BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur dari periode

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dengan jumlah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode tahun 2010 sampai 2014.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Objek pada penelitian ini adalah perusahaan food and beverage

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dimana metode yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu suatu metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

DEWI JUNIARTI HONDRO JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI (UMRAH)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang digunakan dalam penelitian ini adalah DPR, Net Profit Margin

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tahun pengamatan dan harus memiliki laba bersih positif.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun dan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, free cash flow dan

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan ditampilkan secara sendiri-sendiri. Penelitian ini mengunakan alat

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. terlebih dahulu harus mengumpulkan data yang dibutuhkan. Ini untuk

JUDUL SKRIPSI : Disusun oleh: : Olvia Andiyani Syafitri NPM : Jurusan : Akuntansi / S1 Pembimbing : Dr. Dra. Peni Sawitri, MM.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB 4 PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang baik

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. barang konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. variabel terikat adalah sebagai berikut : Hasil statistik deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Garment dan Subsektor otomotif dan Komponen tahun Metode

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Dari 67 perusahaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

LAMPIRAN. Daftar sampel penelitian Perusahaan Sub-Sektor Otomotif dan Komponen Periode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Berdasarkan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan adalah Laporan Laba-Rugi, Laporan Posisi Keuangan, dan Catatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai


BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur dari periode 2010-2014 yang berturut-turut terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan data yang digunakan melalui Laporan Keuangan serta ICMD (Indonesia Capital Market Directory). Dengan metode purposive sampling yaitu dengan cara menetapkan kriteria-kriteria tertentu sehingga sampel yang diambil bisa mencakup atau mewakili semua perusahaan di Bursa Efek Indonesia, adapun kriteria yang sudah ditetapkan yaitu: perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014 secara berturut-turut, memiliki laba positif, menggunakan mata uang Rupiah, serta perusahaan yang memiliki kelengkapan data yang dibutuhkan peneliti. Sampel penelitian yang telah disajikan dengan menggunakan metode purposive sampling terdapat 20 jumlah observasi yang sesuai dengan kriteria, dan diperoleh sampel akhir sebanyak 100 jumlah observasi dari 20 jumlah observasi yang sesuai kriteria dikalikan dengan jumlah periode penelitian yaitu 5 tahun. 4.2. Analisis Deskriptif Sebelum melakukan pengujian hipotesis, dilakukan analisis statistik deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui nilai-nilai variabel perusahaan. Dengan melihat tabel statistik deskriptif dapat diperoleh nilai minimum, maksimum, ratarata dan standar deviasi dari masing- masing variabel sehingga memudahkan dalam menganalisis keadaan perusahaan yang sebenarnya. 36

37 Tabel 4.1 Uji Deskriptif Descriptive Statistics N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation Lababersih 100 2,83 4,54 7,37 5,8459,72581 Hargasaham 100 3,88 2,20 6,08 3,8316,88097 Profitabilitas 100,65,02,67,1752,10684 Leverage 100,71,09,80,3275,14175 Aruskasoperasi 100 3,45 3,88 7,33 5,7560,75163 Dividentunai 100 2,31-2,00,31 -,5388,43053 Valid N (listwise) 100 Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan hal-hal sebagai berikut : 1. Berdasarkan data tabel Uji Deskriptif diatas, nilai deviasi standar variabel dividen tunai sebesar 0,43053 dan nilai mean sebesar -0,5388. Nilai mean tersebut lebih kecil dari nilai deviasi standar. Hal ini menunjukkan bahwa data variabel dividen tunai mengidentifikasi hasil yang kurang baik, karena variasi data yang besar sehingga sebaran data tidak sama/ kurang stabil. Secara keseluruhan nilai dividen tunai minimum sebesar -2,00 sedangkan nilai dividen tunai maksimum sebesar 0,31 dengan selisih (range) sebesar 2,31. Data negative dikarenakan data sebelum diolah di transformasi menggunakan LOG. 2. Berdasarkan data tabel Uji Deskriptif diatas, nilai deviasi standar variabel laba bersih sebesar 0,72581 dan nilai mean sebesar 5,8459. Nilai mean tersebut lebih besar dari nilai deviasi standar. Hal ini menunjukkan bahwa data variasi laba bersih terhitung baik karena memiliki variasi yang relatif kecil sehingga sebaran data relatif sama/ stabil. Secara keseluruhan nilai laba bersih minimum sebesar

38 4,54 sedangkan nilai laba bersih maksimum 7,37 dengan selisih (range) sebesar 2,83. 3. Berdasarkan data tabel Uji Deskriptif diatas, nilai deviasi standar variabel harga saham sebesar 0,88097 dan nilai mean sebesar 3,8316. Nilai mean tersebut lebih besar dari nilai deviasi standar. Hal ini menunjukkan bahwa data variasi harga saham terhitung baik karena memiliki variasi yang relatif kecil sehingga sebaran data relatif sama/ stabil. Secara keseluruhan nilai harga saham minimum sebesar 2,20 sedangkan nilai harga saham maksimum 6,08 dengan selisih (range) sebesar 3,88. 4. Berdasarkan data tabel Uji Deskriptif diatas, nilai deviasi standar variabel profitabilitas sebesar 0,10684 dan nilai mean sebesar 0,1752. Nilai mean tersebut lebih besar dari nilai deviasi standar. Hal ini menunjukkan bahwa data variasi profitabilitas terhitung baik karena memiliki variasi yang relatif kecil sehingga sebaran data relatif sama/ stabil. Secara keseluruhan nilai profitabilitas minimum sebesar 0,02 sedangkan nilai profitabilitas maksimum 0,67 dengan selisih (range ) sebesar 0,65. 5. Berdasarkan data tabel Uji Deskriptif diatas, nilai deviasi standar variabel leverage sebesar 0,14175 dan nilai mean sebesar 0,3275. Nilai mean tersebut lebih besar dari nilai deviasi standar. Hal ini menunjukkan bahwa data variasi leverage terhitung baik karena memiliki variasi yang relatif kecil sehingga sebaran data relatif sama/ stabil. Secara keseluruhan nilai leverage minimum sebesar 0,09 sedangkan nilai leverage maksimum 0,80 dengan selisih (range) sebesar 0,71.

39 6. Berdasarkan data tabel Uji Deskriptif diatas, nilai deviasi standar variabel arus kas operasi sebesar 0,75163 dan nilai mean sebesar 5,7560. Nilai mean tersebut lebih besar dari nilai deviasi standar. Hal ini menunjukkan bahwa data variasi arus kas operasi terhitung baik karena memiliki variasi yang relatif kecil sehingga sebaran data relatif sama/ stabil. Secara keseluruhan nilai arus kas operasi minimum sebesar 3,88 sedangkan nilai arus kas operasi maksimum 7,33 dengan selisih (range) sebesar 3,45. 4.3. Uji Asumsi Klasik Perlunya pengujian asumsi klasik terhadap model regresi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan atau kesalahan yang terjadi terhadap asumsi klasik. Pengujian ini meliputi: Uji Normalitas, Uji Multikolonieritas, Uji Autokorelasi, serta Uji Heteroskedastisitas. Penelitian diolah menggunakan program SPSS versi 20. 4.3.1. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel independen, variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas data dengan melihat bentuk grafik histogram yang diperkuat dengan Uji Kolmogorov Smirnov. Dari hasil pengujian diperoleh :

