PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI PENTAVALEN LANJUTAN PADA BATITA DI KELURAHAN KEPRABON SURAKARTA.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI PENTAVALEN LANJUTAN PADA BATITA DI KELURAHAN KEPRABON SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

SUCI ARSITA SARI. R

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE IVA TERHADAP MOTIVASI IBU DI KELURAHAN MOJOSONGO RW XIV SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA MOROREJO KALIWUNGU KABUPATEN KENDAL

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PSIKOMOTORIK PADA METODE DEMONSTRASI DAN AUDIOVISUAL-FLOWCHART DALAM PEMASANGAN IUD KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO KABUPATEN MAGETAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PRAKTIK SADARI PADA SISWI SMA ISLAM DIPONEGORO SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KETEPATAN WAKTU MELAKUKAN IMUNISASI PADA BAYI DI BPS SRI MARTUTI, PIYUNGAN, BANTUL, YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG PENANGANAN BALITA DIARE DI RUMAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

PERBEDAAN PENYULUHAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI TERHADAP KETERAMPILAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA SISWI KELAS XI SMA N 1 SEWON

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

PENGARUH SENAM NIFAS TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU NIFAS KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH. Achmad Ridwan, Anita Nur Lely Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri

HUBUNGAN PENGETAHUAN BIDAN TENTANG SDIDTK TERHADAP PELAKSANAAN SDIDTK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARANGANOM KLATEN

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

PENGARUH PENYULUHAN AIDS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA TENTANG AIDS DI DESA TUNAH SEMANDING TUBAN KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH BODY MASSAGE TERHADAP TINGKAT DEPRESI IBU NIFAS DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI SIYAMTININGSIH KARANGANYAR KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP IBU DALAM MENGATASI KETIDAKNYAMANAN KEHAMILAN TM III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAWANGSARI SUKOHARJO

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

PENGARUH PEMBERIAN STIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN MOTORIK HALUS TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI USIA 3-6 BULAN KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 9-11 BULAN DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN MRANGGEN DEMAK

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

Kusnanto*, Elida Ulfiana*, M.Hadarani**

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU TENTANG MITOS IMUNISASI DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI KLINIK UTAMA PKU MUHAMMADIYAH SAMPANGAN SURAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG KANKER SERVIKS TERHADAP MOTIVASI KADER KESEHATAN PADA PEMERIKSAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS

KARYA TULIS ILMIAH. (Studi dilakukan di Kampung Sengon Kabupaten Sukoharjo)

Unnes Journal of Public Health

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BENDO KABUPATEN MAGETAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: ROBBANIA MUHIBBAH

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

PERBEDAAN PERAWATAN TALI PUSAT TERBUKA DAN KASA KERING DENGAN LAMA PELEPASAN TALI PUSAT PADA BAYI BARU LAHIR KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SEX EDUCATION

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 0-24 BULAN DI DESA TRIGUNO KECAMATAN PUCAKWANGI KABUPATEN PATI

ABSTRAK. Kata kunci : Obesitas, Perkembangan Motorik Kasar, Anak. commit to user. vii

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI) CAMPAK DENGAN KECEMASAN IBU PASCA IMUNISASI DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

DEWI SUSANTI ( S)

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

PENGARUH TERAPI MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP NYERI PERSALINAN KALA I FASE AKTIF DI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

Lilis Suryani 1), Carudin 2) Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Singaperbangsa Karawang emal:

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN 5 INDIKATOR KADARZI DAN STATUS GIZI BALITA UMUR 6-59 BULAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF MAHASISWA PADA POKOK BAHASAN KONSEP GENDER MATA KULIAH KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB


HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

Kata kunci: Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), media audio visual, pendidikan kesehatan, perilaku ibu, balita

Journal of Health Education

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU YANG MEMPUNYAI ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MEMBAWA ANAK KE POSYANDU WILAYAH KERJA DESA GIRIROTO

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Ahli Madya Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan. Oleh:

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR BAYI DI KELURAHAN JATIREJO GUNUNG PATI DAN DI KELURAHAN KRAPYAK SEMARANG

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER DALAM PELAKSANAAN KELURAHAN SIAGA DI KOTA BANJARMASIN TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan ANUGERAH FITRI ANGGRAENI R

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar S 1 Keperawatan. Oleh: WAHYUNI J

Unnes Journal of Public Health

PENGARUH KONSUMSI HATI AYAM TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DI PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRISEMESTER III DI RSUD SURAKARTA

Persetujuan Pembimbing. Jurnal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA HUIDU KECAMATAN LIMBOTO BARAT KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. tombak pelayanan kesehatan masyarakat di pedesaan/kecamatan. pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Kemenkes, 2010).

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP IBU TENTANG TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POSYANDU TERHADAP STATUS GIZI ANAK BALITA

ABSTRAK PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU IBU TERHADAP KEPATUHAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI RS SARTIKA ASIH BANDUNG TAHUN 2010

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DPT-HB DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN TAHUN 2012

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

Upaya Kader Posyandu Dalam Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

PENGARUH PENYULUHAN PIJAT BAYI TERHADAP PERSEPSI IBU TENTANG PIJAT BAYI DI DESA SENDANGAGUNG, SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia

Transkripsi:

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI PENTAVALEN LANJUTAN PADA BATITA DI KELURAHAN KEPRABON SURAKARTA Dwi Hesti Ermawati 1, Erindra Budi Cahyanto 2, Mujahidatul Musfiroh 3 1 Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sebelas Maret 2 Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret 3 Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret e-mail: dwihestirose@gmail.com Abstract The successfulness of advanced pentavalent immunization program is determined by its coverage. The mothers less knowledge of it is a factor to its low coverage. Thus, the extension on the immunization can be used as an effort of improving the mothers knowledge of such advanced pentavalent immunization. The aims to investigate the effect of extension on the mothers knowledge of advanced pentavalent immunization of the toddlers under three years of age in Keprabon Ward, Surakarta. This research used the quasi experimental method with the non randomized control group pretest posttest design. The samples of research were the mothers whose toddlers were under three-years old. They consisted of 64 respondents and were taken by using the total sampling technique. The data of research were collected through questionnaire and analyzed by using the Mann-Whitney s Test. The result of research shows that the p-value based on the Mann- Whitney s Test was 0.000. The research concluded that there was an effect of extension on the mothers knowledge of advanced pentavalent immunization of the toddlers less under three years of age in Keprabon Ward, Surakarta. Keywords: Advanced pentavalent immunization, knowledge, extension 1. PENDAHULUAN Program imunisasi merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan kesehatan (Depkes, 2013). Berbagai studi menunjukkan bahwa upaya imunisasi terbukti berhasil menurunkan angka kematian dan angka kesakitan bayi dan balita yang disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Tahun 2014 imunisasi pentavalen resmi masuk dalam Program Imunisasi Nasional untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan bayi dan balita akibat meningitis (IDAI, 2014). Vaksin pentavalen merupakan vaksin DPT-HB ditambah Hib yang digabung dalam satu kemasan untuk mengurangi jumlah suntikan pada bayi dan dapat mencegah lima penyakit sekaligus yaitu difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, dan meningitis. Penggabungan berbagai antigen menjadi satu suntikan telah 68

dibuktikan bahwa kombinasi tersebut tidak akan mengurangi keamanan dan tingkat perlindungan. Vaksin pentavalen pada umumnya tidak menimbulkan KIPI yang serius (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2013). Keberhasilan program imunisasi dipengaruhi oleh pengetahuan ibu tentang imunisasi. Pengetahuan tersebut mempengaruhi perilaku ibu dalam mengimunisasikan anaknya (Palupi, 2011). Apabila perilaku didasari oleh pengetahuan maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan maka tidak akan berlangsung lama. Semua bentuk penyuluhan kesehatan kepada masyarakat merupakan contoh pemberdayaan masyarakat yang dapat meningkatkan komponen pengetahuan masyarakat (Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinkes Kota Surakarta jumlah kegiatan penyuluhan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Setabelan pada tahun 2012 termasuk paling rendah daripada Puskesmas lainnya yaitu sebesar 7,6% dan menurun pada tahun 2014 menjadi 3,1%. Rendahnya angka penyuluhan kesehatan tersebut sebanding dengan rendahnya cakupan imunisasi Puskesmas Setabelan. Target imunisasi bila dihitung sampai bulan November 2014 sebesar 77,9% sedangkan Puskesmas Setabelan merupakan Puskesmas dengan cakupan imunisasi terendah di kota Surakarta dengan empat kelurahan seluruhnya belum mencapai target yang sudah ditetapkan. Cakupan imunisasi yang paling rendah adalah cakupan imunisasi pentavalen lanjutan. Salah satu wilayah kerja dengan cakupan imunisasi pentavalen lanjutan yang paling rendah dihitung sampai bulan November 2014 adalah kelurahan Keprabon yaitu sebesar 29,5%, padahal menurut Depkes (2013) keberhasilan program imunisasi ditentukan oleh cakupan imunisasi. Walaupun cakupan imunisasi pentavalen lanjutan di kelurahan Keprabon sangat rendah tetapi kejadian penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi pentavalen lanjutan tidak ada. Studi pendahuluan yang dilakukan dengan metode wawancara kepada 10 ibu yang memiliki batita di kelurahan Keprabon didapatkan informasi bahwa 9 dari 10 (90%) ibu yang memiliki batita tidak mengetahui pengertian, manfaat, cara pemberian dan keuntungan imunisasi 69

pentavalen lanjutan serta 8 dari 10 (80%) ibu yang memiliki batita tidak mengetahui waktu pemberian, efek samping dan tidak mengetahui bahwa imunisasi pentavalen perlu diberikan lagi pada batita. Rendahnya pengetahuan tersebut selaras dengan perilaku ibu terhadap imunisasi pentavalen lanjutan dimana 8 dari 10 (80%) ibu yang memiliki batita belum melakukan imunisasi pentavalen lanjutan untuk batitanya. Penelitian yang dilakukan Palupi tentang Pengaruh Penyuluhan Imunisasi terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi Sebelum Usia 1 Tahun dengan jumlah sampel 60 responden. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh penyuluhan imunisasi terhadap peningkatan pengetahuan ibu dan sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap. Perbedaan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti terletak pada variabel, waktu, tempat dan desain penelitian. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan ibu tentang imunisasi pentavalen lanjutan pada batita di kelurahan Keprabon Surakarta. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimen semu dengan pendekatan non randomized control group pretest posttest design. Penelitian dilakukan di kelurahan Keprabon pada bulan Desember 2014 sampai April 2015. Populasi penelitian ini adalah ibu yang memiliki batita di kelurahan Keprabon tahun 2015 sejumlah 64 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh. Sampel yang berjumlah 64 responden dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok eksperimen berasal dari RW IV dan RW VI sebanyak 32 responden dan kelompok kontrol berasal dari RW I, II, III dan V sebanyak 32 responden. Dalam penelitian ini kelompok eksperimen diberikan intervensi berupa penyuluhan imunisasi pentavalen dengan menggunakan metode pemutaran video sedangkan kelompok kontrol tidak diberi. Media yang digunakan adalah Liquid Crystal Display (LCD), laptop, speaker dan booklet. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer dan instrumen yang dipakai adalah kuesioner 70

yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol baik pada saat pretest maupun posttest. Pretest pada kelompok eksperimen dilaksanakan sebelum penyuluhan dimulai dan posttest dilaksanakan 15 hari setelah penyuluhan dengan cara door to door. Pretest dan posttest pada kelompok kontrol juga dilakukan dengan cara door to door namun dilaksanakan pada waktu yang berbeda dengan jarak posttest 15 hari dari pelaksanaan pretest. Analisis univariat dalam penelitian ini yaitu distribusi frekuensi karakteristik responden yang meliputi usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan pengetahuan ibu. Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji Mann- Whitney sebagai alternatif dari uji Chi- Square dengan taraf significancy p < 0.05. 3. HASIL PENELITIAN a. Analisis Univariat Tabel 1. Distribusi Umur Kelompok Eksperimen dan Kontrol Umur Frekuensi Persentase (%) 20-35 49 76,6 >35 15 23,4 Jumlah 64 100 Tabel 2. Distribusi Pendidikan Kelompok Eksperimen dan Kontrol Pendidikan Frekuensi Persentase (%) TS 3 4,7 SD 1 1,6 SMP 13 20,3 SMA/SMK 24 37,5 PT 23 35,9 Jumlah 64 100 Tabel 3. Distribusi Pekerjaan Kelompok Eksperimen dan Kontrol Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) IRT 38 59,4 PNS 2 3,1 Swasta 23 35,9 Buruh/tani 1 1,6 Jumlah 64 100 Tabel 4. Distribusi Pengetahuan (Pretest) Kelompok Eksperimen dan Kontrol Frekue Persen Frekue Pengetahu nsi Persent tase nsi an Eksperi ase (%) (%) Kontrol men Baik 0 0 3 9,3 Cukup 21 65,6 22 68,8 Kurang 11 34,4 7 21,9 Jumlah 32 100 32 100 Tabel 5. Distribusi Pengetahuan (Posttest) Kelompok Eksperimen dan Kontrol Freku Pers Freku Perse Penget ensi enta ensi ntase ahuan Ekspe se Kontr (%) rimen (%) ol Baik 32 100 3 9,4 Cukup 0 0 25 78,1 Kurang 0 0 4 12,5 Jumlah 32 100 32 100 71

b. Analisis Bivariat Tabel 6. Hasil Uji Mann-Whitney Pretest Eksperimen dan Pretest Kontrol N Asymp. Sig. (2- tailed) Pretest 32 0.118 Eksperimen Pretest Kontrol 32 Tabel 7. Hasil Uji Mann-Whitney Posttest Eksperimen dan Posttest Kontrol N Asymp. Sig. (2- tailed) Posttest 32 0.000 Eksperimen Posttest Kontrol 32 4. PEMBAHASAN a. Analisis Univariat Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui sebagian besar responden dalam rentang umur yang sama yaitu berumur 20-35 tahun dengan jumlah kedua kelompok sebanyak 49 orang dari 64 orang (76,6%). Pada kelompok eksperimen sebanyak 22 orang dari 32 orang (68,8%) dan kelompok kontrol sebanyak 27 orang dari 32 orang (84,4%). Hal ini sesuai dengan teori Purwandari (2012) yang mengatakan bahwa taraf berpikir seseorang akan semakin matang mulai umur 20 tahun sehingga lebih mudah dalam penerimaan informasi. Menurut Mubarak (2007) semakin bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pada aspek psikologis (mental) taraf berpikir seseorang akan semaking matang dan dewasa. Umur mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambahnya umur akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperoleh semakin baik. Tabel 2 menunjukkan mayoritas responden kedua kelompok memiliki tingkat pendidikan SMA/SMK yaitu sejumlah 24 orang dari 64 orang (37,5%). Namun apabila dilihat tiap kelompok memiliki tingkat pendidikan yang berbeda. Pada kelompok eksperimen mayoritas tingkat pendidikan SMA/SMK yaitu sejumlah 15 orang dari 32 orang (46,9%) sedangkan pada kelompok kontrol mayoritas tingkat pendidikan Perguruan Tinggi yaitu sejumlah 17 orang dari 32 orang (53,1%). Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima 72

informasi dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Mubarak, 2007). Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa mayoritas pekerjaan kedua kelompok adalah sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) dengan jumlah 38 orang dari 64 orang (59,4%). Jumlah responden yang memiliki pekerjaan sebagai IRT pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sama yaitu 19 orang dari 32 orang (59,4%) pada masing-masing kelompok. Menurut Poerwadarmita (2006) yang dikutip dalam Akhiroh (2012) menyebutkan bahwa ibu rumah tangga merupakan seorang istri atau ibu yang hanya mengurusi berbagai pekerjaan dalam rumah tangga atau tidak bekerja di kantor sehingga waktunya lebih banyak dihabiskan di rumah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Palupi (2012) bahwa responden yang bekerja di luar rumah cenderung memiliki tingkat pengetahuan yang lebih baik dibanding yang tidak bekerja. Pada tabel 4 menunjukkan pengetahuan responden pada kelompok eksperimen sebelum diberi penyuluhan (pretest) mayoritas dalam kategori cukup yaitu dengan jumlah responden sebanyak 21 orang dari 32 orang (65,6%) dan sebagai pembanding pada kelompok kontrol didapatkan hasil pretest mayoritas responden juga dalam kategori cukup yaitu dengan jumlah responden sebanyak 22 orang dari 32 orang (68,8%). Soal yang paling banyak salahnya adalah soal nomor 8 yang merupakan indikator manfaat imunisasi petavalen lanjutan. Faktor yang mempengaruhi banyaknya jumlah responden memiliki tingkat pengetahuan cukup dan menjawab salah pada indikator manfaat adalah kurangnya informasi tentang imunisasi pentavalen lanjutan baik dari tenaga kesehatan maupun dari media massa baik cetak maupun elektronik. Selain itu mayoritas responden memiliki jenis pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, dimana mereka lebih sering berada di rumah daripada di luar rumah sehingga akses untuk mendapatkan informasi kurang. Berdasarkan tabel 5 pengetahuan responden pada kelompok eksperimen setelah diberi penyuluhan semuanya dalam kategori baik yaitu dengan jumlah 73

responden sebanyak 32 orang (100%) dan sebagai pembanding pada kelompok kontrol didapatkan hasil posttest mayoritas responden tetap dalam kategori cukup yaitu dengan jumlah responden sebanyak 25 orang dari 32 orang (78,1%). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan pada kelompok eksperimen setelah mendapatkan perlakuan berupa penyuluhan. Faktor yang mempengaruhi perubahan tingkat pengetahuan setelah diberikan penyuluhan adalah sebagian besar responden dalam rentang umur 20-35 tahun dan memiliki pendidikan SMA/SMK sehingga semakin mudah dalam menerima informasi berupa penyuluhan. b. Analisis Bivariat Uji beda pretest dua kelompok pada penelitian ini menggunakan uji Mann- Whitney karena tidak memenuhi syarat uji Chi-Square yaitu sel yang nilai expectednya kurang dari lima ada 33,3% dari jumlah sel. Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa analisis pretest dua kelompok menggunakan uji Mann- Whitney menunjukkan nilai significancy sebesar 0.118. Angka tersebut menunjukkan p > 0.05 yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan pengetahuan awal (pretest) antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sehingga dapat disimpulkan pengetahuan awal kedua kelompok adalah sama seperti dijelaskan secara distribusi frekuensi pada tabel 4 yaitu kedua kelompok memiliki tingkat pengetahuan cukup. Uji beda posttest dua kelompok juga menggunakan uji Mann-Whitney karena tidak memenuhi syarat uji Chi-Square. Analisis posttest dua kelompok menggunakan uji Mann-Whitney pada tabel 7 menunjukkan nilai significancy sebesar 0.000. Angka tersebut menunjukkan p < 0.05 yang artinya ada perbedaan pengetahuan yang signifikan setelah diberikan penyuluhan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol seperti dijelaskan secara distribusi frekuensi pada tabel 5 bahwa kelompok eksperimen mengalami perubahan tingkat pengetahuan setelah diberikan penyuluhan yaitu seluruh responden pada kelompok eksperimen memiliki tingkat pengetahuan baik. Dengan begitu dapat disimpulkan Ho ditolak yang artinya ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan ibu tentang imunisasi pentavalen lanjutan pada batita. 74

Salah satu hal yang membuat penyuluhan ini menjadi efektif adalah metode dan media yang digunakan. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah pemutaran video dan media yang digunakan adalah LCD, laptop, speaker dan booklet. Peserta diberikan booklet dengan harapan dibaca ulang di rumah untuk dipahami sehingga akan ada aktifitas yang berkesinambungan setelah penyuluhan. Menurut Fechera (2012) kelebihan video diantaranya adalah merupakan perpaduan gambar dan suara, dapat digunakan seketika ataupun berulang kali, membantu dalam memahami sebuah materi, dapat diperlambat atau dipercepat, dapat digunakan untuk klasikal ataupun individual, dapat menyajikan objek secara detail. Pemutaran video dalam penyuluhan ini diharapkan dapat menjadi aktifitas audio visual pada peserta penyuluhan. Hal ini selaras dengan teori Suliha (2007) yang dikutip dalam Pradana (2012) bahwa kegiatan penyuluhan melibatkan adanya aktifitas mendengar, berbicara dan melihat sehingga membuat metode pemutaran video ini efektif digunakan. Penyuluhan merupakan kegiatan menganalisa informasi bagi peserta penyuluhan yang dapat menunjang peningkatan pengetahuan seseorang. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa penyuluhan mempunyai pengaruh terhadap pengetahuan. Sama halnya dengan penelitian ini yang memberikan penyuluhan tentang imunisasi pentavalen lanjutan pada ibu yang memiliki batita mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan ibu tentang imunisasi pentavalen lanjutan pada batita di kelurahan Keprabon Surakarta. Adanya penyuluhan seperti yang dilakukan pada penelitian ini diharapkan mempunyai efek jangka panjang mulai dari perubahan tingkat pengetahuan ibu kemudian terbentuk kesadaran ibu akan pentingnya imunisasi pentavalen lanjutan pada batita hingga akhirnya terjadilah perubahan perilaku pada ibu yaitu mau melakukan imunisasi pentavalen lanjutan untuk anaknya. Hal tersebut dapat membantu tercapainya target dari cakupan imunisasi pentavalen lanjutan pada batita yang rendah di kelurahan Keprabon. Beberapa faktor yang menyebabkan cakupan imunisasi pentavalen lanjutan belum mencapai target adalah dukungan keluarga yang masih rendah terhadap program imunisasi dan jarak ke tempat pelayanan imunisasi (Puskesmas) 75

lumayan jauh dari tempat tinggal warga Keprabon. Faktor-faktor tersebutlah yang dapat mempengaruhi perubahan perilaku ibu dalam mengimunisasikan anaknya. Namun dalam penelitian ini hanya terbatas pada pengukuran tingkat pengetahuan saja, sehingga belum tentu pengetahuan yang meningkat ini diikuti oleh peningkatan perilaku yang lebih baik. 5. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan 1) Pengetahuan ibu tentang imunisasi pentavalen lanjutan pada batita sebelum diberi penyuluhan sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 21 orang (65,6%). 2) Pengetahuan ibu tentang imunisasi pentavalen lanjutan pada batita setelah diberi penyuluhan semuanya dalam kategori baik yaitu sebanyak 32 orang (100%). 3) Hasil analisis uji Mann-Whitney menunjukkan nilai p < 0.05 yaitu 0.000 sehingga ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan ibu tentang imunisasi pentavalen lanjutan pada batita di kelurahan Keprabon Surakarta. b. Saran 1) Bagi Puskesmas Diharapkan Puskesmas dapat membuat program supaya imunisasi bisa dilakukan di Posyandu sehingga ibu-ibu yang bertempat tinggal jauh dari Puskesmas dapat melakukan imunisasi untuk anaknya. Selain itu Puskesmas diharapkan mengadakan penyuluhan khususnya tentang manfaat imunisasi pentavalen lanjutan pada batita. Dengan jarak ke tempat pelayanan imunisasi yang dekat dan ibu sadar akan pentingnya imunisasi pentavalen lanjutan diharapkan terjadi perubahan perilaku ibu yang mau melakukan imunisasi untuk anaknya sehingga akan membantu dalam mencapai target cakupan imunisasi pentavalen lanjutan yang masih rendah. 2) Bagi Masyarakat Bagi masyarakat khususnya semua ibu-ibu yang memiliki batita diharapkan mau melakukan imunisasi pentavalen lanjutan untuk anaknya dan diharapkan keluarga juga mendukung ibu untuk mengimunisasikan anaknya. 76

3) Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti variabel seperti dukungan keluarga dan perilaku ibu karena variabel dukungan keluarga dapat mempengaruhi perilaku ibu dalam mengimunisasikan anaknya. DAFTAR PUSTAKA Akhiroh, YQ. 2012. Pengaruh Penyuluhan terhadap Pengetahuan Ibu tentang Stimulasi Motorik Halus pada Anak Usia 4-5 Tahun di TK Islam Bakti XV Plesungan. KTI. Universitas Sebelas Maret. Dahlan, MS. 2014. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Epidemiologi Indonesia, Jakarta. pp: 174-95. Depkes RI. 2013. Menkes Luncurkan Vaksin Pentavalen dan Program Imunisasi Lanjutan Bagi Batita. http://www.pppl.depkes.go.id [13 Desember 2014]. 2013. Kemenkes Targetkan Tahun 2014 Seluruh Desa/Kelurahan 100% UCI. http://www.depkes.go.id/index.php?v w=2&id=1106 [21 Desember 2014] Dinkes Provinsi Jawa Tengah. 2013. Petunjuk Teknis Introduksi Imunisasi DTP-HB-Hib (Pentavalen) Pada Bayi dan Pelaksanaan Imunisasi Lanjutan Pada Anak Balita. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Jawa tengah. Dinkes Kota Surakarta. 2013. Profil Kesehatan Kota Surakarta Tahun 2012. Surakarta.. 2014. Data. Surakarta. Fechera, B. 2012. Desain dan Implementasi Media Video Prinsip- Prinsip Alat Ukur Listrik dan Elektronika. http://www.upi.ac.id./02._boy_feche ra_p115-126_1 [10 Januari 2015] IDAI. 2014. Panduan Imunisasi Anak. Kompas Media Nusantara, Jakarta. pp: 12. Machfoedz, I. 2008. Teknik Membuat Alat Ukur Penelitian Bidang Kesehatan, Kedokteran, Keperawatan dan Kebidanan. Fitramaya, Yogyakarta. pp: 38. Mubarak, WI. 2007. Promosi Kesehatan. Graha Ilmu, Yogyakarta. pp: 37. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta. pp: 164-78. pp: 119-49.. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. pp: 164-78. Palupi, AW. 2011. Pengaruh Penyuluhan Imunisasi Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Sebelum Usia 1 Tahun. Tesis. Universitas Sebelas Maret. Pradana, AD. 2012. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Terhadap Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Pada Wanita. KTI. Universitas Sebelas Maret. Purwandari, GA. 2012. Pengaruh Penyuluhan Tentang Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) Terhadap Pengetahuan Ibu dalam Penanganan Pertama ISPA pada Balita. KTI. Universitas Sebelas Maret. Riyanto, A. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Nuha Medika, Yogyakarta. pp: 146. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung. pp: 85-134. 77

Sulistiyaningsih. 2011. Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif- Kualitatif. Graha Ilmu, Yogyakarta. pp: 71-5. Wawan dan Dewi, M. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia. Nuha Medika, Yogyakarta. pp: 16-8. 78