Pelindung Muhammad Firdaus ( Univ. PGRI Palembang )

dokumen-dokumen yang mirip
1 Gangguan Asimetris Pada Sistem Tenaga Listrik Secara umum besarnya arus gangguan dihitung menggunakan rumus [2] :

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS

BAB IV ANALISIS KINERJA GENERATOR DENGAN MENGGUNAKAN AVR. Analisis kinerja generator dengan menggunakan Automatic

Analisa Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma

BAB IV 4.1. UMUM. a. Unit 1 = 100 MW, mulai beroperasi pada tanggal 20 januari 1979.

Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)

Penentuan Nilai Arus Pemutusan Pemutus Tenaga Sisi 20 KV pada Gardu Induk 30 MVA Pangururan

Kata kunci hubung singkat, recloser, rele arus lebih

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

MENENTUKAN KARAKTERSITIK RELAY ARUS LEBIH DI GARDU INDUK TALANG KELAPA PT. PLN (PERSERO) LAPORAN AKHIR

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE LINE TO GROUND

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan 1

Prakiraan Beban Sepuluh Tahun Kedepan (Studi Kasus Gardu Induk Kedukan) (Daeny Septi Yansuri)

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

BAB III PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT

ANALISIS HUBUNG SINGKAT 3 FASA PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 18 BUS DENGAN ADANYA PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG)

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

ANALISA BEBAN LEBIH PADA TRANSFORMATOR DAYA 70/20 KV DI GI BUNGARAN DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP 11 LAPORAN AKHIR

BAB III GANGGUAN SIMPATETIK TRIP PADA GARDU INDUK PUNCAK ARDI MULIA. Simpatetik Trip adalah sebuah kejadian yang sering terjadi pada sebuah gardu

PERHITUNGAN ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA JARINGAN DISTRIBUSI DI KOTA PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Dengan ditemukannya Generator Sinkron atau Alternator, telah memberikan. digunakan yaitu listrik dalam rumah tangga dan industri.

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai adalah tegangan dan arus bolak-balik ( AC). Sedangkan tegangan dan arus

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA FASE PADA SISTEM DISTRIBUSI STANDAR IEEE 13 BUS DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ETAP POWER STATION 7.

Analisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade

ANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR)

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

ANALISIS SISTEM TENAGA. Analisis Gangguan

ANALISA GANGGUAN SISTEM TENAGA LISTRIK TEK (2SKS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA JATUH TEGANGAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 kv DI FEEDER PENYU DI PT. PLN (PERSERO) RAYON BINJAI TIMUR AREA BINJAI LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI PUSPA LITA DESTIANI,2014

BAB I PENDAHULUAN. tenaga listrik karena berperan dalam penyediaan energi listrik yang sangat

ANALISIS PENYEBAB DAN UPAYA MINIMALISASI KERUSAKAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI WILAYAH KERJA PT PLN (PERSERO) AREA MEDAN RAYON LABUHAN

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Teknik Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi salah satu penentu kehandalan sebuah sistem. Relay merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Pengerjaan tugas akhir ini bertempat di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro

BAB IV. PERHITUNGAN GANGGUAN SIMPATETIK PADA PENYULANG 20 kv GARDU INDUK DUKUH ATAS

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu kondisi tertentu motor harus dapat dihentikan segera. Beberapa

STUDI HUBUNG SINGKAT UNTUK GANGGUAN SIMETRIS DAN TIDAK SIMETRIS PADA SISTEM TENAGA LISTRIK PT. PLN P3B SUMATERA

ABSTRAK Kata Kunci :

BAB II SALURAN DISTRIBUSI

Mesin AC. Dian Retno Sawitri

BAB IV PENGGUNAAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN TERHADAP PERBAIKAN TEGANGAN JARINGAN 20 KV. 4.1 Perhitungan Jatuh Tegangan di Jaringan 20 kv

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa

KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DI GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG DENGAN SIMULASI (ETAP 6.00)

ANALISA GANGGUAN SISTEM TENAGA LISTRIK TEK (2SKS)

PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEI. RAYA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERHITUNGAN RUGI-RUGI TEGANGAN PADA SALURAN DISTRIBUSI PRIMER 20 KV DI GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG PALEMBANG

ANALISIS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT TIGA PHASA PADA SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE THEVENIN

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

STUDI PEMAKAIAN SUPERKONDUKTOR PADA GENERATOR ARUS BOLAK- BALIK

BAB III 3 METODE PENELITIAN. Peralatan yang digunakan selama penelitian sebagai berikut : 1. Generator Sinkron tiga fasa Tipe 72SA

Penggunaan & Pengaturan Motor Listrik PENGEREMAN MOTOR LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Penelitian Terdahulu Tentang Pentanahan Netral

Analisis Unjuk Kerja Tiga Unit Inter Bus Transformers 500 MVA 500/150/66 kv di GITET Kediri

ANALISA PERBANDINGAN PENGARUH HUBUNGAN SHORT-SHUNT DAN LONG-SHUNT TERHADAP REGULASI TEGANGAN DAN EFISIENSI GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI

PENGARUH PEMASANGAN DISTRIBUTED GENERATION (DG) TERHADAP RESPON GANGGUAN PADA SISTEM DISTRIBUSI

BAB III SISTEM PROTEKSI DAN ANALISA HUBUNG SINGKAT

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan industri serta pertambahan penduduk. Listrik

No Fasa/Line Tegangan(Volt) 1 Vrs Vst Vtr Vrn Vsn Vtn

STUDI SETTINGAN DISTANCE RELAY PADA SALURAN TRANSMISI 150 KV DI GI PAYAKUMBUH MENGGUNAKAN SOFTWARE MATLAB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari

TEKNIK TENAGA LISTRIK DASAR

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

LAPORAN TUGAS AKHIR. STUDI GANGGUAN HUBUNG SINGKAT FASA TIGA KE TANAH PADA SALURAN KABEL TEGANGAN MENENGAH (SKTM) 20 kv DI GARDU INDUK PLN KEMBANGAN

EVALUASI SISTEM PENTANAHAN TRANSFORMATOR DAYA 60 MVA PLTGU INDRALAYA

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

STUDI PENENTUAN KAPASITAS PEMUTUS TENAGA SISI 20 KV PADA GARDU INDUK SEKAYU

BAB II GENERATOR SINKRON

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

LAPORAN AKHIR. Oleh : APRIANTI WULANDARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISA PENYETELAN RELAI GANGGUAN TANAH (GFR) PADA PENYULANG TRAFO 2 30 MVA 70/20 KV DI PT. PLN (PERSERO) GARDU INDUK BOOM BARU PALEMBANG

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

I. PENDAHULUAN. untuk menunjang kehidupan manusia sekarang ini. Di era globalisasi sekarang ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Politeknik Negeri Sriwijaya

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

Transkripsi:

JURNAL AMPERE Pelindung Muhammad Firdaus ( Univ. PGRI Palembang ) Pengarah M. Saleh Al Amin ( Univ. PGRI Palembang ) Adiguna ( Univ. PGRI Palembang ) Aan Sefentry ( Univ. PGRI Palembang ) Pimpinan Editorial ( Univ. PGRI Palembang ) Dewan Editorial Sabilal Rasyad ( Politeknik Negeri Sriwijaya ) Nefo Alamsyah ( Univ. Tridinanti Palembang ) M. Saleh Al Amin ( Univ. PGRI Palembang ) Alimin Nurdin ( Univ. PGRI Palembang ) Staff Editor Nita Nurdiana ( Univ. PGRI Palembang ) Endang Kurniawan ( Univ. PGRI Palembang ) Alamat Redaksi : Program Studi Teknik Elektro Universitas PGRI Palembang Jalan Jend. A. Yani Lorong Gotong Royong 9/10 Ulu Palembang Sumatera Selatan Telp. 0711-510043 Fax. 0711-514782 e-mail : ampere_pgri@yahoo.com

