PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus)
|
|
- Susanto Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 76 PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) The influence of stocking density into Nila Gesit (Orechromis niloticus) survival and growth. Frizca Junelda Karlyssa 1, Irwanmay 2, Rusdi Leidonald 3 1 Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, ( Fryzca@gmail.com) 2 Staff Pengajar Fakultas Perikanan, Universitas Dharmawangsa 3 Staff Pengajar Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara ABSTRACT The efficiency of freshwater resources utilization is need to improve in order to increase the production. The purpose of this research is to determine the stocking density of seeds that able to increase Nila growth and survive ability. This research used Nila Gesit with average length in 3,44 cm and average weight in 0,86 gram. Nila gesit was kept in aquarium sized 60 cm x 30 cm x 30 cm, fill with 32 L of water. The research design is complete random plan with 3 treatment and 3 repeatable. The treatment of stocking density are 2 seed/l, 4 seed/l, and 6 seed/l. The results during 28 days are : the highest value 2 seed/l of survival rate (78,65 %), the value of daily growth (3,12 %), and the value of absolute growth (1,07 cm). The result for highest feed conversion in found treatment 3 (6 seed/l) is 4,29. The result has shown that difference of density stock is very significantly affecting rate of daily growth and absolute growth. While degree of survival rate and feed conversion on this research hasn't affected the stocking density. Chemical factor of water quality during the research are : DO (disolved oxygen) 2,8 4,9 mg/l, ph 7,1 8,6, temperature 26,7-28,2. Keywords : stocking density, nila gesit, survive rate, growth. PENDAHULUAN Ikan nila merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang mendapat perhatian besar bagi usaha perikanan terutama dalam usaha peningkatan gizi masyarakat di Indonesia. Hal ini dikarenakan ikan nila memiliki sifat-sifat yang menguntungkan, yaitu mudah berkembangbiak, tumbuh cepat, dagingnya tebal, toleran terhadap lingkungan yang kurang baik, dapat hidup dan berkembangbiak di air payau serta mempunyai respon yang luas terhadap makanan. Atas dasar sifat-sifat yang baik tersebut, maka pada tahun 1969 ikan ini diintroduksi dari Taiwan ke Indonesia sebagai ikan budidaya dan telah berkembang di seluruh lndonesia (Yuliati, dkk., 2003) Ikan nila mempunyai sifat yang mudah berkembangbiak sehingga mudah terjadi silang dalam atau Inbreeding antar jenis. Maka
2 77 dengan sistem budidaya tunggal kelamin jantan dapat memberikan efisiensi usaha budidaya ikan nila, karena dapat memicu pertumbuhan ikan nila yang lebih cepat. Hal ini juga dikemukakan oleh Suyanto (2011) bahwa ikan nila yang dipelihara secara tunggal kelamin (monosex culture) jantan lebih cepat tumbuh dibandingkan dengan ikan yang dipelihara secara campuran jantan dan betina. Ikan nila cenderung melakukan perkawinan bila telah mencapai ukuran dewasa (150 g) sehingga energi untuk pertumbuhan menjadi berkurang. Hal-hal yang diperhatikan untuk meningkatkan produksi ikan diantaranya melakukan manajemen kualitas air, manajemen pakan, dan padat penebaran yang optimal. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah padat penebaran. Padat penebaran merupakan satu diantara aspek budidaya yang perlu diketahui karena menentukan laju pertumbuhan, rasio konversi pakan dan kelangsungan hidup yang mengarah kepada tingkat produksi (Wardoyo., dkk 2007). Permasalahan yang timbul akibat ikan ditebar dalam keadaan padat adalah kompetisi untuk mendapatkan pakan dan ruang gerak. Perbedaan dalam memanfaatkan pakan dan ruang gerak mengakibatkan pertumbuhan ikan bervariasi. Dan jika kualitas air sebagai media hidup bagi ikan memburuk dapat menurunkan pertumbuhan ikan bahkan dapat menyebabkan menurunnya kelangsungan hidup ikan/kematian. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk menjelaskan pengaruh padat penebaran terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila gesit dan menjelaskan padat penebaran yang optimal terhadap petumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila gesit (Oreochromis nilotius). METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai bulan November 2013, bertempat di Balai Benih Ikan Hias UPT Budidaya Dinas Pertanian dan Kelautan Kota Medan, Jalan Karya Wisata, Kecamatan Medan-Johor, Medan. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu benih ikan nila gesit dengan ukuran rata-rata 3,44 cm dan berat rata-rata 0,86 gram, pelet komersial F-999 dengan kadar protein 38%, akuarium berukuran 60 cm x 30 cm x 30 cm sebanyak 9 unit. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik, thermometer, ph meter, aerasi, DO meter, penggaris untuk mengukur panjang ikan, ember, gayung, bak fiber, tangguk, gelas ukur, kamera dan alat tulis. Metode Penelitian Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari : A = Perlakuan dengan padat tebar 2 ekor/l (64 ekor/akuarium) B = Perlakuan dengan padat tebar 4 ekor/l (128 ekor/akuarium) C = Perlakuan dengan padat tebar 6 ekor/l (192 ekor/akuarium)
