Bambang Gunadi, Priadi Setyawan, Adam Robisalmi

dokumen-dokumen yang mirip
*) Penulis penanggung jawab

ANALISA GENETIC GAIN ANAKAN IKAN NILA PANDU (Oreochromis niloticus) F5 HASIL PEMBESARAN I. Nurin Dalilah Ayu, Sri Hastuti *)

EVALUASI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ORGAN REPRODUKSI TIGA GENOTIPE IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Keragaan benih ikan mas (Cyprinus carpio) strain rajadanu dengan kepadatan berbeda

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

I. PENDAHULUAN. Ikan lele dumbo merupakan komoditas perikanan yang banyak dibudidayakan di air

ANALISA PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILA SRIKANDI (Oreochromis aureus x niloticus) PADA PEMELIHARAAN DI KOLAM TEMBOK DAN KOLAM TANAH DI AIR TAWAR

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.23/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA NIRWANA II

PENGARUH PERSILANGAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) STRAIN GIFT DENGAN STRAIN NIFI TERHADAP NILAI HETEROSIS PANJANG, LEBAR, DAN BERAT BADAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SALINA

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.09/MEN/2012 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA SRIKANDI

TEKNIK PRODUKSI INDUK BETINA IKAN NILA. T. Yuniarti, Sofi Hanif, Teguh Prayoga, Suroso

HASIL DAN PEMBAHASAN

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) NIRWANA III

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) GALUNGGUNG SUPER

KERAGAAN PERTUMBUHAN IKAN NILA SPESIFIK LAHAN GAMBUT F-2, F-1 DENGAN NILA LOKAL

PENTINGNYA POPULASI KONTROL INTERNAL DALAM EVALUASI KEBERHASILAN PROGRAM SELEKSI

PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN TAWES (PUNTIUS JAVANICUS) JOIS

ANALISIS GENETIC GAIN IKAN NILA PANDU DAN NILA KUNTI (Oreochromis niloticus) F4 HASIL PENDEDERAN I III ABSTRAK

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Perancangan Percobaan

ANALISIS KARAKTER REPRODUKSI IKAN NILA KUNTI (Oreochromis niloticus) F4 DAN F5. Rifqi Tamamdusturi, Fajar Basuki *) ABSTRAK

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

ANALISIS GENETIC GAIN IKAN NILA PANDU (Oreochromis niloticus) ANTARA GENERASI F4 DAN F5 PADA UMUR 5 BULAN

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.

ANALISA KARAKTER REPRODUKSI IKAN NILA PANDU (Oreochromis niloticus) PADA GENERASI 4 (F4) DAN GENERASI 5 (F5) Angga Rizkiawan *)

PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Arief Vrahmana, Fajar Basuki*, Sri Rejeki

Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 8-16 Online di :

Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG PELEPASAN IKAN LELE MUTIARA.

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

PERTUMBUHAN JANTAN DAN BETINA 24 FAMILI IKAN NILA (Oreochromis niloticus) PADA UMUR 6 BULAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

515 Keragaan pertumbuhan benih Cherax... (Irin Iriana Kusmini)

Produksi benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO

PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN BETOK (Anabas testudineus) YANG DIPELIHARA PADA SALINITAS BERBEDA

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 45/MEN/2006 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN UDANG GALAH SIRATU

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... xvi. DAFTAR GAMBAR... xvii. DAFTAR LAMPIRAN... xviii

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

PERIKANAN BUDIDAYA: PENGANTAR. Oleh: M.Husni Amarullah. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

PERTUMBUHAN CALON INDUK IKAN BERONANG Siganus guttatus TURUNAN PERTAMA (F-1) DENGAN BOBOT BADAN YANG BERBEDA

INOVASI TEKNOLOGI PADAT TEBAR AWAL TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH PATIN HIBRID PASUPATI DALAM SISTEM RESIRKULASI.

PENDAHULUAN Ikan Nila (Oreochromis sp.) merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang mendapat perhatian besar bagi usaha perikanan terutama

PENGARUH KEPADATAN BERBEDA MENGGUNAKAN rgh PADA PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA GENETIC GAIN ANAKAN IKAN NILA KUNTI F5 HASIL PEMBESARAN I (D90-150)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) MARWANA

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN TAMBAHAN DENGAN KADAR PROTEIN YANG BERBEDATERHADAP JUMLAH DAN FERTILITAS TELUR INDUK GURAME

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2016 TENTANG PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) RAJADANU SUPER RD

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

Kata Kunci : Heterosis; Ikan Nila (Oreochromis niloticus); Pertumbuhan.

PERFORMA PERTUMBUHAN DAN ESTIMASI NILAI HETEROSIS JUVENIL IKAN NILA

BUDIDAYA IKAN NILA MUHAMMAD ARIEF

PENERAPAN SELEKSI FAMILI F3 PADA IKAN NILA HITAM (Oreochromis niloticus)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/KEPMEN-KP/2014 TENTANG PELEPASAN UDANG GALAH GI MACRO II

EVALUASI KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN NILAI HETEROSIS PADA PERSILANGAN DUA STRAIN IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

BAHAN DAN METODE. Tabel 1. Subset penelitian faktorial induksi rematurasi ikan patin

APLIKASI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MIKROALGA POWDER UNTUK PAKAN JUVENIL IKAN BANDENG (Chanos chanos fork)

PERBANDINGAN KARBON DAN NITROGEN PADA SISTEM BIOFLOK TERHADAP PERTUMBUHAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)

J. Aquawarman. Vol. 2 (2) : Oktober ISSN : Abstract

PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus)

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March :22

III. BAHAN DAN METODE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Derajat Kelangsungan Hidup (SR) Perlakuan Perendaman (%)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.15/MEN/2002 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG ROSTRIS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

EFEK SUPLEMENTASI Spirulina platensis PADA PAKAN INDUK TERHADAP PROFIL ASAM LEMAK TELUR IKAN NILA Oreochromis niloticus

PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN Nomor: KEP. 42/MEN/2001 TENTANG PELEPASAN VARIETAS UDANG GALAH SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN GABUS HARUAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.66/MEN/2011 TENTANG

Ahmad Kurnia Vardian¹, Subandiyono¹ *, Pinandoyo¹

Yunus Ayer*, Joppy Mudeng**, Hengky Sinjal**

Kata kunci: ikan nila merah, tepung ikan rucah, vitamin E, TKG, IKG

PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI Osphronemus gouramy Lac. UKURAN 2 CM

II. BAHAN DAN METODE

EVALUASI PENGGUNAAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasseltii)

NILAI HERITABILITAS DAN RESPONS SELEKSI POPULASI F-3 BENIH IKAN NILA BIRU (Oreochromis aureus) PADA FASE PENDEDERAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

SELEKSI YANG TEPAT MEMBERIKAN HASIL YANG HEBAT

PENGARUH PERSILANGAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) STRAIN GIFT DENGAN STRAIN SLEMAN TERHADAP NILAI HETEROSIS PANJANG, LEBAR, DAN BERAT BADAN

Pengaruh Metode Aklimatisasi Salinitas Terhadap Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila (Oreochromis sp.)

THE RED HYBRID TILAPIA HATCHERY (CROSS BREEDING BLACK TILAPIA JATIMBULAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

METODE PENELITIAN. Persentase endapan limbah padat = x 100%

Produksi ikan nila (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas pembesaran di kolam air tenang

Transkripsi:

Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 Produktivitas larva pada pemijahan alami beberapa strain ikan nila (Oreochromis niloticus) dan persilangannya dengan ikan nila biru (Oreochromis aureus) Bambang Gunadi, Priadi Setyawan, Adam Robisalmi Balai Penelitian Pemuliaan Ikan Jl. Raya 2 Sukamandi Pantura, Patokbeusi, SUBANG 41263 Surel: bgunadi@kkp.go.id Abstrak Ikan nila merupakan ikan yang mudah berkembang biak, mempunyai pertumbuhan cepat serta relatif tahan terhadap penyakit. Produksi larva tidak sama pada beberapa strain ikan nila. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah larva hasil pemijahan alami di kolam air tawar. Ikan nila yang digunakan adalah strain Nirwana, Nila Biru (Oreochromis aureus), persilangan antara Nirwana dan Nila Biru (yang kemudian dikenal dengan Nila Srikandi), GIFT dan Red NIFI. Penelitian dilakukan di kolam permanen berukuran 5x5 m 2. Induk betina yang digunakan berukuran 470-610 g dan induk jantan 820-930 g. Seleksi induk dan pemisahan jantan betina dilakukan selama satu minggu. Ploting pemijahan dilakukan dengan perbandingan 1:2 atau 10 jantan dan 20 betina. Koleksi larva selama satu minggu dilakukan setelah masa ploting 10 hari. Parameter yang diamati meliput jumlah larva total, sintasan dan laju pertumbuhan. Hasil pengamatan menunjukkan populasi larva tertinggi terdapat pada strain GIFT sebanyak 11.756 larva diikuti strain Nila Biru 11.463 larva, Nirwana 9.357 larva, Nirwana x Nila Biru 7.568 larva dan Red NIFI 5.895 larva. Populasi GIFT, Nila Biru dan Nirwana mempunyai produktivitas larva yang lebih tinggi dibandingkan populasi Nirwana x Nila Biru dan Red NIFI. Kata kunci : nila, pemijahan alami, produksi, larva Pendahuluan Ikan nila dikenal sebagai ikan air tawar yang banyak dibudi dayakan secara luas di Indonesia. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan yang berasal dari benua Afrika (El-Sayed 2006). Ikan nila tersebar luas di beberapa negara antara lain Amerika, India, Srilanka, Jepang dan Taiwan. Ikan nila GIFT (Genetically Improvement of Farmed Tilapia) mulai diintroduksi ke Indonesia pada bulan Juli tahun 1969 (Judantari 2007). Ikan nila merah (strain Red NIFI) pertama kali didatangkan dari Thailand pada tahun 1989 (Gustiano 2007). Pada tahun 2006 dirilis ikan nila nirwana yang merupakan hasil pemuliaan ikan nila yang dilakukan selama tiga tahun di Balai Pengembangan Benih Ikan (BPBI) Wanayasa, Purwakarta. Ikan Nila Nirwana dilaporkan mempunyai keunggulan dari kecepatan pertumbuhannya yang dapat mencapai bobot 650 gram dalam waktu 6 bulan (Judantari 2007). Varietas baru ikan nila yang diberi nama ikan nila BEST (Bogor Enhanced Strain Tilapia) diperkenalkan pada tahun 2008 yang merupakan hasil pemuliaan ikan nila selama 4 tahun (Gustiano 2008). Ikan Nila Biru (Oreochromis aureus) merupakan ikan yang berasal dari Afrika Utara dan Timur Tengah. Ikan nila biru mempunyai toleransi yang tinggi terhadap perairan payau (Fishbase 2010). Persilangan antara ikan nila nirwana dengan ikan nila biru menghasilkan strain ikan baru yang di kemudain hari dikenal dengan nama ikan nila srikandi yang mempunyai pertumbuhan baik pada perairan dengan salinitas hingga 30 ppt. Ikan nila srikandi telah dirilis secara resmi oleh Menteri Kelautan dan Perikanan pada tahun 2012. 49

