dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Manajemen dan Bisnis MEDIA EKONOMI Volume XVII, NO. 1 Januari 2017

PELATIHAN KETRAMPILAN DAN PENJUALAN ONLINE HASIL KERAJINAN KAYU BAGI USAHA MIKRO BJ WOOD PROCESSING DAN RAKA JAYA MANDIRI

PENINGKATAN KAPASITAS PENGUSAHA SEPATU DAN TAS KULIT DI MALANG UNTUK TEMBUS PASAR LUAR NEGERI Istutik 1, Bunyamin 211

IbM KELOMPOK PENGRAJIN GERABAH MELALUI PENGEMBANGAN DESAIN, ALAT PRODUKSI DAN MANAJEMEN PEMASARAN DI KABUPATEN KLATEN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) WORKSHOP DESAIN IKM BATU MULIA DI JAWA TENGAH

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELOMPOK PERAJIN SANGKAR BURUNG GRIYAKUKILA KADIPIRO MELALUI DIVERSIVIKASI PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan industri skala kecil dan menengah berkembang

PEMANFAATAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK PENGEMBANGAN USAHA PRODUK PERAK

PEMBUATAN OVEN PENGERING KOPRA DENGAN SISTEM BAK PASIR SEBAGAI PERATA PANAS

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

6. URUSAN PERINDUSTRIAN

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL GULA KELAPA DAN AREN

IbM KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) SULAM PITA DI KOTA SEMARANG

industri berbahan dasar olahan limbah yang dikenal khalayak umum. Perlu adanya tangan dan ide kreatif seseorang agar limbah yang tidak ternilai

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PENGERAJIN BATOK KELAPA DI DESA TIYING GADING-TABANAN

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT DESA SEI KEPAYANG TENGAH MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH TEMPURUNG KELAPA

PENERAPAN IPTEKS IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK USAHA PETANI KELAPA DESA SEI PAHAM. La Ane Muhammad Bukhori Dalimunthe

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan dengan cara menghasilkan dan memberdayakan kemampuan berkreasi

PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM UNTUK PEMBUATAN PAKAN BEBEK

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil, Menengah (UKM) dan Usaha Besar (UB) di Jawa Barat Tahun

IBM PENGRAJIN SEPATU DAN SANDAL KULIT

BAB I PENDAHULUAN. rumahtangga pertanian berjumlah (Anonim, 2013). Pertanian di wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA FURNITURE UNIK DARI LIMBAH JERAMI

IPTEK BAGI MASYARAKAT (IbM) PENGOLAHAN LIMBAH KAIN PERCA DI KELURAHAN TIPES KECAMATAN SERENGAN KOTA SOLO ABSTRAK

INOVASI PRODUK USAHA OLAHAN UNTUK MENINGKATKAN DAYA JUAL LELE

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang

Pangestu Furniture & Craft

PENGUATAN USAHA PENGASAPAN IKAN SIDO MAKMUR KETAPANG KABUPATEN KENDAL. Jalan Menoreh Tengah X no 22 Semarang

Peningkatan Produktivitas Usaha Briket dan Tungku di Daerah Sleman Guna Mendukung Penyediaan Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan

I. PENDAHULUAN. pengembangan ekonomi masyarakat. Usaha mikro selama ini terbukti dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permodalan operasinya (Suryana, 2013). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

BAB VIII STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM

PENINGKATAN USAHA KLASTER INDUSTRI KECIL KERAJINAN SEROK DARI BAHAN KAYU DI MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diproduksi di berbagai daerah di Indonesia dengan motif yang berbedabeda.

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu berkompetisi dalam lingkaran pasar persaingan global. Tidak hanya dengan

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA STEM-BANANA (KERAJINAN HAND-MADE PELEPAH PISANG) PENGHASIL UANG. Bidang Kegiatan: PKM Kewirausahaan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pendamping dan pembimbing pelaku utama dan pelaku usaha. Penyuluh

URUSAN WAJIB KOPERASI & USAHA KECIL MENENGAH. Hal Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL

Bab I. Pendahuluan. kategori tersebut dapat digolongkan menjadi pekerja informal. Berdasarkan data BPS

