ANALISIS DIEKSIS PADA BAHASA MELAYU DIALEK SELIMBAU KABUPATEN KAPUAS HULU (KAJIAN PRAGMATIK)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS RELASI MAKNA ADJEKTIVA DALAMBAHASA MELAYU DIALEK SELIMBAU KABUPATEN KAPUAS HULU

TINDAK TUTUR DIREKTIF BAHASA MELAYU DIALEK SELIMBAU KABUPATEN KAPUAS HULU (KAJIAN PRAGMATIK)

BAB I PENDAHULUAN. Prosa dalam pengertian kesusastraan disebut fiksi (fiction), teks naratif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

TINDAK TUTUR BAHASA MELAYU DIALEK SAMBAS DI KABUPATEN SAMBAS

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam teori semantik, atau dengan perkataan lain, membahas segala aspek makna

PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN KOMPAS EDISI JANUARI FEBRUARI 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempermudah kita untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pragmatik memiliki lima bidang kajian salah satunya deiksis. berarti penunjukan atau hal petunjuk dalam sebuah wacana atau tuturan.

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksudkan orang di dalam suatu konteks khusus dan bagaimana konteks itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

DEIKSIS BAHASA MELAYU DIALEK SINTANG KECAMATAN SERAWAI: KAJIAN PRAGMATIK

ANALISIS DEIKSIS DALAM CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. pada masa sekarang ini walaupun pada kira-kira dua dekade yang silam ilmu

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitar, sosial budaya, dan juga pemakaian bahasa. Levinson

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

ERIZA MUTAQIN A

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat berinteraksi antarindividu maupun kelompok.

DEIKSIS DALAM BAHASA DAYAK DEAH. Isna Kasmilawati STKIP PGRI Banjarmasin. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

DEIKSIS DALAM RUBRIK AH TENANE PADA SURAT KABAR HARIAN UMUM SOLOPOS

I. PENDAHULUAN. dalam mencari informasi dan berkomunikasi. Klausa ataupun kalimat dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dan bahasa adalah dua komponen yang tidak terpisahkan satu sama

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

TINDAK TUTUR PENOLAKAN PADA WACANA ARISAN KELUARGA DI KALANGAN MASYARAKAT BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua

ANALISIS PESAN BAHASA KELUHAN WARGA DESA PILANG KECAMATAN RANDUBLATUNG KABUPATEN BLORA SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. anggota kelompok tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan

DEIKSIS PERSONA DALAM BAHASA MELAYU KUTAI TENGGARONG

PEMAKAIAN DEIKSIS PERSONA, LOKASIONAL, DAN TEMPORAL DALAM NOVEL AYAT-AYAT CINTA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. maupun isyarat. Bahasa digunakan oleh siapa saja, mulai dari anak-anak sampai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

BAB I PENDAHULUAN. menguasai bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulisan. pandangan sebagian masyarakat yang tidak merasa perlu untuk

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Debat adalah perbincangan antara beberapa orang yang. membahas suatu masalah dan masing-masing mengemukakan

DEIKSIS DALAM SERI CERITA RAKYAT KALANTIKA PENULIS CHAIRIL EFFENDY

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. apabila referennya berpindah-pindah tergantung pada siapa yang menjadi si

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bukunya Speech Act: An Essay in The Philosophy of Language dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. penting. Peranan tersebut, berfungsi untuk menyampaikan beragam informasi

PENGGUNAAN DEIKSIS DALAM BAHASA INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. penting. Peranan tersebut, antara lain: untuk menyampaikan beragam informasi

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kesehariannya tidak lepas dari interaksi. Salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

PRAGMATIK. Disarikan dari buku:

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk menjaga kesopanan dalam bertutur atau mengucapkan bahasa

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. bentuk ujaran atau tuturan. Tuturan-tuturan yang digunakan tersebut biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah penerima informasi atau berita dari segala informasi

BAB I PENDAHULUAN. bukan perlu membutuhkan pemahaman yang menyeluruh. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas

ARTIKEL E-JOURNAL SYARIFAH FADILAH NIM

KAJIAN PEMAKAIAN DEIKSIS SOSIAL DALAM TAJUK RENCANA HARIAN SOLOPOS EDISI JANUARI-FEBRUARI 2010 SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TUTURAN PERANGKAT DESA PECUK KECAMATAN MIJEN KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. Kata deiksis berasal dari bahasa Yunani, yaitu deiktikos yang berarti hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Semantik merupakan ilmu tentang makna, dalam bahasa Inggris disebut meaning.