40 Gambar 4.1 Grafik Histogram Dari grafik histogram tersebut dapat dilihat bahwa data berdistribusi normal. Dengan demikian regresi memenuhi asumsi normalitas. Tabel 4.2 Uji Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 100 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 Std. Deviation,38656065 Most Extreme Differences Absolute,123 Positive,073 Negative -,123 Kolmogorov-Smirnov Z 1,228 Asymp. Sig. (2-tailed),098 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Model regeresi dikatakan berdistribusi normal ketika nilai signifikansi yang terdapat pada tabel One-Sample Kolmogorov- Sminorv Test lebih dari 0,05. Dari hasil pengujian di atas diketahui bahwa variabel dependen maupun variabel independen dalam penelitian ini berdistribusi normal, hal ini dapat dilihat dari nilai

41 signifikansi sebesar 0,098 dimana nilai tersebut lebih besar dari nilai ketentuan signifikansi sebesar 0,05. 4.3.2 Uji Multikolonieritas Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah ditemukan adanya korelasi antar variabel independen pada model regresi. Masalah multikolonieritas terjadi apabila nilai dari Tolerance kurang dari 0,01 sedangkan nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih besar dari 10. Tabel 4.3 Tabel Uji Multikolonieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant) -,639,342-1,866,065 lababersih -,389,139 -,655-2,796,006,156 6,403 1 hargasaham,091,065,187 1,408,162,489 2,046 profitabilitas,693,516,172 1,345,182,524 1,909 leverage -,260,303 -,086 -,856,394,859 1,164 aruskasoperasi,345,134,603 2,572,012,156 6,401 a. Dependent Variable: dividentunai Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen. Hasil perhitungan semua variabel independen memiliki nilai Tolerance lebih dari 0,01 dan VIF kurang dari 10. Jadi, tidak terjadi multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi ini.

42 4.3.3 Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Model regresi yang baik merupakan regresi yang terbebas dari autokorelasi. Cara yang dapat kita gunakan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi yaitu dengan Uji Durbin Watson. Pengujian dilakukan dengan membandingkan antara nilai DW dengan nilai dl dan du. Untuk mencari tabel nilai dl dan du dengan melihat tabel DW dengan k =5 dan n=100. Nilai Durbin Watson dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.4 Tabel Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1,440 a,194,151,39671 1,754 a. Predictors: (Constant), aruskasoperasi, profitabilitas, leverage, hargasaham, lababersih b. Dependent Variable: dividentunai Gambar 4.2 Durbin Watson DW= 1,754 + Ragu-ragu Bebas Ragu-ragu - dl du 4-du 4-dl 1,5710 1,7804 2,4290 2,2196

43 Nilai dl dari k= 5 dan n= 100 sebesar 1,5710 sedangan nilai du dari k= 5 dan n= 100 sebesar 1,7804. Dari gambar diatas untuk n=100 dan k=5 melihat tabel Model Summary kolom Durbin Watson, DW bernilai 1,754 berada diantara dl dan du dengan demikian data tersebut dapat dikatakan ragu- ragu dari autokorelasi. 4.3.4 Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik merupakan model regresi yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Gletjer dengan hasil pengujian sebagai berikut: Tabel 4.5 Uji Heteroskedastisitas sebelum transformasi ( Uji Gletjer ) Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant),354,231 1,535,128 Lababersih,268,094,711 2,864,005,156 6,403 1 hargasaham -,022,044 -,071 -,506,614,489 2,046 profitabilitas,200,348,078,574,567,524 1,909 Leverage -,068,205 -,035 -,332,741,859 1,164 aruskasoperasi -,275,091 -,753-3,034,003,156 6,401 a. Dependent Variable: absres Dari tabel 4.5 ini diketahui bahwa semua variabel independen yaitu harga saham, leverage, serta profitabilitas bernilai signifikansi diatas 0,05 yang mengidentifikasi tidak terjadi heteroskedastisitas. Namun variabel laba bersih dan

44 arus kas operasi memiliki nilai sig 0,005 dan 0,003 dibawah 0,05 menandakan bahwa variabel laba bersih dan arus kas operasi terkena heteroskedastisitas. Dalam kasus heteroskedastisitas ini ada cara untuk memperbaiki atau menghilangkan heteroskedastisitas, yaitu dengan cara data di outlier. Namun cara ini tidak disarankan karena outlier tidak sesuai dengan sampel data yang berturut- turut. Ketika data yang berkriteria berturut-turut di outlier maka itu akan menyalahi purposive sampling yang telah ditentukan pada saat penentuan sampel. Ada juga cara untuk menghilangkan heteroskedastisitas dengan transformasi data. Yaitu dengan mentransformasi data dengan SQRT serta LN. Namun setelah semua dilakukan variabel laba bersih dan arus kas operasi tetap terkena heteroskedastisitas. Tabel 4.6 Uji Heteroskedastisitas setelah transformasi SQRT ( Uji Gletjer ) Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant),342,446,766,446 Hargasaham -,021,043 -,069 -,489,626,488 2,049 1 Profitabilitas,193,346,076,558,578,524 1,908 Leverage -,052,204 -,027 -,256,798,859 1,164 Sqrtlababersih 1,205,437,661 2,759,007,169 5,919 sqrtaruskasoperasi -1,217,416 -,701-2,926,004,169 5,922 a. Dependent Variable: absressqrt Dari tabel 4.6 walaupun data sudah ditransformasi dengan SQRT variabel laba bersih dan arus kas operasi memiliki nilai sig 0,007 dan 0,004 masih dibawah

45 0,05 menandakan bahwa variabel laba bersih dan arus kas operasi terkena heteroskedastisitas. Tabel 4.7 Uji Heteroskedastisitas setelah transformasi LN ( Uji Gletjer ) Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant),302,391,773,441 Hargasaham -,021,043 -,067 -,474,636,487 2,053 1 Profitabilitas,186,344,074,541,590,524 1,908 Leverage -,039,203 -,020 -,190,850,859 1,165 Lnlababerih 1,326,505,604 2,625,010,184 5,427 LNaruskasoperasi -1,322,473 -,643-2,792,006,184 5,431 a. Dependent Variable: absresln Dari tabel 4.7 walaupun data sudah ditransformasi dengan LN variabel laba bersih dan arus kas operasi memiliki nilai sig 0,010 dan 0,006 masih dibawah 0,05 menandakan bahwa variabel laba bersih dan arus kas operasi terkena heteroskedastisitas. Oleh karena itu disimpulkan bahwa variabel independen yaitu: laba bersih dan arus kas operasi mengandung heteroskedastisitas sedangkan variable independen yang lain yaitu: harga saham, profitabilitas, serta leverage terbebas dari heteroskedastisitas.

46 4.4 Analisis Regresi Berganda Untuk memberikan kebenaran hipotesis yang diajukan maka digunakan regresi linier berganda. Tabel 4.8 berikut menjelaskan tentang koefisien regresi dari masing-masing variabel yang dilihat di kolom B pada Unstandardized Coefficients. Tabel 4.8 Tabel Uji Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant) -,639,342-1,866,065 lababersih -,389,139 -,655-2,796,006,156 6,403 1 hargasaham,091,065,187 1,408,162,489 2,046 profitabilitas,693,516,172 1,345,182,524 1,909 Leverage -,260,303 -,086 -,856,394,859 1,164 aruskasoperasi,345,134,603 2,572,012,156 6,401 a. Dependent Variable: dividentunai Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa variabel dependen yaitu dividen tunai dipengaruhi oleh variabel independen yaitu: laba bersih, harga saham, profitabilitas, leverage, serta arus kas opersi dengan persamaan sebagai berikut: DPR = - 0,639-0,389 laba bersih + 0,091 harga saham + 0,693 profitabilitas 0,260 leverage + 0,345 arus kas operasi + e Dari persamaan diatas dapat diartikan sebagai berikut: 1. Konstanta = -0,639 menunjukkan angka negatif, mengartikan bahwa ketika semua variabel independen bernilai nol, maka nilai Y yaitu dividen tunai (DPR) sebesar -