PERAN DAN ARAH PENGEMBANGAN INDUSTRI MEBEL DI JEPARA

PELATIHAN PENINGKATAN PRODUK CINDERAMATA DARI BAHAN LIMBAH KAYU PADA UMKM DI DESA CINUNUK KABUPATEN BANDUNG

PENGEMBANGAN USAHA BATIK MELALUI MESIN PEWARNAAN BATIK DI DESA PILANG KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN. Universitas Sebelas Maret

PENINGKATAN KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS KRIPIK PISANG DENGAN MESIN PERAJANG DI DESA JATI KECAMATAN UDANAWU KABUPATEN BLITAR

I. PENDAHULUAN. berdampak pada semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Persoalan pengangguran dan kemiskinan merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. oleh kualitas SDM yang akan memanfaatkan fasilitas tersebut. (Indriati, A. 2015)

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling

IbM HOME INDUSTRI DOMPET KABUPATEN SIDOARJO. IbM HOME INDUSTRY WALLET SIDOARJO DISTRICT. Abstrak

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN PENGOLAHAN LIMBAH KACA DI KELURAHAN PELINDUNG HEWAN KOTA BANDUNG

PEMANFAATAN LIMBAH ATAU SISA KAYU UNTUK DIJADIKAN LAMPU

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

Bisnis Modal Kecil Kreasi Kain Perca

I. DESKRIPSI KEGIATAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) PELATIHAN DESAIN DAN DIVERSIFIKASI PRODUK IKM KERAJINAN BAMBU DI JAWA TENGAH

LAPORAN KEMAJUAN JUDUL: I b PE KERAJINAN BERBAHAN SERAT, BAMBU, DAN KAYU DI SALAMREJO, SENTOLO, KULON PROGO, D.I. YOGYAKARTA

UPAYA ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL DI DESA KLAPAGADING KECAMATAN WANGON ABSTRAK

RENCANA PROGRAM/KEGIATAN DINAS KOPERASI USAHA KECIL MENENGAH PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN ,949,470,000

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni rupa adalah salah satu dari cabang seni yang dapat dilihat dan

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK, PERLUASAN PANGSA PASAR DAN PERBAIKAN MANAJEMEN USAHA PADA HOME INDUSTRY RENGGINANG ABSTRAK ABSTRACT

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KERAJINAN KESET DARI LIMBAH GARMEN PADA KOPERASI WANITA MELATI. A. Strategi Pemasaran Koperasi Wanita Melati

PELATIHAN MANAJEMEN PEMASARAN BAGI PENGUSAHA INDUSTRI KECIL KERUPUK LABU DI KECAMATAN MATUR, KABUPATEN AGAM, PROVINSI SUMATERA BARAT

PENGEBLUR DAUN INDIGO PENGHASIL PASTA PEWARNA ALAMI BAGI UKM PENGRAJIN BATIK DI KECAMATAN GUNUNG PATI SEMARANG

PERAN ASPARTAN (ASOSIASI PASAR TANI) DALAM MENDORONG BERKEMBANGNYA UMKM DI KABUPATEN SLEMAN

JOURNAL OF BUSINESS STUDIES

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Seperti yang dihasilkan oleh pengerajin karya Saf Handycraft yang ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Era globalisasi saat ini membuat persaingan antar produk yang sejenis

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH

Peluang Usaha Perabot Rumah Tangga Batok Kelapa

IbM PEMANFAATAN TINJA MENJADI PUPUK CAIR ORGANIK DI KELURAHAN TAMBAKREJO

BAB I. PENDAHULUAN A.

RUMAH PRODUKTIF DI KAMPUNG NELAYAN PANTAI KENJERAN SURABAYA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM LAMPU TEGEL (LAMPU TERANG DALAM GELAP) BIDANG KEGIATAN: PKM-K. Diusulkan oleh: UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Kata Kunci : Modal, Jam Kerja, Pendidikan, Produksi, Pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

PELATIHAN INOVASI DESAIN KESET DESA KARANGREJO KABUPATEN PASURUAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis data primer dan

IbM PENGRAJIN KUE BAGIAK DI KABUPATEN BANYUWANGI. Herlina dan Triana Lindriati

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Buchari. et al. Peningkatan Mutu Produk Kelompok Usaha Pengrajin Eceng Gondok

PENGOLAHAN CENGPO KEMOCENG KELOPO UNTUK MENUNJANG PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA PLOSO KECAMATAN TEGALOMBO KABUPATEN PACITAN

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS BISNIS KERAJINAN KAIN PERCA

