ANALISIS YURIDIS MENGENAI KEWAJIBAN PERUSAHAAN MENDAFTARKAN TENAGA KERJANYA DALAM KEANGGOTAAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

dokumen-dokumen yang mirip
PENGATURAN HUKUM WAJIB DAFTAR PESERTA BPJS BAGI TENAGA KERJA PERUSAHAAN

Pengantar Diskusi EuroCham

HAK PEKERJA ATAS JAMINAN SOSIAL PASCA TRANSFORMASI EMPAT LEMBAGA JAMINAN SOSIAL. Oleh : Ida Ayu Putu Widhiantini Desak Putu Dewi Kasih

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. namanya menjadi BPJS Ketenagakerjaan. 1 Jaminan Sosial adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan

SANKSI BAGI PERUSAHAAN YANG TIDAK MENDAFTARKAN PEKERJA ATAU BURUHNYA SEBAGAI PESERTA JAMINAN SOSIAL. Oleh:

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang ekonomi. Pembangunan ekonomi diarahkan antara lain

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA HARIAN LEPAS DITINJAU DARI PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh jaminan sosial untuk

Hubungan Industrial Mengenal BPJS Tujuan dan Manfaat BPJS Mekanisme BPJS Fakultas Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai jumlah penduduk yang menempati urutan nomer ke-empat dunia

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ASURANSI TERHADAP ASURANSI PEKERJA YANG MENDERITA SAKIT KARENA ADANYA KESENGAJAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA

BENTUK-BENTUK PRAKTIK OUTSOURCING DALAM UNDANG- UNDANG KETENAGAKERJAAN

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP JANGKA WAKTU PEMBAYARAN UPAH KERJA LEMBUR BAGI PEKERJA TETAP

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

IMPLEMENTASI PROGRAM JAMINAN SOSIAL TERHADAP KARYAWAN PT. BANGUN BUMI BALI DENPASAR

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

SANKSI BAGI PERUSAHAAN YANG TIDAK MENDAFTARKAN PEKERJA ATAU BURUHNYA SEBAGAI PESERTA JAMINAN SOSIAL

PERLINDUNGAN HUKUM PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN BISNIS FRANCHISE

BAB I PENDAHULUAN. penjamin masyarakat Indonesia untuk memperoleh manfaat pemeliharaan

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PELAKU USAHA YANG DIRUGIKAN AKIBAT PRAKTIK PERSEKONGKOLAN DALAM PENGADAAN TENDER

JAMINAN SOSIAL TERHADAP PEKERJA KONTRAK PADA HOTEL BALI MANDIRA BEACH RESORT & SPA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA PARUH WAKTU APABILA TERJADI KECELAKAAN KERJA

WALIKOTA DUMAI PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Program BPJS Ketenagakerjaan Bagi Pekerja Pada PT.

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara dan Se

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENUNJUK BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan kesehatan merupakan hak Konstitusional setiap warga negara. Dengan

2 Sistem Jaminan Sosial Nasional pada dasarnya merupakan program negara yang bertujuan memberi kepastian perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi se

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA DALAM PEREDARAN JAJANAN ANAK (HOME INDUSTRY) YANG TIDAK TERDAFTAR DALAM DINAS KESEHATAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KAJIAN YURIDIS TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SWASTA

BAB III BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN. menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor

SUSUNAN KEANGGOTAAN DAN TUGAS LKS BIPARTIT TERKAIT PENYELESAIAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Pelaksanaan Jamsostek Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Pekerja / Buruh Di PT. Deta Sukses Makmur. Ferra Ika Wardani, Sonhaji *), Solechan

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan. Pelaksanaan pembangunan nasional dalam sektor ketenagakerjaan ini

TANGGUNG JAWAB ANGGOTA DEWAN KOMISARIS DALAM PERSEROAN ATAS KELALAIAN MELAKSANAKAN TUGAS PENGAWASAN

BAB III PENUTUP. 1. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai Pelaksanaan. Hotel Poncowinatan, dapat disimpulkan bahwa pihak pemberi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150 Tambahan Lembaran Negara

BAB I PENDAHULUAN. Bagi negara-negara yang sedang berkembang khususnya di Indonesia,

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG

Peran Parlemen dalam Implementasi SJSN- BPJS

PELAKSANAAN PERATURAN WALI KOTA DENPASAR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN WARALABA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tidak dapat berjalan lancar sesuai dengan harapan dan cita-cita luhur

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

IMPLEMENTASI SJSN. Rapat Pakar tentang Jaminan Sosial dan Landasan Perlindungan Sosial: Belajar dari Pengalaman Regional

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

AKIBAT HUKUM TERHADAP PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING ILEGAL MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

PELAKSANAAN PROGRAM JAMINAN HARI TUA BAGI PEKERJA DI PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK (MATAHARI MALL BALI GALLERIA)

PERLINDUNGAN TERHADAP PEKERJA/BURUH YANG DIPUTUS HUBUNGAN KERJANYA AKIBAT PELANGGARAN PERJANJIAN KERJA

Transformasi BPJS 2. September 2011

TANGGUNG JAWAB DEBITUR TERHADAP MUSNAHNYA OBJEK JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN KREDIT. Oleh : Ida Bagus Gde Surya Pradnyana I Nengah Suharta

JURNAL SKRIPSI IMPLEMENTASI PP NOMOR 43 TAHUN 1998 PASAL 28 TERHADAP PEKERJA PENYANDANG DISABILITAS DI PT. MADUBARU - PG/PS MADUKISMO.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TANGGUNG JAWAB EMITEN DAN PROFESI PENUNJANG ATAS ADANYA PROSPEKTUS YANG TIDAK BENAR DALAM KEGIATAN DI PASAR MODAL

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KERJA TERHADAP JAMINAN KESEHATAN MELALUI BPJS DI PT DAYA SAKTI UNGGUL CORPORINDO KABUPATEN PACITAN

TANGGUNG JAWAB KURATOR PADA TENAGA KERJA YANG DI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) AKIBAT DARI PERSEROAN TERBATAS YANG DINYATAKAN PAILIT

BAB II PENGELOLAAN JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA. D. Pengertian dan Dasar Hukum Jaminan Sosial

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Yuridis Filosofis Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

PELAKSANAAN JAMINAN KETENAGAKERJAAN YANG DISELENGGARAKAN OLEH BPJS KETENAGAKERJAAN BAGI PEKERJA DI PT GALANG PRESS YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN UMUM HUKUM KETENAGAKERJAAN TENAGA KERJA, JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

PELAKSANAAN PENGATURAN KARYA CIPTA POTRET DALAM PRAKTIK DI KOTA DENPASAR

TINDAKAN ADMINISTRATIF KEIMIGRASIAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN IZIN TINGGAL TERBATAS BAGI TENAGA KERJA ASING DI WILAYAH BALI

BAB III PROGRAM JAMINAN HARI TUA

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU UTARA NOMOR 50 TAHUN 2017 TENTANG

PERLINDUNGAN TERHADAP PEKERJA WANITA YANG SEDANG HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang diberikan kewenangan secara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

Oleh : Ni Putu Lisna Yunita I Gede Putra Ariana. Bagian Hukum Bisnis, Fakultas Hukum, Universitas Udayana. Abstract

BAB II PROFIL BPJS KETENAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH. ekonomi kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan

BUPATI SIDENRENG RAPPANG PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB III AKIBAT HUKUM TERHADAP PELANGGARAN KETENTUAN PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN HASIL PENAMBANGAN KOMODITAS TAMBANG MINERAL DI DALAM NEGERI

TUNJANGAN HARI RAYA KEAGAMAAN (THR) BAGI PEKERJA YANG DI PHK OLEH PENGUSAHA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KEPEMILIKAN ASING PADA PERUSAHAAN PERASURANSIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi setiap individu, hal ini dinyatakan dalam organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan sosial sebagai salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin

Program Jaminan Kesehatan Nasional-kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS)

JURNAL PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP KEWAJIBAN PERUSAHAAN UNTUK MENGIKUTSERTAKAN PEKERJA DALAM PROGRAM JAMINAN KECELAKAAN KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu

Transkripsi:

