A. Tahapan Proses Pembuatan Coklat

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Hampir 60% produksi kakao berasal dari pulau Sulawesi yakni

TEKNOLOGI PENGOLAHAN PRIMER DAN SEKUNDER BIJI KAKAO

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

BAHAN PENYEGAR. Definisi KAKAO COCOA & CHOCOLATE COKLAT 10/27/2011

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat. (20,2%) dengan persentasi 13,6% (BPS, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. penghasil devisa negara, penyedia lapangan kerja serta mendorong pengembangan

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai:(1.1) Latar Belakang Masalah, (1.2) Identifikasi

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

I PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

UJI KINERJA MESIN SANGRAI TIPE SILINDER HARISONTAL BERPUTAR UNTUK PENYANGRAIAN BIJI KAKAO UNDER GRADE SKRIPSI SITI AZIZAH NIM.

LOGO BAKING TITIS SARI

ABSTRACT ABSTRAK PENDAHULUAN

Sutomo, B

I. PENDAHULUAN. pemasok utama kakao dunia dengan persentase 13,6% (BPS, 2011). Menurut

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. jumlah produksi sebesar ton per tahunnya. Biji kakao di Indonesia sekitar

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

PENGARUH PENAMBAHAN LESITIN TERHADAP KUALITAS PERMEN COKLAT SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepung terigu yang ditambahkan dengan bahan bahan tambahan lain, seperti

BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

MEMPELAJARI KUALITAS BIJI KAKAO KERING YANG BEREDAR DI PASARAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN KEMUNGKINAN PENGOLAHAN LANJUTAN

I. PENDAHULUAN. Mie merupakan salah satu bahan pangan yang bernilai ekonomis tinggi. Mie

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

PENGARUH TEMPERATUR ROASTING DAN ALKALISASI TERHADAP JENIS WARNA DAN MUTU BUBUK KAKAO *) Justus E.Loppies, Ruslan M.Yunus,Imran Thamrin,Yulius Sattu

I PENDAHULUAN. Cokelat adalah olahan yang dihasilkan dari bahan baku yaitu biji dan lemak

UJI KINERJA MESIN SANGRAI TIPE SILINDER HARISONTAL BERPUTAR UNTUK PENYANGRAIAN BIJI KAKAO UNDER GRADE SKRIPSI SITI AZIZAH NIM.

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai Latar Belakang (1.1.), Identifikasi

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan

Agros Vol.17 No.2, Juli 2015: ISSN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu

TEKNOLOGI PENGOLAHAN KOPI

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi untuk meningkatkan devisa negara sehingga banyak

Lampiran 3. Pengawasan proses dan kontrol mutu pada pengolahan biji kakao.

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

PENDAHULUAN. Salah satu keunikan dan keunggulan makanan dari bahan cokelat karena kandungan

KRISTALISASI. Teti Estiasih - THP - FTP UB 1

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2017 Februari 2017 di

STEVIA ISSN No Vol. I No. 01-Januari 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kini banyak dikembangkan di Indonesia. Gelato termasuk jenis frozen dairy food

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG

4 Pembahasan Degumming

TINJAUAN PUSTAKA. kacang-kacangan lainnya yang dibuat secara tradisional dengan bantuan jamur

Inspirasi Coklat yang Tiada Henti

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kue Bolu. Kue bolu merupakan produk bakery yang terbuat dari terigu, gula,

PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na2S2O5) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG KECAMBAH KEDELAI

Ir. Khalid. ToT Budidaya Kopi Arabika Gayo Secara Berkelanjutan, Pondok Gajah, 06 s/d 08 Maret Page 1 PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR PUSTAKA. Anonim Pedoman Teknologi Kakao. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Jember.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB XII TUGAS KHUSUS

Enkapsulasi Minyak Kopi Menggunakan Polisakarida Larut Air Kulit Buah Kopi Sebagai Flavoring

