BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Bai u Bithaman Ajil di BMT Matra

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap

DAFTAR WAWANCARA Jawab

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA

BAB IV ANALISIS SITEM PEMBERIAN PEMBIAYAAN PADA KJKS BMT AMANAH USAHA MULIA MAGELANG. A. Sistem dan Prosedur Pemberian pembiayaan

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat. a. Telah masuk sebagai anggota. sebesar Rp ,-.

BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG

BAB IV ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBIAYAAN BERMASALAH PRODUK KPR AKAD DAN PENYELESAIANNYA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Randublatung-Blora, Jawa Tengah.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Penerapan Pembiayaan Mudharabah pada KJKS BMT Usaha

INTERNAL CONTROL QUESTIONNAIRES PADA PENGENDALIAN INTERN ATAS PEMBERIAN KREDIT PADA KOPERERASI PATRA. Pemberian Kredit

BAB IV PEMBAHASAN. Angsuran ringan dan tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Bisa untuk membeli rumah baru, bekas dan renovasi rumah

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Manajemen Risiko yang diterapkan dalam mengatasi Pembiayaan Murabahah Bermasalah di BTM Lampung

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan Kerja Praktek di PD.BPR BKK TAMAN. KAB.PEMALANG penulis ditempatkan pada Bagian Kredit pada aspek

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB IV HASIL PENELITIAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR

BAB IV ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH DI BMT NU SEJAHTERA CABANG KENDAL

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

BAB IV PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Bai Bitsaman Ajil Pada Pembiayaan Multiguna Di KSPPS BMT Walisongo Semarang

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Strategi BMT Bahtera Pekalongan dalam Mengembangkan Pembiayaan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Kebijakan BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan Dalam. Upaya Menyelesaikan Pembiayaan Bermasalah.

BAB V PEMBAHASAN. A. Peran Account Officer dalam Maganalisis permohonan pembiayaan

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

KERANGKA PEMIKIRAN III.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BMT Walisongo Mijen Semarang dilandasi dengan prinsip kehati-hatian

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah

BAB IV MEKANISME DAN ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA SEKTOR PERTANIAN A.

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah untuk Pertanian di KSPPS TAMZIS Cabang Batur

BAB IV. A. Analisis Penerapan Referensi dalam Pembiayaan Mud{a<rabah di Koperasi. Penerapan referensi yang dilakukan di Koperasi BMT Nurul Jannah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK MODAL USAHA DI KJKS BMT BINAMA SEMARANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

BAB IV MEKANISME PENILAIAN BARANG JAMINAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KSPPS BINAMA SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudharabah Pada PembiayaanPertanian Di KSPPS

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB V PEMBAHASAN. A. Implementasi Minimalisasi Risiko Pembiayaan Murabahah Di Bank. Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedur pemberian pembiayaan murabahah pada Bank Syariah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Koperasi

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal

BAB III PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah dengan Jaminan Hak. Tanggungan di BPRS Suriyah Semarang

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS

BAB V PEMBAHASAN. A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah di LKS ASRI. Tulungagung dan BMT HARUM Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. statistik menunjukan perputaran keuangan pada sektor perbankan 2011

PERTANYAAN WAWANCARA UNTUK PIHAK BMT MITRA USAHA UMMAT. Dilakukan pada tanggal 10 Desember 2011, di BMT Mitra Usaha Ummat

BAB IV ANALISIS TENTANG FUNGSI ACCOUNT CREDIT

BAB V PENUTUP. mengenai pelaksanaan akad pembiayaan musyarakah di BMT Beringharjo. Yogyakarta, maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN DENDA PADA PEMBIAYAAN BERMASALAH MENURUT FATWA DSN-MUI NO 17/DSN MUI/IX/2000 DI KJKS MADANI KOTA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

SKRIPSI PENERAPAN PRINSIP KEKELUARGAAN DALAM PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA BMT AL-AMIN MAKASSAR KALYISAH BAHARUDDIN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB IV PEMBAHASAN APLIKASI PEMBIAYAAN MURABAHAH KONSUMTIF MOTOR PADA BMT AT-TAQWA CABANG BANDAR BUAT PADANG

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penerapan Akad Pembiayaan Musyarakah pada BMT Surya Asa Artha

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB III PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN AL QARDH. Pensyaratan adanya jaminan sebelum diadakan pembiayaan diterapkan oleh

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pengertian pembiayaan mikro dan prosedur pembiayaan mikro. menambah modal usaha nasabah dengan harapan agar usahanya lebih

Kesimpulan dan Saran 47 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

a) Menambah jumlah anggota atau nasabah b) Meningkatkan mutu pelayanan kepada anggota c) Meningkatkan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75).

