BAB I PENDAHULUAN UKDW. mikroorganisme di dalam saluran kemih. angka prevalensi ISK sebesar 20% (Paul Bukitwetan, 2004).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Bayi berat lahir nornal mempunyai potensi tumbuh kembang yang. lebih baik dibandingkan dengan berat lahir rendah.

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki angka yang cukup tinggi di Indonesia.Berdasarkan Riset. Bayi Lahir Rendah (BBLR) mencapai 11,5%, meskipun angka ini tidak

HUBUNGAN ANTARA INSIDEN IKTERUS NEONATORUM DENGAN PERSALINAN SECARA INDUKSI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kolonisasi kuman penyebab infeksi dalam urin dan. ureter, kandung kemih dan uretra merupakan organ-organ yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN PERTAMBAHAN BERAT BADAN IBU SELAMA KEHAMILAN DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. kerap kali dijumpai dalam praktik dokter. Berdasarkan data. epidemiologis tercatat 25-35% wanita dewasa pernah mengalami

BAB IV METODELOGI PENELITIAN Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Obstetri dan Ginekologi.

BAB I PENDAHULUAN. kadang timbul beberapa keluhan yang mengganggu, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. seorang wanita, dimana kehamilan merupakan proses fertilisasi atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebelum ada tanda tanda persalinan dan setelah ditunggu satu jam belum ada. tanda dimulainya persalinan. Ada beberapa penyebab

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia masih sangat tinggi. Menurut survey demografi dan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia lebih atau sama dengan 35 tahun. Kelompok usia ini sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. pada perubahan hormonal paska kehamilan (Djamhoer, 2005; Alan, 2007).

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun diperkirakan wanita di dunia meninggal sebagai akibat. per kelahiran hidup (Wiknjosastro, 2006).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah salah satu penyakit infeksi dengan angka

BAB I PENDAHULUAN. waktu dan tempat, salah satunya adalah kematian janin sewaktu masih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN INSIDEN IKTERUS NEONATORUM DENGAN PERSALINAN SECARA VAKUM EKSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. bermain toddler (1-2,5 tahun), pra-sekolah (2,5-5 tahun), usia sekolah (5-11

BAB I PENDAHULUAN. apabila terjadi kerusakan. Salah satu keluhan yang sering dialami lansia akibat

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Ketuban pecah dini (KPD) terjadi pada sekitar sepertiga dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia tersebut menjadi melemah. Pertahanan tubuh yang menurun

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 25 per-1000 kelahiran hidup dengan Bayi Berat Lahir. Rendah (BBLR) penyebab utamanya. 2 Kematian bayi baru lahir di

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (AKI) dan bayi sampai pada batas angka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN PERSALINAN PREMATUR DI RSUD DR. SOESILO KABUPATEN TEGAL SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh persalinan prematur, sedangkan kematian perinatal sendiri

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Infeksi nosokomial atau Hospital-Acquired Infection. (HAI) memiliki kontribusi yang besar terhadap tingkat

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PREEKLAMPSI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS BATURADEN I BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 214 per

BAB I PENDAHULUAN. terakhir dan kelahiran ( 38 minggu dari pembuahan ). Istilah medis untuk. wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakan pembangunan kesehatan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu penyebab kematian ibu adalah abortus. Abortus adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seorang ibu hamil. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu respon inflamasi sel urotelium

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu jenis infeksi yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kejadiannya sekitar 3-5% pada perempuan dan 1% pada laki-laki sampai usia 5

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

1

PENELITIAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL PADA KEJADIAN ABORTUS. Diana Meti*

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Poin ke 5 dalam Milenium Development Goals (MDG) adalah

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kandungan. Kelainan penyerta yang timbul pada bayi baru lahir akan menghambat

BAB I PENDAHULUAN. hamil, pencegahan, pengobatan penyakit dan rehabilitasi. Program ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian Metode

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

BAB I PENDAHULUAN. dipantau selama 3,5 tahun mempunyai kompliksai yang paling sering adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terkait dengan kehamilan dan persalinan, dengan kata lain 1400 perempuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diabetes, penyakit lupus, atau mengalami infeksi. Prematuritas dan berat lahir

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari gram dan merupakan penyumbang tertinggi angka kematian perinatal dan

BAB 1 PENDAHULUAN. instrumental. Orang menghargai kesehatan karena kesehatan ikut mendasari

