BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan seperti perbankan. Perbankan sebagai lembaga keuangan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dari orang lain, maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar uang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembiayaan perekonomian suatu Negara membutuhkan suatu institusi

BAB I PENDAHULUAN. serius dalam bisnis perbankan, sebagian besar bank kesulitan karena modal

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.10 tahun 1998 dikatakan bahwa bank adalah badan usaha. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

I. PENDAHULUAN. satunya adalah penyaluran kredit guna untuk meningkatkan taraf hidup rakyat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang kegiatan utamanya adalah menerima simpanan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. kredit bermasalah yang terjadi dalam suatu bank. Semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lain dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Lembaga Keuangan atau yang lebih khusus lagi disebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank sebagai lembaga keuangan adalah bagian dari faktor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini telah. mengalami perkembangan yang cukup pesat, ini dibuktikan dengan

SKRIPSI. Diajukan kepada Fakultas Ekonomi. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang analisis pengaruh Dana Pihak Ketiga, CAR, ROA, dan

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit)

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini banyak disorot oleh masyarakat banyak karena

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pelayanan dalam bentuk jasa jasa perbankan. Bank memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan ditandai adanya krisis global di Amerika Serikat, pada tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan bahwa perekonomian Indonesia berkembang sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup. kepada masyarakat yang kekurangan dana (Abdullah, 2005:17).

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa bank lainnya (Martono, 2010 : 37). Tujuan fundamental bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi orang perseorangan, badan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

I. PENDAHULUAN. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi agar berdaya dan berhasil guna secara optimal. Lembaga keuangan,

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

Bab I. Pendahuluan. Bank merupakan sebuah lembaga keuangan (financial institution) yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. alokasi sumber-sumber dana secara efektif dan efisien, bank juga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. ikut terpuruk. Demikian pula sebaliknya, ketika perekonomian mengalami stagnasi sektor

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pemilik modal (fund supplier) dengan pengguna dana (fund user). Bank dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. investasi, seperti pemberian kredit, pembelian surat-surat berhaga dan penanaman

BAB I PENDAHULUAN. Peran Perbankan sebagai lembaga intermediasi cukup penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. global tahun 2012 menunjukan pertumbuhan yang negatif. Dana Moneter

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian melalui fungsinya sebagai intermediary service, stabilitas ekonomi di lain pihak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggara transaksi pembayaran, serta alat transmisi kebijakan moneter. Landasan hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau

AGUS MAULANA

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai financial intermediary atau perantara keuangan dari dua pihak, yakni

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ini sesuai dengan pengertian bank menurut undang-undang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang cukup pesat, baik dari sisi volume usaha, mobilisasi dana

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun triliun menjadi Rp triliun hingga akhir tahun.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan deposito) dan menyalurkannya dalam bentuk kredit oleh bank-bank

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi keuangan. Menurut undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 PENUTUP. normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keuangan perusahaan merupakan pilar yang sangat penting untuk kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam sektor perbankan. Hal ini antara lain dipicu pengalaman negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara sangat bergantung pada perkembangan dan peran lembaga keuangan seperti perbankan. Perbankan sebagai lembaga keuangan berperan penting untuk menghimpun dan menyalurkan dana yang dibutuhkan untuk membiayai kegiatan-kegiatan ekonomi yang ada. Masyarakat yang memiliki kelebihan dana kemudian menyimpan dananya di bank. Selanjutnya bank akan menyalurkan dana dalam bentuk kredit untuk membantu masyarakat yang membutuhkan dana. Dana yang didapat kemudian digunakan untuk kegiatan konsumsi dan investasi usaha yang berimbas pada perkembangan kegiatan ekonomi di masyarakat. Menurut UU No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak. Dalam perkembangannya, dunia perbankan di Indonesia sudah banyak mengalami kemajuan yang cukup pesat. Hal ini digambarkan dari banyaknya jumlah perusahaan perbankan yang ada di Indonesia, mulai dari bank milik pemerintah, bank swasta, bank campuran, bank perkreditan rakyat dan bank asing. Disini yang menarik perhatian saya adalah kinerja dari bank-bank asing yang ada di Indonesia dan perannya dalam pembangunan perekonomian Indonesia terutama dalam hal pola penyaluran