JURNAL AMPERE Volume 2, Nomor 1, Januari Juni 2017 DAFTAR ISI Artikel Penelitian Halaman 1. Studi Penerapan Over Load Shediing (OLS) Relay pada Sisi Sekunder Transfor mator Daya 20 MVa Penyulang Aries 20 KV di Gardu Induk Lahat, Dian Eka Putra, Andi Siahaan...1-11 2. Pengaruh Gangguan Hubung Singkat 1 Fasa Ke Tanah Terhadap Kinerja Alternator,... 12-18 3. Analisa Penurunan Faktor Kerja Transformator Daya 30 MVA, Irine Kartika Febrianti.,.... 19-22 4. Studi Keandalan Sistem Distribusi 20 KV Gardu Induk Talang Ratu Palembang, Nita Nurdiana... 23-30 5. Aplikasi Linier Programming Pada Sistim Optimasi Saluran Transmisi, Masayu Anisa, A.N Afandi, Sabilal Rasyad, Evelina, Taufik Roseno... 31-38 6. Analisa Perkiraan Kemampuan Daya Yang dibutuhkan Untuk Perancangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Surya Darma...39-53 7. Analisa Penghematan Konsumsi Energi Pada Sistem Pengkondisian Udara dan Sistem Penerangan di Area Produksi PT. Siwijaya Alam Segar Palembang, Dina Fitria, Yudi Irwansi, Yuwon...54--66 Petunjuk Untuk Penulisan... iii Daftar Pustaka...iv ii

PENGARUH GANGGUAN HUBUNG SINGKAT 1 FASAKE TANAH TERHADAP KINERJA ALTERNATOR DosenTetapYayasanpada Prodi Teknik Elektro FakultasTeknikUniversitas PGRI Palembang e-mail :emidianaal@yahoo.com ABSTRAK Pelayanan energi listrik hingga sampai ke konsumen tidak lepas dari gangguan. Sebagian besar gangguan yang terjadi merupakan gangguan tidak seimbang (tidak simetris), yang terdiri dari gangguan 1 fasa ke tanah, dua fasa ke tanah dan gangguan fasa ke fasa. Gangguan tidak seimbang yang terjadi pada busbar dapat menyebabkan: kerusakan pada alternator, berkurangnyabatasbataskestabilansuatusistemtenaga, rusaknyaperalatan danteganganrendah yang disebabkanolehhubungsingkat, ledakan-ledakan yang mungkinterjadipadaperalatanyang mengandungminyakisolasi, danterpecahnyadaerahpelayanankarenarentetantindakanpengamananoleh system proteksi yang berbeda beda yang dikenalsebagai cascading. Oleh karena itu, dilakukan perhitunganbesar arus gangguan 1 fasaketanah, didapat : -j1,216 ka, tegangan-tegangan antar saluransaatgangguan 1 fasaketanah yang nilainya V ab = 8,8 38,8 0 kv, V bc = 11-87,669 0 kv, V ca = 9,1-37,04 0 kv. Waktu yang diizinkan generator beroperasidalamkeadaangangguanhubungsingkat 1 fasaketanahadalah :134,23 detik Kata kunci :Gangguan, Alternator, Komponen simetris. PENDAHULUAN Pelayanan energi listrik hingga sampai ke konsumen tidak lepas dari gangguan. Gangguan tersebut mungkin berasal dari sistem pembangkit itu sendiri ( gangguan internal ) atau berasal dari luar (gangguan eksternal). Gangguan eksternal terdiri dari gangguan simetris, yaitu gangguan 3 fasa ke tanah dan gangguan tidak simetris (gangguan tidak seimbang), yang terdiri dari gangguan 1 fasa ke tanah, 2 fasa ke tanah dan gangguan fasa ke fasa. Kebanyakan gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik adalah gangguan tidak simetris. Gangguan gangguan tersebut akan mengakibatkan sistem pembangkit bekerja tidak seimbang, termasuk diantaranya generator. Penelitian ini akan membahas gangguan-gangguan tak seimbang (asimetris) yang mungkin terjadi pada busbar yang akan mempengaruhi kinerja generator, menghitung besar arus dan menentukan waktu maksimum generator bekerja dalam keadaan gangguan agar tidak merusak generator tersebut.gangguan yang akan dihitung adalah gangguan tidak seimbang 1 fasa ke tanah TINJAUAN PUSTAKA Gangguan adalah suatu ketidaknormalan dalam sistem tenaga listrik yang meyebabkan mengalirnya arus tidak seimbang atau dapat didefinisikan sebagai kecacatan yang mengganggu aliran normal arus ke beban (Adrian Mardensyah, 2008) 12