Bambang Gunadi et al. Ikan nila dapat hidup pada kualitas air yang rendah serta dapat tumbuh dengan kondisi pakan yang kurang optimal (Villegas 1990). Dikatakan lebih lanjut bahwa ikan nila memiliki fekunditas yang tinggi serta mempunyai toleransi tinggi terhadap media hidupnya seperti temperatur dan salinitas sehingga cocok untuk kegiatan budi daya. Fekunditas yang tinggi sangat penting bagi kegiatan budi daya ikan. Semakin tinggi fekunditas ikan maka usaha budi daya khususnya pembenihan ikan semakin menguntungkan. Saat ini telah dikenal berbagai varietas unggul ikan nila yang mempunyai karakter reproduksi yang berbeda-beda. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui produktivitas larva serta perkembangannya pada lima strain ikan nila unggul yang dihasilkan dari pemijahan alami di kolam air tawar. Bahan dan metode Penelitian dilakukan pada kolam percobaan Balai Penelitian Pemuliaan Ikan Sukamandi selama 3 bulan (Maret sampai Mei 2011). Ikan yang digunakan terdiri atas 5 strain ikan nila koleksi Balai Penelitian Pemuliaan Ikan Sukamandi yaitu ikan GIFT, Nirwana, Nila Biru, Nila Red NIFI dan persilangan antara Nirwana dan Nila Biru.. Seleksi induk matang gonad dilakukan dengan mengambil 10 induk jantan dan 20 induk betina pada setiap strain. Induk jantan berukuran 820-930 g sedangkan induk betina berukuran 470-610 g. Induk terseleksi dipelihara pada kolam terpisah selama satu minggu. Pakan yang digunakan mengandung protein 30% dan vitamin E. Pemberian pakan dilakukan dengan feeding frequency 3 kali. Kualitas air dijaga pada kisaran optimal dan dilakukan pengukuran setiap minggu dengan alat water quality checker. Plotting pemijahan dilakukan dengan perbandingan jantan dan betina 1:2 pada lima kolam pemijahan berukuran 5x5 m 2. Panen larva dilakukan selama satu minggu dimulai pada hari kesepuluh setelah plotting. Pemeliharaan larva dilakukan dalam akuarium selama 5-7 hari. Pendederan pertama dilakukan selama 35 hari di dalam hapa 2x2 m 2. Kepadatan larva pada setiap hapa adalah 500 ekor/meter. Perlakuan yang diberikan berupa lima strain ikan nila dan dilakukan pengulangan sebanyak tiga kali. Data dianalisis untuk mengetahui jumlah larva, rerata bobot, panjang total, sintasan serta nilai laju pertumbuhan spesifik (SGR, Specific Growth Rate) dan laju pertumbuhan harian (DGR, Daily Growth Rate). Data tersebut dianalisis secara statistik dengan One-Way Annova. Apabila terjadi perbedaan antar strain maka dilanjutkan Uji Tukey pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil dan pembahasan Hasil pengamatan menunjukkan jumlah larva pada beberapa strain sangat bervariasi seperti terlihat pada Tabel 1. Produksi larva tertinggi dalam satu siklus pemijahan massal terdapat pada populasi Nila GIFT dan terendah pada Red NIFI. Variasi jumlah larva dipengaruhi oleh strain ikan serta tipe reproduksi nila yang bersifat partial spawner. Ikan nila GIFT merupakan ikan nila unggul dengan performa pertumbuhan cepat yang dihasilkan melalui program pemuliaan selama 10 tahun di Filipina (World Fish Center 2004). Program pemuliaan tersebut menghasilkan ikan yang 50

Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 mempunyai performa reproduksi yang baik. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukkan produktivitas larva nila GIFT lebih tinggi dibandingkan strain lainnya. Tabel 1. Jumlah larva hasil pemijahan massal lima populasi ikan nila Strain Perbandingan pemijahan Jumlah induk Jumlah larva (ekor) GIFT 1:2 30 11.756 Nila Biru 1:2 30 11.463 Red NIFI 1:2 30 5.895 Nirwana x Nila Biru 1:2 30 7.568 Nirwana 1:2 30 9.357 Hasil penelitian juga menunjukkan nila biru mempunyai produktivitas yang tinggi. Nila Biru dikenal mempunyai performa reproduksi yang baik. Menurut Messina et al. (2010), ikan nila biru betina di Meksiko dengan ukuran panjang baku 29 cm dapat menghasilkan telur sebanyak 5.752 butir dengan rerata fekunditas pada ikan betina dengan panjang baku 28-30 cm adalah 2.268±232 butir telur. Perbedaan jumlah larva pada ikan berkaitan dengan kualitas reproduksi dan faktor lingkungan yang memengaruhi (Effendie 2002). Reproduksi nila dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan seperti kualitas makanan, kepadatan dalam suatu populasi serta adanya perubahan temperatur dan salinitas (El-Sayed et al. 2007). Keberhasilan pemijahan alami dipengaruhi oleh berbagai faktor meliputi faktor internal dan eksternal. Faktor internal terutama adalah jenis, ukuran dan umur ikan (Effendie 2002). Adanya variasi selain jenis ikan diminimalkan pada penelitian ini dengan perlakuan yang sama serta menggunakan ikan dengan umur dan ukuran yang relatif sama. Faktor eksternal terutama adalah faktor kualitas pakan dan lingkungan (Effendie 2002). Pakan berprotein tinggi selama periode resting dapat meningkatkan performa reproduksi ikan. Penambahan vitamin E dapat meningkatkan kualitas reproduksi. Menurut Izquierdo et al. (2001), penambahan vitamin E pada pakan dapat meningkatkan ketahanan sperma selama proses spermatogenesis dan selama proses fertilisasi dengan mengurangi resiko peroksidasi lemak yang dapat mengganggu motilitas sperma. Faktor lingkungan berdampak besar pada keberhasilan pemijahan alami ikan nila. Salah satu faktor penentu dalam pemijahan ikan di kolam adalah kepadatan ikan. Menurut Tahoun et al. (2008), peningkatan kepadatan induk berdampak signifikan terhadap penurunan fekunditas dan keberhasilan pemijahan. Kepadatan ikan terutama berkaitan dengan kompetisi ikan dalam memanfaatkan ruang dan pakan dalam kolam pemijahan. Kompetisi reproduksi dalam suatu populasi dapat memicu terjadinya variasi yang besar pada kesuksesan pemijahan alami (Fessehaye 2006). Pertumbuhan benih hasil pemijahan alami pada kelima strain ikan nila relatif sama (p>0,05). Rerata bobot benih yang dipelihara pada hapa berukuran 2x2 m 2 selama 35 hari terlihat pada Gambar 1. Jumlah larva yang dihasilkan dari setiap strain tidak memengaruhi pertumbuhan ikan yang ditebar dengan perlakuan dan kepadatan yang sa- 51