3 78 Pelaksanaan Penelitian 1. Penebaran Benih Benih ikan yang akan ditebar berukuran panjang 3,44 cm dengan berat 0,86 gram kemudian dipelihara dalam akuarium dengan padat tebar 2 ekor/l, 4 ekor/l, dan 6 ekor/l. Ikan nila gesit diaklimatisasi dengan lingkungan dan pakan terlebih dahulu selama satu minggu. Sebelum dilakukan penebaran benih, diambil benih sebanyak 15% dari jumlah populasi pada masing-masing perlakuan sebagai pengambilan contoh bobot dan panjang untuk mengetahui ukuran awal penebaran. 2. Persiapan Wadah Tahap persiapan wadah meliputi pencucian akuarium, pengeringan akuarium dan pengisian air. Setiap akuarium yang akan digunakan dicuci bersih terlebih dahulu dengan air bersih. Akuarium yang sudah dibersihkan kemudian diisi dengan air bersih. Volume air tiap akuarium 32 liter, masing-masing diberi label perlakuan dan ulangan, serta diberikan aerasi. 3. Pemberian Pakan Pakan yang diberikan kepada benih ikan nila gesit selama penelitian yaitu berupa pelet komersial F-999 dengan kadar protein 38%. Frekuensi pemberian pakan yaitu dua kali sehari yaitu pagi dan sore dengan jumlah 5% dari berat bobot ikan. 4. Pengelolaan Kualitas Air Setiap akuarium dilengkapi dengan aerasi untuk menjaga agar kandungan oksigen dalam wadah tercukupi bagi kehidupan dan pertumbuhan ikan di dalam akuarium. Untuk mengetahui parameter kualitas air dilakukan pengukuran kualitas air yang meliputi ph, kandungan oksigen terlarut (DO), dan suhu. Parameter Penelitian Parameter terhadap ikan yang diamati dalam penelitian ini yaitu bobot, panjang dan jumlah ikan. Pengamatan dilakukan melalui pengambilan sampel ikan sebanyak 15% dari populasi pada masingmasing perlakuan setiap 7 hari sekali. Kegiatan ini dilakukan sebelum pemberian pakan pada ikan. Ikan diambil dengan menggunakan saringan (tanggok kecil) secara perlahan kemudian ditempatkan dalam baskom yang telah diisi air. Sampel ikan ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik (timbangan digital) secara basah yaitu dengan menggunakan gelas ukur yang diisi air kemudian ikan sampel ditimbang sebanyak 15% dari jumlah populasi pada masing-masing perlakuan dalam setiap penimbangan. Setelah itu, panjang tubuh ikan diukur dengan menggunakan penggaris satu per satu. Untuk pengamatan jumlah ikan dilakukan setiap hari sehingga dapat diketahui jumlah ikan yang mati dan jumlah ikan yang masih hidup. Dari data yang didapatkan tersebut kemudian digunakan untuk menghitung parameter penelitian yang meliputi derajat kelangsungan hidup, pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan bobot harian rata-rata, serta konversi pakan (FC). 1. Derajat Kelangsungan Hidup Derajat kelangsungan hidup (SR) adalah perbandingan jumlah ikan yang hidup hingga akhir pemeliharaan dengan jumlah ikan
4 79 pada awal pemeliharaan. Untuk itu presentase kelulushidupan ikan dapat dihitung dengan rumus dari Nugroho (2006) : ( ) Keterangan : SR = Survival Rate/Kelangsungan hidup N t = Jumlah benih di akhir pemeliharaan (ekor) N 0 = Jumlah benih di awal pemeliharaan (ekor) 2. Pertumbuhan Mutlak Pertumbuhan panjang mutlak (cm) ditentukan berdasarkan selisih panjang rata-rata akhir (L t ) dengan panjang rata-rata awal (L 0 ) pemeliharaan dengan rumus : Keterangan : P m = Pertumbuhan panjang mutlak (cm) L t = Panjang rata-rata akhir (cm) = Panjang rata-rata awal (cm) L 0 Pertumbuhan berat mutlak (gram) ditentukan berdasarkan selisih berat rata-rata akhir (W t ) dengan berat rata-rata awal (W 0 ) pemeliharaan dengan rumus dari Effendi (1979) : Keterangan : W m = Pertumbuhan berat mutlak (gram) W t = Berat rata-rata akhir (gram) = Berat rata-rata awal (gram) W 0 3. Laju Pertumbuhan Bobot Harian Rata-rata Laju pertumbuhan bobot ikan per hari ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Effendi, 1979) : ( ) Keterangan : Lp = Laju pertumbuhan (100%) W = Waktu pemeliharaan (hari) B = Berat rata-rata tubuh akhir (gram) Bo = Berat rata-rata tubuh awal (gram) 4. Konversi Pakan Konversi pakan (FC) adalah berat kering makanan yang diberikan dibagi dengan pertambahan berat tubuh ikan. Konversi pakan ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Handajani dn Wahyu, 2010) : Keterangan : FC = Konversi pakan ikan F = Berat kering makanan (g) Wt =Biomassa total ikan akhir(g) Wo =Biomassa total ikan awal (g) 5. Analisis Data Data kelangsungan hidup, pertumbuhan panjang mutlak, pertumbuhan bobot harian, dan konversi pakan yang telah diperoleh dari hasil pengamatan akan ditabulasi dan dianalisis, yaitu meliputi : 1. Analisis ragam (ANOVA) dengan uji F pada selang kepercayaan 95%, yang digunakan untuk menentukan apakah perlakuan berpengaruh terhadap derajat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot harian, pertumbuhan panjang mutlak, dan
5 Kelangsungan Hidup (%) Pertumbuhan Panjang Mutlak (cm) 80 konversi pakan. Apabila perlakuan berpengaruh nyata, maka dilakukan uji lanjutan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). 2. Analisis deskripsi, digunakan untuk menjelaskan parameter kerja dan kelayakan media pemeliharaan bagi kehidupan benih ikan nila selama penelitian, yang disajikan dalam tabel atau grafik. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kelangsungan Hidup Derajat kelangsungan hidup benih ikan nila gesit selama 28 hari pemeliharaaan yaitu sebesar 78,65% yang terdapat pada perlakuan 2 ekor/liter (Gambar 2), nilai ini merupakan nilai tertinggi yang didapatkan diantara perlakuan 4 dan 6 ekor ekor/liter. Sedangkan derajat kelangsungan hidup terendah terdapat pada perlakuan 6 ekor/liter yaitu sebesar 72,4% (Gambar 2). Berdasarkan hasil analisis ragam pada taraf 5% diperoleh bahwa padat penebaran tidak berpengaruh nyata terhadap nilai kelangsungan hidup ikan. 80,00 79,00 78,00 77,00 76,00 75,00 74,00 73,00 72,00 71,00 70,00 69,00 78,65 Gambar 2. Kelangsungan hidup (%) benih ikan nila gesit (Oreochromis niloticus) 76 72,4 2 Ekor/L 4 Ekor/L 6 Ekor/L Padat Tebar (Ekor/Liter) Pertumbuhan Mutlak Pertumbuhan panjang mutlak tertinggi terdapat pada perlakuan 2 ekor/liter yaitu sebesar 1,07 cm dan pertumbuhan panjang mutlak terendah terdapat pada perlakuan 6 ekor/liter yaitu sebesar 0,63 cm (Gambar 3). Hasil analisis ragam pada taraf 5% untuk pertumbuhan panjang mutlak menunjukan bahwa padat penebaran berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan panjang mutlak. 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 1,07 0,86 0,63 A (2ekor/l) B (4 ekor/l) C (6 ekor/l) Padat Tebar (ekor/l) Gambar 3. Pertumbuhan panjang mutlak (cm) benih ikan nila gesit Pertumbuhan berat mutlak tertinggi terdapat pada perlakuan 2 ekor/liter yaitu sebesar 1,08 gram dan pertumbuhan berat mutlak terendah terdapat pada perlakuan 6 ekor/liter yaitu sebesar 0,42 gram (Gambar 4). Setiap minggunya terjadi peningkatan bobot pada masing-masing perlakuan. Hasil analisis ragam pada taraf 5% untuk pertumbuhan berat mutlak menunjukan bahwa padat penebaran berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan berat mutlak.