Kue atau yang disebut juga cake merupakan produk bakery yang banyak diminati masyarakat. Dalam membuat kue, ada tiga faktor yang sangat menentukan

BABI PE:NDAHULUAN. Nenas merupakan buah klimakterik dan salah satu buah tropis yang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. untuk peningkatan devisa negara. Indonesia merupakan salah satu negara

Pengeringan Untuk Pengawetan

BAB XIII KESIMPULAN Kesimpulan

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan tahu adalah kacang kedelai (Glycine max Merr) dengan kandungan

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

Pengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai ton, beras ketan diimpor dari Thailand dan Vietnam, sedangkan

I PENDAHULUAN. tahun Biji buah cokelat atau disebut buah kakao dikenal dengan nama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pasta merupakan produk emulsi minyak dalam air yang tergolong kedalam low fat

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SEREALIA DAN KACANG-KACANGAN. ( Food Bar )

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

ARTIKEL. Oleh : Annisa Nidya Nathania

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN I. ACARA II Pemanggangan (Baking)

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbungan tercepat terjadi di emerging market seperti Eropa Timur dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Es krim adalah salah satu makanan kudapan berbahan dasar susu

Transkripsi:

A. Tahapan Proses Pembuatan Coklat 1. Penyortiran / Penyiapan Bahan Penyiapan bahan dimulai dari tahap pemisahan biji kakao yang akan diolah dari biji-biji muda, kotoran dan benda-benda asing lain, serta melindungi alat-alat pengolahan dari benda-benda yang membahayakan, seperti logam. Untuk mendapatkan hasil pengolahan yanng optimal, maka syarat mutu bahan baku sebaiknya menggunakan biji kakao yang telah difermentasi secara sempurna, bebas dari jamur (Widyotomo et al., 2004). 2. Penyangraian Tujuan dari penyangraian adalah untuk membentuk aroma dan citarasa khas coklat dari biji kakao, serta memudahkan pengeluaran lemak dari dalam biji. Biji kakao yang mengalami fermentasi dan dikeringkan dengan baik banyak mengandung asam amino dan gula reduksi. Selama penyangraian, kedua senyawa tersebut akan bereaksi membentuk senyawa Maillard. Kesempurnaan penyangraian juga ditentukan oleh panas, waktu, dan kadar air. Suhu sangrai untuk biji kakao berkisar antara 99-104 selama 10-35 menit tergantung dari jumlah biji kakao yang disangrai dan kadar airnya. Untuk mencegah biji kakao gosong, maka dilakukan pendinginan selama 8-10 menit (Ruku, 2008). 3. Pemisahan Biji dan Kulit dari Lembaga Biji kakao setelah disangrai kemudian dipecah untuk memisahkan kulit dengan inti biji Karena inti biji bersifat elastis, pecahan biji mempunyai ukuran yang relatif besar dan seragam. Komponen biji kakao yang berguna untuk bahan pangan adalah daging biji (nib), sedangkan kulit biji kakao merupakan limbah (Ruku, 2008). Kulit dan lembaga merupakan komponen biji yang sulit dihaluskan, karena itu perlu dipisahkan dari biji (Yusianto et al., 1998). 4. Pemastaan Pecahan-pecahan inti biji hassil penyangraian didinginkn dan dilumatkan. Proses pelumatan dilakukan dua atau tiga tingkat. Penghancuran untuk merubah biji kakao padat menjadi pasta dengan kehalusan butiran >40 μm. Kemudian proses pelumatan dengan untuk menghasilkan kehalusan pasta dengan ukuran