Rerata bobot (gram) Bambang Gunadi et al. ma. Menurut Effendie (2002), proses pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh jenis ikan yang berbeda. Penelitian ini menguatkan bahwa pada jenis yang sama pada fase larva tidak mengalami perbedaan laju pertumbuhan. Nilai laju pertumbuhan harian (Daily Growth Rate, DGR) dan laju pertumbuhan spesifik (Specific Growth Rate, SGR) relatif sama seperti terlihat pada Tabel 2. Nilai SGR dan DGR tertinggi terdapat pada Nila Biru, diikuti Nirwana, Nirwana x Nila Biru, Nila GIFT dan Red NIFI. 4,00 3,50 3,00 2,50 2,00 2,25 2,64 2,03 2,35 2,44 1,50 1,00 0,50 0,00 GIFT NB RN NWxNB NW Strain ikan nila Gambar 1. Rerata bobot benih pada pendederan pertama (rata-rata±sd), NB=Nila Biru, RN=Red NIFI, NWxNB=Nirwana x Nila Biru, NW=Nirwana. Tabel 2. Laju pertumbuhan harian dan spesifik benih Strain Wo (gram) Wt (gram) SGR DGR GIFT 0,003 2,25 2,32 0,06 Nila Biru 0,003 2,64 2,77 0,08 Red NIFI 0,003 2,03 2,02 0,06 Nirwana x Nila Biru 0,003 2,35 2,44 0,07 Nirwana 0,003 2,44 2,54 0,07 Keterangan : Wo: bobot awal, Wt: bobot akhir, SGR: laju pertumbuhan spesifik (% bobot tubuh/ hari) dan DGR: laju pertumbuhan harian (gram/hari) Nilai kelangsungan hidup (SR, survival rate) benih pada pendederan pertama dari kelima strain tampak bervariasi seperti terlihat pada Gambar 2. Nilai SR tertinggi terdapat pada benih Nirwana diikuti Nila Biru, persilangan Nirwana x Nila Biru, GIFT dan Red NIFI. Nilai SR yang relatif sama pada kelima strain dimungkinkan karena benih ditempatkan dalam satu kolam meskipun masing-masing kelompok dibatasi hapa berukuran 2x2 m 2. Faktor eksternal seperti kualitas air serta perubahan lingkungan menjadi faktor utama penyebab turunnya nilai SR. 52