6 Laju Pertumbuhan Bobot Harian (%) Konversi Pakan Pertumbuhan Bonot Mutlak (gram) 81 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 1,08 0,61 0,42 Gambar 4. Pertumbuhan berat mutlak (g) benih ikan nila gesit Laju Pertumbuhan Bobot Harian Rata-rata Selama pemeliharaan 28 hari nilai laju pertumbuhan bobot harian benih ikan nila gesit yang tertinggi diperoleh sebesar 3,17% yang terdapat pada perlakuan 2 ekor/liter dan untuk laju pertumbuhan bobot ikan terendah yaitu sebesar 1,35% yang diperoleh pada perlakuan 6 ekor/liter (Gambar 5). Hasil analisis ragam pada taraf 5% untuk laju pertumbuhan bobot harian menunjukan bahwa padat penebaran berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan bobot harian. 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0 2 Ekor/L 4 Ekor/L 6 Ekor/L 3,17 Padat Tebar (ekor/liter) 1,96 1,35 2 Ekor/L 4 Ekor/L 6 Ekor/L Padat Tebar (ekor/liter) Gambar 5. Laju Pertumbuhan Bobot harian (%/hari) benih ikan nila gesit Konversi Pakan Pakan yang diberikan selama masa pemeliharaan yaitu pelet komersil, dengan frekuensi pemberian dua kali sehari sebanyak 5% dari bobot tubuh ikan. Setiap minggu nya berat pakan selalu berubah-ubah berdasarkan bobot ikan uji. Konversi pakan tertinggi pada benih ikan nila selama pemeliharaan 28 hari diperoleh sebesar 4,29 yang didapat pada perlakuan 6 ekor/liter dan konversi pakan terendah yaitu sebesar 1,78 yang didapat pada perlakuan 2 ekor/liter (Gambar 6). Berdasarkan hasil analisis ragam pada taraf 5% untuk konversi pakan menunjukan bahwa padat penebaran tidak berpengaruh terhadap konversi pakan. 5,00 4,50 4,00 3,50 3,00 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00 1,78 3,12 4,29 2 Ekor/liter 4 Ekor/liter 6 Ekor/liter Padat Tebar (ekor/liter) Gambar 6. Konversi pakan benih ikan nila gesit Kualitas Air Dari tabel dibawah ini (Tabel 4) dapat dilihat nilai pengukuran kualitas air yang meliputi suhu, oksigen terlarut, dan derajat keasaman/ph selama masa pemeliharaan 28 hari.
7 82 Tabel 4. Kisaran kualitas air benih ikan nila gesit Parameter Satuan Perlakuan Suhu 0 C 2 ekor/liter 26,7-27,8 4 ekor/liter Nilai suhu tertinggi didapatkan pada padat tebar 6 ekor/liter (28,6 0 C) sedangkan yang terendah yaitu pada pedat tebar 2 ekor/liter (27,8 0 C). Pada pengukuran ph air nilai ph tertinggi diperoleh pada padat penebaran 2 ekor/liter yaitu sebesar 8,6, untuk nilai ph terendah didapatkan pada padat penebaran 6 ekor/liter yait sebesar 8,3. Konsentrasi kelarutan oksigen tertinggi diperoleh pada padat penebaran 2 ekor/liter dengan nilai 4,9 mg/l dan yang terendah 6 ekor/liter sebesar 4,2 mg/l. Pembahasan Derajat Kelangsungan hidup Derajat kelangsungan hidup dari masing-masing perlakuan memperlihatkan hasil yang cukup beragam, tingkat kelangsungan hidup cenderung menurun dengan semakin tingginya padat penebaran. Selama 28 hari masa pemeliharaan, terjadi kematian pada setiap perlakuan. Hal ini disebabkan karena ruang gerak yang semakin sempit dan persaingan pakan yang semakin besar dengan meningkatnya pertumbuhan panjang dan bobot ikan sehingga ikan mengalami stres. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Wedemeyer (1996) diacu oleh 6 ekor/liter 27-28,2 26,8-28,6 ph 7,1 8,6 7,1-8,5 7,1-8,3 DO mg/l 3,5-4,9 3,2-4,4 2,8-4,2 Setiawan (2009) menyatakan bahwa peningkatan kepadatan akan berakibat terganggunya proses fisiologis dan tingkah laku ikan terhadap ruang gerak yang pada akhirnya dapat menurunkan kondisi kesehatan dan fisiologis ikan akibatnya pemanfaatan makanan, pertumbuhan, dan kelangsungan hidup mengalami penurunan. Stress akan meningkat cepat ketika batas daya tahan ikan telah tercapai atau terlewati. Dampak stress ini mengakibatkan daya tahan tubuh ikan menurun dan selanjutnya terjadi kematian. Pertumbuhan Mutlak Pertambahan panjang dan berat ikan selama pemeliharaan mengalami peningkatan. Dari hasil yang diperoleh selama masa pemeliharaan terdapat perbedaan panjang dan berat mutlak pada tiap perlakuan, pertumbuhan panjang dan berat mutlak tertinggi terdapat pada padat penebaran 2 ekor/liter dengan ukuran panjang sebesar 1,07 cm dan pertumbuhan berat mutlak sebesar 1,08 gram. Pertumbuhan mutlak terendah diperoleh pada perlakuan padat penebaran 6 ekor/liter dengan nilai ukuran panjang dan berat mutlak masing-masing yaitu sebesar 0,63 cm dan 0,42 gram. Menurut Smith (1980) diacu oleh Islami (2013) menyatakan bahwa kompetisi kepadatan yang lebih rendah akan memberikan pertumbuhan yang lebih baik karena kompetisi pakan yang lebih rendah memberi peluang untuk memperoleh energi lebih banyak yang akan dimanfaatkan untuk pertumbuhan. Pertambahan panjang dan benih benih ikan nila menurun dengan meningkatnya kepadatan. Berdasarkan hasil analisis ragam