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik

I. T U J U A N Memperkuat basis produksi usaha IKM Memastikan bahwa produk yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat luas dilihat dari aspek

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO

LAPORAN TAHUNAN PROGRAM IPTEKS BAGI PRODUK EKSPOR

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMANFAATAN LIMBAH KULIT JAGUNG MENJADI HIASAN LAMPU PKM KEWIRAUSAHAAN. Disusun Oleh. Nadia Venturini F /2015

REKAYASA MESIN UNTUK INDUSTRI KECIL PAKAN TERNAK UNGGAS DI KLATEN

PERAN KELEMBAGAAN PENGRAJIN KECIL DALAM MENINGKATKAN DISTRIBUSI NILAI TAMBAH INDUSTRI MEBEL. Oleh : MARGONO KETUA APKJ. Team penyusun : Legiman Arya

IbM PENGRAJIN ROTAN DI KELURAHAN LEMBO

PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I B M) PADA KELOMPOK TANI SEKAR ARUM DAN UKM KITA. ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan yaitu : menarik dan mendorong

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya terjadi peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung, Menurut

Transkripsi:

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DAN KUALITAS PRODUK KERAJINAN DARI LIMBAH TEMPURUNG KELAPA DI KABUPATEN BANYUMAS Eling Purwanto Jati 1), Sumarsono 1), dan Bambang Sunarko 1) Email: eling_jati@yahoo.co.id 1) Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman ABSTRACT The specific objective of this IbM program is improving production capacity and product quality of handicrafts product from coconut shell waste of Karya Batok SME and Wana Karya Abadi SME as partner for this program. Activities in this IbM program include: (1) Advance training to enhance the knowledge, skills and creativity ability of partners to be able to make various kinds of handicraft products made from waste coconut shell with a unique design and attractive as well high quality; (2) Introduction and application of technology as production equipment, consisting of circle machine, planer machine, profile machine, grinding machine and dynamo; (3) Improvement of business management; (4) Extent handicraft product promotion techniques; (5) Making a media campaign to introduce the handicrafts product to potential consumers. There are significant differences of conditions before and after this IbM program. The production equipment becomes more complete. This affects the quantity and quality of handicraft products produced by partners. Types of products increased to 22 types and the sales increased to 15-20 million per month. Keywords: Capacity, Quality, Coconut Shell Waste Handicraft PENDAHULUAN Pohon kelapa adalah tanaman rakyat yang banyak dijumpai di Kabupaten Banyumas. Luas area yang ditanami dengan tanaman kelapa di Kabupaten Banyumas tercatat seluas 17.957,16 Ha dengan jumlah tanaman sebanyak 63.938,90 pohon. (Suliyanto, 2012). Di Kabupaten Banyumas, industri pengolahan kelapa masih didominasi oleh produk setengah jadi berupa kopra dan coconut crude oil (CCO). Salah satu sentra kopra di Kabupaten Banyumas adalah di Kecamatan Somagede. Terdapat 15 IKM kopra di Kecamatan Somagede, yaitu 8 unit usaha di Desa Sokawera, 2 unit usaha di Desa Somagede, 4 unit usaha di Desa Kanding dan 1 unit usaha di Desa Klinthing. Kapasitas produksi kopra di Kecamatan Somagede mencapai 6.300 kg per hari atau 2.268.000 kg per tahun. Bahan baku yang dibutuhkan dalam pembuatan kopra tersebut mencapai 30.000 butir kelapa per hari atau setara dengan 10.800.000 butir per tahun, (Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas, 2012). Salah satu hasil samping dari pembuatan kopra adalah berupa tempurung kelapa. Tempurung kelapa yang 103

Performance Vol. 20 No. 2 September 2014 dihasilkan dari industri ini mencapai kurang lebih 200.000 kg per bulan atau 2.400.000 kg per tahunnya. Oleh masyarakat, tempurung kelapa bagian bawah (± 100.000 kg) dijual ke Perhutani sebagai wadah untuk sadapan getah karet dan pinus, dengan harga jual Rp.130 per buah. Sebagian lagi, ±30.000 kg, diolah menjadi arang tempurung kelapa. Arang tersebut dipasarkan ke Solo dengan harga jual Rp.3.000 per kg. Data tersebut menunjukkan bahwa terdapat limbah tempurung kelapa dalam jumlah cukup besar yang belum dimanfaatkan oleh masyarakat. Terdapat potensi yang sangat besar untuk meningkatkan nilai tambah dari limbah tempurung kelapa yang ada, salah satunya dengan mengolahnya menjadi produk kreatif berupa produk kerajinan berbahan dasar tempurung kelapa. Pemanfaatan limbah tempurung kelapa menjadi produk kerajinan telah dirintis oleh IKM Karya Batok dari Desa Sokawera dan IKM Wana Karya Abadi dari Desa Klinthing, setelah mendapatkan pelatihan dan bantuan alat dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyumas pada tahun 2012. Pada awalnya tempurung kelapa limbah produksi kopra IKM Karya Batok hanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk mengeringkan kopra di musim penghujan. Sejak tahun 2010, sebagian limbah tempurung kelapa diolah menjadi wadah pakan unggas. Kapasitas produksi wadah pakan unggas IKM Karya Batok rata-rata 10.000 sampai dengan 15.000 buah per bulan. Dengan harga Rp.1.000 per buah, omset IKM Karya Batok dari penjualan wadah pakan unggas mencapai Rp.10.000.000 sampai dengan Rp.15.000.000 per bulan. Wadah pakan unggas produksi IKM Karya Batok dipasarkan ke Jakarta dan Bandung. Sejak tahun 2012, IKM Karya Batok mulai memproduksi berbagai produk kerajinan dari limbah tempurung kelapa, diantaranya lampu hias, tempat tissue, pigura, nampan, tempat permen, teko, cangkir, asbak, vas, gantungan kunci, dan list dinding. Harga produk bervariasi antara Rp.2.500 sampai dengan Rp.100.000. Produk kerajinan masih diproduksi dalam jumlah sangat terbatas bervariasi antara 10-15 pcs per jenis produk. Produk kerajinan mitra belum dipasarkan secara luas, baru di pameran dan daerah sekitar saja. Kelompok IKM Wana Karya Abadi dari Desa Klinthing dibentuk pada bulan Februari tahun 2011. Ketua kelompok adalah Mino Minotodharmo. Anggota kelompok IKM Wana Karya Abadi sebanyak 12 orang. IKM Warna Karya Abadi memproduksi berbagai produk kerajinan dari limbah tempurung kelapa, diantaranya tempat tissue, pigura, nampan, asbak, gantungan kunci, dan tempat sesaji. Harga produk kerajinan bervariasi rata-rata antara Rp.25.000 sampai dengan Rp.100.000. Produk kerajinan tempurung kelapa yang dihasilkan dipasarkan di beberapa wilayah di sekitar Kabupaten Banyumas, Produk kerajinan belum diproduksi secara rutin, baru berdasarkan pesanan dari konsumen. Dalam kegiatannya IKM Wana Karya Abadi berusaha memberdayakan dan mendorong warga masyarakat Desa Klinthing yang mayoritas bekerja sebagai buruh sadap untuk memanfaatkan waktu luang mereka dengan memanfaatkan limbah tempurung kelapa untuk meningkatkan 104

