BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain :

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 3.1. Alat uji tarik

BAB III METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan untuk penelitian material komposit ini adalah:

Gambar 3.1 Serat ijuk/aren

III. METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 3.2. Polyeseter dan MEKPO.

Gambar 3.1. Alat Uji Impak Izod Gotech.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Material, Laboratorium

Gambar 3.2 Resin Polyester

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini.

III.METODOLOGI PENELITIAN. 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di empat tempat, yaitu sebagai berikut : Laboratorium Material Universitas Lampung.

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Persiapan dan perlakuan serat ijuk di Laboratorium Material Teknik Jurusan

III.METODOLOGI PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilakukan adalah: 1. Persiapan serat dan pembuatan komposit epoxy berpenguat serat ijuk di

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 3.1. Serat kenaf.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material Teknik Jurusan Teknik Mesin,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di dua tempat, yaitu sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pemilihan panjang serat rami di Laboratorium Material Teknik Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3 bulan. Tempat pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Program Teknik Mesin,

III. METODE PENELITIAN. Tempat pelaksanaan penelitian sebagai berikut: 2. Pengujian kekuatan tarik di Institute Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Mulai

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA PENGARUH KETEBALAN INTI (CORE) TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT SANDWICH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH KOMPOSISI RESIN POLIYESTER TERHADAP KEKUATAN BENDING KOMPOSIT YANG DIPERKUAT SERAT BAMBU APUS

Upaya Peningkatan Kualitas Sifat Mekanik Komposit Polyester Dengan Serat Bundung (Scirpus Grossus) Erwin a*, Leo Dedy Anjiu a

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

JUDUL TUGAS AKHIR STUDI PERLAKUAN ALKALI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT POLIESTER SERAT RAMI

BAB III METODE PENELITIAN. alur penelitian seper yang terdapat pada gambar flow chart seperti pada gambar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. 3). 94% Resin, 3% Serat Pelepah Salak, dan 3% Serat Glass. 4). 94% Resin, 4% Serat Pelepah Salak, dan 2% Serat Glass.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, seiring dengan meningkatnya penggunaan bahan tersebut yang

PENGARUH PENAMBAHAN PROSENTASE FRAKSI VOLUME HOLLOW GLASS MICROSPHERE KOMPOSIT HIBRIDA SANDWICH TERHADAP KARAKTERISTIK TARIK DAN BENDING

Bahan yang digunakan pada pembuatan panel kayu sengon laut ini adalah:

TUGAS AKHIR. PENGARUH WAKTU RENDAM BAHAN KIMIA NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING SEBAGAI FIBER DENGAN MATRIK POLYESTER

IV. METODE PENELITIAN

TUGAS AKHIR. PENGARUH PROSENTASE BAHAN KIMIA 4%, 5%, 6%, 7% NaOH TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS KOMPOSIT SERAT BULU KAMBING DENGAN MATRIK POLYESTER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PENGUJIAN SIFAT MEKANIK MATERIAL

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK SERTA STRUKTUR MIKRO KOMPOSIT RESIN YANG DIPERKUAT SERAT DAUN PANDAN ALAS (Pandanus dubius)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

STUDI PERLAKUAN SERAT TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DAN PEMBUATAN KOMPOSIT POLIMER BUSA SERTA ANALISA UJI LENTUR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan bambu laminasi untuk rangka sepeda. 3. Perlakuan serat (alkali &bleaching)

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya menjadikan beras sebagai makanan pokoknya, serta. produksi berasnya merata di seluruh tanah air.

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris.

JURNAL FEMA, Volume 1, Nomor 3, Juli 2013 PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT BERPENGUAT SERAT IJUK DENGAN MATRIK EPOXY

III.METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan terhitung pada bulan Februari Mei

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memberi perlakuan terhadap sampel penelitian, dan perubahan yang

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga bulan April 2013 di

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada era globalisasi mengalami. perkembangan yang sangat pesat dengan berbagai inovasi yang

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

TUGAS AKHIR PENGARUH FRAKSI VOLUME KOMPOSIT HYBRID BAMBU DAN SERAT E-GLASS BERMATRIK POLYÉSTER 157 BQTN TERHADAP BEBAN TARIK DAN BENDING

Gambar 2.6 Kerangka Konsep BAB III METODE PENELITIAN. atau laksanakan di Bengkel dan Laboratorium produksi Universitas Medan Area.

Kata kunci : Serat batang pisang, Epoxy, Hand lay-up, perbahan temperatur.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan dunia industri sekarang ini. Kebutuhan. material untuk sebuah produk bertambah seiring penggunaan material

KARAKTERISASI KOMPOSIT MATRIK RESIN EPOXY BERPENGUAT SERAT GLASS DAN SERAT PELEPAH SALAK DENGAN PERLAKUAN NaOH 5%

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN dan dilaksanakan di Laboratorium Fisika Material Departemen Fisika

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

Pengaruh Moisture Content dan Thermal Shock Terhadap Sifat Mekanik Komposit Hibrid Berbasis Serat Gelas dan Coir (Aplikasi: Blade Turbin Angin)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mempunyai sifat lebih baik dari material penyusunnya. Komposit terdiri dari penguat (reinforcement) dan pengikat (matriks).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI. ini dibentuk menjadi spesimen kekerasan, spesimen uji tarik dan struktur mikro.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Bulan September 2012 sampai dengan November

PENGARUH PANJANG SERAT TERHADAP KEAUSAN, KEKUATAN TARIK DAN IMPACT KOMPOSIT SERAT AMPAS TEBU BERMATRIK POLYESTER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. oksidasi yang dilakukan dengan metode OM ( Optic Microscope) dan

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH SAMBUNGAN MEKANIK TIPE BOLTED BONDED TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA KOMPOSIT POLYESTER SERAT BATANG PISANG

BAB III METODELOGI PENELITIAN Alur Penelitian Secara garis besar metode penelitian dapat digambarkan pada diagram alir dibawah ini : Mulai

SABUT KELAPA SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL BANGUNAN

PENGARUH MOISTURE CONTENT DAN THERMAL SHOCK TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK KOMPOSIT HIBRID BERBASIS SERAT GELAS DAN COIR

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sambungan material komposit yang telah. banyak menggunakan jenis sambungan mekanik dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN Alat Penelitian 1. Mesin electrospinning, berfungsi sebagai pembentuk serat nano.

STUDI FRAKSI VOLUME SERAT TERHADAP KEKUATAN TARIK KOMPOSIT POLYESTER BERPENGUAT SERAT POHON AREN (IJUK)

PENGARUH KANDUNGAN SERAT DAN FIBER ARCHITECTURE TERHADAP KUAT TARIK PASCA IMPACK KECEPATAN RENDAH KOMPOSIT SERAT SABUT KELAPA BERMATRIK POLIESTER

BAB 3 METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

Transkripsi:

33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian 3.1.1 Alat Penelitian Alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain : a) Timbangan digital Digunakan untuk menimbang serat dan polyester. Timbangan digital ini merek DigiWeigh dengan spesifikasi : kapasitas 100 g dan ketelitian 0.01g seperti pada gambar 3.1 dibawah ini. Gambar 3.1 Timbangan digital b) Cetakan Digunakan untuk mencetak spesimen komposit serat sabut kelapa, cetakan ini terbuat dari kaca seperti pada gambar 3.2 dibawah ini. Gambar 3.2 Cetakan

34 c) Lilin Malam Digunakan untuk menambal pinggir cetakan kaca bertujuan agar resin yang dituangkan tidak bocor seperti pada gambar 3.3 dibawah ini. Gambar 3.3 Lilin Malam d) Mikroskop Mikroskop digunakan mengambil gambar mikro dari spesimen uji seperti pada gambar 3.4 dibawah ini. Gambar 3.4 Mikroskop e) Gergaji potong Digunakan untuk memotong benda uji sebelum dilakukan pengujian. Spesifikasi belum seperti pada gambar 3.5 dibawah ini. Gambar 3.5 Gergaji

