BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BREAST CARE (PERAWATAN PAYUDARA) BAB I PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu primipara. Masalah-masalah menyusui yang sering terjadi adalah puting

III.Materi penyuluhan a. Pengertian nifas b. Tujuan perawatan nifas c. Hal-hal yang perlu diperhatikan masa nifas d. Perawatan masa nifas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

Universitas Indonesia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pengetahuan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Masa nifas (puerperium), berasal dari bahasa latin, yaitu puer yang artinya bayi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian, yaitu : anatomi payudara, ASI, laktasi dan keefektifan proses menyusui.

Teknik Menyusui Yang Benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi. Persiapan memberikan ASI dilakukan bersamaan dengan kehamilan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

BAB 1 : PENDAHULUAN. kontasepsi, asupan nutrisi. Perawatan payudara setelah persalinan (1-2) hari, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mensekresi susu untuk makan bayi (Kumala, 1998). a. Struktur Makroskopis (Verralls, 1997)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

GIZI DAUR HIDUP: Gizi Ibu Menyusui

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERAWATAN PAYUDARA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS MEUREUBO KECAMATAN MEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu

BAB II LANDASAN TEORI. meningkatkan pengeluaran hormon oksitosin (Suherni, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Konsep-konsep yang terkait dengan penelitian ini dikelompokkan menjadi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling mahal sekalipun (Yuliarti, 2010). ASI eksklusif merupakan satu-satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. reproduksi kembali ke keadaan sebelum masa hamil (Reeder, 2011). Masa ini

BAB II TINJAUAN KASUS. menyusu sendiri pada ibu dalam satu jam pertama kelahirannya (Roesli,

2015 GAMBARAN BENDUNGAN ASI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU NIFAS DENGAN SEKSIO SESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH BANDUNG

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. menyusui eksklusif. Pada ibu menyusui eksklusif memiliki kecenderungan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melindunginya dalam melawan serangan penyakit. Keseimbangan zat zat gizi

SIKAP POSITIF IBU DALAM PERAWATAN PAYUDARA MENDUKUNG KELANCARAN PRODUKSI ASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Vivian, 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI PAYUDARA DAN FISIOLOGIS PAYUDARA PADA PROSES LAKTASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan berkembang menjadi anak yang sehat dan cerdas (Depkes RI, 1996).

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DENGAN WAKTU PENGELUARAN KOLOSTRUM

CONTENT VALIDITY INDEX PERILAKU IBU HAMIL TENTANG PERAWATAN PAYUDARA (BREAST CARE) SELAMA KEHAMILAN DI KLINIK SALLY KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. MANFAAT ASI EKSKLUSIF

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Masa nifas (puerperium) merupakan masa yang dimulai setelah

The 4 th Univesity Research Coloquium 2016 PIJAT OKSITOSIN UNTUK MEMPERLANCAR ASI PADA IBU PASCA PERSALINAN DI KABUPATEN KUDUS

SUKSES MENYUSUI DENGAN PIJAT OKETANI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed

PERBEDAAN PRODUKSI ASI SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN KOMBINASI METODE MASSASE DEPAN (BREAST CARE)

MANFAAT ASI BAGI BAYI

BAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

BAB V PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang menggembirakan bagi calon orang tua dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

GIZI SEIMBANG IBU MENYUSUI. RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. untuk meningkatkan produksi ASI pada ibu post sectio caesarea pada kasus Ny.S

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. N P2002 HARI KE-3 DENGAN BENDUNGAN ASI DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Husnul Muthoharoh* RINGKASAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih telur, lemak,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Engorgement) itu dikarenakan penyempitan pada duktus laktiferus,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PERAWATAN PAYUDARA SELAMA KEHAMILAN DAN PADA MASA NIFAS DI RB MATTIRO BAJI GOWA TAHUN 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara ibu (Ambarwati.,

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kolostrum adalah, cairan pelindung yang kaya akan zat anti infeksi dan

Cara Mencuci Tangan yang Benar

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN PAYUDARA DENGAN PENGELUARAN COLOSTRUM PADA KEHAMILAN TRIMESTER III

BAB III KERANGKA KONSEP. tujuan penelitian, maka hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna

Merawat dan Mempertahankan. Kecantikan Payudara

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

HUBUNGAN ANTARA PARITAS DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA IBU POST PARTUM. Mimatun Nasihah* Dina Mahaijiran** ABSTRAK

Bab IV Memahami Tubuh Kita

SATUAN ACARA PENYULUHAN. A. Tujuan Umum Agar klien dapat mengetahui dan mengerti tentang tanda-tanda bahaya kehamilan.