kesejahteraan mereka. Visi yang dimiliki oleh IKM Wana Karya Abadi adalah Berkarya untuk Mengurangi Pengangguran Melalui Kerajinan Tempurung Kelapa. Terdapat beberapa masalah yang dihadapi mitra dalam mengembangkan produksi kerajinan dari limbah tempurung kelapa baik dari aspek produksi maupun dari aspek manajemen, diantaranya adalah: 1. Masih terbatasnya jenis produk kerajinan yang dapat dibuat mitra. 2. Masih terbatasnya desain produk kerajinan dari tempurung kelapa yang mampu dibuat mitra. 3. Masih rendahnya kualitas produk kerajinan yang dihasilkan. Kualitas pekerjaan, pewarnaan dan finishing produk masih perlu untuk ditingkatkan. 4. Belum lengkapnya mesin/alat produksi yang dibutuhkan mitra untuk menunjang kegiatan produksi kerajinan dari tempurung kelapa. 5. Masih terbatasnya jumlah mesin/ peralatan produksi yang dimiliki mitra. Hal ini menyebabkan terbatasnya kapasitas produk kerajinan yang mampu dihasilkan mitra. 6. Belum diterapkannya manajemen usaha yang baik oleh mitra. 7. Masih terbatasnya kemampuan mitra dalam melakukan kegiatan promosi untuk mengenalkan produk kerajinan kepada konsumen. 8. Masih terbatasnya jangkauan pemasaran bagi produk kerajinan mitra. Berdasarkan permasalahan pada aspek produksi dan aspek manajemen usaha tersebut, dapat dirumuskan bahwa: 1. Diperlukan pelatihan lanjutan untuk dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan kreativitas mitra untuk dapat menghasilkan beragam produk kerajinan berbahan dasar limbah tempurung kelapa dengan desain yang unik dan menarik serta kualitas yang lebih baik. 2. Diperlukan introduksi dan alih teknologi berupa alat produksi untuk menunjang kelancaran proses produksi, meningkatkan kualitas produk dan kapasitas produksi kerajinan yang dihasilkan mitra. 3. Diperlukan penyuluhan dan kepada mitra mengenai manajemen usaha dan pendampingan untuk melakukan perbaikan manajemen usaha mitra. 4. Diperlukan penyuluhan strategi dan teknik promosi produk untuk meningkatkan kemampuan mitra dalam melakukan kegiatan promosi untuk mengenalkan produk kerajinan kepada konsumen potensial dan meningkatkan jangkauan pemasaran dari produk kerajinan mitra. Tujuan khusus dari kegiatan IbM yang dilakukan adalah mengembangkan kapasitas produksi dan meningkatkan kualitas produk kerajinan dari limbah tempurung kelapa yang diproduksi mitra, dan tujuan secara umum adalah membentuk dan mengembangkan masyarakat yang mandiri secara ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan limbah tempurung kelapa menjadi produk kreatif yang bernilai ekonomis tinggi. Target yang akan dicapai dalam kegiatan IbM ini adalah: 1. Pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan kreativitas mitra untuk dapat membuat produk kerajinan dari limbah tempurung 105

Performance Vol. 20 No. 2 September 2014 kelapa yang berkualitas, bernilai seni dengan desain unik dan beragam dapat meningkat. 2. Jenis produk kerajinan yang mampu dibuat mitra dapat meningkat 100%. 3. Desain produk kerajinan yang mampu dibuat mitra dapat meningkat 100%. 4. Kapasitas produksi dapat meningkat 100%. 5. Omset mitra dapat meningkat 50%. 6. Kemampuan manajemen usaha mitra dapat meningkat. 7. Kemampuan mitra untuk melakukan kegiatan promosi untuk mengenalkan produk kerajinan dari limbah tempurung kelapa kepada konsumen potensial dengan menggunakan berbagai media dapat meningkat. 8. Jangkauan pemasaran bagi produk kerajinan dari limbah tempurung kelapa produksi mitra dapat bertambah. 9. Minat masyarakat untuk mengolah limbah tempurung kelapa yang banyak terdapat di sekitar mereka menjadi produk seni dan menekuninya sebagai suatu kegiatan produktif yang menguntungkan dapat meningkat, sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Sokawera dan Desa Klinthing. 10. Produk kerajinan dari tempurung kelapa yang dihasilkan masyarakat ini diharapkan dapat dijadikan sebagai produk cinderamata bagi kawasan wisata alam dan wisata budaya yang sedang dikembangkan di Kecamatan Somagede. METODE PELAKSANAAN KEGIATAN Permasalahan prioritas yang ditangani pada Program IbM ini adalah: 1. Peningkatan kemampuan mitra untuk membuat beragam jenis produk kerajinan dari limbah tempurung kelapa. 2. Peningkatan kemampuan mitra untuk membuat beragam desain produk kerajinan dari tempurung kelapa. 3. Peningkatan kualitas produk kerajinan dari tempurung kelapa yang dihasilkan. 4. Introduksi dan penerapan teknologi tepat guna yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan produksi kerajinan dari tempurung kelapa. 5. Perbaikan manajemen usaha mitra 6. Peningkatan kemampuan mitra untuk melakukan kegiatan promosi untuk mengenalkan produk kerajinan kepada konsumen. Metode pendekatan yang digunakan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi mitra adalah dengan metode pelatihan, pendampingan, introduksi dan penerapan teknologi tepat guna, penyuluhan, serta pembuatan media promosi. Prosedur kerja untuk mendukung realisasi metode yang ditawarkan adalah sebagai berikut: 1. Melakukan diskusi dengan mitra untuk memperoleh gambaran permasalahan yang dihadapi mitra, kebutuhan mitra, serta penentuan masalah prioritas yang akan ditangani dalam kegiatan IbM yang akan dilaksanakan. 2. Melakukan koordinasi dengan mitra, dan narasumber untuk 106