Hubungsingkatgangguan yang seringterjadipadasuatusistemtenagalistrik, baikituhubungsingkatantarafasaketanahmaupunhubungsingkatantarafasanya.saatgangguanterjadi, arusgangguan yangmengalirmenujupusatgangguansangatlahbesar, sehinggaakanmempengaruhikestabilansystem secara keseluruhan, (A. Amira, 2014) Gangguan hubung singkat dibagi menjadi : a. Gangguan simetris, misalnya 3 fasa ke tanah b. Gangguan asimetris, misalnya : hubung singkat satu fasa ke tanah, dua fasa dan dua fasa ke tanah. Secara umum besarnya arus gangguan dihitung menggunakan rumus : I = Dimana, I = Arus gangguan V = tegangan sistem. Z : impedansi peralatan sistem. Z : impedansi saluran sistem. Z : impedansi gangguan misalnya : busur, tahanan tanah. Gambar 1 Gambar rangkaian pada keadaan gangguan Kebanyakan gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik adalah gangguan asimetris (tidak simetris), dimana besar tegangan serta arus yang mengalir pada setiap fasa berbeda. Komponen simetris merupakan metode yang dikembangkan C.L. Fortescue padatahun 1918. Perhitungannya dilakukan menggunakan komponen simetris. Metode ini memperlakukan tiga fasa yang tidak seimbang pada sistem tenaga listrik seolah-olah sistem tersebut seimbang (Cristof Naek Halomoan) Perhitungannya dilakukan menggunakan komponen simetris. Metode ini memperlakukan tiga fasa yang tidak seimbang pada sistem tenaga listrik seolah-olah sistem tersebut seimbang. Komponen yang tidak simetris dapat dijabarkan menjadi tiga buah set komponen simetris, yaitu: a. Komponen urutan positif. Terdiri dari tiga phasor yang besar magnitudenya sama, masing-masing terpisah 120, memiliki fasa yang sama dengan fasa sistem. Komponen ini biasanya ditulis menggunakan indeks 1 b. Komponen urutan negatif. Terdiri dari tiga phasor yang besar magnitudenya sama, masing-masing terpisah 120, memiliki fasa yang berkebalikan dengan fasa sistem. Komponen ini biasanya ditulis menggunakan indeks 2 c. Komponen urutan nol. Komponen ini terdiri dari tiga phasor yang memiliki magnitude dan fasa yang sama. Komponen ini biasanya ditulis menggunakan indeks 0. Total arus maupun tegangan pada sistem tenaga listrik merupakan penjumlahan masing-masing komponen simetris. (Stevenson,1983 : 261) Bilagangguanhubungsingkatdibiarkanberlangsung lama padasistemtenaga, akanmenyebabkan: a. Berkurangnyabatas-bataskestabilansuatusistemtenaga. 13