35 f) Amplas Untuk mengaluskan benda uji setelah proses pemotongan seperti pada gambar 3.6 dibawah ini. Gambar 3.6 Amplas g) Oven Oven digunakan untuk memanaskan campuran serat sabut kelapa dengan resin polyester dengan suhu 40 o c bertujuan untuk mengkosuldasikan resin agar cepat kering seperti pada gambar 3.7 dibawah ini. Gambar 3.7 Oven h) Alat bantu lain yang digunakan meliputi : pisau, gunting, spidol, dan sikat baja seperti pada gambar 3.8 dibawah ini. Gambar 3.8 Alat bantu lain

36 i) Termometer Termometer yang dipakai untuk penelitian adalah termometer suhu ruangan. Pada penelitian ini termometer dipasang pada oven dengan suhu 40 o c-60 o c seperti pada gambar 3.9 dibawah ini. Gambar 3.9 Termometer Suhu Ruangan j) Alat uji impak kecepatan rendah Pengujian impak dilakukan dengan membuat alat sendiri dengan sesuai standart dan dilakukan testing di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta seperti pada gambar 3.10 dibawah ini. Gambar 3.10 Alat uji impak

37 k) Alat uji tarik Digunakan untuk melakukan pengujian tarik komposit serat sabut kelapa/polyester. Mesin yang digunakan dalam pengujian tarik adalah mesin uji tarik yang ada di laboratorium Mesin Universitas Gadjah Mada seperti pada gambar 3.11 dibawah ini. Gambar 3.11 Alat uji tarik 3.1.2. Bahan Penelitian Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : a) Serat sabut kelapa Didapat dari buah pohon kelapa yang tumbuh di lingkungan dan cuaca normal. Untuk sabut kelapanya didapat di daerah desa Pandalor Kec. Klirong Kab Kebumen seperti pada gambar 3.12 dibawah ini. Gambar 3.12 Serat sabut kelapa

38 b) Poliester Matrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis resin Poliester 268 BQTN Series. Seperti pada gambar 3.13 dibawah ini. Gambar 3.13 Poliester c) Katalis Katalis digunakan sebagai bahan tambahan pengeras resin. Jenis methyl ethyl ketone peroxide (MEKPO). Seperti pada gambar 3.14 dibawah ini. Gambar 3.14 Katalis d) Alkali (NaOH) NaOH digunakan untuk mehilangkan kotoran atau lignin pada serat. Seperti pada gambar 3.15 dibawah ini. Gambar 3.15 Alkali (NaOH)

39 3.2. Pengadaan dan Persiapan serat 3.2.1. Perlakuan Serat Langkah untuk mendapatkan serat sabut kelapa sebagai bahan untuk membuat spesimen uji sebagai berikut : 1. Pengambilan serat dari buah kelapa yang sudah tua dilakukan dengan cara mencabut satu persatu diambil serat yang beridiamter. Panjang serat diusahakan yang panjangnya lebih dari 15 cm agar mudah penataan dalam cetakan. Seperti pada gambar 3.16 dibawah ini. Gambar 3.16 Pengambilan serat 2. Menurut Diharjo (2006), Perendaman menggunakan larutan alkali NaOH bertujuan untuk menghilangkan lignin yang masih tersisa di serat sehingga yang tersisa serat saja. Untuk penelitian ini menggunakan larutan alkali NaOH 5% selama 2 jam. Seperti pada gambar 3.17 dibawah ini. Gambar 3.17 Perendaman menggunakan alkali 3. Membilas serat yang telah diberi perlakuan alkali dengan air bersih dengan cara merendam dengan air selama 3 hari dengan ketentuan setiap 6 jam