Survival rate (%) Prosiding Seminar Nasional Ikan ke 8 Nilai survival rate benih dari kelima strain relatif sama (p > 0,05) dan masih dalam batas yang normal pada awal pertumbuhan ikan. Larva ikan diketahui merupakan fase yang kritis bagi penurunan jumlah populasi ikan. Semakin besar ikan cenderung lebih adaptif terhadap faktor eksternal sehingga kematian ikan semakin sedikit (Effendie 2002). Nilai survival rate yang baik dapat diperoleh dengan pemeliharaan pada lingkungan yang sesuai. Larva yang dipelihara pada medium yang optimal dapat tumbuh dan berkembang dengan normal serta menurunkan kematian ikan. Hasil pengukuran kualitas air pada seluruh media yang digunakan menunjukkan parameter yang diamati masih berada pada kisaran optimal untuk pertumbuhan dan perkembangan ikan seperti terlihat pada Tabel 3. Kandungan oksigen terlarut pada kolam pemijahan dan kolam pendederan berada di bawah nilai optimum untuk budi daya ikan secara umum (Boyd 1990). Kisaran tersebut masih termasuk batas optimal untuk nila. Menurut Popma & Masser (1999), ikan nila yang dipelihara di kolam air tawar dapat tumbuh dengan normal pada kan-dungan oksigen di atas 1 mg/l. Apabila lebih rendah dari 1 mg/l maka metabolisme dan aktivitas ikan menjadi terganggu. 100,00 90,00 80,00 70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 85,48 89,53 86,90 86,19 91,02 GIFT NB RN NWxNB NW Strain ikan nila Gambar 2. Survival rate (SR) benih pada kelima strain (rata-rata±sd), NB=Nila Biru, RN=Red NIFI, NWxNB=Nirwana x Nila Biru, NW=Nirwana. Parameter Tabel 3. Kualitas air kolam pendederan Kolam pemijahan Akuarium Kolam pendederan Referensi* Suhu ( 0 C) 27 31 26,5-29,4 27,1-30,4 25-32 Kandungan oksigen (mg/l) 3,2-4,5 3,48-6,76 2,8-4,7 > 5 ph 7,2-8,1 7,3-8,0 7,5-8,3 6,5-9,0 Amoniak (mg/l) 0,05-0,18 0,03-0,04 0,03 0,07 < 1,0 * Kualitas air optimal dalam budi daya ikan (Boyd 1990) Simpulan Produktivitas larva tertinggi terdapat pada nila GIFT dan terendah pada Red NIFI. Nila GIFT, Nila Biru dan Nirwana mempunyai produktivitas larva yang tinggi. 53

Bambang Gunadi et al. Sementara Nila Red NIFI dan persilangan Nirwana dengan Nila Biru menghasilkan produktivitas larva yang lebih rendah. Daftar pustaka Boyd CE. 1990. Water quality in pond for aquaculture. Auburn University Press. Alabama Effendie MI. 2002. Biologi perikanan. Yayasan Pustakan Nusatama. Yogyakarta. El-Sayed AFM. 2006. Tilapia culture. CABI Publishing. UK El-Sayed H, Akel KH, Moharram SG. 2007. Reproductive biology of Tilapia zillii (Gerv, 1840) from Abu Qir Bay, Egypt. Egyptian Journal of Aquatic Research 33 (1): 379-394. Fessehaye Y. 2006. Natural mating in nile tilapia (Oreochromis niloticus L.) Implication for reproductive success, inbreeding and cannibalism. PhD Thesis. Wageningen University. Dutch Fishbase. 2010. Oreochromis aureus. http://www.fishbase.org/summary/species Summary. php?id=1387, diakses 12 Juli 2011. Gustiano R. 2007. Perbaikan mutu genetik ikan nila. Kumpulan Makalah Bidang Riset Perikanan Budi daya, Simposium Kelautan dan Perikanan. Jakarta. Gustiano R. 2008. Varietas baru ikan budi daya air tawar : Ikan nila BEST (Bogor Enhanced Strain Tilapia). Warta Plasma Nutfah Indonesia. 20:3-6. Izquierdo MS, Fernandez-Palacios H, Tacon AGJ. 2001. Effect of broodstock nutrition on reproductive performance of fish. Aquaculture 197: 25-42 Judantari S. 2007. Nila nirwana: solusi performa dari Wanayasa. Trobos. Jakarta. Messina EP, Varela RT, Abunader JIV, Mendoza AAO, Arce MJRV. 2010. Growth, mortality and reproduction of the blue tilapia Oreochromis aureus (Perciformes: Cichlidae) in the Aquamilpa Reservoir, Mexico. Revista de Biologia Tropical (International Journal of Tropical Biology) 58(4): 1577-1586. Popma T, Masser M.. 1999. Tilapia life history and biology. Southern Regional Aquaculture Center. SRAC Publication No. 283. Tahoun AM, Ibrahim MAR, Hammouda YF, Eid MS, El-Din AZ, Magouz FI. 2008. Effect of age and stocking density on spawning performance of nile tilapia, Oreochromis niloticus (L). Broodstock reared in hapas. 8th International Symposium on Tilapia in Aquaculture. Villegas CT. 1990. Growth and survival of Oreochromis niloticus, O. mossambicus and their F1 hybrids at various salinities. Proceedings of the Second Asian Fisheries Society. Philippines. p.507-510. World Fish Center. 2004. GIFT technology manual: An aid to tilapia selective breeding. Malaysia: World Fish Center. 54