b. Rusaknyaperalatan yang beradadekatgangguan yangdisebabkanarustakseimbang, atauteganganrendah yang disebabkanolehhubungsingkat. c. Ledakan-ledakan yang mungkinterjadipadaperalatan yang mengandungminyakisolasisewaktuterjadinyahubungsingkat, dan yang dapatmenyebabkan d. Terpecah-pecahnyadaerahpelayanansuatusistemtenagakarenarentetantindakanpengamanan yangdilakukanolehsystem proteksi yang berbeda beda yang dikenalsebagai cascading. (Stevenson, 1983: 317) Gangguan Satu Fasa ke Tanah. Gangguan satu fasa ke tanah terjadi ketika sebuah fasa dari sistem tenaga listrik terhubung singkat dengan tanah (misal pada fasa a). Persamaan ketika gangguan ini terjadi adalah : I B = 0 I C = 0 V A = 0 Sehingga didapat : I A0 = ( I A + 0 + 0 ) I A1 = ( I A + a (0) + a 2 (0) ) I A2 = ( I A + a 2 (0) + a (0) ) I A0 = I A1 = I A2 = I A Pada fasa generator, misal pada fasa A dengan menggunakan hukum kirchoff didapat : V A1 = V f - I A1 Z 1 V A2 = - I A2 Z 2 V A0 = - I A0 Z 0 V A = V A1 + V A2 + V A0 = V f - I A1 Z 1 I A2 Z 2 I A0 Z 0 = 0 V B = a 2 V A1 + a V A2 + V A0 V C = a V A1 + a 2 V A2 + V A0 Besar tegangan antar saluran saat gangguan adalah : V AB = V A V B V BC = V B V C V CA = V C - V A dengan : V A = V A1 + V A2 + V A0 V B = a 2 V A1 + a V A2 + V A0 V C = a V A1 + a 2 V A2 + V A0 Besar arus gangguan = I A1 = I A2 = I A0 = METODOLOGI PENELITIAN 14

1. Menentukan Arus Gangguan 1 Fasa ke Tanah Gangguan satu fasa ke tanah terjadi ketika sebuah fasa dari sistem tenaga listrik terhubung singkat dengan tanah Besar arus gangguan = I A1 = I A2 = I A0 = 2. Menentukan Tegangan Antar Saluran Tegangan antar saluran ditentukan dengan menggunakan rumus sbb : V AB = V A V B V BC = V B V C V CA = V C - V A dengan : V A = V A1 + V A2 + V A0 V B = a 2 V A1 + a V A2 + V A0 V C = a V A1 + a 2 V A2 + V A0 3. Menentukan waktu maksimum yang diizinkan generator beroperasi pada saat terjadi gangguan dengan menggunakan ketentuan berdasarkan jenis generator dan rumus. HASIL DAN PEMBAHASAN Diagram Satu Garis Generator Bus Bus Suatu sistem pembangkit tenaga listrik dengan data sbb : - Generator (terdiri dari 5 generator) Daya = 5 x 20 MVA Tegangan = 11 KV X = 0,045 pu X 0 = 0,025 pu - Trafo Daya Daya = 55 MVA Rating tegangan = 150/120 KV X = 12% Perhitungan Diambil dasar dari generator dengan daya dasar 20 MVA dan tegangan dasar 11 KV, didapat impedansi generator : Z g = Z diberikan (pu) = Z 1 = Z 2 = 0,045 15

Z 1 = Z 2 = 0,225 pu Z 0 = 0,025 Z 0 = 0,125 pu Impedansi Trafo Daya Z dasar = = = 7,27 ohm Z trafo = 12% x 7,27 = 0,87 ohm Z trafo =, = 0,12 pu, Z 1 = Z 2 = 0,12 pu Z 0 untuk trafo yang terhubung delta : Z 0 = 3 x Z 1 = 3 x 0,12 = 0,36 pu Ambil tegangan pada titik gangguan E a = 1 pu I dasar = = Untuk gangguan 1 fasa ke tanah : = 1049,73 A Fasa yang mengalami gangguan adalah fasa a, maka : I b = 0, I c = 0, V a = 0 Z 1 = Z 2 = j0,045 + j0,12 + j0,2 = j0,365 Z 0 = j0,36 + j1,5 Arus urutan positif :I a1 = = Arus urutan negatif :I a2 = I a1 = -j0,386 pu Arus urutan nol :I a0 = I a1 = -j0,386 pu,,,, = -j0,386 pu Sehingga didapat arus gangguan I a = 3I a1 = 3 x ( j0,386) = -j1,158 pu I a = -j1,158 x 1049,73 A = -j1,216 ka Komponen-komponen simetris antara titik a dan tanah adalah : V a1 = E a I a1 Z 1 = 1 (-j0,386)(j0,385) = 1-0,141 = 0,859 pu V a2 = -I a2 Z 2 = - (j0,386 x j0,365) = -0,141 pu V a0 = -I a0 Z 0 = - (j0,386 x j 1,86) = -0,718 pu 16

