhadap Kejadian Kekurangan Emergi Kronis (KEK). Banjarmasin: Dinamika Kesehatan Vol 14 Poltekkes Banjarbaru. 2014. 10. Pujiatun, Tri. Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dan Protein dengan Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) pada Sisiwa di SMA Muhammadiyah 6 Surakarta. Surakarta: Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2014. 11. Muchlisa, Citrakesumasari, dan Rahayu Indriasari. Hubungan Asupan Zat Gizi dengan Status Gizi pada Remaja di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar Tahun 2013. Makassar: Universitas Hasanuddin. 2013. 12. Paath. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid 1. Jakarta. 2002. 13. Agustian, Efrinita Nur. Hubungan antara Asupan Protein dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Ibu Hamil di Kecamatan Jebres Surakarta. Surakarta: Fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret. 2010. 14. Furqi, Anggiani Nurhasna. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Ibu Hamil di Puskesmas Halmahera Semarang. Semarang: Universitas Dian Nuswantoro. 2016. 591