menentukan waktu pelaksanaan kegiatan, materi pelatihan, dan jadwal kegiatan. 3. Melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan. 4. Pelaksanaan Kegiatan: a. Menyelenggarakan pelatihan tahap lanjut pembuatan beragam jenis produk kerajinan berbahan dasar limbah tempurung kelapa dengan materi pelatihan pengayaan jenis, pengayaan desain dan perbaikan proses finishing produk. b. Introduksi dan penerapan teknologi tepat guna berupa mesin/alat produksi untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas produk kerajinan mitra. c. Penyuluhan dan perbaikan manajemen usaha. d. Penyuluhan dan pendampingan penerapan strategi dan teknik promosi produk. e. Pembuatan media promosi untuk mengenalkan produk kerajinan mitra kepada konsumen potensial. 5. Melakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan. a. Membandingkan tingkat pengetahuan, kemampuan dan keterampilan mitra dalam memproduksi produk kerajinan dari limbah tempurung kelapa sebelum dan sesudah adanya kegiatan pelatihan. b. Membandingkan jumlah jenis produk, desain, dan kualitas produk sebelum dan sesudah pelatihan. c. Membandingkan kualitas manajemen usaha sebelum dan sesudah kegiatan penyuluhan. 6. Melakukan pendampingan pada mitra HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kegiatan Pelatihan Kegiatan pelatihan dilaksanakan selama 3 hari, dimulai pada hari Jumat 18 April 2014 sampai dengan hari Minggu, 20 April 2014. Peserta pelatihan berjumlah 11 orang, yaitu 7 orang anggota IKM Karya Batok dari Desa Sokawera dan 4 orang anggota IKM Wana Karya Abadi dari Desa Klinthing. Pelatihan dilaksanakan di workshop IKM Karya Batok, RT 05/ RW 04, Desa Sokawera. Kegiatan pelatihan dimulai pada pukul 09.00 WIB dan diakhiri pada pukul 16.00 WIB setiap harinya. Materi pelatihan disampaikan oleh Siswanto, dari Balai Besar Kerajinan dan Batik Yogyakarta. Materi pelatihan yang diberikan meliputi: 1. Pengayaan jenis produk kerajinan dari limbah tempurung kelapa (diversifikasi produk). Dalam pelatihan ini, peserta pelatihan diberikan materi pembuatan berbagai jenis tas dengan menggunakan perpil dari tempurung kelapa. 2. Pengayaan desain produk kerajinan dari limbah tempurung kelapa (aplikasi tempurung kelapa dengan berbagai media kayu). 3. Proses pewarnaan dan finishing produk kerajinan untuk meningkatkan kualitas akhir produk kerajinan yang dihasilkan mitra. 107