partikel <20 μm. Selama proses pelumatan, suhu pasta dikontrol sedemikian rupa sehingga proses sangrai lanjut fase cair tidak berlangsung (Mulato et al., 2002). Pada pembuatan pasta coklat, kadang juga dilakukan proses alkalisasi sebelum prosespenggilingan. Tujuan proses alkalisasi adalah untuk melembutkan flavor denganmenetralkan sebagian asam-asam bebas, juga untuk memperbaiki warna, daya basah (wettability) dan dispersibilitas coklat bubuk (cocoa powder) sehingga mencegah pembentukan endapan dalam minuman coklat (Ruku, 2008). 5. Pembuatan Coklat Coklat (chocolate) dibuat dengan menggunakan pasta coklat, yang ditambahkan dengan sukrosa, lemak coklat, dengan atau tanpa susu dan bahanbahan lain (flavoringagent, kacang-kacangan, pasta kopi, dan sebagainya). Massa coklat hasil dari refining berbentuk bubuk dan kering pada suhu ruang dengan flavor yang asam. Untuk memperbaiki konsistensi tekstur dan flavornya, maka massa coklat kadang-kadang diperam selama 24 jam pada suhu hangat (45-50 ) sebelum masuk ketahapan proses penghalusan (conching) (Ruku, 2008). Proses penghalusan (conching) adalah proses pencampuran untuk menghasilkan coklat dengan flavor yang baik dan tekstur yang halus. Biasanya dilakukan dua tahap, proses dilakukan pada suhu 80 selama 24-96 jam. Jika pemadatan (kristalisasi) coklat cair dilakukan dengan proses pendinginan yang tidak terkontrol, akan dihasilkan coklat padat dengan tekstur yang bergranula dan spot-spot warna kelabu dipermukaan. Tempering merupakan tahapan proses berikutnya, yang dilakukan untuk memperoleh coklat yang stabil, karena akan menghasilkan kristal-kristal lemak berukuran kecild engan titik leleh yang tinggi (Ruku, 2008). 6. Penyimpanan Semua produk coklat, mulai dari kakao (mentah) sampai produk olahannya disimpanditempat dingin, kering dan dengan sirkulasi udara ruangan yang baik, terlindungi daricahaya dan bahan-bahan berbau tajam. Suhu 10-12 dengan kelembaban 55-65% adalah kondisi ruang penyimpanan coklat yang ideal. Pembentukan spot-spot gula (sugar bloom) disebabkan oleh penyimpanan coklat pada kelembaban tinggi (RH diatas 75%) atau karena terjadinya penumpukan uap

air, yang menyebabkan partikel gula berukurankecil yang ada di permukaan mencair dan kemudian membentuk kristal berukuran besar ketika terjadi proses evaporasi dan terjadi pada kondisi suhu penyimpanan diatas 30 o C (Ruku, 2008). FUNGSI BAHAN 1. Lemak Kakao Lemak kakao mengandung asam oleat, palmitat dan stearat. Lemak kakao yang digunakan dalam pembuatan permen coklat harus memiliki ciri-ciri yakni akan mencair pada suhu 32-35 0 C (suhu badan), mempunyai tekstur yang keras dan sedikit rapuh, serta warnanya tidak buram dan tetap cerah jika dicampur pada bahan lain. Simana fungsi dari lemak kakao pada pembuatan coklat yakni untuk memadatkan. Lemak kakao dibuat dari biji kakao dengan beberapa tahap proses yaitu fermentasi, perendaman, pengeringan, penggosengan, penghalusan dan pengepresan. 2. Gula Jumlah gula yang ditambahkan pada pembuatan coklat pada umumnya berkisar 27%. Gula yang digunakan adalah gula kering dengan kadar air yang sangat rendah supaya permen coklat tidak mudah meleleh. Pada pembuatan coklat diusahakan tidak ada air yang masuk walau hanya setetes. Gula yang umum dijumpai itu memiliki kandungan air yang itnggi maka jika digunakan untuk pembuatan coklat maka akan cepat meleleh (Minifie, 1999). 3. Susu Full Cream Susu bubuk yang banyak digunakan dalam pembuatan permen coklat adalah susu skim dan susu full cream. Dengan kedua susu ini lemak susu akan tertambah dalam tahapan pembuatan permen coklat jadi kedua susu ini dapat digunakan dalam permen coklat. Kedua susu ini memiliki perbedaan aroma, tekstur dan aliran cair yang berbeda (Beckett, 2008). Protein susu menambahkan rasa creamy pada permen coklat dimana terdiri dari 80% kasein dan 20% whey protein. Kasein akan bertindak sebagai surfaktan dan akan menurunkan viskositas sedangkan whey protein bertindak sebaliknya akan menaikkan viskositas. Protein tidak hanya menambah kandungan gizi dari