47 0,639. Artinya tidak ada pembagian dividen yang dilakukan karena nilai koevisien negatif. 2. Koefisien = -0,389 menunjukkan angka negatif, mempunyai arti bahwa setiap peningkatan laba bersih 1 satuan maka akan diikuti oleh penurunan dividen tunai sebesar 0,389. 3. Koefisien = 0,091 menunjukkan angka positif, mempunyai arti bahwa setiap peningkatan harga saham 1 satuan maka akan diikuti oleh peningkatan dividen tunai sebesar 0,091. 4. Koefisien = 0,693 menunjukkan angka positif, mempunyai arti bahwa setiap peningkatan profitabilitas 1 satuan maka akan diikuti oleh peningkatan dividen tunai sebesar 0,693. 5. Koefisien = -0,260 menunjukkan angka negatif, mempunyai arti bahwa setiap peningkatan leverage 1 satuan maka akan diikuti oleh penurunan dividen tunai sebesar 0,260. 6. Koefisien = 0,345 menunjukkan angka positif, mempunyai arti bahwa setiap peningkatan arus kas operasi 1 satuan maka akan diikuti oleh peningkatan dividen tunai sebesar 0,345. 4.5 Uji Hipotesis 4.5.1 Uji Pengaruh Secara Simultan Uji menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Caranya dengan uji ANOVA atau uji F dan melihat nilai signifikansi / probabilitas dari uji tersebut.

48 Tabel 4.9 Tabel Uji Simultan ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 3,557 5,711 4,520,001 b 1 Residual 14,793 94,157 Total 18,350 99 a. Dependent Variable: dividentunai b. Predictors: (Constant), aruskasoperasi, profitabilitas, leverage, hargasaham, lababersih Dari tabel ANNOVA diatas menjelaskan bahwa nilai signifikansi 0,001 lebih kecil dari 0,05 maka model regresi tersebut diterima. 4.5.2 Uji Pengaruh Secara Parsial Uji statistik menunjukkan sejauh mana pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Tabel 4.10 Tabel Uji t Parsial Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF (Constant) -,639,342-1,866,065 lababersih -,389,139 -,655-2,796,006,156 6,403 1 hargasaham,091,065,187 1,408,162,489 2,046 profitabilitas,693,516,172 1,345,182,524 1,909 leverage -,260,303 -,086 -,856,394,859 1,164 aruskasoperasi,345,134,603 2,572,012,156 6,401 a. Dependent Variable: dividentunai Sebuah variabel independen dikatakan berpengaruh terhadap variabel dependen ketika nilai sign < 0,05. Apabila nilai sign > 0,05 maka variabel

49 independen tersebut tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Dari tabel dapat dijelaskan bagaimana pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Dilihat dari variabel laba bersih, mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,006. Nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel laba bersih berpengaruh terhadap dividen tunai. Jadi, hipotesis 1 yang menyatakan bahwa laba bersih berpengaruh terhadap dividen tunai diterima. Dilihat dari variabel harga saham, mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,162. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel harga saham tidak berpengaruh terhadap dividen tunai. Jadi, hipotesis 2 yang menyatakan bahwa harga saham berpengaruh terhadap dividen tunai ditolak. Dilihat dari variabel profitabilitas, mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,182. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel profitabilitas tidak berpengaruh terhadap dividen tunai. Jadi, hipotesis 3 yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap dividen tunai ditolak. Dilihat dari variabel leverage, mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,394. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel leverage tidak berpengaruh terhadap dividen tunai. Jadi, hipotesis 4 yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh terhadap dividen tunai ditolak. Dilihat dari variabel arus kas operasi, mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,012. Nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel arus kas operasi berpengaruh terhadap dividen tunai. Jadi, hipotesis 5 yang menyatakan bahwa arus kas operasi berpengaruh terhadap dividen tunai diterima.