kreditnya yang dapat dikatakan peran dari bank asing tersebut bersentuhan langsung dengan sektor riil di Indonesia. Dari definisinya, bank asing merupakan kantor cabang dari suatu bank diluar indonesia yang saat ini hanya diperkenankan beroperasi di Jakarta dan kantor cabang pembantu dibeberapa ibukota provinsi selain Jakarta, seperti Semarang, Surabaya, Bandung, Denpasar, Ujung Pandang Medan, dan Batam (Siamat, 2005 : 56). Sedangkan menurut Kasmir (2002 : 35), bank kepemilikan asing merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintahan asing. Jelas kepemilikannya pun dimiliki oleh pihak luar negeri. Bank asing atau kepemilikan asing mempunyai peran penting dalam berjalannya perekonomian Indonesia khususnya dibidang perbankan. Sekarang ini, terdapat sekitar 10 bank asing yang sedang beroperasi di Indonesia. Berikut ini adalah daftar bank asing yang ada di Indonesia beserta negara asal, tahun berdiri serta domisili kantor cabang bank tersebut di Indonesia. Tabel 1.1 Daftar Bank Asing di Indonesia No Nama Bank Asing Negara Asal Berdiri Sejak Tahun Kantor Cabang Di Indonesia 1 Standard Chartered Bank Inggris 1863 Jakarta 2 Citibank N.A USA 1812 Jakarta 3 The Royal Bank of Scotland Belanda 1991 Jakarta 4 Deutsche Bank Ag Jerman 1870 Jakarta 5 Bank Of America, N.A USA 1998 Jakarta 6 Bangkok Bank Pcl Thailand 1944 Jakarta 7 JP Morgan Chase Bank NA USA 1799 Jakarta 8 HSBC Inggris 1865 Jakarta 9 Bank of Tokyo Jepang 2001 Jakarta 10 Bank of China Limited China 1912 Jakarta Sumber: Bank Indonesia, data diolah

Pada umumnya, sebagai bank asing maka strategi pelaksanaan kegiatan operasionalnya serta kebijakan yang diterapkan bank-bank tersebut akan cenderung sarat dengan kepentingan-kepentingan kantor pusatnya diluar negeri. Setiap rencana kedepan maupun operasionalnya akan lebih banyak bergantung pada keputusan kantor pusat atau kantor regional. Bank asing tetap berbadan hukum mengikuti kantor pusatnya diluar negeri dan merupakan bagian penting dari organisasi kantor pusatnya. Konsekuensinya, segala kebijakan keuangan bank asing amat tergantung dari kantor pusatnya, dan pada umumnya penyaluran kredit diberikan pada perusahaan besar (Pigott, 1986), seperti juga yang terjadi pada bank asing di Indonesia yang penyaluran kreditnya cenderung pada perusahaan multinasional yang juga mendapat pembiayaan dari kantor pusatnya. Latar belakang dibukanya kesempatan bank asing untuk beroperasi di Indonesia terkait dengan kebutuhan akan modal asing. Selain itu masuknya bankbank tersebut ke Indonesia diharapkan dapat mendorong perkembangan perbankan serta perekonomian nasional. Secara umum, keuntungan dari masuknya bank-bank asing ke Indonesia antara lain adalah sebagai saluran untuk masuknya modal asing untuk ekonomi domestik, meningkatkan kompetensi antar bank dan memperkenalkan produk-produk yang lebih bervariasi Namun demikian, tetap terdapat sisi negatif yang perlu diantisipasi terutama pada saat krisis ekonomi, karena bank-bank tersebut dapat berperan sebagi tempat untuk pelarian modal, dan disamping itu dana asing berupa kredit yang disalurkan tersebut lebih bersifat hanya untuk mencari keuntungan sesaat. Sementara itu, kelengkapan jenis produk dan teknologi yang dibawa bank asing

dari negara maju belum tentu dapat dilihat dan dikuasai oleh otoritas pengawas, sehingga bukannya meningkatkan pengaturan dan proses pengawasan bank namun akan lebih memperburuk. Dalam hal pengaturan dan kebijakan bank sebenarnya Bank Indonesia selaku bank sentral di Indonesia menetapkan prinsip kehati-hatian dan menerapkan aturan yang sama kepada semua bank baik itu bank domestik, bank campuran maupun bank asing. Perbedaannya terletak pada pengaturan modal. Dimana bank yang berbadan hukum Indonesia mengikuti Undang-Undang Perseroan Terbatas (PT), dan modal usaha tercatat pada neraca bank sebagai modal disetor, sedangkan untuk bank asing dengan badan hukum mengikuti kantor pusatnya, maka modal usaha tercatat pada neraca sebagai antar kantor dan disebut sebagai dana usaha. Selain itu bank asing di Indonesia dibatasi dalam hal pembukaan kantor cabang yang hanya diperbolehkan pada ibukota provinsi. Sebagai lembaga intermediasi, bank akan berupaya memaksimalkan penyaluran kreditnya karena selain mensejahterakan masyarakat, bank juga akan mendapatkan bunga yang merupakan sumber utama pendapatannya. Pemberian kredit merupakan aktivitas bank yang paling utama dalam menghasilkan keuntungan, tetapi risiko yang terbesar dalam bank juga bersumber dari pemberian kredit. Oleh karena itu pemberian kredit harus dikawal dengan manajemen risiko yang ketat (InfoBankNews.com, 2007). Karena kegiatan pemberian kredit merupakan kegiatan yang memiliki resiko terbesar dalam aktivitas perbankan, bank harus melakukan analisis risiko kredit dan tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kredit.

Dalam menyalurkan kredit perbankan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internalnya adalah rasio keuangan bank, namun peneliti tidak akan meneliti keselurhan rasio keuangannya. Peneliti hanya akan meneliti Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Assets (ROA), Operating Expenses to Operating Income (BOPO) dan Non Performing Loan (NPL). Sedangkan untuk faktor eksternal seperti peraturan moneter yang berlaku, persaingan, situasi sosial politik, karakteristik usaha nasabah, BI Rate atau disebut juga suku bunga dan sebagainya. Disini peneliti hanya akan meneliti pengaruh BI Rate terhadap penyaluran kredit. Agar dapat menyalurkan kreditnya dengan lancar, bank harus memiliki modal yang cukup untuk menunjang aktiva yang mungkin mengandung atau menghasilkan risiko. Tingkat kecukupan modal ini dapat diukur menggunakan CAR. Menurut Dendawijaya (2005: 122) CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari modal sendiri disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank. Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula dana yang dapat digunakan untuk menyalurkan kredit dan mengantisipasi risiko kerugian akibat penyaluran kredit tersebut. Penyaluran kredit perbankan dianggap sebagai suatu indikator penting dalam mendorong kegiatan ekonomi di negara berkembang. Return on Assets (ROA) adalah indikator yang akan menunjukkan bahwa apabila rasio ini meningkat maka aset bank telah digunakan dengan optimal untuk memperoleh

pendapatan bank sehingga diperkirakan bahwa ROA dan pertumbuhan kredit memiliki hubungan yang positif. Dalam kegiatan usaha bank yang mendorong perekonomian, rasio ROA yang tinggi menunjukkan bahwa bank telah menyalurkan kredit dan memperoleh pendapatan bunga. Rasio lainnya yaitu rasio Operating Expenses to Operating Income (BOPO) menunjukkan tingkat efisiensi bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Dalam analisis ini maka rasio BOPO yang tinggi mencerminkan kondisi bank yang tidak efisien sehingga apabila bank tetap menyalurkan kredit maka bank akan mengalami perkembangan bunga negatip. Kondisi tersebut menyebabkan bank akan mengurangi penyaluran kredit untuk menghindari kerugian yang lebih besar dan cenderung mengalihkan investasinya dalam surat berharga. Namun, bank juga dapat mengalami kerugian. Pemberian kredit yang dilakukan dapat mengandung risiko tidak lancarnya pembayaran kredit atau yang disebut kredit bermasalah yang dapat mengurangi keuntungan optimal dan dapat menghambat aktivitas bank. Akibat tingginya NPL perbankan harus menyediakan pencadangan yang lebih besar sehingga pada akhirnya modal bank ikut terkikis. Padahal besaran modal sangat mempengaruhi besarnya ekspansi kredit. Sehingga, jika tingkat NPL tinggi maka bank akan kesulitan dalam menyalurkan kreditnya kepada masyarakat. Selanjutnya salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi penyaluran kredit adalah BI Rate. BI Rate merupakan suku bunga kebijakan yang

