BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Tentunya dibutuhkan pula biaya yang tidak sedikit untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di segala bidang, sebagai wujud pemenuhan kewajibannya terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan dalam kepentingan perkembangan serta pembiayaan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. adalah pajak. Pajak merupakan suatu hal yang wajib untuk dipahami dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan.

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai oleh Indonesia sebagai salah satu negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Hal ini dapat dilihat dari persentase dalam APBN tahun 2006 yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 bertujuan mewujudkan tata. Tujuan yang luhur demikian itu hanya dapat diwujudkan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang paling penting. Pendapatan tersebut nantinya digunakan untuk pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat, hal ini ditujukan agar pembangunan tersebut berjalan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Indonesia sebagai salah satu negara yang dikategorikan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. undang-undang bahwa pajak adalah sebuah konstribusi wajib kepada negara yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang dibayar oleh masyarakat sebagai iuran yang pemungutannya dapat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pemerintah yang berlangsung secara berkesinambungan. Tentunya

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah tentunya berusaha untuk dapat meningkatkan dan meratakan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan (Dina dan Putu,

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang dipungut oleh pemeritah

B a b I P e n d a h u l u a n 1 BAB I PENDAHULUAN. Pajak memegang peranan penting dalam perekonomian negara kita. Hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. non migas. Siti Kurnia Rahayu (2010) mengungkapkan bahwa Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. besar. Saat ini sekitar 70% APBN Indonesia dibiayai dari penerimaan pajak.

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Dalam menjalankan pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nasional berasal dari penerimaan pajak yang menyumbang sekitar 70% dari

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. pemungutan pajak dari sistem official assesment ke sistem self assessment yang

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari official assessment system menjadi self assessment system.

BAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Direktorat Jenderal Pajak (fiskus) melakukan ekstensifikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan negara serta untuk meningkatkan kesejahteraan hidup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan, yakni pada tahun 2015 besarnya belanja negara sebesar

BAB I PENDAHULUAN. kontraprestasi yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri sebagai sumber utama pembiayaan untuk pembangunan nasional. Sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Siapapun terutama Wajib Pajak pasti akan berurusan dengan pajak, namun tidak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Berbagai kasus yang menyeret aparatur pajak dalam beberapa

BAB I PENDAHULUAN. kepada keadilan sosial. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, negara harus

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai keinginan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Penerimaan sektor pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kebijakan ekonomi sangat menentukan perekonomian suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki tujuan untuk mewujudkan

ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN

BAB I PENDAHULUAN. H. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) hak Negara dan hak warga Negara pembayar pajak. Hak Negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. upaya perwujudannya melalui pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan masyarakat, hal ini ditujukan agar pembangunan tersebut berjalan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Perpajakan yang berlaku. Pajak adalah kontribusi wajib kepada

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum berlandaskan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penerimaan dalam negeri.

BAB 1 PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang besifat memaksa berdasarkan undang-undang,

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di bidang perpajakan dengan diberlakukannya self

BAB I PENDAHULUAN. iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat

BAB II LANDASAN TEORI. bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

BAB I PENDAHULUAN. umum (Mohammad Zain, 2007). Pajak diartikan sebagai pungutan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. negeri berupa ekspor dan juga dari penerimaan dalam negeri terutama dari sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pajak dan pandangan para ahli dalam bidang tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik kerja Lapangan Mandiri. memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memerlukan dana yang besar yang tidak hanya bersumber dari pinjaman

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan sebuah pemerintahan, Negara membutuhkan dana

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak menjadi salah-satu sumber penerimaan kas negara. Menurut Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. dengan menghasilkan suatu peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan

BAB I PENDAHULAN. perundang undangan. Setiap wajib pajak dituntut untuk memahami. semua aturan perpajakan yang berlaku. Tetapi tidak semua semua wajib

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan pajak dari tahun ke tahun, hal ini dilakukan agar program-program

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian An Inguiry Into The Nature and Causes of the Wealth of Nation

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. dari negara. Seperti yang tercantum dalam pancasila, sila ke-5 yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pemasukan untuk membiayai pembangunan negara. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang potensial bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya berasal dari penerimaan pajak.