Performance Vol. 20 No. 2 September 2014 Introduksi dan Penerapan/ Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna Introduksi dan penerapan teknologi tepat guna berupa mesin produksi, bertujuan untuk menunjang kelancaran proses produksi, meningkatkan kualitas dan kuantitas produk kerajinan tempurung kelapa yang diproduksi oleh mitra. Dalam kegiatan IbM ini telah diberikan bantuan mesin produksi kepada mitra berupa: 1. Sebanyak 1 unit mesin circle Bosch GKS 7.000. 2. Sebanyak 1 unit mesin serut Bosch GHO 10-82. 3. Sebanyak 2 unit mesin profil Bosch GMR 1. 4. Sebanyak 3 unit mesin Gerenda GWS s -100. 5. Sebanyak 1 unit dynamo single Wipro. 6. Serta alat dan bahan penunjang kegiatan produksi berupa 5 buah tang lancip, 5 buah tang kombinasi, dan bahan produksi berupa melamin dan lain-lain. Alat produksi tersebut diserahkan secara resmi kepada IKM Karya Batok dan IKM Wana Karya Abadi pada tanggal 24 Juni 2014. Kegiatan Penyuluhan Strategi Promosi Produk dan Perbaikan Manajemen Usaha Kegiatan penyuluhan dan perbaikan manajemen usaha dilakukan pada tanggal 17 April 2014. Materi penyuluhan dan perbaikan manajemen usaha meliputi keseluruhan aspek dalam manajemen usaha yaitu manajemen SDM, manajemen operasional, manajemen pemasaran dan manajemen keuangan. Selain itu mitra juga diberikan penyuluhan mengenai penerapan strategi dan teknik promosi produk untuk mengenalkan produk kerajinan dari limbah tempurung mitra kepada konsumen potensial. Materi yang diberikan adalah strategi bauran promosi produk. Setelah kegiatan penyuluhan dan pelatihan selesai diberikan, tim terus melakukan pembinaan dan pendampingan kepada mitra untuk memastikan bahwa penyuluhan dan pelatihan serta bantuan alat yang diberikan telah dimanfaatkan secara optimal oleh mitra untuk menunjang kegiatan usahanya. Hasil yang diperoleh dari kegiatan IbM ini sangat memuaskan. Dari pelatihan yang diberikan, mitra telah dapat mengembangkan berbagai produk kerajinan dari limbah tempurung kelapa, diantaranya tas, tas ponsel, dompet, dan peci dari tempurung kelapa. Selain itu mitra juga berkreasi untuk membuat teko serta kap lampu dengan kombinasi kayu. Dengan kegiatan IbM ini, mitra secara otomatis menjadi binaan Unsoed. Oleh karena itu, mitra mendapatkan berbagai kesempatann untuk diikutkan dalam berbagai pameran dengan bantuan fasilitas dari Unsoed. Pada bulan Oktober 2014 mitra berkesempatan untuk mengikuti pameran Unsoed Fair. Sarana pameran ini dapat dimanfaatkan mitra untuk mengenalkan dan memperluas jaringan pemasaran produk mitra. Selain itu, mitra juga mendapat bantuan fasilitas dari Pemerintah Kabupaten Banyumas, dimana mitra mendapat tempat pajang di galeri UKM Pratistha Hasta di Purwokerto. Semangat mitra untuk mengembangkan krativitas dan usahanya sangat 108

tinggi. Dari hasil pelatihan yang diberikan mitra berhasil memperoleh prestasi sebagai juara 3 dalam Jateng Craft Award tahun 2014. KESIMPULAN 1. Kegiatan IbM yang dilakukan terbukti meningkatkan kepercayaan diri UKM untuk menekuni usaha yang relatif baru mereka tekuni ini. UKM menyatakan bahwa pelatihan, pembinaan dan pendampingan yang diberikan membuka wawasan mereka bahwa masih terdapat banyak peluang yang masih bisa diraih dengan kreativitas mereka untuk memanfaatkan limbah tempurung kelapa menjadi produk kreatiif yang memiliki nilai ekonomis yang jauh lebih tinggi. 2. Melalui pembinaan yang diberikan, bukan hanya wawasan serta kemampuan UKM untuk memproduksi berbagai produk kerajinan yang bertambah, lebih dari itu, pembinaan dan pendampingan yang diberikan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana produksi yang dimiliki mitra. Melalui bantuan alat produksi yang diberikan, alat produksi yang dimiliki oleh UKM menjadi lebih lengkap. Hal ini berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas hasil produk kerajinan yang dihasilkan oleh mitra. 3. Terdapat perbedaan yang signifikan dari kondisi UKM sebelum menjadi binaan Unsoed dengan sesudah menjadi binaan Unsoed. Sebelum pembinaan jenis produk yang dibuat mitra berjumlah 14 jenis, sedangkan sesudah pembinaan mitra jenis produk yang dibuat mitra bertambah menjadi 22 jenis. Sebelum memperoleh pembinaan dari Unsoed omset mitra berkisar antara 10 15 juta rupiah per bulan, sedangkan setelah pembinaan omzet mitra meningkat menjadi 15 20 juta rupiah per bulan. Bahkan produk kerajinan limbah tempurung kelapa yang diproduksi mitra mendapat apresiasi positif yang dibuktikan dengan penghargaan yang diperoleh mitra sebagai Juara III Jateng Craft Award di Semarang Tahun 2014. DAFTAR PUSTAKA Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas. 2012. Sri Lestari. 2011. Model Pengembangan Kawasan Wisata Berbasis Masyarakat dalam Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Somagede. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Unsoed. Purwokerto. Suliyanto. 2012. Model Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Gula Kelapa. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Unsoed. Purwokerto. 109