mencerminkan sikap atau kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan di umumkan pada publik (www.bi.go.id). Sasaran kebijakan moneter pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUABO/N). Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan disuku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan. Suku bunga kredit inilah yang pada akhirnya mempengaruhi bank dalam menyalurkan kreditnya. Selain itu juga faktor inflasi juga perlu dipertimbangkan dalam menaikkan BI Rate. Penelitian ini merupakan replikasi dari beberapa penelitian terdahulu yang antara lain oleh Fransisca (2008) yang berjudul Pengaruh Faktor Internal Bank Terhadap Volume Kredit Pada Bank yang Go Public di Indonesia. Penelitian yang dilakukan Fransisca meneliti pengaruh DPK, CAR, ROA dan NPL terhadap kredit. Selain itu juga,billy Arma Pratama (2010) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Penyaluran Kredit Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum di Indonesia pada Tahun 2005-2009). Pada penelitiannya, peneliti memakai 4 variabel yang mempengaruhi kebijakan penyaluran kredit pada bank umum yaitu DPK, CAR, NPL, dan Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Sedangkan Asri Dian Syah Putra (2014) dengan judul penelitiaannya Analisis Pola Penyaluran Kredit pada Bank-Bank Asing di Indonesia. Pada penelitiannya, peneliti memakai 3 variabel yang mempengaruhi kebijakan penyaluran kredit pada bank asing di indonesia yaitu CAR, NPL, dan BI Rate.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk membahas seberapa besar pengaruh CAR, ROA, BOPO, NPL dan BI Rate terhadap penyaluran kredit pada bank asing di Indonesiaperiode pengamatan selama 4 tahun yakni 2010-2013dengan judul Analisis Pengaruh Faktor Internal Dan Faktor Eksternal Bank Terhadap Pola Penyaluran Kredit Pada Bank-Bank Asing Di Indonesia 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Apakah CAR, ROA, BOPO, NPL dan BI Rate berpengaruh secara parsial terhadap penyaluran kredit? 2. Apakah CAR, ROA, BOPO, NPL dan BI Rate berpengaruh secara simultan terhadap penyaluran kredit? 3. Bagaiman pola penyaluran kredit pada bank-bank asing di Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh CAR, ROA, BOPO, NPL dan BI Rate secara parsial terhadap penyaluran kredit. 2. Untuk mengetahui pengaruh CAR, ROA, BOPO, NPL dan BI Rate secara bersamaan (simultan) terhadap penyaluran kredit pada bank-bank asing di Indonesia. 3. Untuk mengetahui bagaimana pola penyaluran kredit bank asing di Indonesia, dilihat dari jenis penggunaannya dan kredit UMKM.

1.4 Manfaat Penelitian Adanya suatu penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat terutama bagi bidang ilmu yang diteliti. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan, serta informasi mengenai penyaluran kredit bank asing 2. Bagi Perusahaan Penulis berharap agar penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam mengambil kebijakan perbankan, khususnya dalam hal pola penyaluran kredit kepada masyarakat. 3. Bagi Pihak Lain Hasil penelitian diharapkan dapat menambah referensi, informasi dan wawasan untuk mendukung penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan faktor- faktor yang mempengaruhi kebijakan penyaluran kredit kepada masyarakat, atau sebagai bahan kepustakaan serta sumber pengetahuan.