digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, museum-museum baik di Indonesia maupun di dunia telah mengalami suatu perkembangan. Museum tidak lagi ingin disebut sebagai gudang tempat menyimpan barang-barang antik seperti anggapan masyarakat pada umumnya, tetapi museum berusaha untuk menjadi tempat dimana pengunjung dapat merasakan suatu suasana dan pengalaman yang berbeda, yang hanya akan mereka dapatkan jika mereka berkunjung ke museum. Perubahan ini membuat peran museum berkembang menjadi tempat preservasi, penelitian dan komunikasi, yang tujuannya untuk menyampaikan misi edukasi sekaligus rekreasi kepada masyarakat. (http://museumku word - press.com/) Menurut Edson dan Dean (1996:194) museum harus mengambil setiap peluang untuk mengembangkan perannya sebagai suatu sumber daya pendidikan yang dapat digunakan oleh semua lapisan masyarakat atau kelompok khusus yang membutuhkan pelayanan. Salah satu museum yang memiliki tugas pokok tersebut adalah museum batik. Membahas batik akan lebih kompleks karena didalamnya terdapat nilai nilai yang tidak hanya membahas sebuah estetika, tapi lebih kompleks pada nilai nilai sosial, tradisi masyarakat (budaya), dan nilai sejarah, yang diwakilkan secara simbolis pada motifnya, khususnya adalah batik Solo. Batik adalah salah satu produk yang menjadi ikon kota Solo yang telah di sah kan oleh UNESCO. 1
digilib.uns.ac.id 2 Dari penyebarannya batik Solo menyebar ke berbagai daerah timur dan barat. Untuk daerah timur seperti Mojokerto, Trenggalek, Kediri, dan Ponorogo. Kemudian penyebaran di daerah barat adalah Banyumas, Kebumen, Tegal, Cirebon, dan Indramayu. Kota Jakarta adalah salah satu kota yang tidak terkena penyebaran batik Solo, sehingga masyarakat Jakarta belum mengenal nilai-nilai keindahan yang ada pada batik secara mendalam. Menurut survei, Jakarta juga belum memiliki museum batik, jadi Museum Batik Solo akan berlokasi di Jakarta yang bertujuan memperkenalkan batik Solo kepada masyarakat agar lebih memehami nilai- nilai dan sejarah tentang batik Solo melalui museum sebagai sarana edukasi, informasi dan rekreasi. B. Batasan Masalah 1. Merancang sebuah fasilitas public dan commercial space, dengan keluasan interior area 1200 m²- 1500 m² 2. Merancang interior pada area-area yang menjadi perhatian yaitu lobby, ruang pamer tetap, audiovisual, workshop, souvenir shop dan café. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan, maka dapat diketahui bahwa edukasi tentang batik memang dibutuhkan oleh masyarakat. Dan suasana baru tentang sebuah museum sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk kenyaman dalam mempelajari isi dari Museum Batik Solo.
digilib.uns.ac.id 3 Rumusan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana merancang interior Museum Batik Solo di Jakarta dengan mengedepankan peran museum sebagai sarana edukasi, rekreasi dan informasi.? 2. Bagaimana merancang system display Museum Batik Solo sebagai tempat yang dapat menyajikan dan melindungi material dalam museum agar tidak rusak? 3. Bagaimana mengenalkan batik Solo melalui desain interior Museum Batik Solo dengan konsep kontemporer dari yang memiliki kesan kuno (tradisional) menjadi museum batik yang modern tanpa menghilangkan identitas Solo? 4. Bagaimana mengaplikasikan ragam hias dan warna batik melalui proses penyederhanaan sehingga menjadi desain baru, kedalam interior Museum Batik Solo di Jakarta? D. Tujuan Desain Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: 1. Mewujudkan rancangan interior Museum Batik Solo di Jakarta dengan mengedepankan peran museum sebagai sarana edukasi, rekreasi dan sumber informasi. 2. Mewujudkan rancangan system display Museum Batik Solo sebagai tempat yang dapat menyajikan dan melindungi material dalam museum agar tidak rusak.
