Ways To Love
Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta (1) Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah). (2) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). (3) Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). (4) Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah)
Ways To Love Uliane Penerbit PT Elex Media Komputindo
Ways to Love Copyright 2017 Uliane Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Diterbitkan pertama kali tahun 2017 oleh PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta Ways to Love Editor: M.L Anindya Larasati 717030468 ISBN: 978-602-04-1090-6 Dilarang mengutip, memperbanyak, dan menerjemahkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Dicetak oleh Percetakan PT Gramedia, Jakarta Isi di luar tanggung jawab Percetakan
Prolog Suara tangisan bayi laki-laki memecah ruangan berwarna putih itu. Dengan tangkas, perawat itu menggendong bayi laki-laki dengan berat tiga kilogram dan membawanya pada sang ibu. Ini Bu, putranya sudah lahir. Tampan ya... ujar seorang perawat. Meski sebenarnya sangat sulit bagi sang ibu yang sedang lemah akibat kelelahan untuk melihat buah hatinya dengan jelas. Setelah meyakinkan dirinya jika sang ibu telah melihat anaknya, perawat itu langsung membawa bayi itu keluar untuk membersihkannya. Sedangkan kesadaran sang ibu perlahan memudar hingga akhirnya pandangan matanya menjadi gelap. Bagaimana, Dok? tanya seorang pria paruh baya di luar ruangan.
vi Ways To Love Anak anda baik-baik saja. Begitu juga dengan putranya. Selamat, anda telah menjadi seorang kakek, ujar sang dokter lalu pamit dan beranjak dari situ. Tommy terpaku di tempatnya. Sulit untuk menggambarkan bagaimana perasaannya saat ini. Ada perasaan bahagia, namun di sisi lain juga kecewa dan marah. Tapi, sepertinya untuk saat ini ia harus menutupi perasaannya sendiri demi kesehatan putri dan cucunya. Meski ia sendiri tidak mengetahui siapakah ayah dari cucunya, tapi melihat pengorbanan yang dilakukan Fae saat melahirkan cucunya, mau tidak mau hati Tommy trenyuh. Malang nian nasibmu,fae. Andai saja Ayah dapat menemukan bajingan itu, akan Ayah bawa dia dan membuatnya berlutut di bawah kakimu karena tega telah membiarkanmu berakhir seperti ini, ucap Tommy dalam hati. *** Sedangkan di suatu tempat, jauh dari Indonesia, seorang pria memandang jauh ke luar jendela apartemennya. Nama pria itu Peter. Pikirannya berkelana pada kejadiansepuluh bulan yang lalu. Pertemuan pertamanya dengan seorang wanita yang terlampau menarik untuk dilewatkan. Seorang wanita berambut pendek dengan potongan rambut laki-laki yang sangat menggoda. Seorang wanita yang mampu membuat beberapa pasang mata menatapnya dengan pandangan mata yang seakan siap menerkamnya kapan saja.
Prolog vii Peter memukul jendela kamarnya dengan kesal. Untunglah ketebalan kaca jendela itu boleh diuji kekuatannya. Dapat dipastikan tidak akan pecah hanya dengan satu pukulan. Penyesalan atas yang terjadi sepuluh bulan yang lalu terus memenuhi hatinya hingga saat ini. Tapi seberapa keras ia berusaha, ia tidak dapat menemukan wanita itu. Seakan-akan wanita itu menghilang dari muka bumi ini. Di mana kamu sebenarnya, Fae? Mengapa kamu meninggalkan aku begitu saja?