ANALISIS YURIDIS MENGENAI KEWAJIBAN PERUSAHAAN MENDAFTARKAN TENAGA KERJANYA DALAM KEANGGOTAAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL Oleh: Putu Intan Permatasari I Gusti Ayu Putri Kartika Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRACT Title of this journal is the Company's obligation Registering labor In Membership Social Security Agency. The purpose of writing this journal is to determine the Company's obligation Registering Power Works In Membership Implementation of the Social Security Agency. The method used is a normative study, this study uses legislation, both generally and specifically. So it was concluded that the judicially that the company is obliged to enroll their workers in Social Security Implementation of Board membership and there are administrative sanctions if the companies do not register their workers to the Social Security Agency. Keywords: Company s obligation, Labor, Social Securty Agency ABSTRAK Judul penulisan jurnal ini adalah Kewajiban Perusahaan Mendaftarkan Tenaga Kerjanya Dalam Keanggotaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Tujuan dari penulisan jurnal ini adalah untuk mengetahui kewajiban perusahaan mendaftarkan tenaga kerjanya dalam keanggotaan badan penyelenggaraan jaminan sosial. Metode yang digunakan adalah penelitian secara normatif, penelitian ini menggunakan peraturan perundang-undangan, baik secara umum maupun khusus. Didapatkan kesimpulan bahwa secara yuridis perusahaan wajib untuk mendaftarkan pekerjanya dalam keanggotaan Badan Penyelengaraan Jaminan Sosial dan terdapat sanksi administratif apabila perusahaan tidak mendaftarkan pekerjanya ke Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Kata Kunci : Kewajiban Perusahaan, Tenaga Kerja, Badan Penyelengaraan Jaminan Sosial I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tenaga kerja perlu mendapatkan perlindungan guna mewujudkan kesejahteraan pekerja dengan memperhatikan perkembangan pada dunia usaha. Dalam memberikan perlindungan bagi tenaga kerja pemerintah membuat kebijakan mengenai program jaminan sosial tenaga kerja. Program jaminan sosial tenaga kerja dimaksudkan untuk memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang.jaminan sosial tenaga kerja mempunyai beberapa aspek antara lain a) Memberikan perlindungan dasar untuk 1

memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi tenaga kerja beserta keluarganya, b) Merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah menyumbangkan tenaga dan pikirannya kepada perusahaan tempat kerjanya. 1 Jaminan sosial ketenagakerjaan diatur dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (UU No. 24 Tahun 2011)yang meliputi hak-hak tenaga kerja dalam memperoleh jaminan sebagai kompensasi atas risiko pekerjaan. Sebenarnya pembentukan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) bukan hal yang baru dalam dunia ketenagakerjaan karena sebelumnya jaminan sosial bagi tenaga kerja sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1993 tentang Jaminan Sosial Tenaga kerja atau lumrah disebut dengan Jamsostek. Pada Tahun 2004 diterbitkanlah Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional dengan tujuan membentuk suatu sistem jaminan sosial yang terpadu bagi rakyat indonesia dan sistem jaminan sosial tersebut akan dilembagakan dalam suatu badan yang berbentuk hukum publik sehingga melahirkan UU No. 24 Tahun 2011 maka terjadi transformasi kelembagaan PT Askes, PT Jamsostek, PT TASPEN, PT ASABRI menjadi BPJS. Dengan transformasi lembaga tersebut menjadi BPJS maka diikuti pula pengalihan peserta, program, aset dan viabilitas termasuk hak dan kewajiban pekerja dan pemberi kerja. Salah satunya ialah hak pekerja untuk di mendapatkan perlindungan dari risiko-risiko sosial hal ini wajib diberikan oleh para pemberi kerja dengan cara mendaftarkan pekerja menjadi anggota BPJS sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam Pasal 15 ayat (1) UU No. 24 Tahun 2011 yang menyebutkan pemberi kerja secara bertahap wajib mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta BPJS sesuai dengan Program Jaminan Sosial yang diikuti. Namun dalam pelaksanaanya kesadaran perusahaan dalam memberikan perlindungan bagi tenaga kerjanya masih kurang. Banyak perusahaan yang tidak mendaftarkan pekerjanya ke BPJS dengan alasan bahwa perusahaan sudah memiliki asuransi swasta yang akan diberikan kepada pekerjanya sehingga tidak perlu lagi didaftarkan di BPJS. Berdasarkan alasan tersebut diperlukan suatu analisis mengenai pengaturan hukum yang mewajibkan perusahaan untuk mendaftarkan pekerjanya dalam keanggotaan BPJS. hal. 122 1 Asri Wijayanti, 2014, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Cet-IV, Sinar Grafika, Jakarta, 2