PRINSIP KERJA SAMA DALAM BERINTERAKSI DI LINGKUNGAN SMPN 11 KOTA JAMBI Hendri Ristiawan* SMPN 11 Kota Jambi

PRAGMATIK. Penjelasan. Sistem Bahasa. Dunia bunyi. Dunia makna. Untuk mengkaji pragmatik... Contoh-contoh sapaan tersebut...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jenis interaksi antarmanusia sangat beragam. Salah satu contoh interaksi terjadi pada

BAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, mereka harus bergaul dan berinteraksi

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA DI KALANGAN MAHASISWA DALAM BERINTERAKSI DENGAN DOSEN DAN KARYAWAN

DEIKSIS ARTIKEL HARIAN SUARA MERDEKA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI NONFIKSI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA

BAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan yang menjadi konteks dan tempat tuturan itu tejadi.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat manusia tidak lagi sebagai individu, tetapi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa merupakan alat pertukaran informasi. Namun, kadang-kadang

ANALISIS DEIKSIS PADA KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X OTOMOTIF SMK MUHAMMADIYAH KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa dapat menjalin hubungan yang baik, dan dapat pula

Transkripsi:

ANALISIS DIEKSIS PADA BAHASA MELAYU DIALEK SELIMBAU KABUPATEN KAPUAS HULU (KAJIAN PRAGMATIK) Wiendi Wiranty Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa dan Seni IKIP PGRI Pontianak Jalan Ampera Nomor 88 Pontianak 78116 e-mail: IndieCharMer@gmail.com Abstrak Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan dieksisbahasa Melayu dialek Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu. Jenis penelitian adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, simak libat cakap, wawancara, dan teknik catat. Alat pengumpul data yang digunakan adalah peneliti sendirisebagai instrumen kunci. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan ketekunan atau keajegan pengamatan, triangulasi sumber, dan teori. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat dieksis pada bahasa Melayu dialek Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu. Kata Kunci: bahasa, dieksis, bahasa Melayu dialek Selimbau. Abstract The purpose of this research was to describethe deiksis Malay dialect Selimbau of Kapuas Hulu.This research belonged to the type of qualitatif research. Data collection techniques used in this research were observation, simak libat cakap, interviews, and recording techniques. Data collection tool was the researcher himself as a key instrument of data. Technique for examination of data validity used persistence of observation, triangulation source and theory. Data analysis techniques in this research used interactive analysis of Miles and Hubermanmodel. The result of this research stated that there is deiksis in Selimbau dialect Malay language of Kapuas Hulu. Keywords: language, deiksis, Bahasa Melayu Selimbau. PENDAHULUAN Kajian mengenai bahasa menjadi suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan karena bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Di Indonesia sendiri memiliki beragam bahasa selain bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan atau bahasa nasional terdapat pula bahasa daerah yang memperkaya budaya nasional Indonesia. Bahasa daerah digunakan oleh sebagian besar masyarakat pada situasi-situasi yang hampir mendominasi setiap kegiatannya. Sedangkan bahasa Indonesia hanya digunakan pada situasi-situasi khusus. Oleh karenanya, tidak dapat dipungkiri jika bahasa daerah memiliki pengaruh besar terhadap bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. 246