40 sekali air diganti, perendaman ini dimaksudkan untuk menetralisir serat setelah mengalami perlakuan alkali. Seperti pada gambar 3.18 dibawah ini. Gambar 3.18 Mencuci serat setelah direndam 4. Untuk proses pencucian serat direndam dan diaduk di dalam bak air. Jika serat terlalu kotor dan sulit dibersihkan langsung, maka serat direndam terlebih dahulu agar kotoran larut dalam air atau lunak, sehingga mudah dibersihkan. Pembersih serat dengan air dilakukan berkali-kali hingga benar-benar bersih dan tidak licin. 5. Proses selanjutnya adalah mengeringkan serat secara alami dengan suhu kamar hingga kering. Serat tersebut tidak boleh dijemur dibawah sinar matahari langsung karena akan merusak struktur dari serat tersebut. Seperti pada gambar 3.19 dibawah ini. Gambar 3.19 Proses Pengeringan Serat Secara Alami

41 3.3. Langkah Pembuatan Komposit 3.3.1. Cetakan 1. Langkah yang pertama dilakukan adalah menyiapkan cetakan dengan ukuran yang telah ditentukan dan disesuaikan menurut kebutuhan dengan panjang 25 cm, lebar 2.5 cm, tinggi 0.5 cm. 2. Untuk komposit dengan arah serat anyam anyam serat sabut kelapa yang sudah dipotong sesuai panjang spesimen kemudian disusun secara anyam. 3. Mencampur matrik polyester dengan katalis, kemudian tuangkan resin secara merata pada serat. 4. Memasukan material komposit ke dalam oven dengan suhu 40 o C-60 o C selama 40-60 menit, proses ini bertujuan untuk mehilangkan void dan mengisi rongga-rongga udara diantara resin agar terisi oleh matrik. 3.3.2. Pembuatan Spesimen Pencetakan komposit dilakukan dengan cara cetak adapun beberapa proses pencetakan spesimen meliputi beberapa tahapan, yaitu: A. Persiapan cetakan 1. Permukaan cetakan kaca diolesi kit wax dengan tujuan agar spesimen tidak menempel pada cetakan sehingga mempermudah pelepasan spesimen dari cetakan. 2. Pada sisi cetakan dipasang lilin malam untuk memyumbat resin agar tidak keluar melalui sisi cetakan. Seperti pada gambar 3.20 dibawah ini. Gambar 3.20 Pemasangan serat pada cetakan.

42 B. Proses persiapan resin Massa resin disesuaikan dengan katalis yaitu menambahkan katalis sebanyak 1% dari massa resin dan dicampur sampai merata dan pelanpelan agar tidak timbul void. Seperti pada gambar 3.21 dibawah ini. Gambar 3.21 Percampuran resin dengan katalis C. Proses pencetakan Pencetakan komposit dilakukan dengan cara spesimen dimasukan kedalam oven adapun beberapa proses percetakan spesimen meliputi beberapa tahapan, yaitu : 1. Menyiapkan semua bahan dan peralatan alat cetak yang akan digunakan. 2. Menyusun serat pada cetakan secara anyam. Gambar 3.22 Serat yang sudah tertata dalam cetakan 3. Mencampur resin dengan katalis.

43 4. Menuangkan adonan resin dan katalis yang telah tercampur secara perlahan dan merata ke dalam cetakan sampai penuh. Seperti pada gambar 3.23 dibawah ini. Gambar 3.23 Penuangan resin yang sudah diaduk rata kedalam cetakan. 5. Setelah dituangkan ke dalam cetakan kemudian cetakan dimasukan kedalam oven selama 40-60 menit dengan suhu40 o C-60 o C. Gambar 3.24 Pengovenan selama 40-60 menit. 6. Tunggu kering kemudian dilepas dari cetakan hingga diperoleh bentuk spesimen seperti dibawah gambar 3.25 Gambar 3.25 Salah satu contoh hasil pencetakan

44 3.4. Pengujian Tarik dan Impak 3.4.1. Spesimen Uji Tarik Menentukan ukuran dimensi spesimen seperti yang disyaratkan oleh standar ASTM D 3039 yang di tunjukan pada gambar sebagai berikut. Dimensi spesimen uji tarik ASTM D 3039 l = (l tab 2) + (b 2) + l g = (56 mm 2) + (25 mm 2) + 88 mm = 250 mm keterangan: l = panjang spesimen (mm) b = lebar spesimen = 25 mm d = tebal spesimen= 5 mm (ditentukan sendiri) l g = gage length= 88 mm l tab = panjang tab= 56 mm Ukuran dimensi disimpulkan dalam Tabel 3.2. 25mm 56mm 88 mm 250 mm ±7-90 0 1,5mm 5mm Gambar 3.26. Dimensi spesimen ASTM D 3039 4x1,5 mm

