Tata Kelola Desa dalam rangka Pelaksanaan UUDesa: Hasil Temuan dari Studi Awalan Sentinel Villages
GARIS BESAR 1 2 3 4 5 6 Latar Belakang Metodologi Waktu pelaksanaan Tujuan Studi Temuan utama Rekomendasi
Latar Belakang Studi Tujuan Secara Umum: Untuk menelusuri pelaksanaan UU Desa (UU 6/2014) dari 2015 hingga 2018.
Kualitatif Kuantitatif Metodologi dan Lokasi Jambi: Merangin, Batanghari 5 Kabupaten Jawa Tengah: Banyumas, Wonogiri NTT: Ngada 112 Desa 2,240 Rumah tangga 2,125 Wanita 1,956 Pria 112 Kepala Desa 112 Kepala BPD 112 222 Kepala Dusun Aktivis Masyarakat 224 192 Pekerja di Bidang Pekerja di Bidang Kesehatan Pendidikan 10 Desa 5 pemantau lapangan yang tinggal di desa untuk pemantauan reguler
Waktu Pelaksanaan Studi Studi awalan (Baseline) Kuant Studi Akhiran (Endline) Kuant SEP-NOV 15 JUNI 18 JAN-FEB 16 JAN-FEB 18 Studi awalan (Baseline) Kual Pemantauan Reguler Studi Akhiran (Endline) Kual
Tujuan Studi Mengevaluasi apakah pelaksanaan UU Desa sudah mengikuti prinsip-prinsip partisipasi, transparansi dan akuntabilitas sebagaimana diamanatkan dalam UU Desa dan peraturan pelaksanaannya. Mengkaji apakah pelaksanaan UU Desa membantu mewujudkan pemerintahan desa yang lebih responsif, diantaranya melalui pengambilan keputusan yang merefleksikan kebutuhan masyarakat. Mengidentifikasi faktor yang berkontribusi terhadap pelaksanaan UU Desa, termasuk kelembagaan lokal (mis. BPD atau adat) dan aktivis masyarakat (mis. mantan pelaku PNPM).
Temuan Utama Partisipasi Ketertarikan warga desa untuk hadir di musyawarah desa (musdes) masih rendah. Jikapun hadir, keterlibatan mereka sangat terbatas. Musyawarah di tingkat dusun lebih banyak diminati warga desa. Informasi Warga desa tidak terlalu tertarik untuk mengetahui informasi yang berhubungan dengan pemerintahan desa, termasuk dana and rencana pembangunan desa. Representasi Aktivis desa lebih sering mengikuti musdes dan musyawarah dusun (musdus) serta lebih terlibat dalam diskusi. Peran Kabupaten Kebijakan kabupaten mempengaruhi tata kelola desa.
+ + PARTISIPASI + +
Tingkat partisipasi dalam pertemuan tingkat desa per kabupaten Batanghari Batanghari Desa Dusun 25.0 14.9 Merangin Merangin Desa Dusun 22.7 15.8 Banyumas Desa Dusun Wonogiri Ngada Desa Dusun 15.2 16.4 12.3 47.3 Desa Dusun 64.2 69.2
Minat dalam partisipasi: Perencanaan 84% peserta musdes mengatakan bahwa mereka diundang ke pertemuan desa... Namun pertemuan perencanaan desa tidak terbuka untuk semua warga desa, hanya: 45% 50 dari 111 Kepala Desa menyebarkan undangan untuk membahas Rencana Kerja Pemerintahan desa (RKPdes) 38% 41 dari 108 Kepala Desa menyebarkan undangan untuk membahas Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)
Karakteristik dari peserta dan non-peserta dalam pertemuan desa dan dusun TIDAK HADIR HADIR Perempuan Tanpa pendidikan formal TamatSMP atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi Aktif dalam organisasi lokal Rumah tangga yang dikepalai perempuan 40% termiskin Sedang bekerja Aktif dalam partai politik Jarak ke kantor kepala desa (km) Mengajukan keluhan atau melaporkan masalah Kepala Desa dapat diandalkan dalam pelaksanaan
Minat dalam partisipasi: Perencanaan Warga desa mengalami hambatan eksternal dan internal yang menghalangi mereka untuk berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan. Alasan untuk non-partisipasi: Tidak relevan Sibuk 21% 14% Tidak diundang 72% Namun tidak diundang bukan alasan utama warga desa tidak mengikuti pertemuan: Lebih dari setengah yang terundang tidak hadir Penduduk desa merasa pertemuan desa bukan urusan mereka, melainkan urusan pemerintah Kepala RT/RW dan dusun mewakili penduduk desa dalam pertemuan-pertemuan Hadir dalam pertemuan menimbulkan biaya finansial dan sosial kepada warga desa membuat mereka tidak dapat bekerja dan melakukan pekerjaan rumah tangga, khususnya perempuan
Minat dalam partisipasi: Pelaksanaan Partisipasi Penduduk Desa dalam Aktivitas Pembangunan Infrastuktur Tenaga Kerja 88.9% Uang Bahan Bangunan 7.7% 51.7% 61.4% Penduduk desa mengatakan bahwa mereka berpartisipasi dalam kegiatan infrastuktur lokal Tanah 5.6%
+ + INFORMASI + +
Minat dalam Informasi Hampir semua Kepala Desa mengaku telah mensosialisasikan rencana desa dan penggunaan dana, namun pada umumnya hanya kepada kelompok tertentu (misal. Para BPD, kepala dusun dan RT/RW, serta kepala komunitas lainnya). Namun penyebaran informasi kepada publik jauh lebih rendah dibandingkan claim Kepala Desa (74.8 % untuk rencana desa, dan 68.2 % untuk penggunaan dana desa) lihat slide berikutnya.