Jurnal Pendidikan Bahasa, Vol. 6, No. 2, Desember 2017 Bahasa Melayu Dialek Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu merupakan satu diantara bahasa daerah yang ada di wilayah Indonesia tepatnya di Provinsi Kalimantan Barat Kabupaten Kapuas Hulu. Bahasa Melayu dialek Selimbau masih digunakan oleh masyarakat di Kecamatan Selimbau untuk berkomunikasi baik dilingkungan keluarga, masyarakat maupun di sekolah. Bahasa Melayu dialek Selimbau merupakan bahasa daerah yang unik, karena mempunyai ciri khas tersendiri baik dalam penuturannya dan dialeknya. Bahasa Melayu dialek Selimbau merupakan budaya yang harus dipertahankan dan dilestarikan oleh masyarakat Kecamatan Selimbau khususnya. Penelitian yang peneliti lakukan berkenaan dengan bidang linguistik. Linguistik merupakan ilmu yang mempelajari bahasa sebagai bagian kebudayaan berdasarkan struktur bahasa tersebut. Ada beberapa bidang linguistik yang perlu dikaji dalam bahasa yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik, dan sosiopragmatik.dari beberapa kajian linguistik tersebut peneliti lebih tertarik meneliti kajian bidang pragmatik. Pragmatik pada hakikatnya mengarah kepada perwujudan kemampuan pemakai bahasa untuk menggunakan bahasanya sesuai dengan faktor-faktor penentu tindak komunikatif, dengan memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan bahasa secara tepat. Sudah jelas bahwa ilmu pragmatik sangat berkaitan dengan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi. Dalam ilmu pragmatik ada beberapa kajian yang dibahas diantarnya referensi, inferensi, praanggapan, implikatur, dieksis, tindak tutur, prinsip kesopanan, dan aspek-aspek struktur wacana. Dari kajian yang ditawarkan oleh pragmatik peneliti tertarik untuk meneliti dieksis yang terdapat di dalam bahasa Melayu dialek Selimbau. Dieksis merupakan penunjukan atau pengacuan melalui bentuk bahasa yang digunakan saat berkomunikasi, dieksis sebagai kajian pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang semakin dikenal pada masa sekarang. Hal tersebut dilandasi oleh kesadaran para linguis bahwa upaya menguak hakikat bahasa tidak akan membawa hasil yang diharapkan tanpa didasari pemahaman terhadap pragmatik, yakni bagaimana bahasa digunakan dalam komunikasi.sebuah kata dikatakan bersifat dieksis apabila referennya berpindah-pindah atau berganti- 247

ganti, tergantung pada saat dan tempat dituturkannya kata tersebut. Dieksis merupakan suatu gejala semantik yang terdapat pada kata yang acuannya dapat ditafsirkan sesuai dengan situasi pembicaraan dan menunjuk pada sesuatu diluar bahasa seperti kata tunjuk, pronominal, dan sebagainya. Bahasa Melayu Dialek Selimbau selanjutnya akan disingkat BMDS dipakai dan ditutur oleh penduduk suku melayu yang terdapat dikecamatan Selimbau terdiri dari empat belas desa di antaranya beberapa Desa Gudang Hilir, Desa Gudang Hulu, Desa Dalam, Desa Nibung, Desa Piasak, Desa Leboyan, Desa Engkerengas, Desa Tempurau, Desa Gerayau, Desa Sekulat, Desa Mawan, Desa Vega, Desa Semalah, dan Desa Jongkong Hulu. Seiring perkembangan zaman,bmds yang digunakan oleh penutur pada Desa Nibung, Desa Engkerengas, Desa Tempurau, Desa Sekulat, dan Desa Pega sudah mulai tercemar oleh pengaruh dialek luar sehingga peneliti semakin memantapkan diri untuk meneliti relasi makna adjektiva dalam BMDS. Alasan peneliti melakukan penelitian di Kecamatan Selimbau yaitu: (1) BMDS merupakan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari baik di lingkungan keluarga, masayarakat, sekolah maupun di instansi pemerintah daerah setempat;(2) Penelitian yang akan peneliti lakukan belum pernah dilakukan sebelumnya dan peneliti juga merupakan warga asli di Kecamatan Selimbau; (3) BMDS diketahui adanya penggunaan dieksis dalam berkomunikasi baik dieksis persona, waktu, dan tempat; (4) Penduduknya menggunakan BMDS pada saat berkomunikasi; dan (5) Peneliti penutur asli dan tidak merasa asing lagi terhadap BMDS. Ada beberapatujuan yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian, yaitu: (1) Peneliti ingin memperkenalkan BMDS kepada masyarakat luas; (2) BMDS mulai mengalami perubahan, khususnya dalam kalangan remaja, hal tersebut disebabkan masuknya pengaruh bahasa-bahasa lain ke dalam BMDS; dan (3) Peneliti ingin menyajikan dieksis BMDS untuk diketahui oleh masyarakat dari daerah lain. Melalui penelitian yang dilakukan, diharapkan masyarakat lebih menghargai dan mencintai bahasa daerah yang digunakan untuk berkomunikasi, para remaja pun ikut berpartisipasi melestarikan bahasa daerah yakni warisan 248

Jurnal Pendidikan Bahasa, Vol. 6, No. 2, Desember 2017 yang harus selalu dijaga supaya tidak punah, sehingga bahasa asing yang muncul hanya sebagai variasi bahasa dalam berkomunikasi. Berdasarkan uraian tersbut, peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan dieksis Bahasa Melayu dialek Selimbau Kabupaten Kapuas. Dieksis merupakan penunjukan secara langsung dalam berkomunikasi baik lisan maupun tertulis. Menurut Cummings (2010: 34) Dieksis adalah konsep penting di bidang pragmatik. Levinson (Nadar, 2013: 54) mengemukakan bahwa Dieksis berasal dari kata Yunani deiktikos yang berarti hal penunjukan secara langsung. Dalam bahasa Yunani, dieksis merupakan istilah teknis untuk salah satu hal yang mendasar yang dilakukan dalam tuturan.sedangkan istilah deiktikos yang dipergunakan oleh tata bahasa Yunani dalam pengertian sekarang disebut kata ganti demonstratif. Selanjutnya menurut Purwo (Nadar, 2013: 54) mengemukakan bahwa Sebuah kata dikatakan bersifat dieksis apabila referennya berpindah-pindah atau berganti-ganti, tergantung pada saat dan tempat dituturkannya kata itu. Yule (2006:13) mengemukakan bahwa Dieksis adalah istilah teknis (dari bahasa Yunani) untuk salah satu hal mendasar yang kita lakukan dengan tuturan. Dieksis berarti penunjukan melalui bahasa. Bentuk linguistik yang dipakai untuk menyelesaikan penunjuk disebut ungkapan dieksis. Definisi para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa dieksis adalah bentuk bahasa baik berupa kata maupun lainnya yang berfungsi sebagai penunjuk hal atau fungsi tertentu di luar bahasa. Sebuah bentuk bahasa bisa dikatakan bersifat dieksis apabila referennya berpindah-pindah tergantung pada siapa yang menjadi si pembicara dan bergantung pula pada saat dan tempat dituturkannya kata. Jadi, dieksis merupakan kata-kata yang tidak memiliki referen yang tetap. Pragmatik merupakan cabang ilmu linguistik yang mempelajari tentang makna yang dikehendaki oleh penutur. Rohmadi (2010: 2) mengemukakan bahwa Pragmatik adalah studi kebahasaan yang terikat konteks. Konteks memiliki peranan kuat dalam menentukan maksud penutur dalam berinteraksi dengan lawan tutur. Tuturan yang dituturkan terdapat makna yang hanya diketahui oleh penutur. Wijana (2011: 4) mengemukakan bahwa Pragmatik adalah cabang 249

ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yaitu bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam komunikasi. Berbicara mengenai pragmatik berkaitan erat dengan konteks. Konteks adalah hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan fisik dan sosial sebuah tuturan ataupun latar belakang pengetahuan yang sama-sama dimiliki oleh penutur dan lawan tutur yang membantu lawan tutur menafsirkan makna tuturan (Nadar, 2013: 6). Levinson (Tarigan, 2009: 31) menyatakan bahwa Pragmatik adalah telaah mengenai relasi antara bahasa dan konteks yang merupakan dasar bagi suatu catatan atau laporan pemahaman bahasa, dengan kata lain telaah mengenai kemampuan pemakaian bahasa menghubungkan serta penyerasian kalimatkalimat dan konteks-konteks secara tepat. Pengertian dari para ahli tersebut menjelaskan bahwa pragmatik memiliki dua pengertian. Pertama, kajian dari hubungan antara bahasa dan konteks yang mendasari penjelasan pengertian bahasa.kedua, kajian tentang kemampuan pemakai bahasa mengaitkan kalimatkalimat dengan konteks-konteks yang sesuai bagi kalimat-kalimat tersebut. Pragmatik mengkaji tentang makna kalimat yang dituturkan oleh penutur sesuai dengan konteks dan situasi. Pragmatik merupakan ilmu yang berkenaan dengan syarat-syarat yang mengakibatkan serasi tidaknya pemakaian bahasa dalam komunikasi. Tarigan (2009: 30) menyatakan bahwa Pragmatik menelaah ucapan-ucapan khusus dalam situasi-situasi khusus dan memusatkan perhatian pada aneka ragam cara yang merupakan wadah aneka sosial. Searle, Kiefer, dan Bierwich (Nadar, 2013: 4) menegaskan bahwa Pragmatics is concerned with the way in which the interpretation of syntactically defined expressions depends on the particular conditions of their use in context. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa pragmatik berkaitan dengan interpretasi suatu ungkapan yang dibuat mengikuti aturan sintaksis tertentu dan cara menginterpretasi ungkapan tersebut tergantung pada kondisi-kondisi khusus penggunaan ungkapan tersebut dalam konteks. Pragmatik diperlukan dalam menganalisis makna yang dipertuturkan antara penutur disesuaikan dengan situasi ujar. Pragmatik menurut pendapat ketiga tokoh tersebut lebih menekankan pada makna dan situasi ujar. 250

Jurnal Pendidikan Bahasa, Vol. 6, No. 2, Desember 2017 Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dijelaskan, secara garis besar definisi pragmatik tidak dapat lepas dari bahasa dan konteks. Pragmatik juga diperlukan dalam menganalisis makna yang dipertuturkan antara penutur disesuaikan dengan situasi ujar. Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa pragmatik merupakan bidang yang mengkaji tentang kemampuan penutur untuk menyesuaikan kalimat yang diujarkan sesuai dengan konteksnya, sehingga komunikasi dapat berjalan dengan lancar. Pragmatik pada hakekatnya mengarah pada perwujudan kemampuan pemakai bahasa untuk menggunakan bahasanya sesuai dengan faktor-faktor penentu dalam tindak komunikatif dan memperhatikan prinsip penggunaan bahasa secara tepat. METODE Penelitian termasuk dalam jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian mencatat secara teliti semua fenomena kebahasaan yang senyatanya ada, meneliti, dan memeriksa sistem bahasa berdasarkan data yang. Metode yang digunakan untuk memberikan gambaran mengenai hasil analisis dieksis dalam bahasa Melayu Dialek Selimbau. Dalam metode deskriptif, data yang dikumpulkan dapat berasal dari catatan-catatan, naskah wawancara, foto, video, tape, dokumen pribadi, memo (catatan), dan doumen resmi lainnya. Data dalam penelitian berupa kata yang mengandung dieksis yang digunakan oleh masyarakat Melayu Kecamatan Selimbau. Teknik pengumpalan data yang digunakan adalah teknik observasi, simak libat cakap, wawancara, dan teknik catat. Alat pengumpul data yang digunakan adalah peneliti sendiri sebagai instrumen kunci dalam pengumpulan data. Peneliti dibantu oleh alat-alat pengumpul data berupa pertanyaan-pertanyaan dan gambar yang dituturkan oleh penutur asli dan kamera foto.teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian adalah ketekunan atau keajegan pengamatan serta triangulasi sumber dan teori. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman. 251