1

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebabkan berkurangnya ukuran uterus, involusi puerperium dibatasi

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perawatan Payudara Masa Antenatal 1. Anatomi Fisiologi Payudara Payudara terletak secara vertikal diantara kosta II dan IV secara horizontal mulai sternum sampai linea aksilaris medialis. Payudara bentuknya bervariasi menurut aktifitas fungsionalnya. Pembesaran disebabkan oleh karena pertumbuhan stroma jaringan penyangga dan penimbunan lemak. Payudara terdiri dari beberapa bagian yakni : a. Kalang Payudara Letaknya mengelilingi putting susu, warna kegelapan, mengandung kelenjar kelenjar Montgomery yang menghasilkan kelenjar sebum yang bertindak sebagai pelumas selama kehamilan dan sepanjang masa postpartum. b. Puting Susu Terdiri dari jaringan yang erektil, terdapat lubang-lubang kecil merupakan muara dari duktus laktiferus, ujung-ujung serat syaraf, pembuluh getah bening, serat-serat otot polos yang memiliki kerja seperti spincter dalam mengendalikan aliran susu. c. Lobus yang terdiri dari 15 sampai 20 lobus, masing-masing lobus terdiri dari 20-40 lobulus, tiap lobulus terdiri dari 10-100 alveoli. d. Alveoli Mengandung sel-sel acini yang menghasilkan susu serta dikelilingi oleh sel-sel mioepitel yang berkontraksi mendorong susu keluar dari alveoli.

e. Laktiferus sinus/ampula Bertindak sebagai waduk sementar bagi air susu. Payudara mendapat pasokan darah dari arteri mammary internal dan eksternal serta bercabang dari arteri-arteri intercostalis. Venanya diatur dalam bentuk bundar disekeliling puting susu. Cairan limfa mengalir bebas keluar diantara payudara dan terus ke node-node limfa didalam axial dan mediastinum. f. Bentuk luar payudara 1. Korpus mammae Korpus mamae terdiri dari : a. Parenkin : duktus laktiferus uktus, duktulus (dukutuli), lobus, alveoli. b. Stroma : Jaringan ikat, jaringan lemak, pembuluh darah, syaraf, pembuluh limpa (Yeyeh. 2011) 2. Defenisi Perawatan Payudara Masa Antenatal Perawatan payudara pada kehamilan (Breast Care Antenatal) adalah usaha untuk memperlancar aliran ASI, dan mencegah masalah-masalah yang mungkin muncul pada saat menyusui seperti puting nyeri atau lecet, payudara bengkak, saluran susu tersumbat. Perawatan payudara tidak hanya dilakukan sebelum melahirkan tetapi juga dilakukan setelah melahirkan. Perawatan payudara dilakukan sehari dua kali saat mandi dan bila ada masalah dengan menyusui juga dilakukan dua kali sehari (Soetjiningsih. 1997). Saat seorang wanita hamil, pada tubuhnya terjadi perubahan perubahan yang memang secara alamiah antara lain perubahan berat badan, perubahan pada kulit dan perubahan payudara (Ronald. 2010. hlm. 136)

Payudara telah dipersiapkan sejak mulai terlambat datang bulan sehingga pada waktunya dapat memberikan ASI dengan sempurna. Untuk dapat melancarkan pengeluaran ASI dipersiapkan sejak awal kehamilan dengan melakukan perawatan payudara yaitu masase, menghilangkan kerak pada puting susu sehingga duktusnya tidak tersumbat (Ida. 2010. hlm. 419). Keberhasilan proses menyusui sangat ditentukan oleh struktur puting susu dan areola. Pada puting susu dan areola mamae terdapat ujung ujung saraf sensori yang mendukung proses refleks menyusui. Puting susu mengandung otot yang berkontraksi saat rangsangan menyusui muncul. Secara normal putting susu menonjol keluar, akan tetapi kadang kadang dijumpai puting susu yang datar dan masuk kedalam. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan kegagalan menyusui. Dengan demikian seorang ibu harus memperoleh perawatan payudara sebelum masa laktasi (Ronald. 2010). 3. Manfaat Perawatan Payudara Masa Antenatal Perawatan payudara merupakan hal yang penting yang harus diperhatikan sebagai persiapan menyusui karena mempunyai bebrapa manfaat antara lain : a. Merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi ASI banyak dan lancar. b. Menjaga kebersihan payudara, terutama kebersihan putting susu. c. Melenturkan dan menguatkan putting susu sehingga memudahkan bayi untuk menyusu. d. Mempersiapkan mental (psikis) ibu untuk menyusui. Bila seorang ibu hamil tidak melakukan perawatan payudara dengan baik dan hanya melakukan perawatan menjelang melahirkan atau setelah melahirkan, sering dijumpai kasus-kasus yang akan merugikan ibu dan bayi. Kasus-kasus yang terjadi antara lain :

a. Air susu ibu tidak keluar. Inilah yang sering terjadi, air susu ibu keluar setelah hari kedua atau lebih. b. Putting susu tidak menonjol sehingga bayi sulit mengisap. c. Produksi ASI sedikit sehingga tidak cukup dikonsumsi bayi. d. Infeksi pada payudara, yaitu payudara bengkak atau bernanah e. Muncul benjolan di payudara (Ronald. 2010). 4. Perawatan Payudara pada Umur Kehamilan 3 Bulan Periksa putting susu untuk mengetahui apakah putting susu datar atau masuk kedalam, dengan cara memijat dasar putting susu secara perlahan. Putting susu yang normal akan keluar. Apabila putting susu tetap datar atau masuk kedalam, maka sejak hamil 3 bulan harus dilakukan perbaikan agar bisa menonjol. Caranya adalah dengan menggunakan dua jari telunjuk atau ibu jari, daerah di sekitar puting susu diurut kearah berlawanan menuju ke dasar payudara sampai semua daerah payudara. Dilakukan sehari dua kali selama 6 menit. 5. Perawatan Payudara pada Umur Kehamilan 6-9 Bulan Kedua telapak tangan dibasahi dengan minyak kelapa Putting susu sampai areola mamae (daerah sekitar putting dengan wrna lebih gelap) dikompres dengan meinyak kelapa selama 2-3 menit. Tujuannya untuk memperlunak kotoran atau kerak yang menempel pada putting susu sehingga mudah dibersihkan. Jangan membersihkan dengan alkohol atau yang lainnya yang bersifat iritasi karena dapat menyebabkan putting susu lecet. Kedua putting susu dipegang lalu ditarik, diputar kearah luar (searah dan berlawana dengan jarum jam)

Pangkal payudara dipegang dengan kedua tangan lalu diurut kearah putting susu sebanyak 30 kali sehari. Pijat kedua areola mammae hingga keluar 1-2 tetes. Kedua putting susu dan sekitarnya dengan handuk kering dan bersih. Pakailah BH yang tidak ketat dan bersifat menopang payudara, jangan memakai BH yang ketat dan menekan payudara. Bila BH sudah mulai tersa sempit, diganti dengan BH yang pas dan sesuai dengan ukuran dan bentuk payudara untuk memberikan kenyamanan dan juga support yang baik bagi payudara. Apabila memakai BH yang tidak sesuai dengan ukuran payudara bisa menyebabkan infeksi seperti mastitis (suatu infeksi pada kelenjar susu payudara) (Weni. 2009). B. Sekresi (pengeluaran) ASI Postpartum ASI keluar setelah ari-ari atau plasenta lepas. Plasenta mengandung hormon penghambat prolaktin (hormon plasenta) yang menghambat pementukan ASI. Setelah plasenta lepas, hormon plasenta tersebut tidak diproduksi lagi, sehingga air susu pun keluar. 1. Fisiologi Laktasi Kemampuan laktasi setiap ibu berbeda-beda. Sebagian mempunyai kemampuan yang lebih besar dibanding dengan yang lain. Dua faktor yang diatur oleh hormon terlibat dalam fisiologi laktasi, yaitu : a). Prolaktin yang mengatur produksi air susu ibu Dalam fisiologi laktasi prolaktin suatu hormon yang disekresi oleh glandula pituitaria anterior, penting utuk produksi air susu ibu, tetapi walaupun kadar hormon ini didalam sirkulasi maternal meningkat selama kehamilan, kerja hormon ini

