RSU MITRA SEJATI PANDUAN PELAYANAN PASIEN RESIKO TINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
PELAYANAN PASIEN RISIKO TINGGI DAN PENYEDIAAN PELAYANAN RISIKO TINGGI. ( dr. Syukri, SpJP, Ns.Martalena,Skep, Ns.Syahlinda,Skep )

BAB I DEFINISI A. PENGERTIAN

PANDUAN PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN FISIK

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat pasien

KOMISI AKREDITASI RUMAH SAKIT

TABULASI POKJA PAP ( PELAYANAN ASUHAN PASIEN)

PANDUAN HAK PASIEN DAN KELUARGA RS X TAHUN 2015 JL.

PANDUAN PELAYANAN PASIEN DENGAN ALAT PENGIKAT (RESTRAINT) RUMAH SAKIT UMUM BUNDA THAMRIN MEDAN

Panduan Identifikasi Pasien

POA (PLAN OF ACTION) PELAKSANAAN PROGRAM MANAJEMEN RESIKO PASIEN JATUH DI RUMAH SAKIT ISLAM UNISMA MALANG TAHUN 2013

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN RS. ROYAL PRIMA MEDAN

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH NOMOR : 096/SK-Dir/RSB-A/II/2016

PEMBAGIAN TUGAS ( JOB DESCRIPTION ) RUANG VK BERSALIN

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus

I.Pengertian II. Tujuan III. Ruang Lingkup IV. Prinsip

KELENGKAPAN PENGISIAN INDIKASI MEDIS PADA FORM/BLANGKO PERMINTAAN PEMERIKSAAN RADIOLOGI

PANDUAN PENOLAKAN PELAYANAN ATAU PENGOBATAN RSIA NUN SURABAYA 1. LATAR BELAKANG

LAPORAN EVALUASI PROGRAM

PROGRAM IMPLEMENTASI POKJA PELAYANAN PASIEN

SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)

UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN [LN 2009/144, TLN 5063]

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

Komunikasi Dokter dengan Sejawat Pertumbuhan pengetahuan ilmiah yang berkembang pesat disertai aplikasi klinisnya membuat pengobatan menjadi

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN

BAB VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis

Panduan Penetapan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan ( DPJP )

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN

CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

KUESIONER MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM KESELAMATAN PASIEN

DAFTAR TILIK AUDIT INTERNAL UPT PUSKESMAS FAJAR MULIA UNIT PENDAFTARAN

PEMERINTAH KOTA PAYAKUMBUH PUSKESMAS LAMPASI. KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS LAMPASI NO. 445/ /SK-C/Pusk-LPS/I/2016

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK CITRA INSANI SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR NO /SK-DIR/RSIA-CI/VIII/2014 TENTANG PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN (INFORMED CONSENT)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I DEFINISI A. DEFINISI

PANDUAN TENTANG PEMBERIAN INFORMASI HAK DAN TANGGUNG JAWAB PASIEN DI RSUD Dr. M. ZEINPAINAN

URAIAN TUGAS KEPALA INSTALASI RAWAT INAP

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 32 TAHUN 2012 BERITA DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2012 NOMOR 32 TENTANG

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya tingkat pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, maka tuntutan

PROGRAM ORIENTASI TENAGA BARU KEPERAWATAN DI UNIT KEPERAWATAN RSKB RAWAMANGUN

BAB III ELABORASI TEMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

- 1 - KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD TAMAN HUSADA BONTANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RSUD TAMAN HUSADA BONTANG

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. eklampsia, sepsis, dan komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. kesalahan. Keselamatan pasien ( patient safety) telah menjadi isu gelobal termasuk juga

LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian. Universitas Sumatera Utara

PERATURAN DIREKTUR RS ROYAL PROGRESS NOMOR /2012 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS TABA

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar spesialistik dan

Hepatitis: suatu gambaran umum Hepatitis

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. permasalahan, penyebab permasalahan, dan pemecahan permasalahan. Sumber data

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Definisi

BAB 1 PENDAHULUAN. baik dalam proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat

BAB II PELAYANAN BEDAH OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

I. KLASIFIKASI PELANGGARAN ETIK KEPERAWATAN RUMAH SAKIT SARASWATI 1. Tanggung jawab perawat/bidan terhadap pasien (individu, keluarga dan masyarakat )

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

BUKU PEGANGAN KADER KESEHATAN JIWA BUKU PEGANGAN KADER KESEHATAN JIWA NAMA KADER ALAMAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI IZIN SARANA PELAYANAN KESEHATAN SWASTA DI BIDANG MEDIK

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN PERTEMUAN II LILY WIDJAYA, SKM.,MM, PRODI D-III REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN, FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bismillaahirrahmaanirrahiim PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PROF. DR. TABRANI NOMOR : 092/RSTAB/PER-DIR/III/2015