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian akan dibahas terkait denganbentuk dieksis persona, tempat, dan waktu dalam bahasa Melayu dialek Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu. Dieksis Persona Bahasa Melayu Dialek Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu Dieksis Persona merupakan hal atau fungsi menunjuk sesuatu di luar bahasa, kata yang mengacu kepada persona orang atau benda yang berperanan dalam pembicaraan (persona I pembicara, persona II orang yang diajak bicara, persona III) orang yang dibicarakan suatu tuturan. Berupa dieksis bahasa Melayu. Adapun data yang peneliti dapatkan pada saat penelitian tentang bentuk dieksis persona adalah sebagai berikut. Bentuk dieksis persona pertama tunggal (1) A = inik iyan masuk rumah sakit deh? B = Aok baruɂ aku tahu A = Sama meh, aku baɣu pulang dari pasaɣ. B = aok pantas meh nuan ndak tahu Terjemahan: A = nenek iyan masuk rumah sakit ya? B = iya, baru saya tahu A = Sama lah, saya juga baru pulang dari pasar B = iya pantas kalau kamu tidak tahu. Pelaku Tuturan : partisipan yang terlibat dalam tuturan ada dua orang yaitu antara penjual dan pembeli Konteks Tuturan: Tuturan tersebut terjadi ketika lawan tutur berbelanja di warung penutur, penutur membahas tentang ketidaktahuann nya kalau Nek Iyan masuk rumah sakit. Lokasi Tuturan : tuturan terjadi di warung penjual. Tuturan pada data (1) merupakan bentuk dieksis persona pertama yaitu orang yang berperan dalam pembicaraan sebagai orang pertama. Kata aku digunakan penutur sebagai penunjuk dalam dieksis orang pertama dalam BMDS dan digunakan apabila komunikasi tersebut berlangsung saat situasi santai. Penutur merupakan pemilik toko yang sedang melayani pembeli. 252

Jurnal Pendidikan Bahasa, Vol. 6, No. 2, Desember 2017 Bentuk dieksis persona pertama jamak (2) A = pelayan tuɂ bah, meja kami napan bulih semua. Ada yang napan datang pesanan iya. B = jadi kati meh? A = biɣang meh yang empuk iya. Di kebiɣang iya sidak pelayan yak Terjemahan : A = pelayannya itu, meja kami saja yang pesanannya belum lengkap. Ada yang belum datang. B = jadi gimalah? A = yang punya marah lah. Ditegurnya pelayang itu. Pelaku Tuturan : partisipan berjumlah dua orang yaitu seorang anak dan ibunya. Konteks Tuturan: tuturan terjadi ketika partisipan menceritakan situasi yang terjadi pada saat pergi undangan dirumah penduduk setempat. Lokasi Tuturan : peristiwa tutur terjadi di dapur rumah penutur. Tuturan (2) menunjukkan bentuk pengacuan dalam percakapannya. Pada pertuturan, seorang anak perempuan berbicara dengan ibunya. Perempuan tersebut sebagai pembicara atau orang pertama dan ibunya tersebut sebagai orang kedua. Pada data kata kami adalah bentuk dieksis persona pertama jamak atau hal pengacuan yang digunakan penutur yang berbicara untuk menceritakan tentang apa yang ia alami dengan beberapa orang yang ikut andil dalam peristiwa tersebut. Bentuk ini digunakan masyarakat Melayu dialek Selimbau sebagai kata ganti orang pertama yang penuturnya lebih dari satu orang atau pada saat menceritakan suatu peristiwa dan yang terlibat lebih dari satu orang. Bentuk dieksis persona kedua jamak (3) A = kian libuɣ kah? Nuan kelas berapa? B = kelas 3 A = aok, udah tuntung kah kian ujian? B = udah Terjemahan: A = kalian sudah libur kah? Kamu kelas berapa? B = kelas 3 A = iya, sudah selesai kah kalian ujian? B = sudah 253