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Dana Berputar (PDB) pada Bank Syariah. Dalam menyalurkan dana pembiayaan, Bank Syariah Mandiri memiliki

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN. nasabahnya. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal tentang pembiayaan

VI. MEKANISME PENYALURAN KREDIT BNI TUNAS USAHA (BTU) PADA UKC CABANG KARAWANG

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Perkreditan Bank 2.2. Unsur-unsur dan Tujuan Kredit

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. 1. Prosedur Pembiayaan Musyārakah Pada Bank Negara Indonesia. Syariah Kantor Cabang Banjarmasin

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

FORMULIR PERMOHONAN PINJAMAN SIMPAN PINJAM GERDU TASKIN UPK SEJAHTERA KELURAHAN RAMPAL CELAKET KECAMATAN KLOJEN KOTA MALANG POKMAS

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISA. A. Penyebab Terjadinya Pembiayaan Bermasalah Pada akad Murabahah di KSPS BMT BUS Cabang Kanjengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

kemudian hari bagi bank dalam arti luas;

BAB 11 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pembiayaan Ijarah Tanpa Agunan di KJKS BMT Amanah Mulia (AULIA) Magelang. BMT AULIA membantu mitra memperoleh kemudahan dalam mendapatkan dana, dalam bentuk modal usaha, maupun guna keperluan konsumtif. Demi keefektifan dan efisiensinya suatu proses pemberian pembiayaan, maka perlu adanya suatu pedoman atau prosedur dalam pemberian pembiayaan yang layak, sehingga terjadi saling kontrol antara satu dengan yang lainnya yang diharapkan tidak terjadi penyalah gunaan tugas dan wewenang dalam penanganan pembiayaan. Prosedur itu dibuat mengingat tingginya resiko terjadinya pembiayaan bermasalah yang kerap menjadi batu sandungan bagi BMT Amanah Mulia Magelang untuk tumbuh dan berkembang layaknya lembaga-lembaga keuangan lainnya. Proses pemberian pembiayaan BMT Amanah Mulia Magelang secara garis besar melalui beberapa tahapan, yaitu: 1. Calon anggota datang ke BMT atau bisa menghubungi BMT melalui telephone kemudian menghubungi marketing BMT untuk mengajukan permohonan pembiayaan. 2. Petugas BMT (marketing) akan mendatangi anggota dan menyerahkan blangko permohonan pembiayaan yang berisi: Nama pemohon, tempat tanggal lahir, pekerjaan, alamat rumah, no telephon, jenis pembiayaan, jumlah pembiayaan, jangka waktu angsuran, dan lain-lain. 3. Untuk kelengkapan data, maka calon anggota harus menyerahkan berupa fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) suami dan istri atau wali dan fotocopy Kartu Keluarga (KK). 4. Calon anggota menandatangani surat permohonan pembiayaan tersebut dan diserahkan kepada marketing. 5. Kemudian marketing menyerahkan berkas-berkas permohonan pembiayaan calon anggota kepada akunting. 49

50 6. Marketing pembiayaan akan survey dan membuat analisa kelayakan pembiayaan calon anggota baik dari segi kualitatif, meliputi: karakter, watak, kepribadian, serta komitmen calon anggota nasabah dan juga dari segi kuantitatif, yaitu menghitung kemampuan membayar calon anggota dengan menghitung pendapatan dan biaya-biaya yang menjadi beban calon anggota untuk mengetahui pendapatan bersih calon anggota untuk membayar angsuran kepada BMT. 7. Apabila menurut Manager permohonan pembiayaan calon anggota di anggap tidak layak dan tidak memenuhi kriteria yang dibiayai, maka calon anggota akan diberikan surat penolakan pembiayaan. Tetapi jika proses pengajuan permohonan pembiayaan telah disetujui oleh Manager, maka akunting atau marketing akan menghubungi calon nasabah melalui telephone. 8. Dengan disetujui pembiayaan, anggota menunggu pencairan pembiayaan dari BMT. 9. Setelah itu pihak BMT akan mendatangi anggota atau anggota ke kantor dengan dilanjutkan akad pembiayaan antara BMT dengan anggota. Pelunasan dapat dilakukan dengan cara angsuran atau dicicil sesuai dengan akad perjanjian kesepakatan kedua belah pihak (BMT dan anggota). Dan yang terakhir yaitu dana diberikan kepada nasabah pembiayaan. 1 B. Proses Menganalisis Kelayakan Pembiayaan Ijarah Tanpa Agunan di KJKS BMT AULIA Magelang. Aspek analisa kelayakan usaha adalah suatu penilaian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan menguntungkan secara terus menerus. Atau kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan 1 Wawancara dengan Bapak Lilik Budi Martanto, Bagian Pembiayaan di KJKS BMT Amanah Mulia Magelang, 19 Februari 2016