dihambat oleh hormon plasenta. Dengan lepas atau keluarnya plasenta pada akhir proses persalinan, maka kadar estrogen dan progesteron berangsur-angsur turun sampai tingkat dapat dilepaskannya dan diaktifkannya prolaktin. c). Oksitosin yang mengatur pengeluaran air susu ibu Dua faktor yang terlibat dalam mengalirkan air susu dari sel-sel sekretorik ke papila mammae, yakni : 1. Tekanan dari belakang Tekanan globuli yang baru terbentuk didalam sel akan mendorong globuli tersebut kedalam tubuli laktifer dan pengisapan oleh bayi akan memacu sekresi air susu lebih banyak. 2. Refleks neurohormonal Apabila bayi disusui, maka gerakan mengisap yang berirama akan menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat didalam glandula pituitaria posterior. Akibat refleks ini adalah dikeluarkannya oksitosin dari pituitaria posterior. Hal ini akan menyebabkan sel-sel mioepitel disekitar alveoli akan berkontraksi dan mendorong air susu masuk kedalam pembuluh lactifer dan dengan demikian lebih banyak air susu yang mengalir kedalam ampullae (Sylvia. 2003). 2. Hormon-hormon yang terlibat dalam proses pembentukan ASI Progesteron Mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Estrogen Mnstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar. Kadar estrogen dalam tubuh menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui.

Prolaktin Berperan dalam membesarnya alveoli pada masa kehamilan. Oksitosin Mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan setelahnya. Setelah melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus disekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Human Plancetal Lactogen (HPL) Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta mengeluarkan banyak HPL yang berperan dalan pertumbuhan payudara, puting susu dan areola sebelum melahirkan. Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi ASI ( Sitti. 2009. hlm. 13). 3. Manfaat ASI a. Bagi Bayi Dapat membantu memulai kehidupannya dengan bauk Mengandung Antibodi ASI mengandung komposisi yang tepat Memberi rasa nyaman bagi bayi dan adanya ikatan antara ibu dan bayi ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi karena gerakan menghisap mulut bayi pada payudara. Terhindar dari alergi b. Bagi Ibu Aspek kontrasepsi

Aspek kesehatan ibu Aspek penurunan berat badan Aspek psikologis c. Bagi Keluarga Aspek ekonomi Aspek psikologis Aspek kemudahan d. Bagi Negara Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian bayi Menghemat devisa negara Mengurangi subsidi untuk rumah sakit Peningkatan kualitas generasi penerus (Ambarwati. 2009. hlm. 17). 4. Persiapan Memperlancar Pengeluaran ASI Berikut adalah persiapan yang perlu dilakukan untuk memperlancar pengeluaran ASI. a. Membersihkan putting susu dengan air atau minyak, sehingga epitel yang lepas tidak menumpuk. b. Putting susu ditarik setiap mandi, sehingga menonjol untuk memudahkan isapan bayi. c. Bila putting susu belum menonjol, dapat menggunakan pompa susu atau dengan jalan operasi. 5. Hal-Hal yang Mempengaruhi Produksi ASI a) Makanan