Pelaku Tuturan : partisipan berjumlah dua orang terdiri dari seorang anak lakilaki dan seorang perempuan. Konteks Tuturan : menanyakan tentang libur sekolah. Lokasi Tuturan : peristiwa tutur terjadi di warung milik mitra tutur. Peristiwa (3) ditinjau dari percakapan yang ada terdapat pengacuan dalam bahasanya. Pengacuan tersebut terdapat pada data penutur A yaitu pada kata kiyan (kalian) yang termasuk dalam dieksis persona kedua jamak. Kata kiyan (kalian) digunakan penutur ketika menanyakan tentang situasi lawan tutur beserta rekanrekannya yang sedang libur sekolah. Bentuk dieksis persona ketiga tunggal (4) A = Habis dah kelayaŋ d mainkan iya semua. B = main dimǝna laki nuan? A = di lapangan bola. Pelaku Tuturan Terjemahan : A = Habis dah layang-layang dimainkannya. B = dimana suami mu main? C = di lapangan sepak bola. : partisipan berjumlah dua orang perempuan yang bertetangga. Konteks Tuturan : ketika penutur menegur suaminya yang selesai main layangan Lokasi Tuturan dan mitra tutur menanyakan tempatnya. : peristiwa tutur terjadi di teras rumah. Tuturan (4) merupakan bentuk dieksis persona ketiga yaitu orang yang dibicarakan oleh penutur dan mitra tutur. Kata ia (dia) digunakan sebagai penunjuk dalam dieksis orang ketiga. Penutur menegur suaminya yang baru pulang dari main layang-layang dan menemukan tangannya kosong tanpa membawa layang-layang. Gabungan dari bentuk dieksis persona (pertama, kedua, dan ketiga) Dieksis orang atau dieksis persona dalam pertuturan juga bisa digunakan lebih dari satu dieksis persona di dalam tuturan. Adapun Dieksis Persona yang terdapat pada data berikut merupakan contoh dari penggunaan dieksis persona 254

Jurnal Pendidikan Bahasa, Vol. 6, No. 2, Desember 2017 lebih dari satu. Pada data tersebut dapat ditemukan gabungan dari dieksis persona pertama, kedua, dan ketiga. Perhatikan data dan analisis data berikut. (5) A = asaku menyadik sidak yang paling tua yang paling ramah. B = aok benar, ramai sidak semenyadik, menyadik sidak ada gak yang dampin rumah kami. Terjemahan A = kurasa saudaranya yang paling tua yang paling ramah. B = iya benar, ramai saudaranya, ada juga yang tinggalnya dekat rumah saya. Pelaku Tuturan : partisipan berjumlah dua orang perempuan Konteks Tuturan :ketika penutur membicarakan tentang jumlah saudara dari orang ketiga yang dibicarakan. Lokasi Tuturan : peristiwa tutur terjadi di dalam rumah. Pertuturan (5), seorang perempuan berbicara dengan seorang saudaranya. Perempuan tersebut sebagai pembicara atau orang pertama dan saudaranya tersebut sebagai orang kedua. Peristiwa tutur, ditinjau dari percakapan yang ada terdapat pengacuan dalam bahasanya. Pengacuan tersebut terdapat pada data yaitu pada kata ku (aku) yaitu dieksis persona pertama,-nye (dia) yaitu dieksis persona ketiga dan kata kami (kami) yaitu dieksis persona pertama jamak. Bentuk kata ku (aku) digunakan masyarakat Melayu Selimbau untuk menunjukkan persona pertama yang menjadi penutur, bentuk kata-nyadigunakan masyarakat untuk membicarakan pihak ketiga yang menjadi bahan pembicaraan sedangkan kata kami digunakan masyarakat untuk menunjukkan persona pertama jamak. Dieksis Tempat bahasa Melayu Dialek Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu Dieksis tempat ialah pemberian bentuk pada lokasi menurut peserta dalam peristiwa bahasa. Semua bahasa termasuk bahasa Melayu Selimbau membedakan antara yang dekat kepada pembicara misalnya dituk (di sini), yang jauh dari pembicara tetapi dekat dengan pendengar dinun (di situ). Pemakaian dieksis tempat dalam bahasa Melayu Selimbaulebih jelasnya lihat pada data berikut. Bentuk dieksis tempat yang dekat kepada pembicara (sini) (6) A = ditaɣuh dimena utan tuk kak? 255

B = letak dituk magang. Terjemahan A = letakkan dimana ini kak? B = lettakan di sini saja. Pelaku Tuturan : partisipan berjumlah dua orang perempuan bersaudara kakaknya seorang guru menjadi penutur sedangkan adiknya menjadi mitra tutur. Konteks Tuturan : ketika partisipan membantu guru lain masak, untuk makan bersama. Lokasi Tuturan : peristiwa tutur terjadi di dapur sekolah. Pada data (6), secara dieksis pada data diketahui bentuk pengacuan, bentuk tersebut terletak pada data B kata dituk (sini) merupakan bentuk dieksis tempat yang menunjuk kesuatu tempat. Referen yang dimaksud oleh penutur adalah di atas meja yang dekat dengan mitra tutur. Dieksis tempat tersebut digunakan masyarakat Melayu Selimbausebagai bentuk kata tunjuk yang dekat dengan penutur ketika tuturan tersebut berlangsung atau menunjukkan di mana letak penutur berada. Bentuk dieksis tempat yang bukan dekat kepada pembicara (sana) (7) A = berapa Ɣega teɣmos dinun? B = nak ku tahu oi, cuba tanyak langsung. Pelaku Tuturan Terjemahan A = berapa harga termos disana? B = kurang tahu juga, coba Tanya langsung. : partisipan berjumlah dua orang perempuan dan kerabat dekat. Konteks Tuturan : peristiwa tutur terjadi ketika ketika penutur menanyakan Lokasi Tuturan harga termus di Pontianak kepada lawan tutur. : peristiwa tutur terjadi di dalam rumah penutur. Tuturan (7), ditinjau dari situasi ketika penggunaan bahasa, berada pada situasi santai, dan percakapan tersebut digunakan penutur yang kenal akrab. Pada data percakapan tersebut menggunakan pengacuan, secara dieksis didapati 256

Jurnal Pendidikan Bahasa, Vol. 6, No. 2, Desember 2017 pemakaian bentuk pengacuan. Bentuk pengacuan tersebut terletak pada penutur kata dinun (disana) merupakan bentuk dieksis tempat hal menunjuk suatu tempat yang jaraknya jauh ketika tuturan tersebut berlangsung. Referen yang dimaksud oleh penutur adalah Kota Pontianak karena pada saat tuturan berlangsung penutur berada di Kecamatan Selimbau. Kata dinun (disana) digunakan masyarakat Selimbau sebagai kata tunjuk ke suatu tempat yang jauh jaraknya dengan penutur. SIMPULAN Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa penggunaan dieksis Bahasa Melayu Dialek Selimbau terdiri dari dieksis persona dan dieksis tempat. Adapun penggunaan dieksis persona dan waktu yang terdapat pada bahasa Melayu dialek Selimbau dapat dilihat sebagai berikut: (1) Bentuk dieksis persona bahasa Melayu Dialek Selimbau, adalah dieksis persona pertama tunggal yang terdiri dari aku dan ku, dieksis persona pertama jamak terdiri dari kami, dieksis persona kedua jamak terdiri dari kitaɂ, dieksis persona ketiga tunggal terdiri dari ia dan nye dandieksis persona yang digunakan lebih dari satu bentuk dieksis persona di dalam tuturan (dieksis persona pertama, kedua dan ketiga); dan (2) Bentuk dieksis tempat bahasa Melayu Dialek Selimbau adalah bentuk dieksis tempat yang dekat kepada pembicara (dituk) dan yang tidak dekat kepada pembicara (dinun) serta gabungan dari keduanya. DAFTAR PUSTAKA Cummings, L. 2010. Pragmatik Klinis: Kajian tentang Penggunaan dan Gangguan Bahasa Secara Klinis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nadar, F. X. 2013. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Rohmadi, M. 2010. Pragmatik Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka. Tarigan, H. G. 2009. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa. Wijana, I. D. P. & Rohmadi, M. 2011. Analisis Wacana Pragmatik: Kajian Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka. Yule, G. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 257