Tegangan-tegangan dari saluran ke tanah adalah : V a = V a1 + V a2 + V a0 V a = 0,859 0,141 0,718 = 0 V b = a 2 V a1 + a V a2 + V a0 V b = 0,859 (-0,5 j0,866) 0,141 (-0,5 + j0,866) 0,718 V b = -1,077 j0,866 = 1,382 38,8 0 V c = a V a1 + a 2 V a2 + V a0 V c = 0,859 (-0,5 + j0,866) 0,141(-0,5 j0,866) 0,718 V c = -1,1475 + j0,866 = -1,4376-37,04 0 Tegangan-tegangan antar saluran adalah : V ab = V a V b = 0 (-1,077 j0,866) = 1,077 + j0,866 = 1,382 38,8 0 V bc = V b V c =-1,077 j0,866 (-1,1475 + j0,866) V bc = 0,0705 j 1,732 = 1,7334-87,669 0 V ca = V c V a = -1,1475+j0,866 (0) = -1,1475 + j0,866 = 1,4376-37,04 0 Dalam satuan volt : V ab = 1,382 x = 8,8 38,80 kv V bc = 1,7334 x = 11-87,6690 kv V ca = 1,4376 x = 9,1-37,040 kv Pengaruh Komponen Arus Urutan Terhadap Alternator - Arus urutan positif gangguan akan mengalir melalui impedansi-impedansi urutannya saja. Komponen arus urutan-negatif akan mengalir pada belitan stator dan berotasi pada kecepatan sinkron dengan arah yang berlawanan dengan arah putaran rotor yang menyebabkan panas pada belitan stator,danmenyebabkanhubungsingkat Tabel 1 Nilai Kapabilitas Mesin Sinkron Tipe mesin sinkron Nilai I 2 2 t yang diizinkan nerator kutub salient 40 ndensor sinkron 30 nerator rotor silinder dengan pendingin langsung 20 nerator rotor silinder tanpa pendingin langsung 10 Generator pada penelitian, bertipe rotor silinder dengan pendingin langsung mempunyai nilaikapabilitas 20. 17

Nilai I 2 2 t yang diizinkan = 20 Nilai t yang diizinkan = = (, ) = 134,23 detik - Komponen arus urutan-nol tidak membahayakan alternatorkarenatidak menghasilkan fluksi pada celah udara antara rotor dan stator. (Daya Sari, 2009 : 72) KESIMPULAN 1. Besar arus gangguan 1 fasaketanah : -j1,216 ka 2. Tegangan-tegangan antar saluransaatgangguan 1 fasaketanah adalah : V ab = 8,8 38,8 0 kv V bc = 11-87,669 0 kv V ca = 9,1-37,04 0 kv 3. Waktu yang diizinkan generator beroperasidalamkeadaangangguanhubungsingkat 1 fasaketanahadalah : 134,23 detik DAFTAR PUSTAKA 1. Adrian Mardensyah, 2008 http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/124057-r030814-studi%20perencanaan-literatur.pdf 2. Cristof Naek Halomoan https://qtop.files.wordpress.com/2008/12/gangguan-pada-sistem-tenaga-listrik.pdf 3. William D Stevenson, Jr, AnalisisSistemTenagaListrik, PenerbitErlangga, Jakarta 4. A. Amira http://download.portalgaruda.org/article.php?article=168834&val=5447&title 5. Daya Sari, StudiTentangPengaruhGangguanTidakSeimbangPadaBusbarTerhadap Generator DiGarduIndukPayaPasir, TugasAkhir, DepartemenTeknikElektro PPSE FakultasTeknik, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2009 18