One Lima tahun yang lalu... Sudah Ibu katakan padamu berapa kali sih? Ingat umurmu! Rahim wanita itu ada expiry date-nya, omel Ibu untuk kesekian kalinya. Sedangkan Fae yang diomeli hanya memilih untuk diam. Ia tidak ingin mengambil pusing omelan ibu yang membahas hal sama setiap harinya. Menikah dan melahirkan. Memangnya hanya dua hal itu yang bisa dilakukan wanita? Turutilah perkataan Ibu, sekali saja. Lakukan pertemuan dengan anak Pak Seno hari Sabtu nanti. Bagaimana, Fae? Kamu mau, kan? Ibunya lagi-lagi membujuk. Fae memandang ibunya yang sudah tampak jauh lebih tua dari ingatan masa kecilnya. Ibu yang telah
2 Ways To Love melahirkan dan membesarkannya sepenuh hati. Sudah banyak kerutan-kerutan pada wajahnya yang cantik. Tapi, bagaimanapun, Fae akan selalu menyayangi perempuan paruh baya ini. Baiklah, tapi ini yang terakhir kalinya ya, Bu. Aku tidak mau ada lanjutannnya. Kalau gagal, biarkan aku mencari jodohku sendiri, katanya menutup pembicaraan ini. Menghindari ibu dari amarah yang mampu membuat beliau terkena serangan jantung. Masih ingat dalam pikiran Fae, di mana ia menolak keras untuk mengambil kuliah kedokteran. Saat itu pertengkaran di antara mereka membuat ibu mengalami serangan jantung. Hati Fae begitu takut, rasa takut akan kehilangan ibu, sosok yang selama ini selalu memberikannya kekuatan. Syukurlah saat itu dokter mengatakan jika ibu baik-baik saja, asalkan jangan sampai terulang kembali. Senyum puas mengembang di wajah ibu. Okay. Ibu yakin kali ini akan menjadi yang terakhir. Beliau meraih telepon dan selanjutnya sibuk berbicara dengan temannya untuk merencanakan pertemuan. Atau lebih tepatnya, sebuah perjodohan. Fae pamit kepada ibunya yang hanya menjawab dengan anggukan kepala sebelum akhirnya berjalan meninggalkan rumah menuju tempat kerjanya. Dunia ini memang sungguh aneh. Tapi itulah yang terjadi dalam hidup Fae Kathryn Lukita, seorang wanita berusia tiga puluh tahun yang belum menemukan pasangan hidupnya hingga hari ini. Sedangkan, di balik
One 3 semua itu, pekerjaan yang digelutinya adalah membuka sebuah bridal untuk para pasangan yang akan menikah. Lucu bukan? Fae melangkah masuk ke dalam bridal studionya. Blezz bridal boutique telah ia dirikan selama hampir tiga tahun lamanya, di sebuah ruko di kawasan Kelapa Gading. Butik tersebut menyediakan gaun pengantin wanita dan jas pengantin pria dengan berbagai macam model dengan bahan yang berkualitas. Di tempat inilah Fae mengembangkan bakat terpendamnya sejak ia masih duduk di bangku sekolah menengah atas. Di lantai dasar, Fae mendapati Hana, salah satu karyawannya yang bekerja sebagai resepsionis. Pagi, mbak Fae, sapa gadis dengan rambut potongan ala Dora the Explorer. Pagi, Han. Kamu kelihatan lebih cantik dari biasanya hari ini, balas Fae. Hana tampak tersipu malu. Maklum, Hana baru aja dapat pacar, celetuk seorang wanita. Mona, teman sekaligus orang kepercayaan Fae, baru saja turun dari lantai satu. Oh ya? Fae menolehkan kepalanya pada Hana untuk mencari jawaban dari gadis muda itu. Iya, Mbak, jawabnya dengan wajah tertunduk. Bagus! Kalau begitu aku tunggu traktirannya ya, ujar Fae sembari melangkah meninggalkan lantai dasar dan menaiki tangga menuju kantornya yang terletak di lantai satu. Sedangkan Hana hanya dapat menggaruk
4 Ways To Love kepalanya yang sebenarnya tidak gatal. Tak lama kemudian, langkahnya disusul oleh Mona. Fae, salah satu pelanggan kita yang bernama Gloria ingin gaun pengantinnya diperkecil. Bisa? Fae yang baru saja menyalakan laptopnya memandang Mona sambil bertopang dagu pada sebelah tangannya. Bisa kok. Mona menghela nafas lega. Kalau begitu tinggal calon suami Gloria yang harus fitting jasnya. Okay, kamu atur aja, Mon. Mona mengangguk mengerti. Fae, Jenna ngadain pertemuan reuni malam Sabtu nanti di Grand Hyatt. Pandangan mata Fae beralih ke wajah Mona. Ia menggigit bibir bawahnya. Bilang sama mereka aku nggak bisa datang. Okay. Aku akan bilang kamu datang jam tujuh tepat, sahut Mona lalu berjalan meninggalkan Fae sebelum dia sempat melakukan aksi protes karena jawabannya yang berbeda dari keputusan Fae. Fae memijat pelipisnya, ia tahu jika ia tidak mungkin datang ke pertemuan itu meski hatinya sangat ingin. Bagaimana tidak? Jenna adalah best friend forevernya sejak masih sekolah. Sulit rasanya untuk menolak keinginan sahabatnya itu. Tapi di lain sisi, Fae tidak mungkin mengecewakan ibunya yang menginginkan dirinya untuk menemui salah satu pria pilihannya. Fae menyandarkan tubuhnya pada kursi kulit miliknya dan menghela nafas panjang. Berharap Sabtu nanti ia memiliki kembaran