8 83 diketahui bahwa padat penebaran berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan panjang mutlak ikan dan begitu juga dengan berat mutlak ikan. Laju Pertumbuhan Bobot Harian Rata-rata Pada penelitian ini menunjukan bahwa setiap pertambahan kepadatan akan memberikan penurunan terhadap pertambahan bobot ikan, sehingga padat penebaran 6 ekor/liter menghasilkan pertumbuhan bobot yang terendah dibandingkan padat penebaran 2 ekor/liter dan 4 ekor/liter. Perlakuan 2 ekor/liter merupakan perlakuan yang menghasilkan laju petumbuhan bobot harian tertinggi yaitu 3,12%. Hal ini disebabkan benih ikan pada padat pene baran 2 ekor/liter tidak mengalami persaingan yang tinggi dalam hal persaingan pakan, ruang gerak, dan oksigen. Sebagaimana dinyatakan Kadarini, dkk (2010) bahwa kompetisi ruang gerak dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan, dikarenakan dengan padat tebar berbeda dalam wadah yang luasannya sama pada masing-masing perlakuan, dimungkinkan terdapat persaingan dalam hal kesempatan mendapatkan pakan. Keadaan tersebut menyebabkan kondisi ikan lemah sehingga pemanfaatan pakan tidak optimal, hal ini mengakibatkan pertumbuhan ikan terganggu dan akhirnya menjadi lambat. Konversi Pakan Pada penelitian ini pakan yang diberikan berupa pelet komersil yang diberikan sebanyak 5% dari bobot tubuh ikan dengan frekuensi pemberian 2 kali/hari. Selama pemeliharaan 28 hari menunjukan bahwa konversi pakan meningkat seiring dengan meningkatnya padat tebar. Nilai konversi pakan tertinggi didapatkan pada perlakuan padat tebar 6 ekor/liter yaitu sebesar 4,29. Sedangkan pada perlakuan padat tebar 2 ekor/liter dan 4 ekor/liter nilai konversi pakan berturut-turut yaitu 1,78 dan 3,12. Hal ini dikarenakan pakan yang diberikan dimanfaatkan oleh ikan pada setiap perlakuan, baik untuk pertumbuhan ataupun aktivitas lainnnya. Perlakuan 2 ekor/liter menunjukan konversi pakan pakan lebih rendah dibandingkan perlakuan 4 ekor/liter dan 6 ekor/liter. Hal ini menunjukan bahwa ikan dapat memanfaatkan pakan yang diberikan secar optimal sehingga pakan tersebut terserap sehingga diubah menjadi daging. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mudjiman (2001), bahwa nilai rasio konversi pakan berhubungan erat dengan kualitas pakan, sehingga semakin rendah nilainya maka semakin baik kualitas pakan dan makin efisien ikan dalam memanfaatkan pakan yang dikonsumsinya untuk pertumbuhan. Sehingga bobot tubuh ikan dapat meningkat dikarenakan pakan dapat dicerna secara optimal. Pada hasil analisis ragam menunjukan bahwa padat penebaran tidak berpengaruh nyata terhadap konversi pakan (Lampiran 5). Hal ini dikarenakan pakan yang diberikan selama penelitian berpeluang sama untuk dimanfaatkan ikan pada setiap perlakuan, baik untuk pertumbuhan ataupun aktivitas pemeliharaan tubuh ikan tersebut. Faktor yang menyebabkan berbedanya konversi pakan pada setiap perlakuan yaitu ruang gerak yang semakin sempit menyebabkan peningkatan stres pada ikan akibat adanya kompetisi dalam
9 84 mendapatkan makanan. Akibat dari peningkatan stres pada ikan yaitu energi yang didapat dari pakan lebih cenderung digunakan untuk bertahan dari stres. Kualitas Air Kisaran suhu selama pemeliharaan pada penelitian ini berkisar antara 26,7-28,2 0 C. Kisaran tersebut masih optimal bagi benih ikan nila gesit untuk tumbuh. Menurut Kordi dan tancung (2007) diacu oleh Monalisa dan Minggawati (2010), bahwa kisaran suhu yang optimal bagi kehidupan ikan adalah 28 o C-32 o C. Kisaran suhu yang baik untuk budidaya ikan nila adalah o C Kandungan oksigen terlarut pada media pemeliharaan benih ikan nila gesit selama masa pemeliharaan masih tergolong rendah untuk pertumbuhan optimal ikan. Kisaran oksigen terlarut selama pemeliharaan pada penelitian ini berkisar antara 2,8-4,9 mg/l. Pada padat penebaran 6 ekor/liter terjadi penurunan kandungan oksigen yang mencapai 2,8 mg/l (Tabel 4). Meningkatnya padat penebaran ikan seiring dengan peningkatan konsumsi oksigen yang menyebabkan penurunan pada kelarutan oksigen dalam media pemeliharaan. Rendahnya kadar oksigen terlarut selama masa pemeliharaan menyebabkan ikan stres dan lambatnya pertumbuhan ikan. Namun, stres yang dialami ikan pada masa pemeliharaan tidak sampai mengakibatkan nafsu makan ikan menurun. Hal ini sesuai dengan Kordi dan Andi (2007) yang menyatakan bahwa rendahnya kadar oksigen dapat berpengaruh terhadap fungsi biologis dan lambatnya pertumbuhan, bahkan dapat mengakibatkan kematian. Kisaran ph yang diperoleh selama pemeliharaan 28 hari yaitu berkisar antara 7,1 8.6 (Tabel 4). Secara umum nilai ph yang diperoleh selama penelitian termasuk kedalam kategori yang optimal untuk pertumbuhan ikan. Menurut Barus (2004) nilai ph yang ideal bagi kehidupan organisme air pada umumnya terdapat antara 7 sampai 8,5. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi. Kenaikan ph diatas netral akan meningkatkan konsentrasi amoniak yang juga bersifat sangat toksik bagi organisme. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Padat penebaran berpengaruh terhadap kelangsumgam hidup dan pertumbuhan ikan nila gesit selama 28 hari dan pertumbuhan optimal terjadi pada padat penebaran 2 ekor/liter dengan nilai pertumbuhan berat mutlak 1,08 gram dan kelangsungan hidup sebesar 78,65%. 2. Padat penebaran yang optimal bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan nila gesit yaitu didapatkan pada padat penebaran 2 ekor/liter. Saran Dari hasil penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan kelangsungan hidup, pertumbuhan panjang mutlak, dan laju pertumbuhan bobot harian yang lebih baik dalam pemeliharaan ikan nila gesit disarankan menggunakan padat tebar dibawah 2 ekor/liter. Penelitian selanjutnya, disarankan untuk