digilib.uns.ac.id 4 3. Mengenalkan batik Solo melalui desain interior Museum Batik Solo dengan konsep kontemporer dari yang mempunyai kesan kuno (tradisional) menjadi museum yang mempunyai suasana interior modern. 4. Mewujudkan rancangan interior dengan pengaplikasian motif dan warna batik kedalam interior Museum Batik Solo di Jakarta tanpa menghilangkan identitas Solo. E. Manfaat Desain 1. Masayarakat Jakarta dan wisatawan dapat mengenal nilai-nilai dan sejarah yang tedapat pada batik Solo dengan desain Museum Batik Solo yang memiliki suasana baru. 2. Pengunjung museum dapat menikmati dan nyaman dalam mencari informasi tentang batik Solo dengan konsep interior museum yang berbeda dengan museum yang lain. 3. Tersedianya wadah bagi pengenalan, pengembangan dan pelestarian tentang batik Solo secara lengkap diwilayah Jakarta.
digilib.uns.ac.id 5 F. Metode Desain Museum Batik Solo di Jakarta dengan Pendekatan Konsep Kontemporer Kesan kuno (gudang) Penyebaran batik Lokasi Proyek Latar Belakang Batasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan masalah Manfaat masalah Data lliteratur Landasan teori Data tentang batik Data Antropometri Standarisasi Ergonomi Pengumpulan data terkait Analisis Perancangan Data lapangan Museum Danar Hadi Museum Batik Yogyakarta Fasilitas dan Kualistas Ruang Penerapan tema dan konsep Zoning&grouping Daftar Kebutuhan Permasalahan desain FEED BACK Ide gagasan dan Tema EVALUAS I Alternatif Pemecahan Masalah Alternatif Terpilih Final Desain Fungsi, Tujuan dan Manfaat. Bentuk, Gaya, Citra dan Makna Skema 1. Metode Berfikir Desain (Sumber : Dokumen pribadi)
digilib.uns.ac.id 6 Motede desain perancangan dan perencenaan museum batik Solo di Jakarta ini ditempuh melalui penentuan latar belakang permasalahan, kemudian menentukan batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat. Langkah selanjutnya mengumpulkan data yang terkait dengan museum batik Solo yaitu dengan mengumpulkan data literatur dan data lapangan sebagai sumber data perancangan. Langakah berikutnya adalah analisis perancangan dengan membuat daftar kebutuhan perancangan kemudian akan timbul permasalahan, yaitu menetukan ide gagasan dan tema. Setelah dianalisis akan mendapat sebuah alternatif pemecahan masalah, kemudian dipilihlah salah satu alternatif tersebut yang akan menjadi desain final Museum Batik Solo di Jakarta. G. Sistematika Penulisan Penyususunan laporan berdasarkan suatu sistematika yang mengarah kepada konsep dasar, dengan penjelasan sebagai berikut: 1. BAB I. Pendahuluan Terdiri atas latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan metode desain dan sistematika penulisan. 2. BAB II. Tinjauan Literatur Uraian tentang tinjauan penulis terhadap sumber-sumber akademis yang berkaitan dengan permasalahan. A. Kajian Teori. B. Pendekatan Desain. 3. BAB III. Kajian Lapangan
digilib.uns.ac.id 7 Uraian tentang proyek yang akan dilokasikan di kota Jakarta. Dimana untuk pembanding dilakukan studi lapangan di Museum Danar Hadi yang merupakan museum batik yang ada di kota Solo. 4. BAB IV. Analisa Desain Uraian tentang analisa hasil perancangan dalam sebuah bagan konsep yang kemudian diturunkan menjadi kriteria desain. Kriteria desain tersebut akan menjadi pedoman dalam Kesimpulan / solusi desain. 5. BAB V. Kesimpulan Dan Saran A. Kesimpulan Meliputi kesimpulan evaluasi konsep perancangan dan keputusan desain serta saran-saran penulis mengenai perancangan Interior Museum Batik Solo di Jakarta. B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN