BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Sulistiawati (2012).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Pasal 1, tenaga kerja adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keahlian-keahlian, kemampuan untuk berfikir yang dimiliki oleh tenaga

BAB VI PENUTUP. hasil analisis yang telah dibahas dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

kesenjangan antara pertumbuhan jumlah angkatan kerja disatu pihak dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan yang terencana. Perencanaan wilayah adalah mengetahui dan

BAB I PENDAHULUAN. lapangan atau peluang kerja serta rendahnya produktivitas, namun jauh lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. rata-rata pendapatan riil dan standar hidup masyarakat dalam suatu wilayah. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. investasi merupakan faktor penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi. Dinamika penanaman modal memengaruhi tinggi rendahnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di segala sektor diharapkan dapat mewujudkan struktur ekonomi yang

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri

BAB I PENDAHULUAN. (growth). Pembangunan ekonomi yang mengalami pertumbuhan yaitu apabila tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara yang melakukan kegiatan perekonomian biasanya ditujukan

V. PEMBAHASAN Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri dan Perdagangan, Hotel dan Restoran di Pulau Jawa

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bekerja terserap dan tersebar di berbagai sektor. Pendapat lain mengatakan, kesempatan

BAB I PENDAHULUAN. melalui peningkatan pendapatan perkapita penduduk dalam kurun waktu

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Karena pada dasarnya, investasi merupakan satu pengeluaran

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor utama ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, memperluas angkatan kerja dan mengarahkan pendapatan yang merata

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Sumatera Utara sebagai bagian integral dari Negara Kesatuan

BAB II TINJAUAN TEORI. Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut

I. PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian di suatu wilayah dapat diketahui dari perkembangan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

ANALISA PENGARUH INVESTASI PMA DAN PMDM, KESEMPATAN KERJA, PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PDRB DI JAWA TENGAH PERIODE TAHUN

I. PENDAHULUAN. mengimbangi pertambahan angkatan kerja yang masuk ke pasar kerja. memungkinkan berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara yang sedang berkembang yang dalam

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. terdahulu oleh Arifatul Chusna (2013) dalam penelitiannya Pengaruh Laju

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. berkembang bahwa industri dipandang sebagai jalan pintas untuk meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. angka pengangguran dapat dicapai bila seluruh komponen masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak penduduknya maka semakin besar pula kesempatan kerja yang dibutuhkan.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai

Daftar Isi. Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... vii 1. PENDAHULUAN...1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tingkat pendidikan yang lebih tinggi dari yang diperlukan untuk pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan ekonomi nasional bertujuan untuk. membangun manusia Indonesia seutuhnya, dan pembangunan tersebut harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh Arief Rahman Yuditya (2010) hasil jumlah lapangan pekerjaan tidak diimbangi

III. KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. nasional dan pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber daya manusia (SDM) atau human resources mengandung dua

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengaruh yang cukup besar. Di dalam aspek ekonomi, ada banyak

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

ANALISIS KENDALA INVESTASI BAGI PENANAM MODAL UNTUK INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN ORIENTASI EKSPOR FEBRINA AULIA PRASASTI

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan berbagai indikator-indikator yang dapat menggambarkan potensi. maupun tingkat kemakmuran masyarakat suatu wilayah.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah masalah pengangguran (Sukirno,1985). Menurut Nanga

BAB I PENDAHULUAN. sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara untuk

I. PENDAHULUAN. dalam penetapan tingkat upah. Kebijakan ini disebut dengan kebijakan upah

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. kepada orang yang mampu membayar serta tidak demokratis, telah

II. TINJAUAN PUSTAKA. berkerja di perusahaan/usaha tersebut, baik berkaitan dengan produksi maupun

LANDASAN TEORI. membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. (Tanuwidjaya, 2013). Sejak tahun 1969 Pemprov Bali bersama masyarakat telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI KOTA MEDAN TAHUN

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. angkatan kerja yang menimbulkan permasalahan tersendiri. Berdasarkan data

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Pembangunan Ekonomi dan Pertumbuhan Ekonomi

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Penanaman modal atau investasi merupakan langkah awal kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk meningkatkan standar hidup pada masa yang akan datang. Investasi

Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Tenaga Kerja Di Indonesia. (Tahun ) JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang salah satunya sebagai negara yang berkembang masih mengalami ketertinggalan

I. PENDAHULUAN. Setiap negara selalu berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Ketimpangan ekonomi antar wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakatmya.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan variabelserta analisis dalam

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Indonesia sebagai

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Salah satu indikator kemajuan ekonomi suatu negara dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. dari definisi ini bahwa pembangunan ekonomi mempunyai tiga sifat penting

Transkripsi:

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Sulistiawati (2012). Penelitian yang berjudul Pengaruh Upah Minimum terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Masyarakat di Provinsi di Indonesia. Tujuan dari penelitan ini adalah untuk menganalisis pengaruh upah minimum terhadap penyerapan tenaga kerja dan kesejahteraan masyarakat di propinsi di Indonesia. Dengan menggunakan metode penelitian dengan metode alat analisis berupa persamaan regresi meliputi dummy, panel dan time series. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan menggunakan uji hipotesis menyatakan bahwa upah tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pengaruh upah terhadap penyerapan tenaga kerja adalah tidak searah, artinya apabila terjadi kenaikan upah, maka berpotensi untuk menurunkan penyerapan tenaga kerja, terutama tenaga kerja yang produktivitasnya rendah. Berdasarkan hasil pengujian ini berarti bahwa hipotesis kedua yang diajukan dalam studi yaitu penyerapan tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat provinsi di Indonesia, ditolak. Koefisien jalur yang bertanda positif bermakna bahwa pengaruh penyerapan tenaga kerja terhadap kesejahteraan masyarakat berjalan searah, artinya apabila penyerapan tenaga kerja meningkat, maka akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 6

7 pengaruh investasi terhadap penyerapan tenaga kerja di kabupaten Palalawan. Dengan menggunakan metode penelitian analisis regresi.hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh investasi terhadap penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan hasil uji koefisien regresi variabel investasi sebesar 4,076. Artinya setiap peningkatan investasi sebesar Rp. 1 milyar, maka akan meningkatkan kesempatan kerja sebanyak 4 orang. Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Lokiman, dkk (2013). Penelitian yang berjudul Pengaruh Upah Minimum Provinsi (UMP) dan Investasi Swasta Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja dan Dampaknya Pada PDRB (ADHK) di Kota Manado Tahun 2003 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh dari upah minimum dan investasi terhadap penyerapan tenaga kerja di kota Manado. Dengan menggunakan metode penelitian alat analisis regresi berupa data time series. Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh antar variabel variabel yang digunakan yaitu upah minimum propinsi berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah pada variabel yang diteliti, alat analisis, objek dan waktu yang digunakan. Penelitian ini menggunakan variabel upah minimum, investasi berupa investasi asing dan investasi dalam negeri dan tenaga kerja provinsi di Indonesia pada tahun 2010 sampai tahun 2014.

8 B. Teori dan Kajian Pustaka 1. Tenaga Kerja a. Definisi Produktivitas tenaga kerja secara keseluruhan adalah lebih rendah disektor jasa daripada sector manufaktur atau pertambangan, hal yang nyata terlihat dari sektor tersebut pada tahun 2010 seperti halnya tahun 1990 (Manning, 1992). Sektor ini dikarakteristikan oleh mode produksi yang berbeda: produktivitas, segmen tradisional yang rendah misalnya pedagang kaki lima yang ada dimana mana hidup berdampingan dengan segmen segmen modern yang memperoleh nilai tambah per pekerja yang jauh lebih tinggi. Penyerapan tenaga kerja dapat diartikan sebagai jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam satu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam satu unit usaha (Badan Pusat Statistik, 2007). Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah angkatan kerja yang bekerja yang tersedia disuatu daerah. Permintaan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan (Sudarsono, 2012). 1) Permintaan Tenaga Kerja Permintaan perusahaan terhadap tenaga kerja berbeda dengan permintaan terhadap barang dan jasa. Orang membeli barang karena barang itu memberikan nikmat (utility) kepada si pembeli. Sementara pengusaha

9 memperkerjakan seseorang karena membantu memproduksikan barang atau jasa untuk dijual kepada konsumen. Oleh karena itu, kenaikan permintaan perusahaan terhadap tenaga kerja tergantung dari kenaikan permintaan masyarakat akan barang dan jasa yang akan diproduksinya. Upah merupakan salah satu faktor yang dapat menyerap tenaga kerja. Kebijakan upah yang dilaksanakan dengan ketat akan membantu para pekerja lebih produktif yang dapat mempertahankan pekerjaan nya disektor modern (Smeru, dukungan USAID/PEG, 2001). 2) Penawaran Tenaga Kerja Sudarsono (2007), menyatakan bahwa penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah angkatan kerja yang bekerja yang tersedia disuatu daerah. Permintaan tenaga kerja berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan atau instansi tertentu, termasuk kebijakan upah yang ditetapkan. Permintaan tenaga kerja ini dipengaruhi oleh perubahan tingkat upah. Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam suatu unit usaha. Kesempatan kerja adalah peluang seorang penduduk usia kerja yang termasuk angkatan kerja untuk bekerja. Kesempatan kerja ini akan menampung semua tenaga kerja apabila lapangan pekerjaan yang tersedia mencukupi atau seimbang dengan banyaknya tenaga kerja yang ada (BPS, 2009). 3) Pasar Tenaga Kerja

10 Tenaga kerja membutuhkan pendidikan professional bukan hanya pendidikan formal. Selama ini hanya ditekankan pada pendidikan formal. Pendidikan formal hanya dapat menampung 30 persen dari calon tenaga kerja. ada 70 persen sumber daya manusia yang pendidikan nya tidak jelas. Dari pendidikan, tenaga kerja kita memang rendah. Harus ada segmen tenaga kerja Indonesia yang harus digenjot pelatihan keterampilan. Data badan pusat statistik menyebutkan hanya 5 persen tenaga kerja professional. Untuk menolong pengangguran yaitu memberi pelatihan keterampilan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, bahkan harus ada penerapan sertifikasi ke seluruh calon tenaga kerja maupun para pekerja (Tadjudin, 2016). Jika kualitas sumber daya manusia meningkat, otomatis akan meningkatkan tingkat produktivitas secara nasional pula (Sudrajad, 1999). 2. Upah Minimum a. Definisi Pasar tenaga kerja, sama halnya dengan pasar-pasar lainnya dalam perekonomian diatur oleh kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja akan menentukan tingkat upah (Mankiw, 2003 : 4). Nilai tukar suatu barang ditentukan oleh biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang tersebut, yaitu biaya bahan mentah dan upah buruh yang besarnya hanya untuk bertahan hidup (subsistansi) bagi buruh yang bersangkutan. Upah sebesar ini disebut sebagai upah alami (natural wage). Besarnya tingkat upah alami ini ditentukan oleh kebiasaan-kebiasaan setempat. Tingkat upah alami naik proporsional

11 dengan standar hidup masyarakat. Sama halnya dengan harga-harga lainnya, harga tenaga kerja (upah) ditentukan oleh permintaan dan penawaran, maka dalam kondisi ekuilibrium, secara teoritis para pekerja akan mnerima upah yang sama besarnya dengan nilai kontribusi mereka dalam produksi barang dan jasa (Mankiw, 2003:11). Salah satu faktor produksi yang berpengaruh dalam kegiatan memproduksi adalah tenaga kerja, dengan mengolah barang mentah menjadi barang jadi maupun barang setengah jadi menjadi barang jadi atau dikenal dengan proses produksi sehingga menghasilkan output yang yang diinginkan perusahaan. Adanya pengorbanan yang dikeluarkan tenaga kerja untuk perusahaan maka tenaga kerja berhak atas balas jasa yang diberikan perusahaan kepada tenaga kerja tersebut berupa upah. Sukirno (2005), membuat perbedaan diantara dua pengertian upah : 1) Upah Nominal (upah uang) adalah jumlah uang yang diterima para pekerja dari para pengusaha sebagai pembayaran atas tenaga mental dan fisik para pekerja yang digunakan dalam proses produksi. 2) Upah Riil adalah tingkat upah pekerja yang diukur dari sudut kemampuan upah tersebut membeli barang-barang dan jasa-jasa yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan para pekerja. Model upah kaku (Sticky Wage Model) menunjukan implikasi dari upah nominal kaku pada penawaran agregat. Untuk mengkaji ulang model tersebut perlu memperhatikan apa yang terjadi pada jumlah output yang diproduksi ketika tingkat harga naik. Ketika upah nominal tidak berubah, kenaikan

12 tingkat harga menurunkan upah riil, yang membuat tenaga kerja menjadi lebih murah. Upah riil yang lebih rendah mendorong perusahaan menggunakan lebih banyak tenaga kerja. Tenaga kerja tambahan yang digunakan memperoduksi lebih banyak output. Hubungan positif antara tingkat harga dan jumlah output ini bberarti kurva penawaran agregat miring keatas ketika upah nominal tidak mampu menyesuaikan terhadap perubahan tingkat harga. Pekerja dan perusahaan menetapkan upah nominal W berdasar upah riil target w dan ekspektasi mereka akan tingkat harga P e. Upah nominal yang mereka tetapkan: W = w P e Upah nominal = Upah Riil Target Tingkat Harga Diharap W P = w (Pe P) Upah Riil = Upah Riil Target (Tingkat Harga Harapan/Tingkat Harga Aktual) Persamaan ini menunjukan upah riil menyimpang dari targetnya jika tingkat harga actual beda dari tingkat harga yang diharapkan. Ketika tingkat harga actual lebih besar dari yang diharapkan, upah riil kurang dari targetnya; ketika tingkat harga actual lebih kecil dari yang diharapkan, upah rill lebih besar dari targetnya. Asumsi akhir model upah kaku adalah kesempatan kerja ditentukan jumlah tenaga kerja yang perusahaan minta. Menurut Sumarsono (2003) upah diartikan sebagai sejumlah dana yang dikeluarkan pengusaha untuk membayar tenaga kerja karena telah melakukan

13 pekerjaan nya yaitu menghasilkan produk. Upah adalah balas jasa yang dibayarkan kepada para pekerja harian dengan berpedoman atas perjanjian yang disepakati membayarnya (Hasibuan, 1997). Menyatakan bahwa upah adalah pembayaran yang diberikan kepada karyawan produksi dengan dasar lamanya jam kerja (Moekijat, 1992). Gaji biasa digunakan pada instansi instansi pemerintah dan pembayarannya ditetapkan secara bulanan, sedangkan upah biasa digunakan pada perusahaan-perusahaan swasta dan diberikan pada pekerja yang lebih banyak mengandalkan kekuatan fisik, serta pembayaran yang ditetapkan secara harian atau berdasar unit pekerjaan yang diselesaikan (Winarni dan Sugiyarso, 2006) b. Hubungan Upah dengan Penyerapan Tenaga Kerja Menurut Sumarsono (2003) perubahan tingkat upah akan mempengaruhi tinggi rendahnya biaya produksi perusahaan. Biaya produksi yang tinggi meningkatkan harga produk yang pada akhirnya membuat permintaan terhadap produk berkurang. Kondisi yang dihasilkan, yang selanjutnya juga mengurangi permintaan tenaga kerja. Penurunan jumlah tenaga kerja akibat perubahan skala produksi disebut efek skala produksi (scale effect). Suatu kenaikan upah dengan asumsi harga barang barang modal yang lain tetap, maka pengusaha mempunyai kecenderungan untuk menggantikan tenaga kerja dengan mesin. Penurunan jumlah tenaga kerja akibat adanya pergantian dengan mesin disebut efek substitusi.

14 (substitution effect). Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui hubungan upah dengan penyerapan tenaga kerja memiliki dua sisi yaitu kenaikan upah juga dapat menaikan penyerapan tenaga kerja. 3. Investasi a. Definisi Investasi merupakan komitmen untuk mengikatkan asset saat ini untuk beberapa periode waktu ke masa depan guna mendapatkan penghasilan yang mampu mengkompensasikan pengorbanan investor berupa keterikatan asset pada waktu tertentu, tingkat inflasi dan ketidaktentuan penghasilan di masa mendatang (Didik J. Rachbini, 2008: 11) Terdapat sejumlah faktor yang sangat berpengaruh pada baik tidaknya iklim berinvestasi di Indonesia Faktor faktor tersebut tidak hanya menyangkut stabilitas ekonomi, kondisi infrastuktur dasar (listrik, telekomunikasi dan prasarana jalan dan pelabuhan), berfungsi sektor pembiayaan dan pasar tenaga kerja (termasuk isu isu perburuhan), regulasi perpajakan, birokrasi (dalam waktu dan biaya yang diciptakan), masalah good governance termasuk korupsi, konsistensi serta adanya kepastian dari kebijakan pemerintah (Tambunan, 2006). Investasi atau penanaman modal memegang peranan penting bagi setiap usaha karena bagaimanapun juga investasi akan menimbulkan peluang bagi pelaku ekonomi untuk memperluas usahanya serta memperbaiki sarana sarana produksi, sehingga dapat meningkatkan output yang nantinya dapat memperluas kesempatan kerja yang lebih banyak dan keuntungan yang lebih

15 besar dan kemudian dana yang didapat diputar lagi untuk investasi dan diharapkan lagi dengan adanya kenaikan yang berkelanjutan dari usaha tersebut. Investasi terdiri dari dua, investasi asing atau penanaman modal Asing (PMA) dan Penanaman modal dalam Negeri (PMDN). Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan aliran arus modal yang berasal dari luar negeri yang mengalir ke sektor swasta baik yang melalui investasi langsung (direct investment) maupun investasi tidak langsung berbentuk portofolio. Suatu kegiatan yang dilakukan baik oleh orang pribadi (natural person) maupun badan hokum (juridical person), dalam upaya untuk meningkatkan dana tau mempertahankan nilai modalnya, baik yang berbentuk uang (cash money), peralatan (equipment), asset tak bergerak, ha katas kekayaaan intelektual, maupun keahlian (Rahmadi, 2008). Penanaman modal dalam negeri dalam pasal 1 yaitu bagian dari kekayaan masyarakat Indonesia termasuk hak hak dan benda benda, baik yang dimiliki negara maupun swasta asing yang berdomisili di Indonesia yang disisihkan atau disediakan guna menjalankan suatu unit usaha sepanjang modal (Undang Undang nomor 6 tahun 1968). b. Hubungan Investasi dengan Penyerapan Tenaga Kerja Kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Meningkatkan pendapatan nasional dan taraf kemakmuran. Investasi ini menentukan skala usaha dari suatu industri dan akan mempengaruhi kemampuan dari usaha

16 tersebut dalam menggunakan faktor produksi. Dalam hal ini berhubungan dengan sejumlah investasi perusahaan yang pada akhirnya menentukan tingkat penyerapan tenaga kerja. Dengan demikian besarnya nilai investasi akan menentukan besarnya penyerapan tenaga kerja. Secara teoretis, semakin besar nilai investasi maka kesempatan kerja yang diciptakan semakin tinggi (Sukirno, 2000). Q (K, Tingkat Modal K K A A L L Tenaga Kerja Sumber : Sukirno, 2000 Gambar 2.2 Kurva Hubungan Investasi dan penyerapan Tenaga Kerja

17 Kerangka Pemikiran Upah Minimum Penanaman Modal Asing Penyerapan Tenaga Kerja Penanaman Modal Dalam Negeri Gambar 3. Model Konseptual Model konseptual pada bagan diatas menggambarkan adanya permasalahan yang perlu dikaji dan dianalisis oleh seorang peneliti, masalah tersebut yakni adanya pengaruh dari tingkat upah minimum dan investasi terhadap penyerapan tenaga kerja. C. Perumusan Hipotesis Menurut Sugiyono (2011:70), hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena, jawaban yang diberikan melalui hipotesis baru didasarkan teori, dan belum menggunakan fakta. Hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori dengan pengamatan, atau pengamatan dengan teori. Hipotesis mengemukakan pernyataan tentang harapan peneliti mengenai hubungan - hubungan antara variabel-variabel dalam persoalaan.

18 Dari permasalahan yang telah dibahas diatas, diduga bahwa Penyerapan tenaga kerja dipengaruhi oleh upah minimum, penanaman modal asing, dan penanaman modal dalam negeri.