coklat, protein juga penting dalam menentukan rasa, tekstur dan stabilitas (Beckett, 2008). 4. Vanili Vanili (Vanilla planifolia) adalah tanaman penghasil bubuk vanili yang biasa dijadikan pengharum makanan. Bubuk ini dihasilkan dari buahnya yang berbentuk polong. Warna buah mula-mula hijau muda, kemudian hijau tua disertai dengan garis-garis kuning menjelang masak. Buah yang telah masak berwarna coklat tua. Jika dibiarkan masak di pohon, buah akan pecah menjadi dua bagian, dan menyebarkan aroma vanili (Ruhnayat, 2003). 5. Lesitin Lesitin dengan nama lain fosfatidilkolin, suatu fosfolipid yang merupakan komponen utama fraksi fosfatida yang dapat diisolasi dari kuning telur dan kacang kedelai, yang diekstrak secara mekanik maupun kimiawi menggunakan heksan. Lesitin secara komersial untuk keperluan pengemulsi, dan interfasial antara lemak dan air, tetapi mampu menjaga kestabilan emulsi dalam adonan. Penambahan lesitin akan membantu dispersi lemak sehingga tersebar rata dalam adonan kembang gula dan akan mengurangi kristal lemak pada permukaan selama proses pendinginan serta dapat meningkatkan kenampakan dan tekstur yang lebih baik dan menarik sesuai dengan yang diinginkan konsumen (Hartomo, 1993). 6. Soda kue Teknik lain untuk menghasilkan lemak coklat adalah dengan pemberian soda kue sebelum proses penyangraian dengan tujuan untuk menurunkan keasaman coklat bubuk, sekaligus mempermudah pemisahan massa coklat dari lemaknya. Pada saat pemanasan bahan ini dapat menghasilkan gas CO2. Gas ini diperoleh dari garam karbonat atau garam bikarbonat. NaHCO3 apabila mengalami pemanasan akan menghasilkan natrium karbonat, karbondioksida, dan air. Gas CO2 yang dihasilkan akan membentuk gelembung dalam tekstur adonan (Winarno, 2001).

DAFTAR PUSTAKA Beckett, T. S. 2008. The Science of Chocolate. Second Edition. Formerly Nestle Product Technology Center. New York : United Kingdom. Hartomo. A. J., M.C Widiatmoko. 1993. Emulsi dan Pangan Instant Berlesitin. Jogjakarta : Andi Offset. Minifie, B. W. 1999. Chocolate, Cocoa and Confectionery Sains Technology. London : Anaspen Publication. Mulato, S., Sukrisno, W., Misnawi, Edy, S. 2004. Petunjuk Teknis Pengolahan Produk Primer dan Sekunder Kakao. Jember: Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Jember. Ruhnayat, A. 2003. Bertanam Vanili. Jakarta : Agro Media Pustaka. Ruku, S. 2008. Teknologi Pengolahan Biji Kako Kering Menjadi Produk Olahan Setengah Jadi. Jurnal Teknologi dan Informasi Pertanian. Selawesi tenggara : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Widyotomo, S., S. Mulato dan Handaka. 2004. Mengenal Lebih Dalam Teknologi Pengolahan Biji Kakao. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 26 (2) : 2 halaman Winarno, F.G. 1995. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Yusianto, T. Wahyudi dan Sulistyowati. 1998. Pengolahan dan Pengaruhnya Terhadap Citarasa Kakao. Makalah Acara Pelatihan Uji Citarasa Kakao. Jember : Pusat Penelitian Kopi dan Kakao