Minat dalam Informasi Seluruh obs Kepala Desa benar-benar mengumumkan Program Desa kepada warga 74.8 Kepala Desa benar-benar mengumumkan Penggunaan Dana Desa kepada warga 68.2 Merangin Batanghari Banyumas Wonogiri 47.8 100.0 84.4 67.9 47.6 81.8 81.3 51.9 Ngada 87.5 87.5 *signifikan pada 10% Hampir semua Kepala Desa mengaku telah mengumumkan Program Desa dan Penggunaan Dana Desa
Minat dalam Informasi Preferensi metode penyebaran informasi warga desa dan Kepala Desa juga mempengaruhi tingkat kesadaran warga desa. Jika warga desa dan Kepala Desa menyukai metode yang sama, tingkat kesadaran warga desa lebih tinggi (Ngada, Wonogiri dan Banyumas). Metode penyebaran informasi yang lebih disukai mencakup: melalui pertemuanpertemuan (musdes dan musdus), secara lisan melalui perangkat desa, dan perkumpulan-perkumpulan sosial/religi
Minat dalam Informasi 32.4% dari penduduk desa menyatakan bahwa mereka sama sekali tidak tertarik dengan informasi terkait dengan desa.
Informasi yang diminati oleh penduduk desa Program bantuan 47.5 Pelaksanaan aktivitas desa 32.1 Rencana aktivitas desa 26.6 Kondisi keuangan desa 20.5 Perayaan Hari National/Raya Agama 4.9 Warga desa lebih berminat untuk mengetahui informasi yang mempengaruhi mereka secara langsung, seperti program-program bantuan (misal. raskin) dan (jadwal dari) pelaksanaan proyek ketika mereka diharapkan bekerja atau menyumbangkan tenaga kerja mereka.
+ + AKTIVIS DESA, BPD DAN PENDAMPING + +
Aktivis desa memiliki potensi untuk mewakili masyarakat dalam pertemuan perencanaan dan penganggaran Lebih dari 80% aktivis desa menghadiri musyawarah desa dan terlibat aktif dalam diskusi. Aktivis desa memiliki kepedulian yang sama dengan penduduk desa mengenai masalah prioritas di desa mereka. Penduduk desa - aktivis Seluruh obs Wanita Pria Gagal Panen 0.440* 0.393* 0.499* Akses ke infrastruktur jalan 0.396* 0.429* 0.353* Akses ke air bersih 0.449* 0.404* 0.500* Catatan: 1) Angka dalam tabel berkorelasi pada masalah yang dikutip oleh penduduk desa dan aktivis desa 2) *signifikan secara statistik pada 5 persen
Partisipasi para aktivis dalam pertemuan musyawarah WANITA PRIA Memberikan usulan Memberikan pendapat Bertanya tentang program Bertanya tentang target program 86.8 65.9 57.1 39.6 92.0 87.4 69.0 59.8 Para aktivis wanita hampir sama terlibatnya dengan rekan pria dalam pertemuan. Hal ini menunjukan bahwa mereka berpotensi untuk membantu menyalurkan suara wanita di desa. Bertanya tentang dana/anggaran 48.4 59.8 Ikut mengambil suara untuk memutuskan 59.3 63.2
Peran dari BPD dan pendamping Para pendamping dan BPD diharapkan dapat berperan penting dalam meningkatkan partisipasi, transparansi dan akuntabilitas. BPD yang berfungsi berpotensi untuk mendorong Kepala Desa untuk bekerja demi kemajuan masyarakat.
Peran dari BPD dan pendamping Akan tetapi, kedua "pendorong perubahan" yang diharapkan belum terlihat: Tantangan dalam perekrutan dan pengelolaan pendamping profesional sedangkan pendamping "organik" juga tidak dipupuk. BPD sebagai perwakilan "formal" penduduk desa belum berfungsi sesuai UU Desa karena belum ada peraturan pelaksanaan yang berlaku saat data awalan dikumpulkan. Pengalaman kepala BPD di PNPM dan pemilihan secara langsung berkorelasi dengan partisipasi penduduk desa yang lebih rendah (temuan akan dijelajahi lebih lanjut). Sebaliknya, ketika Kepala Desa dan setengah staf desa memiliki pengalaman PNPM, telah berpartisipasi dalam pelatihan terkait UU Desa, atau telah bekerja lebih dari tiga tahun, partisipasi masyarakat lebih tinggi.
+ + PERAN KABUPATEN + +
Peran Kabupaten Kebijakan tingkat kabupaten adalah kunci dalam memacu pelaksanaan UU Desa. Misalnya, dalam prioritas penggunaan dana desa dan penyediaan dukungan teknis.
+ + REKOMENDASI + +
Hasil Penting Memperkuat pertemuan musyawarah dusun Meningkatkan representasi untuk memperkuat kualitas partisipasi publik Meningkatkan kesadaran publik untuk memantau pemerintahan melalui materi informasi dan metode penyebaran yang lebih baik
+ + TERIMA KASIH + +