51 apakah layak atau tidak untuk diberikan pembiayaan. Pengertian layak dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan usaha/proyek dalam arti benefit, hal ini tergantung dari segi penilaian yang dilakukan. Dalam kenyataannya anggota yang sudah dipercaya oleh BMT tanpa menggunakan agunan ada yang bermasalah karena kurang efektifnya dalam mensurvey. Itu membuktikan bahwa semua yang kita percayai belum tentu akan membalasnya dengan amanah yang sudah kita percayai belum tentu akan membalasnya dengan amanah yang sudah kita berikan kepadanya. Seharusnya tindakan yang yang dilakukan oleh pihak BMT Amanah Mulia adalah selalu taat dengan prosedur yang telah dibuat oleh pihak BMT, dan juga harus menjaga komitmen yang telah disepakati bersama. Supaya nantinya dalam proses pembiayaan yang diberikan kepada calon anggota tidak menimbulkan masalah yang merugikan pihak BMT Amanah Mulia. Analisa Pembiayaan dilakukan dengan maksud dan tujuan: 1. Menilai kewajaran informasi yang diberikan oleh calon anggota 2. Sebagai alat bantu dalam memutus pembiayaan dengan kualitas yang baik. 3. Menghasilkan keuntungan yang optimal Analisa pembiayaan ijarah tanpa agunan di KJKS BMT Amanah Mulia dapat dilihat dari aspek kelayakan usaha yaitu di lihat dari umur usaha, dan berapa lama usaha tersebut dijalankan. Dari wawancara dapat diketahui berapa omset per bulan per minggu dan per hari. Dalam aspek keuangan, hal yang perlu digambarkan adalah jumlah investasi, biaya-biaya dan pendapatan yang akan diperoleh. Besarnya investasi berarti jumlah dana yang dibutuhkan, baik untuk modal investasi maupun pembelian aktiva tetap maupun modal kerja, selain itu juga biaya-biaya yang diperlukan selama umur investasi dan pendapatan. Untuk dapat melakukan penilaian investasi maka harus ada laporan keuangan. Prospek usaha nasabah atau kemampuan membayar sesuai proyeksi arus kas untuk nasabah pembiayaan usaha produktif atau pun non produktif.

52 Dengan demikian apabila usaha yang telah dinyatakan layak dari segi ekonomi, dalam pelaksanaan jarang mengalami kegagalan kecuali disebabkan faktor-faktor lain seperti bencana alam. Untuk mengetahui layak atau tidaknya suatu usaha. Dapat diketahui melalui 3 tahap yaitu: a. Investigasi : pengendalian informasi berdasarkan dokumen, OTS lapangan serta informasi yang relevan b. Verifikasi : pengecekan atau kecocokan untuk menilai kewajaran atau kebenaran dari suatu objek/data/kegiatan/informasi dari calon nasabah. c. Analisa pembiayaan: meyakini calon nasabah dapat memenuhi persyaratan dan memiliki kemauan serta kemampuan memenuhi kewajiban finansial dan administratif dengan menggunakan berbagai pendekatan, informasi dan data. Langkah Investigasi & Verifikasi dokumen ada 3 yaitu: 1. Verifikasi Kartu Tanda Penduduk a. Cross check NIK sesuai dengan tanggal lahir b. Dilihat dari masa berlaku KTP sesuai dengan tanggal lahir c. Yang bertanda tangan KTP d. Di cross check dengan dokumen lainnya (KK, surat nikah, NPWP,SPT PBB, NIP PNS (jika Pegawai Negeri Sipil ) dan slip gaji. 2. Cek Dokumen & Syarat Serta Ketentuan Pembiayaan. Kelengkapan dan Keaslian : Melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen, pengecekan keaslian dokumen (aplikasi permohonan pembiayaan anggota), data/dokumen usaha. 3. Analisa Pembiayaan Dalam menganalisa pembiayaan yang perlu dilakukan yaitu penelitian yang dilakukan terhadap: a. Karakter, karakter, karakter Karakter atau watak adalah sifat batin yang mempengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki

53 manusia. Karakter adalah urutan pertama aspek yang dianalisa karena ini menyangkut manusianya (pemohon pembiayaan). Karakter itu melekat dan berada di dalam diri manusia menyangkut sifat, perilaku atau kebiasaan. b. Kelayakan usaha nasabah pembiayaan Tujuan analisis pembiayaan adalah untuk memperoleh keyakinan apakah usaha nasabah pembiayaan layak dibiayai, apakah nasabah pembiayaan mempunyai kewajibannya kepada bank secara baik, sesuai kesepakatan dengan BMT. Fungsinya yaitu untuk mengetahui, menilai dan meyakini kemauan dan kemampuan dari nasabah dalam memenuhi kewajibannya. Untuk itu dalam menganalisis pembiayaan tanpa agunan harus mencakup: 1) Character Fungsinya : a) Rasa tanggung jawab nasabah b) Kejujuran nasabah c) Keseriusan nasabah dalam berbisnis d) Keinginan nasabah untuk membayar semua kewajiban kepada BMT dengan seluruh kekayaan yang dimiliki. Tujuan menganalisa character yaitu untuk memperoleh keyakinan mengenai kemauan nasabah untuk membayar kewajiaban, analisis terhadap pengalaman bisnis memberikan informasi tentang watak peminjam dalam berbisnis apakah ekspansif, moderat atau konservatif dan dapat mengetahui bahwa calon nasabah pembiayaan diyakini mempunyai karakter yang baik, antara lain dapat dilakukan dengan menanyakan kepada tetangga, relasi, atau pihak lain yang biasa berhubungan dengan yang bersangkutan.

54 2) Capacity Yaitu kemampuan calon nasabah/nasabah membuat rencana & mewujudkan menjadi kenyataan, menjalankan usahanya guna memperoleh laba yang diharapkan. Sedangakn analisis capacity adalah untuk mengkukur kemampuan nasabah dalam mengembalikan hutangnya. Tujuan analisa capacity : a) Untuk mengetahui / mengukur kemampuan calon nasabah pembiayaan, b) Pembiayaan dalam mengelola usahanya, c) Sekaligus untuk menilai dan meyakini calon nasabah pembiayaan tersebut dapat mengembalikan atau melunasi pembiayaannya tepat waktu, d) Bersumber dari usaha yang dikelolanya. 4. On The Spot a. Bahwa calon nasabah pembiayaan benar-benar sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh PM pada saat pendaftaran permohonan pembiayaan verifikasi calon nasabah, dan usahanya. Informasi diperoleh minimal 2 sumber b. Bahwa domisili calon nasabah pembiayaan, sesuai dengan keterangan yang diberikan oleh PM pada saat pendaftaran permohonan pembiayaan verifikasi calon nasabah, dan usahanya. Informasi diperoleh minimal 2 sumber. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan pembiayaan tanpa aguanan ketentuan yang berlaku yaitu siapa calon nasabah, tujuan pembiayaan, sumber pembayaran kembali, dan risiko-risiko. C. Tindak Lanjut dari Pihak KJKS BMT AULIA Magelang Setelah Memberikan Pembiayaan Kepada Nasabah. Pembiayaan tanpa agunan merupakan hal yang beresiko sangat besar bagi Lembaga Keuangan KJKS BMT Amanah Mulia (AULIA).

55 Penulis meyakini bahwa semua lembaga keuangan ada yang melakukan pembiayaan tanpa agunan meskipun nominalnya tidak besar. Pembiayaan tanpa agunan di KJKS BMT AULIA itu sendiri dikarenakan adanya nepotisme, yang sangat dikhawatirkan dapat menghancurkan lembaga keuangan, jika dalam penanganan tidak efisien dan penyelesaian yang kurang efektif. Oleh karena itu sangat perlu dilakukan penanganan dan penyelesaian secara tepat dan efektif. Pembiayaan ijarah tanpa agunan di KJKS BMT Amanah Mulia (AULIA) juga perlu diselesaikan dengan cara serupa. Dalam proses penyaluran dan penilaian pihak BMT Amanah Mulia, masih terdapat kekurangan yang masih harus diperbaiki. Pada kenyataannya cara yang dilakukan BMT Amanah Mulia tidak 100% dalam semestinya. Dalam hal ini penulis akan memaparkan bagaimana cara penerapan yang dilakukan BMT Amanah Mulia. Menurut hasil penelitian penulis di lapangan, penilaian yang dilakukan oleh BMT Amanah Mulia dalam menilai karakter anggota kurang professional. Hal ini dikarenakan pihak BMT lebih menilai anggota dengan asas kepercayaan yang kekeluargaan. Alhasil BMT lalai dalam melakukan prosedur yang semestinya dilakukan. Seperti dalam penilaian yang seharusnya anggota wajib yang sudah memiliki usaha bagi yang mengajukan permohonan pembiayaan tanpa agunan, pihak BMT Amanah Mulia langsung melakukan pencairan dengan alasan sudah mengenalnya atau keluarga tersebut yang menurut pihak BMT sudah dapat dipercaya serta amanah. Pihak BMT akan bertanggung jawab jika terjadi pembiayaan bermasalah dengan tidak adanya jaminan maka dari itu yang mencairkan tersebut berhak menggantinya. Seperti yang di alami oleh manager BMT AULIA memberikan pembiayaan terhadap saudaranya yang difikirnya amanah dan sudah sangat percayai tetapi mengkhianati kepercayaan itu dan tidak bertanggung jawab terhadap tunggakan pembiayaannya. Beberapa bulan tanpa kabar dan ketika ditagih hanya janji-janji yang

56 terucap dalam kenyataannya tidak mau membayar, akhirnya yang bertanggung jawab yaitu manager BMT AULIA sendiri yang menanggung pembiayaan yang telah dipinjam oleh saudaranya dengan melunasi sisa pembiayaan tersebut. Berbeda halnya dengan anggota yang mengalami pembiayaan macet yang terjadi pada pedagang bakpao, usaha masih berjalan namun mereka tidak amanah dalam pembiayaannya. Ketika di datangi oleh marketing selalu mangkir, selalu ada terus alasannya untuk tidak menyicil dengan alasan dalam penjualannya mengalami penurunan dan mulai sepi. Berkali- kali di datangi tetapi tidak pernah menyicil akhirnya marketing pun mendatangi nasabah tersebut setiap hari untuk ditanya kapan mau membayarnya bahkan terkadang anggota tersebut berpura-pura tidak ada dirumah dan menyuruh tetangganya untuk menyampaikan kepada marketing yang mendatangi bahwa mereka sedang pergi. Apabila terjadi pembiayaan bermasalah seperti kasus diatas diselesaikan dengan cara penjualan asset yang ada yang dimiliki oleh nasabah seperti TV, Kulkas, atau barang lainnya untuk pihak BMT dilelengkan khususnya melalui musyawarah dengan anggota yang bersangkutan. Untuk menghindari dari pembiayaan bermasalah maka pihak BMT senantiasa rutin mendatangi nasabah, melakukan pendekatan terhadap nasabah, menjaga hubungan baik antara pihak BMT dengan nasabah. Apabila sudah ada tanda-tanda menunggak, bayar angsuran tidak tepat waktu, bayar angsuran dan jumlahnya tidak sesuai jumlah angsuran. Maka BMT juga tidak hanya melakukan penagihan rupiah saja tetapi juga ada sentuhan rukyah. Kekuatan Perilaku Negosiator yang dimiliki oleh pihak BMT yaitu a. Power of Morality : Memakai moral, belas kasihan, hati nurani, dan nilai kerohanian. Pada intinya apapun yang terjadi hubungan baik tetap berkomunikasi itu masih terjalin untuk menghindari nasabah lari dari hutangnya.

57 b. Power of Commitment : Memakai komitmen, surat pernyataan, minutes meeting c. Power of Persuasi : Melakukan persuasi bujukan d. Power of Attitude : Jangan memperlihatkan sikap tertekan kepada nasabah e. Power of Persistence : Ketahanan negosiasi terhadap nasabah dapat dilakukan terus menerus. f. Power of Knowledge of Needs : Dengan mengetahui keinginan nasabah, kita bisa mengarahkan ke needs nasabah atau melakukan penekanan. Taktik Negoisasi yang dilakukan oleh pihak BMT untuk melakukan pendekatan terhadap anggota yang mempunyai masalah dalam menyelesaikan pembiayaan yaitu dengan: a. Emotional Outburst berpura-pura marah pada saat pertemuan dengan nasabah yang karakternya tidak suka konflik, sehingga nasabah akan berusaha menyelesaikan tunggakan segera. b. Fading Beauty pemberian konsesi dari yang terbesar dan mengecil terus. Contoh apabila pembiayaan tidak diselesaikan hari ini, maka pemberi keringanan 100% ini tidak berlaku lagi. Apabila pembayaran tunggakan angsuran dan denda dilakukan minggu ini, kami akan membebaskan pinalti pelunasan dipercepat, provisi, biaya administrasi 100%. Tawaran ini tidak berlaku setelah akhir minggu ini. Minggu depan aka nada kebijakan baru dimana provisi dikenakan 100%. c. Pardan my French Kita menjadi pendengar dahulu pada awal pertemuan, sehingga dapat mengorek informasi dari nasabah sebanyak-banyaknya untuk dijadikan dasar negosiasi. d. Good Guy Bad Guy (elang merpati) 1) Satu orang bertindak sebagai pihak yang tidak simpati (but guy) dan melakukan ancaman / penekanan kepada nasabah.

58 2) Pada saat kondisi nasabah tertekan, satu orang muncul sebagai penolong (good guy) dan memberi solusi penyelesaian yang baik. 3) Scenario good guy bad guy agar didiskusikan dan dirancang sebelum pertemuan sehingga negosiasi terarah. e. Lock in (tutup masalah) Tutup pembicaraan dengan kesimpulan pembayaran terakhir yang bisa disetujui BMT dan tinggalkan nasabah untuk berfikir sendiri. f. Last Minuts Escalation 1) Awalnya konsesi diberikan dengan sedikit sedikit 2) Pada saat akhir, tutup dengan pemberian konsesi yang cukup besar sehingga nasabah mau menerima tawaran. Alasan pihak KJKS BMT AULIA Magelang memberikan pembiayaan tanpa agunan yaitu di antaranya : 1. Adanya Faktor Pesaing untuk Melayani Masyarakat. Persaingan yang wajar dengan mematuhi aturan main tertentu disebut persaingan sehat dan memberi dampak positif bagi pihak-pihak yang bersaing, yaitu motivasi untuk lebih baik. Dengan adanya pesaing senantiasa berlomba untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang lebih baik dan unggul dari lembaga lainnya. 2. Faktor Nepotisme. Nepotisme adalah yang membudaya dan berkelanjutan, mampu mengikis nilai-nilai moralitas melalui keputusan-keputusan non-etis yang bersimpangan dengan keadilan pada proses rekruitmen. Faktor utama nepotisme adalah sikap individualis para pengambil keputusan cenderung memutuskan sesuatu yang menguntungkan keluarga meskipun keputusan itu tidak etis atau tidak adil menurut peraturan. 3. Faktor Likuiditas yang Over Likuit Sulit untuk Melempar. Over likuid dapat mengakibatkan dana menganggur sedangkan under likuid dapat mengganggu operasi, dan pada akhirnya akan mempengaruhi produktivitas modal secara keseluruhan. 4. Faktor Pengembangan Wilayah atau Pengembangan Marketing.