BAB 4 PELAYANAN DAN ASUHAN PASIEN (PAP)

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya

Pedoman Pelaksanaan Persetujuan Tindakan Kedokteran (Informed Consent)

PANDUAN PELAYANAN MEMINTA PENDAPAT LAIN (SECOND OPINION)

BAB 1 PENDAHULUAN. ketika berobat ke rumah sakit. Apalagi, jika sakit yang dideritanya merupakan

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PENGGUNAAN APD DI RUMAH SAKIT SYAFIRA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan baik dalam lingkup nasional maupun global.hal ini

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR D I N A S K E S E H A T A N PUSKESMAS SAKRA. Jln. Sukarno-Hatta Desa Sakra, Kec. Sakra, Kab. Lombok Timur KP.

BAB 1 PENDAHULUAN. Berkembangnya jumlah rumah sakit di Indonesia menjadikan masyarakat

Rakor Bidang Keperawatan, PP dan PA. Kirana, 9 Agustus 2016

PANDUAN PELAYANAN DOTS TB RSU DADI KELUARGA TAHUN 2016

PANDUAN PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN RUMAH SAKIT RAWAMANGUN

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

a. bahwa balai pengobatan dan rumah bersalin merupakan pelayanan kesehatan yang dapat dilaksanakan oleh swasta;

Pelayanan kebidanan rujukan adalah : Pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke system pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya

ISNANIAR BP PEMBIMBING I:

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman modernisasi seperti sekarang ini Rumah Sakit harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah industri yang bergerak di bidang pelayanan jasa

Transkripsi:

RSU MITRA SEJATI PANDUAN PELAYANAN PASIEN RESIKO TINGGI MEDAN, JANUARI 2016

PANDUAN PELAYANAN PASIEN RESIKO TINGGI BAB 1 DEFENISI Pelayanan yang memerlukan peralatan yang kompleks untuk pengobatan penyakit yang mengancam jiwa, risiko bahaya pengobatan, potensi yang membahayakan pasien atau efek toksik dari obat beresiko tinggi. Pelayanan pasien dengan resiko tinggi merupakan pelayanan pasien dengan peralatan bantuan hidup dasar, penyakit menular atau imunosupressed, peralatan dialysis, peralatan pengikat atau restrain, ketergantuan bantuan. Pelayanan pada pasien beresiko tinggi berorientasi untuk dapat secara optimal memberikan pelayanan dan perawatan pasien dengan menggunakan sumber daya, obat-obatan dan peralatan sesuai standard dan pedoman yang berlaku. Panduan ini disusun dalam rangka penyelenggaraaan pelayanan pasien berisiko tinggi yang berkualitas dan mengedepankan mutu dan keselamatan pasien di rumah sakit. RSU Mitra Sejati memberi pelayanan bagi berbagai variasi pasien dengan berbagai variasi kebutuhan pelayanan kesehatan.beberapa pasien yang digolongkan resiko tinggi karena umur, kondisi, atau kebutuhan yang bersifat kritis. Anak dan lanjut usia umumnya dimasukkan dalam kelompok ini karna mereka sering tidak dapat menyampaikan pendapatnya, tidak mengerti proses asuhan dan tidak dapat ikut member keputusan tentang asuhannya. Demikian pula, pasien yang ketakutan, bingung atau koma tidak mampu memahami proses asuhan bila asuhan harus diberikan secara cepat dan efesien. Rumah sakit juga menyediakan berbagai variasi pelayanan, sebagian termasuk yang beresiko tinggi karna memerlukan peralatan yang kompleks, yang diperlukan untuk pengobatan penyakit yang mengancam jiwa (pasien dialysis), sifat pengobatan (penggunaan darah atau produk darah), potensi yang,membahayakan pasien atau efek toksisk dan obat beresiko tinggi. RSU Mitra Sejati membuat kebijakan dan prosedur yang merupakan alat yang sangat penting bagi staf untuk memahami pasien tersebut dan pelayanannya dan member respon yang cermat, kompeten dan dengan cara yang seragam. Pimpinan bertanggung jawab untuk : 1. Mengidentifikasi pasien dan pelayanan yang dianggap beresiko tinggi di rumah sakit. 2. Menggunakan proses kerja sama (kolaborasi) untuk mengembangkan kebijakan dan prosedur yang sesuai. 3. Melaksanakan pelatihan staf dalam mengimplementasikan kebijakan dan prosedur.

BAB II RUANG LINGKUP Pasien dan pelayanan yang diidentifikasikan sebagai kelompok pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi, apabila ada di dalam rumah sakit maka dimasukkan dalam daftar prosedur. Rumah sakit dapat pula melakukan identifikasi risiko sampingan sebagai akibat dari suatu prosedur atau rencana asuhan (contoh, perlunya pencegahan trombosis vena dalam, ulkus dekubitus dan jatuh). Bila ada risiko tersebut, maka dapat dicegah dengan cara melakukan pelatihan staf dan mengembangkan kebijakan dan prosedur yang sesuai. Yang termasuk pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi: 1. pasien gawat darurat 2. pelayanan resusitasi di seluruh unit rumah sakit 3. pemberian darah dan produk darah. 4. pasien yang menggunakan peralatan bantu hidup dasar atau yang koma. 5. pasien dengan penyakit menular dan mereka yang daya tahannya menurun. 6. pasien dialisis (cuci darah) 7. penggunaan alat pengekang (restraint) dan pasien yang diberi pengekang /penghalang. 8. pasien lanjut usia, mereka yang cacat, anak-anak dan populasi yang berisiko diperlakukan kasar/ kejam. 9. pasien yang mendapat terapi lain yang berisiko tinggi.

BAB III TATA LAKSANA Tata laksana perlindungan terhadap pasien usia lanjut dan gangguan kesadaran: a. Pasien Rawat Jalan 1. Pendampingan oleh petugas penerimaan pasien dan mengantarkan sampai tempat periksa yang dituju dengan memakai alat bantu bila diperlukan. 2. Perawat poli umum, spesialis dan gigi wajib mendampingi pasien untuk dilakukan pemeriksaan sampai selesai. b. Pasien Rawat Inap 1. Penempatan pasien di kamar rawat inap sedekat mungkin dengan kamar perawat. 2. Perawat memastikan dan memasang pengaman tempat tidur. 3. Perawat memastikan bel pasien mudah dijangkau oleh pasien dan dapat digunakan 4. Meminta keluarga untuk menjaga pasien baik oleh keluarga atau pihak yang ditunjuk dan dipercaya. Tata Laksana perlindungan terhadap penderita cacat: 1. Petugas penerima pasien melakukan proses penerimaan pasien penderita cacat baik rawat jalan maupun rawat inap dan wajib membantu serta menolong sesuai dengan kecacatan yang disandang sampai proses selesai dilakukan. 2. Bila diperlukan, perawat meminta pihak keluarga untuk menjaga pasien atau pihak lain yang ditunjuk sesuai dengan kecacatan yang disandang. 3. Memastikan bel pasien mudah dijangkau oleh pasien dan memastikan pasien dapat menggunakan bel tersebut. 4. Perawat memasangdan memastikan pengaman tempat tidup pasien. Tata laksana perlindungan terhadap anak-anak 1. Ruang perinatologi harus dijaga minimal satu orang perawat atau bidan, ruangan tidak boleh ditinggalkan tanpa ada perawat atau bidan yang menjaga. 2. Perawat meminta surat pernyataan secara tertulis kepada orang tua apabila akan dilakukan tindakan yang memerlukan pemaksaan. 3. Perawat memasang pengamanan tempat tidur pasien. 4. Pemasangan CCTV di ruang perinatologi hanya kepada ibu kandung bayi bukan kepada keluarga yang lain. Tata Laksana perlindungan terhadap pasien yang berisiko disakiti (risiko penyiksaan, napi, korban dan tersangka tindak pidana, korban kekerasan dalam rumah tangga): 1. Pasien ditempatkan di kamar perawatan sedekat mungkin dengan kantor perawat. 2. Pengunjung maupun penjaga pasien wajib lapor dan mencatat identitas di kantor perawat, berikut dengan penjaga maupun pengunjung pasien lain yang satu kamar perawatan dengan pasien beresiko. 3. Perawat berkoordinasi dengan satuan pengamanan untuk memantau lokasi perawatan pasien, penjaga maupun pengunjung pasien. 4. Koordinasi dengan pihak berwajib bila diperlukan.

Daftar Kelompok Pasien berisiko adalah sebagai berikut: 1. Pasien dengan cacat fisik dan mental. 2. Pasien usia lanjut 3. Pasien bayi dan anak-anak. 4. Pasien korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) 5. Pasien narapidana, korban dan tersangka tindak pidana 6. Pasien dengan penyakit kronis seperti pasien dialysis, pasien stroke.

BAB IV DOKUMENTASI 1. Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi 2. Formulir Observasi Pasien

BAB IV PENUTUP Demikian Buku Panduan Pelayanan Pasien Risiko Tinggi ini disusun untuk dapat digunakan sebagai pedoman dan pegangan seluruh karyawan rumah sakit. Penyusunan Buku Buku Panduan Pelayanan Pasien Risiko Tinggi ini adalah langkah awal suatu proses yang panjang, sehingga memerlukan dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak dalam penerapannya untuk mencapai tujuan.