10 85 melakukan penelitian ini di kolam tambak yang lebih bersifat alamiah atau keadaan nyata untuk pertumbuhan ikan dengan peningkatan pengelolaan kualitas air. DAFTAR PUSTAKA Barus, T. A Limnologi : Studi Tentang Ekosistem Air Daratan. USU Press. Medan. Effendie, M. I Metoda Biologi Perikanan. Yayasan Dwi Sri. Bogor. Handajani. H., dan Wahyu, W Nutrisi Ikan. UMM Press. Malang. Islami, E. Y., Basuki, F., dan Elfitasari, T Analisa Pertumbuhan Ikan Nila Larasati (Oreochromis niloticus) yang Dipelihara Pada KJA Wadaslintang Dengan Kepadatan Berbeda. Jurnal Aquaculture Management and Technology. Volume 2, No. 4, Hal Kadarini, T., Lili, S., dan Marendra, G Pengaruh Padat Penebaran Terhadap Sintasan dan Pertumbuhan Benih Ikan Hias Silver Dollar (Metynnis hypsauhen) dalam Sistem Resirkulasi. Prosiding Forum Inovasi teknologi Akuakultur. Kordi, M. G., dan Andi, B. T Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan. PT Rineka Cipta. Jakarta. Mudjiman, A Makanan Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta Monalisa, S. S., dan Minggawati, I Kualitas Air yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis sp.) di Kolam Beton dan Terpal. Jurnal of Tropical Fisheries 5 (2) : Nugroho, A Bioindikator Kualitas Air. Universitas Trisakti. Jakarta. Setiawan, B Pengaruh Padat Penebaran 1, 2, dan 3 Ekor/L Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan Maanvis Pterophyllum scalare. Skripsi. Program Studi Teknologi dan Manajemen Akuakultur. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Suyanto, R Pembenihan dan Pembesaran Nila. Penebar Swadaya. Jakarta. Wardoyo., Tatam, S., Suko, I., Frish, J., dan Wawan, A Pembesaran Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) dengan Padat Penebaran Berbeda. Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut. Gondol. Yuliati, P., T. Kadarini., Rusmaedi, dan S. Surbandiyah Pengaruh Padat Penebaran Terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Dederan Ikan Nila Gift (Oreochromis Niloticus) Di Kolam. Jurnal Iktiologi, Volume 3, Nomor 2.
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: 109-114 ISSN : 2088-3137 PENGARUH KEPADATAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) PADA PENDEDERAN
Lebih terperinciII. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus
II. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2013 di Laboratorium Budidaya Perikanan Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50 hari di Balai Benih Ikan (BBI) Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Pembuatan pakan
Lebih terperinciPENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA
825 Pengaruh frekuensi pemberian pakan terhadap... (Moch. Nurdin) PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA Mochamad
Lebih terperinciPRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN L PADA PADAT TEBAR 20, 40 DAN 60 EKOR/LITER DALAM SISTEM RESIRKULASI
Jurnal Akuakultur Indonesia, 6(2): 211 215 (2007) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 211 PRODUKSI IKAN NEON TETRA Paracheirodon innesi UKURAN
Lebih terperinci1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas
Media Litbang Sulteng 2 (2) : 126 130, Desember 2009 1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu ISSN : 1979-5971 PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo
Nikè: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume II, Nomor 1, Maret 2014 Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2009 sampai dengan bulan September 2009 bertempat di Laboratorium Sistem Produksi dan Manajemen Akuakultur, Departemen
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil dari penelitian yang dilakukan berupa parameter yang diamati seperti kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot harian, pertumbuhan panjang mutlak, koefisien keragaman
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2
11 METODE PENELITIAN Tempat dan waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lingkungan Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor untuk pemeliharaan
Lebih terperinciSri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract
Pengaruh Penambahan Probiotik EM-4 (Evective Mikroorganism-4) Dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan Gurame (Osprhronemus gouramy) Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya 2 1 Staf Pengajar
Lebih terperinciEfektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.)
Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.) Dian Puspitasari Program studi Budidaya Perairan, Fakultas pertanian, Universitas Asahan Email: di_dianri@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset Ikan Hias Depok. Penelitian berlangsung pada tanggal 15 Agustus hingga 5 Oktober 2012. Penelitian diawali
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan. B. Alat dan Bahan Penelitian
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011, di Instalasi Riset Lingkungan Perikanan Budidaya dan Toksikologi, Cibalagung, Bogor. Analisis kualitas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015, bertempat di Laboratorium Perikanan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian
Lebih terperinciPENGARUH UMUR LARVA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PEMBENTUKAN SEL KELAMIN JANTAN RINDHIRA HUMAIRANI Z¹, ERLITA¹
PENGARUH UMUR LARVA IKAN NILA (OREOCHROMIS NILOTICUS) TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PEMBENTUKAN SEL KELAMIN JANTAN RINDHIRA HUMAIRANI Z¹, ERLITA¹ ¹Dosen Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di Laboratorium Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lampung. Analisis proksimat
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Kolam Budidaya Ikan Ciburial, Sumedang selama kurang lebih dua bulan, yaitu sejak April - Juni 2011. 2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Wadah
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember 2011, bertempat di laboratorium ikan Clownfish Balai Besar Pengembangan
Lebih terperinciPENGARUH PADAT TEBAR TINGGI DENGAN PENGUNAAN NITROBACTER TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp.) FENLYA MEITHA PASARIBU
PENGARUH PADAT TEBAR TINGGI DENGAN PENGUNAAN NITROBACTER TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE (Clarias sp.) FENLYA MEITHA PASARIBU 110302072 PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Padat Tebar (ekor/liter)
9 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Berikut adalah hasil dari perlakuan padat tebar yang dilakukan dalam penelitian yang terdiri dari parameter biologi, parameter kualitas air dan parameter ekonomi.
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas
III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan April - Juni 2014. 3.2. Alat dan Bahan 3.2.1.
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Percobaan Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) tiga perlakuan dengan masing-masing tiga ulangan yaitu : 1) Perlakuan A dengan pergantian air
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Purwodadi Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik RT 01 RW 01 selama 28 hari pada bulan Desember 2016 Januari 2017
Lebih terperinciPENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume I No 2 Februari 2013 ISSN: 2302-3600 PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis
Lebih terperinciPENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume I No 2 Februari 2013 ISSN: 2302-3600 PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di Balai Benih Ikan Hias (BBIH) Natar, Lampung Selatan. B. Alat dan Bahan
Lebih terperinciPengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo
Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo 1.2 Robi Hendrasaputro, 2 Rully, dan 2 Mulis 1 robihendra40@gmail.com
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran, Jatinangor Sumedang, Jawa Barat. Penelitian
Lebih terperinciBAB 4. METODE PENELITIAN
BAB 4. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama sembilan bulan dari bulan Maret sampai September 2014 di Laboratorium UPT Kolam Pembenihan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Laju Pertumbuhan Bobot Harian Bobot benih ikan nila hibrid dari setiap perlakuan yang dipelihara selama 28 hari meningkat setiap minggunya. Bobot akhir benih ikan
Lebih terperinciPENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN HIAS SILVER DOLLAR (Metynnis hypsauchen) DALAM SISTEM RESIRKULASI
409 Pengaruh padat penebaran terhadap sintasan... (Tutik Kadarini) PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN HIAS SILVER DOLLAR (Metynnis hypsauchen) DALAM SISTEM RESIRKULASI
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Akuakultur Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Hatchery Ciparanje Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Waktu pelaksanaan dimulai dari bulan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
3 II. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2011 bertempat di Laboratorium Teknik Produksi dan Manajemen Akuakultur, pengambilan data penunjang dilaksanakan
Lebih terperinciPENGARUH PADAT TEBAR BERBEDA TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELAN (Osteochilus pleurotaenia)
PENGARUH PADAT TEBAR BERBEDA TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELAN (Osteochilus pleurotaenia) Elpina 1), Hafrijal Syandri 2), Azrita 2) 1) Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan E-mail : lolypoup_vee@yahoo.co.id
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE
II. BAHAN DAN METODE Penelitian tentang budidaya sinodontis dengan densitas yang berbeda ini dilakukan pada bulan Juni sampai Agustus 2010 yang bertempat Laboratorium Teknologi dan Manajemen Produksi Akuakultur,
Lebih terperinciPENGARUH PADAT TEBAR TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN IKAN MASKOKI (Carassius auratus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM RESIRKULASI
104 PENGARUH PADAT TEBAR TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN IKAN MASKOKI (Carassius auratus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM RESIRKULASI Effect of Stocking Density on Survival and Growth Rate
Lebih terperinciPENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL
PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL FAISOL MAS UD Dosen Fakultas Perikanan Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan Universitas Islam Lamongan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April 2013 sampai dengan Mei 2013 di Laboratorium Nutrisi Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan September 2012 bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium Basah Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya Perikanan Bagian Genetika dan Pemuliaan Ikan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014, bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan, Jurusan Budidaya Perairan Universitas
Lebih terperinciPENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus)
PENGGUNAAN AERASI AIR MANCUR (FOINTAIN) DI KOLAM UNTUK PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT(Oreochromis niloticus) Rukmini Fakultas Perikanan dan Kelautan UNLAM Banjarbaru Email rukmini_bp@yahoo.com ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.