Untuk membentuk produksi ASI yang baik, makana ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein, lemak dan vitamin serta mineral yang cukup. b) Ketenangan jiwa dan pikiran Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang selalu dalam tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai ketegangan emosional akan menurunkan produksi ASI. c) Perawatan payudara Dengan merangsang buah dada akan mempengaruhi hypofise untuk mengeluarkan hormon progesteron dan estrogen lebih banyak dan hormon oksitosin. d) Penggunaan alat kontrasepsi Pemakain kontrasepsi yang tidak tepat dapat mempengaruhi produksi ASI e) Anatomi payudara Bila jumlah lobus dalam buah dada berkurang, lobulus pun berkurang. Dengan demikian produksi ASI juga berkurang. f) Faktor istirahat Bila kurang istiraha kan mengalami kelemahan dalam menjalankan fungsinya dengan demikian pembentukan dan pengeluaran ASI berkurang. g) Faktor isapan anak Bila ibu menyusui anak segera jarang dan berlangsung sebentar maka hisapan anak berkurang dengan demikian produksi ASI pun berkurang. h) Faktor obat-obatan

Diperkirakan obat-obatan yang mengandung hormon mempengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin yang berfungsi dalam pembentukan dan pengeluaran ASI (Ambarwati. 2009. hlm. 27-29). 6. Air Susu Ibu Menurut Stadium Laktasi Jenis air susu yang dikeluarkan oleh ibu memilki tiga stadium yang memiliki kandungan berbeda. Air susu ini memilki tiga stadium yang terdiri dari kolostrum, air susu transisi/peralihan, dan air susu matur (mature). a. Kolostrum Kolostrum adalah air susu yang pertama kali keluar. Kolostrum ini disekresi oleh kelenjar payudara pada hari pertama sampai hari ke empat pasca persalinan. Kolostrum merupakan cairan dengan viskositas kental, lengket dan berwarna kekuningan. Kolostrum mengandung tinggi protein, mineral, garam, vitamin A, nitrogen, sel darah putih dan antibodi kyang tinggi daripada ASI matur. Selain itu, kolostrum masih mengandung rendah lemak dan laktosa. Protein utama pada kolostrum adalah imunoglobulin (IgG, IgA dan IgM), yang digunakan sebagai zat antibodi untuk mencegah dan menetralisir bakteri, virus, jamur dan parasit. Meskipun yang keluar sedikit menurut ukuran kita, tetapi volume kolostrum yang ada dalam payudara mendekati kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari. Volume kolostrum antara 150-300 ml/24 jam (Marmi. 2012. hlm. 32). b. ASI transisi atau peralihan Ciri dari air susu pada masa peralihan adalah sebagai berikut : 1. Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur

2. Disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi, tetapi ada pula pendapat yang mengatakan bahwa ASI matur baru terjadi pada minggu ke-3 sampai minggu ke-5. 3. Kadar protein makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi. 4. Volumenya juga akan makin meningkat. c. ASI Matur Adapun ciri-ciri dari air susu matur adalah sebagai berikut : 1. Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10 da seterusnya, komposisi relatif konstan (ada pula yang mengatakan bahwa komposisi ASI relatif konstan baru dimulai pada minggu ke-3 sampai minggu ke-5). 2. Pada ibu yang sehat, maka produksi ASI untuk bayi akan tercukupi ASI ini merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai usia 6 bulan. 3. Merupakan suatu cairan berwarna putih keku ning-kuningan yang diakibatkan warna dari garam kalsium caseinat, riboflavin, dan karoten yang terdapat didalamnya. 4. Tidak mengumpul jika dipanaskan. 5. Terdapat antimikrobial faktor (Sitti. 2009. hlm. 20-21). 7. Hasil Pengukuran Kecepatan sekresi ASI postpartum Kecepatan pengeluaran ASI postpartum diukur berdasarkan rentang waktu melahirkan sampai keluarnya ASI pertama. Hasil pengukurannya sama halnya dengan hasil pengukuran yang dibuat oleh Asti melani Astari dan Djuminah dalam penelitiannya di RSU Dr. Saiful Anwar Malang dengan pengeluaran ASI cepat jika < 24 jam postpartum dan pengeluaran ASI lambat jika > 24 jam postpartum.