45 3.4.2. Prosedur Uji Tarik Adapun mekanisme pengujian tarik yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Memberi label pada setiap spesimen guna untuk menghindari kesalahan pembacaan untuk hasil pengujian. 2. Menghidupkan mesin uji. 3. Setting kecepatan tarik mesin yaitu 10 mm/menit. 4. Pemasangan spesimen pada alat uji tarik. Gambar 3.27 Posisi pemasangan spesimen 5. Mulai pengujian tarik dengan kecepatan konstan. 6. Pencatatan dan pencetakan hasil pengujian sesuai dengan informasi yang diberikan dari hasil pengujian bahan komposit serat tersebut. 7. Setelah menpengujian data hasil dari pengujian analisis data serat pengamatan foto makro untuk mengetahui karakteristik patahan spesimen. 3.4.3. Prosedur Uji Impak Urutan langkah pengujiaan impak kecepatan rendah sebagai berikut : 1. Memasang peluru bola baja pada tabung baja dengan ketinggian 1.5meter dan menahan dengan menggunakan pengait. 2. Memasang spesimen pada tempat dudukan, dan memastikan bahwa spesimen telah dikencangkan.

46 3. Menarik pengait untuk melepaskan peluru bola baja dari ketinggian 1.5 meter agar menjatuhkan tepat pada spesimen. 4. Menghitung jumlah energi bola baja yang jatuh dari ketinggian 1.5meter. 3.5. Pengamatan Struktur Makro Pengambilan foto makro bertujuan untuk mengetahui bentuk geseran serat yang terjadi pada spesimen komposit serat tunggal akibat pengujian tarik. Adapun langkah-langkah pengambilan foto makro: 1. Meletakan spesimen pada meja objek. 2. Mengarahkan bidikan ke objek/spesimen kemudian fokuskan hingga diperoleh hasil yang terbaik. 3. Melakukan pemotretan. 4. Dengan melihat hasil pemotretan akan disimpulkan bentuk geseran tercabutnya serat. 3.6. Pengamatan Struktur Mikro Objek yang difoto adalah penampang melintang serat pada spesimen. Pengambilan foto mikro bertujuan untuk mengetahui luas penampang serat dan keliling serat, Objek difoto pada penampang melintang serat dari atas. Adapun langkah-langkah untuk pengambilan foto mikro adalah sebagai berikut: 1. Memasang lensa Optilab untuk mencitrakan gambar dari mikroskop dikomputer. 2. Mengoprasikan mikroskop. 3. Meletakan lensa untuk pembesaran yang diinginkan. 4. Meletakan spesimen pada stage plate atau meja objek. 5. Menjalankan software Optilab pada komputer. 6. Melihat pencitraan gambar pada layar komputer. 7. Mengambil gambar dengan resolusi paling tinggi. 8. Mengedit menggunakan imageraster untuk menentukan skala. 9. Menyimpan gambar dengan format BMP.

47 3.7. Diagram alir penelitian Diagram alir penelitian dapat dilihat sebagai berikut : Mulai Persiapan alat dan bahan Persiapan resin poliester Persiapan serat sabut kelapa dan pengelompokan menjadi diameter kecil, sedang dan besar Perendaman serat dengan alkali dengan kosentarasi alkali 5 % ± 2jam Pencucian/perendaman serat dengan air selama ± 3hari Pengeringan secara alami dengan suhu kamar selama ± 3hari A

48 A Perhitungan dan penimbangan bahan komposit Percetakan komposit menggunakan metode hand lay up dengan fraksi volume serat 0%, 10%, 20%, 30%, dan 40% Pembuatan spesimen Pengujian impak dan tarik Foto mikro dan makro hasil patahan serat Hasil analisis data dan pembahasan Kesimpulan Selesai