12 BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika dan kolam percobaan pada Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air Tawar, Jl. Raya 2 Sukamandi,
Lebih terperinciPENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN GURAMI Osphronemus gouramy Lac. UKURAN 2 CM
Jurnal Pengaruh Akuakultur padat penebaran Indonesia, terhadap 5(2): 127-135 kelangsungan (2006) hidup Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai 127 http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50
III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50 hari di Laboratorium Nutrisi dan Pakan Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas
Lebih terperinciNike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015
Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015 Pengaruh Salinitas Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila Merah (Oreochromis Niloticus) di
Lebih terperinciPengaruh Padat Penebaran Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo
Pengaruh Padat Penebaran erbeda terhadap Pertumbuhan enih Ikan Lele Sangkuriang di alai enih Ikan Kota Gorontalo Taufiq Yunus, Hasim, dan Rully Tuiyo Jurusan udidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Lebih terperinciPERBANDINGAN KARBON DAN NITROGEN PADA SISTEM BIOFLOK TERHADAP PERTUMBUHAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume III No 1 Oktober 2014 ISSN: 2302-3600 PERBANDINGAN KARBON DAN NITROGEN PADA SISTEM BIOFLOK TERHADAP PERTUMBUHAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan utama. Metodologi penelitian sesuai dengan Supriyono, et al. (2010) yaitu tahap pendahuluan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo, yang melaksanakan tugas operasional
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian BBIP Lamu, merupakan calon Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)/Instalasi Pembenihan dibawah pengawasan dan pengelolaan Dinas Kelautan dan Perikanan
Lebih terperinciPENGARUH KETINGGIAN AIR YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUPBENIH IKAN LELE SANGKURIANG
1 PENGARUH KETINGGIAN AIR YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUPBENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) DI BALAI BENIH IKAN (BBI) KOTA GORONTALO 1.2 Kasmat Samaun, 2 Hasim, 2
Lebih terperinciJurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo
PADAT TEBAR YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) DI BALAI PENGEMBANGAN BENIH IKAN LAUT DAN PAYAU (BPBILP) LAMU KABUPATEN BOALEMO 1 Ipton Nabu, 2 Hasim, dan
Lebih terperinciPengaruh Padat Tebar Tinggi Dengan Penggunaan Nitrobacter Terhadap Pertumbuhan Ikan Lele (Clarias Sp.)
Pengaruh Padat Tebar Tinggi Dengan Penggunaan Nitrobacter Terhadap Pertumbuhan Ikan Lele (Clarias Sp.) Effect of Stocking Density with Adding Nitrobacter on Growth of Catfish (Clarias sp.) Fenlya Meitha
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Hatchery Ciparanje Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran pada bulan April sampai Mei 2013. Tahapan yang
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1 Pertumbuhan benih C. macropomum Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari pemeliharaan disajikan pada Gambar 3. Gambar 3. Pertumbuhan C.
Lebih terperinciJurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(1) :1-8 (2016) ISSN :
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(1) :1-8 (2016) ISSN : 2303-2960 PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN PATIN (Pangasius SP.) DI SISTEM RESIRKULASI DENGAN PADAT TEBAR BERBEDA Growth and Survival Rate
Lebih terperinciPENGARUH PADAT PENEBARAN 1, 2 DAN 3 EKOR/L TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN MAANVIS Pterophyllum scalare BASUKI SETIAWAN
PENGARUH PADAT PENEBARAN 1, 2 DAN 3 EKOR/L TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN MAANVIS Pterophyllum scalare BASUKI SETIAWAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN AKUAKULTUR DEPARTEMEN
Lebih terperinciAngki Ismayadi, Rosmawati, Mulyana Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Djuanda Bogor
Jurnal Mina Sains ISSN: 2407-9030 Volume 2 Nomor 1, April 2016 24 Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan Nilem (Osteochillus hasselti) yang Dipelihara pada Tingkat Kepadatan Berbeda The Survivability
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH Cherax quadricarinatus DIPELIHARA PADA SISTEM RESIRKULASI DENGAN KEPADATAN YANG BERBEDA
Jurnal Akuakultur Indonesia, 7(2): 109 114 (2008) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 109 PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LOBSTER CAPIT MERAH
Lebih terperinci[ GROUPER FAPERIK] [Pick the date]
PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT KELULUSHIDUPAN (SR) BENIH IKAN NILA ( Oreochromis Niloticus ) ENDAH SIH PRIHATINI Dosen Program Studi Manajemen Sumber Daya Perairan
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan utama. Pada tahap pendahuluan dilakukan penentuan kemampuan puasa ikan, tingkat konsumsi oksigen,
Lebih terperinciPENDAHULUAN Ikan Nila (Oreochromis sp.) merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang mendapat perhatian besar bagi usaha perikanan terutama
PENDAHULUAN Ikan Nila (Oreochromis sp.) merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang mendapat perhatian besar bagi usaha perikanan terutama dalam usaha peningkatan gizi masyarakat di Indonesia. Hal
Lebih terperinciPengaruh Ketinggian Air yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo
Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 2, Juni 2015. Pengaruh Ketinggian Air yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
15 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Berikut adalah hasil dari perlakuan ketinggian air yang dilakukan dalam penelitian yang terdiri dari beberapa parameter uji (Tabel 5). Tabel 5. Pengaruh perlakuan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di LaboratoriumPembenihan Ikan Ciparanje, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran pada bulan Maret sampai
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords : Biofilter, Cherax quadricarinatus, Glochidia
Maintenance Juveniles of Freshwater Crayfish (Cherax quadricarinatus) Using Biofilter Kijing Taiwan (Anadonta woodiana, Lea) With System of Recirculation By Yunida Fakhraini 1), Rusliadi 2), Iskandar Putra
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
19 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian telah dilakukan pada bulan November Desember 2013, bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2 Alat
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id
III. METODE PENELITIAN A. Materi Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih lobster air tawar yang merupakan hasil pemijahan dari satu set induk yang diperoleh dari tempat penjualan induk bersertifikat,
Lebih terperinciPENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK
e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume II No 2 Februari 2014 ISSN: 2302-3600 PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian Kegiatan penelitian ini terbagi dalam dua tahap yaitu tahap penelitian pendahuluan dan tahap utama. Penelitian pendahuluan meliputi hasil uji kapasitas serap zeolit,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
9 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2009. Perlakuan dan pemeliharaan dilaksanakan di Cibanteng Farm, pengambilan data penunjang dilaksanakan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIBERI PAKAN BUATAN BERBASIS KIAMBANG
18 PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIBERI PAKAN BUATAN BERBASIS KIAMBANG (Growth and feed efficiency Tilapia (Oreochromis niloticus) with Salvinia Based Feed) Rina
Lebih terperincike dalam bak filter. Berdasarkan Anonim (2011 ) waktu tinggal dapat dihitung dengan rumus :
ke dalam bak filter. Berdasarkan Anonim (2011 ) waktu tinggal dapat dihitung dengan rumus : DT = Dimana : DT = detention time atau waktu tinggal (menit) V = volume wadah (liter) Q = debit air (liter/detik)
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Tahap 1 Waktu dan Tempat
41 METODE PENELITIAN Penelitian ini terdiri atas 2 tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian inti. Penelitian pendahuluan terdiri atas 2 tahap yaitu uji nilai kisaran (range value test) dan uji
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Laju Pertumbuhan Mutlak Nila Gift Laju pertumbuhan rata-rata panjang dan berat mutlak ikan Nila Gift yang dipelihara selama 40 hari, dengan menggunakan tiga perlakuan yakni
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga
PENDAHULUAN Sektor perikanan budidaya ikan air tawar di Indonesia memiliki potensi untuk dikembangkan melalui ekstensifikasi maupun intensifikasi. Komoditas budidaya ikan air tawar seperti ikan lele, selain
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN GURAMI (Osphronemus EKOR/LITER
Jurnal Pertanian ISSN 28 436 Volume Nomor 2, Oktober 216 8 PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) PADA SISTEM RESIRKULASI DENGAN PADAT TEBAR, DAN EKOR/LITER GROWTH AND
Lebih terperinciPEMBERIAN PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT (Oreochromis sp) YANG DIPELIHARA DALAM HAPPA. Elrifadah. Abstract
EnviroScienteae 9 (2013) 67-71 ISSN 1978-8096 PEMBERIAN PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GIFT (Oreochromis sp) YANG DIPELIHARA DALAM HAPPA Elrifadah Program Studi Budi Daya Perairan Jurusan
Lebih terperinciRESPONS PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) YANG DIBERI PAKAN BUATAN BERBASIS LIMBAH SAYURAN
156 RESPONS PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus) YANG DIBERI PAKAN BUATAN BERBASIS LIMBAH SAYURAN (Fish Growth Response Lele Sangkuriyang ( Clarias Gariepinus ) Given That Feed Made Based
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Bahan dan Alat Persiapan Wadah Pemeliharaan Ikan Uji Rancangan Pakan Perlakuan
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Penelitian ini meliputi tahap bahan dan alat, persiapan wadah pemeliharaan, ikan uji, rancangan pakan perlakuan, dan tahap pemeliharaan ikan serta pengumpulan
Lebih terperinciII. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah akuarium dengan dimensi 50 x 30 x 30 cm 3 untuk wadah pemeliharaan ikan, DO-meter, termometer, ph-meter, lakban, stoples bervolume 3 L,
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN ENZIM PAPAIN PADA PAKAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
1 PENGARUH PEMBERIAN ENZIM PAPAIN PADA PAKAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) Effect of Enzyme Papain Giving Within Food Against Survival and Growth
Lebih terperinciVARIASI PADAT PENEBARAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias sp) YANG DIPELIHARA DALAM HAPA
Herliwati : Variasi Padat Penebaran Terhadap... VARIASI PADAT PENEBARAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias sp) YANG DIPELIHARA DALAM HAPA VARIATIONS ON THE GROWTH STOCKING DENSITY
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Total Amonia Nitrogen (TAN) Konsentrasi total amonia nitrogen (TAN) diukur setiap 48 jam dari jam ke-0 hingga jam ke-120. Peningkatan konsentrasi TAN terjadi pada
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,
22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013, bertempat di Laboratorium Program Studi Budidaya Perairan Fakultas
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada April 2013 sampai dengan Mei 2013 di laboratorium Nutrisi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2013 di Balai Benih Ikan (BBI)
III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei Juni 2013 di Balai Benih Ikan (BBI) Natar, Lampung Selatan. Analisis proksimat bahan dan pakan uji dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciJurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :
Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: 253-260 ISSN : 2088-3137 PENGARUH PADAT PENEBARAN YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN TORSORO (Tor soro)
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013
18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013 bertempat di Laboratorium Perikanan, Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciSUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG CACING TANAH DALAM PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV ABSTRAK
SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG CACING TANAH DALAM PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV Nur Asiah 1, Indra Suharman 1, Siska Wulandari 2 1 Staf Pengajar Jurusan
Lebih terperinciPENDEDERAN IKAN BERONANG (Siganus guttatus) DENGAN UKURAN TUBUH BENIH YANG BERBEDA
419 Pendederan ikan beronang dengan ukuran tubuh benih... (Samuel Lante) ABSTRAK PENDEDERAN IKAN BERONANG (Siganus guttatus) DENGAN UKURAN TUBUH BENIH YANG BERBEDA Samuel Lante, Noor Bimo Adhiyudanto,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai denganseptember 2011
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai denganseptember 2011 bertempat di BBPBL(Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut) Lampung. B. Alat dan Bahan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. : Nilai pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j : Rata-rata umum : Pengaruh perlakuan ke-i. τ i
13 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lab. KESDA provinsi DKI Jakarta (analisis kandungan senyawa aktif, Pimpinella alpina), Lab. Percobaan Babakan FPIK (pemeliharaan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat
15 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2012. Penelitian dilaksanakan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciPENGARUH PERBEDAAN PADAT PENEBARAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) PADA SISTEM RESIRKULASI
Dewan Redaksi Panduan Penulis PENGARUH PERBEDAAN PADAT PENEBARAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) PADA SISTEM RESIRKULASI EFFECTS OF STOCK DENSITY ON
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013, di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat. B. Alat dan Bahan (1)
Lebih terperinci