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. B DENGAN POST OP HEMOROIDECTOMI DI RUANG MELATI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan infeksi yang sering terjadi. Infeksi

BAB I PENDAHULUAN meninggal dunia dimana 99% terjadi di negara berkembang. 1 Angka

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yaitu poliuria, polidipsi dan polifagi (Suyono, 2009). Menurut Riskesdas (riset kesehatan dasar) prevalensi diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menikah dan hamil pada usia diatas 35 tahun pada saat ini sudah merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat sarjana S-1. Diajukan Oleh : NURHIDAYAH J FAKULTAS KEDOKTERAN

HUBUNGAN USIA, GRAVIDA, DAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN KEHAMILAN PREEKLAMSIA DI RSUD WONOSARI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. atau dikenal dengan Millennium Development Goals (MDG s) hingga tahun 2015 adalah dengan menurunkan ¾ risiko jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan langsung oleh kehamilan itu sendiri. Preeklampsia adalah timbulnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Haid adalah perdarahan dari kemaluan yang terjadi pada seorang wanita yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. bermakna (Lutter, 2005). Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Hipertensi dalam kehamilan dapat menyebabkan. terhambat di dalam Rahim, kematian janin di dalam rahim, solusio

BAB 1 PENDAHULUAN. masa kehamilan. Anemia fisiologis merupakan istilah yang sering. walaupun massa eritrosit sendiri meningkat sekitar 25%, ini tetap

BAB I PENDAHULUAN. 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih sangat tinggi yaitu 359 per

BAB I PENDAHULUAN. Batu empedu merupakan batu yang terdapat pada kandung empedu atau pada

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. kemih. Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada pria maupun wanita semua umur,

BAB I PENDAHULUAN. Harlap & Shiono (1980) melaporkan bahwa 80% kejadian abortus spontan terjadi pada usia kehamilan 12 minggu pertama.

BAB I PENDAHULUAN. perdarahan, pereklamsi/eklamsi, dan infeksi ( Saifuddin, 2001 ).

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. yang diawali terjadinya ketuban pecah dini. Akan tetapi sulit menentukan

BAB I PENDAHULUAN. sengaja maupun tidak sengaja (Pudiastuti, 2011). Berbagai bentuk. penyimpangan perilaku seksual remaja cenderung mengalami

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ibu hamil merupakan kelompok di masyarakat yang menjadi perhatian dalam pelayanan kesehatan. Salah satu masalah yang Bering terjadi adalah infeksi saluran kemih (ISK) yang merupakan salah satu komplikasi medis yang paling banyak terjadi pada kehamilan. Infeksi saluran kemih merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh pertumbuhan mikroorganisme di dalam saluran kemih. ISK terjadi sekitar 5-10% dari semua kasus kehamilan. Infeksi saluran kemih di Indonesia insiden dan prevalensinya masih cukup tinggi, pada ibu hamil/nifas 5-6%. Prevalensi ISK di masyarakat makin meningkat wiring dengan meningkatnya usia. Pada usia 40-60 tahun mempunyai angka prevalensi 3,2%, sedangkan pada usia diatas 65 tahun kira-kira mempunyai angka prevalensi ISK sebesar 20% (Paul Bukitwetan, 2004). Sekitar 15% wanita, mengalami paling sedikit satu kali serangan akut infeksi saluran kemih selama hidupnya. Sebagian besar infeksi tersebut adalah asimtomatik, angka kejadiannya pada wanita hamil adalah 5-6% dan meningkat sampai 10% pada resiko tinggi. The National Birth Defects Prevention Study Amerika Serikat, melaporkan hal ini berdasarkan penelitiannya terhadap 4.760 ibu hamil, terdapat 3.690 diantaranya menderita infeksi saluran kemih. Insidensi ISK pada wanita hamil mencapai 7% dibandingkan wanita yang tidak hamil dan 1