1.2. Tujuan Kajian ini bertujuan untuk mengetahui analisis yuridis mengenai kewajiban perusahaan mendaftarkan tenaga kerjanya dalam keanggotaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. II. ISI MAKALAH 2.1. MetodePenelitian Metode penelitian hukum yang digunakan adalah metode penelitian secara normatif, penelitian ini ditujukan pada analisis peraturan perundang-undangan, baik secara umum maupun khusus, yaitu prinsip hukum, maupun doktrin hukum untuk menjawab permasalahan hukum yang dihadapi. 2.2. Hasil Pembahasan 2.2.1.Analisis yuridis kewajiban perusahaan mendaftarkan tenaga kerjanya dalam keanggotaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Setiap perusahaan yang mempekerjakan orang untuk bekerja pada perusahaan tersebut wajib diberikan perlindungan dan peningkatan kesejahteraan tenaga kerja dalam bentuk jaminan sosial ketenagakerjaan, karena pada hakikatnya tenaga kerja mempunyai hubungan kerja dengan perusahaan yang berpotensi untuk meningkatkan produktifitas dan omset perusahaan.untuk itu sudahsewajarnya apabila kepada merekadiberikan perlindungan, pemeliharaan danpengembangan terhadap kesejahteraan. Dalam UU No. 24 Tahun 2011 Pasal 15 ayat (1) para pemberi kerja diwajibkan secara bertahap mendaftarkan dirinya dan pekerjanya sebagai peserta BPJS. Pendaftaran kepesertaan BPJS ketenagakerjaan merupakan suatu kewajiban yang dilakukan oleh perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 (sepuluh) orang atau lebih dan membayar upah paling sedikit Rp. 1.000.0000 (satu j uta rupiah) sesuai dengan ketentuan dalam pasal 2 ayat (3) PP No 4 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jamsostek. Perusahaan dapat mengurus keanggotaan BPJS bagi karyawan bisa melalui e-dabu. Perusahan menanggung biaya iuran peserta bagi karyawannya dengan ketentuan iuran di atur dalam Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Jaminan Kesehatan yang mana 5% dari gaji atau tunjangan tetap karyawan. Dengan 3

Rincian : 4 persen dibayarkan oleh perusahaan dan 1 persen menjadi tanggungan karyawan. Pada Pasal 15 ayat (1) UU No. 24 tahun 2011 menekankan kembali bahwa pendaftaran peserta Jaminan Kesehatan bagi pekerja bersifatwajib dilakukan oleh pemberi kerja yang dalam hal ini tentu saja Perusahaan yang bersangkutan, tanpa terkecuali. Walaupun perusahaan tersebut telah memiliki kerjasama dengan asuransi swasta lainnya, tetap harus mendaftarkan para karyawannya ke BPJS Kesehatan. Karena ini merupakan amanah dari suatu Undang-Undang yang hendaknya dipatuhi dan dilaksanakan sebab dengan telah diundangkannya suatu peraturan perundang-undangan ke lembaran negara Republik Indonesia setiap orang dianggap mengetahuinya dan harus mematuhinya serta melaksanakan seluruh kaidah dan norma. 2 Perusahaan sebagai salah satu subjek hukum harus menaati hukum yang berlaku dalam hal ini UU No. 24 tahun 2011 sebagai produk hukum tertulis yang bersifat mengikat dan memaksa. Berdasarkan hasil penjabaran diatas maka setiap perusahaan di Indonesia diwajibkan dan harus mendaftarkan pekerjanya sebagai anggota BPJS guna mewujudkan penyelenggaraan pemberian jaminan kebutuhan dasar hidup yang layak bagi pekerja di Indonesia 2.2.2. Sanksi bagi perusahaan yang tidak mendaftarakan tenaga kerjanya dalam kenaggotaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kewajiban adalah suatu hal yang harus dilakukan atau dilaksanakan apabila tidak dilaksanakan maka akan terdapat sanksi atau akibat yang buruk bagi pelanggarnya. Sanksi adalah akibat suatu perbuatan atau reaksi dari pihak lain (manusia atau organisasi sosial) atas suatu perbuatan. Dalam UU No 24 tahun 2011 tentang BPJS terdapat sanksi administratif. Menurut J.B.J.M ten Berge sanksi adaministratif merupakan inti dari penegakan hukum administrasi Sanksi diperlukan untuk menjamin penegakan hukum administratif. 3 Sanksi administratif akan dikenakan apabila perusahaaan tidak menjalankan kewajiban untuk mendaftarkan pekerjanya menjadi peserta BPJS yang sebagaimana dicantumkan 2 Muchtar Rosyidi, 2006 Penuntun Peraturan Perundang-Undangan Republik Indonesia, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 14 3 M. Hadjon Philpipus dkk, 2005, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gadjah Mada Universty, Jogjakarta, hal. 52 4