59 Pengembangan wilayah merupakan strategi memanfaatkan dan mengkombinasikan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan tantangan) yang ada sebagai potensi dan peluang yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi wilayah akan barang atau jasa yang merupakan fungsi dari kebutuhan baik secara internal maupun eksternal wilayah. Wilayah pengembangan adalah perwilayahan untuk tujuan mengembangan/pembangunan development. Pada umumnya pengembangan wilayah mengacu pada perubahan produktivitas wilayah, yang diukur dengan peningkatan populasi penduduk, kesempatan kerja, tingkat pendapatan, dan nilai tambah industri pengolahan. Pengembangan wilayah lebih menekankan pada adanya perbaikan wilayah secara bertahap dari kondisi yang kurang berkembang menjadi berkembang, dalam hal ini pengembangan wilayah tidak berkaitan dengan eksploitasi wilayah. Dalam rangka penyaluran pembiayaan tanpa agunan kepada nasabah untuk kepentingan pembiayaan, maka setiap lembaga keuangan diwajibkan untuk melakasanakan prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan pembiayaan. Hal ini didasarkan karena resiko yang sangat tinggi dalam pemberian pembiayaan apalagi tanpa agunan. Penerapan prinsip kehati-hatian dalam seluruh kegiatan lembaga keuangan merupakan salah satu cara untuk menciptakan lembaga keuangan yang sehat, yang akan berdampak positif terhadap lembaga keuangan. Untuk mencegah hal ini dapat melakukan identifikasi melalui hal berikut: 1) Permohonan 2) Analisis 3) Keputusan 4) Perjanjian 5) Dropping pembiayaan 6) Pengawasan

60 7) Pelunasan dan atau perpanjangan. 2 Setelah melakukan penilaian yang dirasa kurang baik oleh pihak BMT Amanah Mulia terhadap anggota pembiayaan, penulis melihat faktor yang bermasalah pada BMT Amanah Mulia juga disebabkan karena kesalahan yang sama. Selain faktor SDM (Sumber Daya Manusia) yang kurang cakap dari pihak BMT Amanah Mulia, Faktor eksternal juga dapat menimbulkan permasalahan yang sama besarnya yaitu disebabkan karena anggota tidak punya i tikad baik untuk melunasi pembiayaan yang sudah dipinjamnya. Biasanya itu terjadi karena perubahan karakter anggota. Hal itu menyebabkan pihak BMT Amanah Mulia harus menanggung masalah yang disebabkan oleh kelalaian pada BMT sendiri. Yang menyebabkan pembiayaan tanpa agunan bermasalah dari faktor eksternal lainnya adalah kondisi perekonomian yang kurang baik sehingga mengakibatkan penurunan daya beli masyarakat, banyaknya persaingan usaha. Dalam menanggapi permasalahan tersebut pihak BMT belum bisa menangani dengan baik. Apabila terjadi pembiayaan bermasalah sampai pembiayaan macet pihak BMT ada cadangan penghapusan piutang meskipun belum bisa semua, yang pembiayaan macet di lokalisir dan tetap ada proses negosiasi. Sebagai contoh kasus anggota yang bermasalah dengan pembiayaannya yaitu masih mempunyai tanggungan tetapi lari tidak tanggungjawab alhasil pihak BMT kebingungan dalam mencari anggota tersebut. Padahal pembiayaannya itu masih tergolong nominal yang cukup besar. Pihak BMT tidak bisa melakukan eksekusi jaminan dikarenakan anggota melakukan pembiayaan tanpa agunan karena faktor pertemanan. Setelah BMT menelusuri sebab dari anggota yang tidak tanggungjawab yaitu dikarenakan ada masalah dengan rumah tangganya dan sempat mendapat perlakuan KDRT dari suaminya sehingga anggota tersebut lari dari kewajibannya. Kemudian pihak BMT menemui ibu kandung dari anggota dan menceritakan yang 2 Wawancara dengan Bapak Rudy Rusmanto, Manager BMT Amanah Mulia Magelang, 21 Mei 2016

61 dialami oleh putrinya tersebut dan Beliau pun tidak mengetahui keberadaannya namun ibunya mau menyicil sisa pembiayaan tersebut sedikit demi sedikit. Dalam menyelesaikan permasalahan pembiayaan tanpa agunan bermasalah, pihak BMT Amanah Mulia mempunyai cara yang dinilai efektif bisa menyelesaikan permasalahan. Yaitu dengan cara rescheduling (penjadwalan kembali), reconditioning (persyaratan kembali), penyelesaian melalui barang berharga yang dapat dieksekusi tentunya atas negosiasi dengan anggota yang bermasalah, write off final (penghapusbukuan dan penghapusatagihan). Penulis melihat cara yang dilakukan oleh BMT Amanah Mulia sudah bisa dikatakan efektif, hal itu dikarenakan pihak BMT Amanah Mulia dalam menyelesaikan permasalahan melakukan pendekatan persuasive dan cara kekeluargaan serta dijalankan dengan penuh semangat. BMT Amanah Mulia berusaha untuk menolong anggota untuk melunasi pembiayaannya dengan cara melihat kondisi keuangan anggota tersebut.