2 biasanya infeksi yang nyata terjadi antara kehamilan 26-36 minggu, dengan puncak insiden pada kehamilan 30-32 minggu. ISK bisa disertai gejala atau bahkan tanpa gejala, bakteriuria asimtomatik seringkali dijumpai pada kehamilan (Paul Bukitwetan,2004). Di Indonesia insidensi bakteriuria pada wanita hamil sebanyak 9,18% (Simantujak dkk,1982), pada penelitian yang telah dilakukan di bagian Obstetri dan Ginekologi FKUI-RSCM Jakarta, ditemukan ISK asimtomatik pada wanita hamil sebanyak 20%, di Banjarmasin, didapatkan sebanyak 25,81% dari wanita hamil menderita dengan ISK (Junizaf, 1994). Umumnya infeksi saluran kemih pada kehamilan tidak menimbulkan gejala-gejala, disebut bakteriuria asimtomatik. Definisi bakteriuria asimtomatik adalah kolonisasi bakteri yang persisten pada saluran kemih tanpa diikuti gejala infeksi saluran kemih. Meskipun asimtomatik, bakteriuria ini dapat menempatkan ibu hamil pada risiko kelahiran bayi dengan berat badan kurang atau kelahiran preterm. Di samping itu, Perubahan fisiologis yang terjadi pada saluran kemih selama kehamilan dapat menyebabkan risiko terjadinya pielonefritis, apabila ibu hamil tersebut mengalami kolonisasi bakteri di saluran kemihnya meskipun dalam bentuk asimtomatik, dan dibiarkan tanpa pengobatan. Dilaporkan sekitar 20-30% bakteriuria asimtomatik yang tidak mendapatkan pengobatan akan berkembang menjadi pielonefritis (Gilstrap LC, Ramin SN. 2001). Bakteriuria asimtomatik dalam kehamilan wring dilupakan sebagai salah

3 satu penyebab komplikasi kehamilan pada ibu dan janin seperti abortus, prematuritas, dismaturitas, kematian janin dalam kandungan dan sebagainya (Paul Bukitwetan, 2000). Oleh karena itu perlu dilakukan pencegahan agar jumlah ISK tidak bertambah pada wanita hard dan komplikasi dalam kehamilan dapat ditanggulangi. Menurut Sarwono, Salah satu cara untuk mencegah ISK pada ibu hamil adalah dengan edukasi, tidak semua ibu hamil dan keluarganya mendapat pendidikan dan konseling kesehatan yang memadai tentang kesehatan reproduksi, terutama tentang kehamilan dan upaya untuk menjaga agar kehamilan tetap sehat dan berkualitas (Sarwono, 2002). Pada masa kehamilan, multigravida lebih sering terjadi ISK dibanding primigravida. Hal ini disebabkan karena pada multi gravida terjadi trauma janngan yang berulang pasta melahirkan, trauma saluran kemih oleh karena kateter, forsep yang digunakan saat melahirkan, perubahan fisiologis dan perubahan hornion pada masa kehamilan, otot spinkter kandung kemih berkurang kekuatan karena penekanan pada kandung kemih pada masa kehamilan, juga akibat penurunan days tahan tubuh pada multigravida dibandingkan dengan primigravida sehingga membuat multigravida lebih sering mengalami infeksi saluran kemih. Dr.Kawser. Parveen dkk dalam penelitian mengatakan bahwa prevalensi infeksi saluran kemih pada ibu hamil kaitannya dengan paritas adalah sebagai berikut : kehamilan 0-1 (18,46%), kehamilan 1-2 (32,30%), kehamilan >4 (49,23%), sehingga dapat disimpulkan bahwa Infeksi Saluran Kemih meningkat pada multigravida.

4 Dari latar belakang permasalahan ini, maka peneliti ingin meneliti perbedaan prevalensi infeksi saluran kemih pada primigravida dan multigravida ch RS Bethesda Yogyakarta. B. Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka disebutkan rumusan masalah sebagal berikut : 1. Berapa jumlah ibu hamil yang mengalami infeksi saluran kemih di RS Bethesda? 2. Adakah perbedaan prevalensi ISK pada multigravida & primigravida di RS Bethesda Yogyakarta? C. Tujuan penelitian Untuk mengetahui perbedaan prevalensi ISK pada ibu hamil antara primigravida dan multigravida di RS. Bethesda Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat untuk Ibu hamil Sebagai inormasi dan pengetahuan tentang infeksi saluran kemih pada masa kehamilan, sehingga ibu hamil dapat menjaga kebersihan dan kesehatan selama masa kehamilan. Agar dapat mencegah terjadinya komplikasi infeksi saluran kemih pada kehamilan.

5 E. HIPOTESIS H O: Tidak terdapat perbedaan prevalensi infeksi saluran kemih pada primigravida dan multigravida. H 1 : Terdapat perbedaan prevalensi infeksi saluran kemih pada primigravida dan multigravida.