dalam Pasal 17 ayat (1) dan (2) UU No 24 Tahun 2011 yaitu pemberi kerja selain penyelenggara negara yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) dan ayat (2), dan setiap orang yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dikenai sanksi administratif. Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa: a) teguran tertulis b) denda; dan/atau, c) tidak mendapat pelayanan publik tertentu. Peraturan selanjutnya mengenai sanksi administratif diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Administratif Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara dan Setiap Orang, Selain Pemberi Kerja, Pekerja, dan Penerima Bantuan Iuran Dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial. Mekanisme pemberian sanksi adminstratif terhadap perusahaan yang tidak mendaftarkan diri dan pekerjanya sebagai peserta BPJS yaitu diawali dengan diberikanya teguran tertulis pertama jika dalam waktu 10 hari setelah surat teguran pertama diberikan perusahaan tetap tidak melaksanakannya maka BPJS akan mengenakan sanksi teguran tertulis untuk kedua kalinya dan dalam waktu 10 hari setalah diberikan teguran tertulis kedua, perusahaan masih tidak melaksanakan kewajibanya maka BPJS akan mengenakan sanksi berupa denda yang disetorkan ke BPJS, apabila sanksi berupa denda tidak dibayarkan lunas, perusahaan akan dikenai sanksi berupa tidak mendapatkan pelayanan publik tertentu dari pemerintah atas permintaan BPJS. Sanksi tidak mendapat pelayanan publik tertentu yang dikenai kepada perushaan meliputi: a) Perizinan terkait usaha, b) Izin yang diperlukan dalam mengikuti tender proyek, c) Izin memperkerjakan tenaga kerja asing, d) Izin perusahaan penyedia jasa pekerja, e) Izin mendirikan bangunan. 4 Berdasarkan hal tersebut perusahaan yang tidak mendaftarkan pekerjanya menjadi anggota BPJS akan dikenakan sanksi berupa sanksi administratif. III. KESIMPULAN Pekerja yang digaji pada suatu perusahaan memiliki hak untuk didaftarkan sebagai peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang mana hal ini menjadi kewajiban bagi perusahaan untuk mendaftarkan pekerjanya meskipun perusahaan sudah mempunyai asuransi swasta karena ini merupakan perintah dari Undang-Undang sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 15 ayat (1) dan (2) Undang -Undang No 24 4 Angger Sigit Pramukti, 2016, Pokok-Pokok Hukum Asuransi, Pustaka Yustisia, Yogjakarta, hal.76 5

Tahun 2011 dan apabila perusahaan tidak mendaftarkan pekerjanya maka perusahaan yang bersangkutan akan dikenakan sanksi administratif berupa teguran, denda dan tidak mendapat pelayanan publik sesuai dengan pasal 16 ayat (1) dan (2) Undang-Undang No 24 Tahun 2011 tentang BPJS. DAFTAR PUSTAKA BUKU : Angger Sigit Pramukti, 2016, Pokok-Pokok Hukum Asuransi, Pustaka Yustisia, Yogjakarta. M. Hadjon Philpipus dk 2005, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gadjah Mada Universty, Jogjakarta. Rosyid Muchtar 2006, Penuntun Peraturan Perundang-Undangan Republik Indonesia, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Wijayanti, Asri, 2014,Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Cet-IV, Sinar Grafika, Jakarta. UNDANG-UNDANG: Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Penyelenggaraan Jaminan Sosial 24 Tahun 2011 Tentang Badan Peraturan Presiden Kesehatan Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2016Tentang Jaminan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1993 Tentang Penyelenggaraan Program Jamsostek Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi AdministratifKepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara Negara dan Setiap Orang, Selain Pemberi Kerja, Pekerja, dan Penerima Bantuan Iuran Dalam Penyelenggaraan Jaminan Sosial. 6