50 4.5.3 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Tabel dibawah ini menjelaskan tentang koefisien determinasi dari variabel independen. Tabel 4.11 Uji Koefisiean Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1,440 a,194,151,39671 1,754 a. Predictors: (Constant), aruskasoperasi, profitabilitas, leverage, hargasaham, lababersih b. Dependent Variable: dividentunai Tabel 4.10 menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,151. Hal ini menandakan bahwa 15,10 % variabel dependen yaitu dividen tunai dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu X1 (Laba Bersih), X2 (Harga Saham), X3 (Profitabilitas), X4 (Leverage), X5 (Arus Kas Operasi). Sedangkan sisanya (100% - 15,10% = 84,90%) dijelaskan oleh variabel lain. 4.6 Pembahasan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dapat dijelaskan bahwa, dari lima hipotesis yang diajukan terdapat dua hipotesis yang diterima, yaitu pengaruh laba bersih terhadap dividen tunai dan pengaruh arus kas operasi terhadap dividen tunai. Sedangkan tiga hipotesis ditolak, yaitu pengaruh harga saham terhadap dividen tunai, pengaruh profitabilitas terhadap dividen tunai, serta pengaruh leverage terhadap dividen tunai.

51 4.6.1 Pengaruh Laba Bersih terhadap Dividen Tunai Laba bersih merupakan hasil selisih dari keseluruhan pendapatan yang dikurangi dengan keseluruhan biaya yang dikeluarkan serta dikurangi dengan pajak. Laba bersih biasanya disajikan didalam laporan laba rugi perusahaan. Dalam pengujian hipotesis yang pertama menunjukkan bahwa laba bersih berpengaruh terhadap dividen tunai, ini dikarenakan nilai signifikansi dari laba bersih yaitu 0,006 < 0,05 sehingga hipotesis pertama diterima. Ini artinya bahwa besar kecilnya laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan berpengaruh terhadap besar kecilnya dividen tunai yang dikeluarkan oleh perusahaan kepada para pemegang saham. Hasil ini terlihat dari data perusahaan Indocement Tunggal Prakasa Tbk dengan nilai laba bersih yang tinggi pada tahun 2010 yaitu sebesar Rp 3.224.942 memiliki nilai deviden payout ratio rendah sebesar 0,06. Tetapi terdapat pula data perusahaan Delta Djakarta Tbk yang memiliki nilai laba bersih yang rendah yaitu sebesar Rp 151.715 memiliki nilai dividen payout ratio yang tinggi yaitu sebesar 1,13 pada tahun 2011. Berpengaruhnya laba bersih terhadap dividen tunai ini dapat terjadi karena perusahaan tidak menggunakan labanya sebagai laba yang ditahan, melainkan menggunakan labanya untuk dibagikan sebagai dividen. Manajemen mempunyai keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagiakan sebagai dividen tunai atau laba perusahaan akan ditahan sebagai laba ditahan. Hal ini sesuai dengan agency theory, bahwa pembagian dividen tunai adalah keputusan manajemen sebagai agen pemilik dan pemegang saham sebagai principal. Bagi investor yang membutuhkan penghasilan akan berharap laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan oleh manajemen sebagai dividen tunai, berbeda dengan investor yang tidak

52 begitu membutuhkan uang akan berpikir laba perusahaan akan digunakan sebagai laba ditahan guna investasi dan pengembangan perusahaan kedepan. Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Herry (2009), Ramli dan Arfan (2011), serta Irawan dan Nurdhiana (2011) yang menyatakan bahwa laba bersih berpengaruh terhadap dividen tunai. Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lopolusi (2011) yang menyatakan bahwa laba bersih tidak berpengaruh terhadap dividen tunai. 4.6.2 Pengaruh Harga Saham terhadap Dividen Tunai Harga saham adalah harga selembar saham yang berlaku saat ini di bursa efek (Sunariyah, 2004). Harga saham ditentukan menurut hukum permintaan dan penawaran atau kekuatan tawar menawar. Dalam pengujian hipotesis yang kedua menunjukkan bahwa harga saham tidak berpengaruh terhadap dividen tunai, ini dikarenakan nilai signifikansi dari harga saham yaitu 0,162 > 0,05 sehingga hipotesis kedua ditolak. Ini artinya bahwa tinggi rendahnya harga saham dari perusahaan tidak berpengaruh terhadap besar kecilnya dividen tunai yang dikeluarkan oleh perusahaan kepada para pemegang saham. Tidak berpengaruhnya harga saham ini diduga sesuai dengan agency theory, karena sebagai agen manajemen akan lebih senang ketika harga saham naik. Karena itu menandakan bahwa perusahaan dalam kondisi yang tumbuh dan berkembang. Dan bagi para investor ketika harga saham tinggi maka mereka akan lebih senang menjual saham mereka agar mereka mendapatkan keuntungan dari nilai selisih harga jual denga harga beli saham. Semakin banyak orang yang ingin membeli saham, maka harga saham akan naik. Sebaliknya, semakin banyak orang yang ingin menjual saham maka harga saham akan turun. Maka manajemen sebagai agen ketika harga

53 saham tinggi mereka akan mendapatkan dana yang nantinya akan digunakan untuk investasi perusahaan kedepan sedangkan para investor akan melakukan jual beli saham. Mereka para investor akan senang ketika dana yang didapat oleh perusahaan ketika menerbitkan saham digunakan untuk investasi perusahaan kedepan guan perkembangan dan kemajuan perusahaan. Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suharli (2004) dan Harahap (2004) yang menyatakan bahwa harga saham tidak berpengaruh terhadap dividen tunai. Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suharli (2006), Deitiana (2009) serta Harahap (2011) yang menyatakan bahwa harga saham berpengaruh terhadap dividen tunai. 4.6.3 Pengaruh Profitabilitas terhadap Dividen Tunai Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dalam hubungannya dengan proses penjualan, modal sendiri maupun jumlah aktiva. Dalam pengujian hipotesis yang ketiga menunjukkan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap dividen tunai, ini dikarenakan nilai signifikansi dari profitabilitas yaitu 0,182 > 0,05 sehingga hipotesis ketiga ditolak. Ini artinya bahwa tinggi rendahnya profitabilitas dari perusahaan tidak berpengaruh terhadap besar kecilnya dividen tunai yang dikeluarkan oleh perusahaan kepada para pemegang saham. Badan usaha atau perusahan yang menguntungan akan memiliki peluang investasi yang besar, dan perusahaan tersebut akan memilik meningkatkan laba ditahan agar dapat melakukan investasi agar perusahaan dapat mempertahankan bahkan meningkatkan nilai perusahaan. Selain itu laba yang ditahan perusahaan dapat digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan sehingga dapat

54 mengurangi pembagian dividen kepada para pemegang saham. Ini kan menjadi alasan yang kuat dari manajemen sebagai agen pemilik perusahaan agar tidak membagikan dividen tunai melainkan akan menahan laba perusahaan sebagai laba ditahan. Sesuai dengan agency theory bahwa keputusan untuk membagikan atau tidak mebagikan dividen tunai itu ditentukan oleh keputusan manajemen sebagai agen pemilik, dan pemegang saham sebagai principal tidak akan mempermasalahkan pembagian dividen ketika manajemen berpikir untuk menahan laba guna kepentingan perusahaan. Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Deitiana (2009) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap dividen tunai. Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suharli (2006) dan Marietta (2013) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap dividen tunai. 4.6.4 Pengaruh Leverage terhadap Dividen Tunai Leverage adalah kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap untuk memperbesar tingkat penghasilan bagi pemilik perusahaan. Dalam pengujian hipotesis yang keempat menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap dividen tunai, ini dikarenakan nilai signifikansi dari leverage yaitu 0,394 > 0,05 sehingga hipotesis keempat ditolak. Ini artinya bahwa tinggi rendahnya leverage dari perusahaan tidak berpengaruh terhadap besar kecilnya dividen tunai yang dikeluarkan oleh perusahaan kepada para pemegang saham.

55 Maka dari teori keagenan perilaku agen, yaitu untuk mengukur, mengamati, dan mengontrol perilaku agen sebagai contoh keputusan seorang manajer yang mengurangi aliran kas beban dengan meningkatkan hutang dan mengurangi distribusi kas ke pemegang saham melalui dividen atau pembelian kembali saham tetapi sebagai pihak principal tentunya tidak menginginkan hal tersebut karena bagi principal tujuan mereka adalah memperoleh dividen yang besar. Bagi principal apabila perusahaan lebih banyak menggunakan utang dalam operasi perusahaan tentunya akan menambah beban tetap perusahaan sehingga akan mempengaruhi tingkat pembagian dividen kepada investor. Bagi agen apabila perusahaan lebih banyak menggunakan utang hal tersebut dapat mengurangi tingkat pajak yang akan di bayar perusahaan kepada pemerintah. Karena manajeman akan mentingan untuk membayar utang kepada kreditur terlebih dahulu dibandingan menggunakan utang untuk membagikan dividen. Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suharli (2006) dan Deitiana (2009) yang menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap dividen tunai. Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Purwanti dan Sawitri (2010) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh terhadap dividen tunai. 4.6.5 Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Dividen Tunai Arus kas operasi adalah laba sebelum bunga dan penyusutan dikurangi pajak. Merupakan suatu ukuran atas kas atau uang tunai yang dihasilkan dari operasi, namun tidak menghitung belanja modal atau kebutuhan modal kerja. Dalam pengujian hipotesis yang kelima menunjukkan bahwa arus kas operasi berpengaruh terhadap dividen tunai, ini dikarenakan nilai sign dari arus kas operasi yaitu 0,012 <

56 0,05 sehingga hipotesis keempat diterima. Ini artinya bahwa tinggi rendahnya arus kas operasi dari perusahaan berpengaruh terhadap besar kecilnya dividen tunai yang dikeluarkan oleh perusahaan kepada para pemegang saham. Hasil ini terlihat dari data perusahaan H.M. Sampoerna Tbk dengan nilai arus kas operasi yang besar pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp 10.802.179 memiliki nilai deviden payout ratio tinggi sebesar 0,92. Tetapi terdapat pula data perusahaan Tempo Scan Pacific Tbk yang memiliki nilai arus kas operasi yang kecil yaitu sebesar Rp 7.605 memiliki nilai dividen payout ratio yang rendah juga yaitu sebesar 0.01 pada tahun 2010. Arus kas operasi belum tentu mampu untuk mempengaruhi minat para investor dalam keputusan mereka untuk menginvestasikan modal mereka kepada perusahaan. Jika arus kas yang dimiliki perusahaan tidak memadai maka perusahaan tidak dapat memprioritaskan kas untuk membayar dividen, karena kas akan digunakan untuk membayar utang perusahaan serta untuk investasi perusahaan kedepan telebih dahulu. Sesuai dengan agency theory bahwa setiap kelompok memiliki kepentingan sendiri- sendiri. Tetapi keputusan untuk membagikan atau tidak dividen itu berada di tangan manajemen sebagai agen perusahaan. Mereka harus dapat mempertimbangkan keputusan mana yang akan diambil, membagikan dividen atau menahan laba sebagai laba ditahan guna investasi perusahaan kedepannya. Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Herry (2009), Ramli dan Arfan (2011) dan Surya (2010) yang menyatakan bahwa arus kas operasi berpengaruh terhadap dividen tunai. Penelitian ini berbeda

57 dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Irawan dan Nurdhiana (2011) yang menyatakan bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap dividen tunai.