BAB I PENDAHULUAN. uang sebanyak-banyaknya untuk kas negara. Semakin tinggi pemasukan pajak

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian bangsa. Suparmono dan Damayanti (2010) mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara

BAB I PENDAHULUAN. secara profesional oleh aparat pajak dalam kerangka self assessment system

BAB I PENDAHULUAN. kenyataannya Indonesia tidak bisa memanfaatkan berbagai potensi itu. Bisa dilihat

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup. cukup dalam membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Namun, sebagai upaya mewujudkan kemandirian negara, pemerintah terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sumber penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang yang senantiasa melakukan pembangunan di segala bidang, sebagai wujud pemenuhan kewajibannya terhadap masyarakat Indonesia. Tentunya dibutuhkan pula biaya yang tidak sedikit untuk melaksanakan pemenuhan kewajiban negara terhadap rakyatnya tersebut. Indonesia melakukan berbagai upaya untuk mengoptimalkan segala jenis penerimaan sebagai sumber pendapatan negara (widodo,2010:1). Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar besarnya kemakmuran rakyat. Hal ini pun diungkapkan Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH., yang menyatakan bahwa pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukan dang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Selain itu, Prof. Dr. P.J.A Adriani diterjemahkan oleh R. Santoso Brotodiharjo dalam Waluyo (2013:2) mengemukakan pengertian pajak sebagai berikut : 1

2 Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan peraturan umum (Undang Undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjukan dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluara pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. Berdasarkan pemahaman penulis bahwa pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran pengeluaran pemerintah (rutin dan membangun) bagi kepentingan umum untuk mewujudkan kemakmuran rakyat dan pajak merupakan sumber pendapatan yang memiliki komposisi terbesar dari seluruh pendapatan yang diterima oleh negara. Wajib Pajak sering disingkat dengan sebutan WP adalah orang pribadi atau badan (subjek pajak) yang menurut ketetuan peraturan perundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungutan pajak atau pemotong pajak tertentu, Kepatuhan wajib pajak adalah Kepatuhan WP dalam mendaftarkan diri, kepatuhan untuk menyetorkan kembali SPT, kepatuhan dalam perhitungan dan pembayaran pajak terutang, kepatuhan dalam pembayaran tunggakan (Siti Kurnia Rahayu 2013:139). Kepatuhan wajib pajak merupakan cerminan dari pelaksanaan Self Assessment System yang berlaku di Indonesia (Siti Kurnia Rahayu,2010:137). Sistem pemungutan di Indonesia berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan menurut wajib pajak untuk turut aktif dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya (Siti Kurnia Rahayu,2010:137). Sistem pemungutan yang berlaku adalah Self Assessment System, di mana segala pemenuhan kewajiban perpajakan dilakukan

3 sepenuhnya oleh wajib pajak, fiskus hanya melakukan pengawasan melalui prosedur pemeriksaan (Siti Kurnia Rahayu,2010:137). Direktur Penghasilan Kena Pajak (PKP) Dasto Ledyanto (2012) mengatakan, masih banyak masyarakat yang belum mau menjalani amanat undang-undang tersebut (Direktur Penghasilan Kena Pajak Dasto Ledyanto, 2012). Dari sisi penyedia jasa profesional, Dasto mengatakan masih banyak perusahaan atau orang pribadi yang tidak menyetorkan pajak pegawai sesuai dengan ketentuan seperti Menghitung, menyetor dan melaporkan dengan benar tidak dilakukan sepenuhnya oleh perusahaan atau orang pribadi (Direktur Penghasilan Kena Pajak, Dasto Ledyanto, 2012). Kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan adalah merupakan tujuan utama dari pemeriksaan pajak, sehingga dari hasil pemeriksaan akan diketahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak, bagi Wajib Pajak yang tingkat kepatuhannya tergolong rendah, diharapkan dengan dilakukannya pemeriksaan terhadapnya dapat memberikan motivasi positif agar untuk masa-masa selanjutnya menjadi lebih baik. Berbagai kasus menyeret aparatur pajak dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi salah satu penurunan tingkat kepatuhan wjaib pajak, hal ini dikarenakan timbulnya skeptisme masyarakat mengenai kepercayaan masyarakat terhadap KPP (Kantor Pelayanan Pajak). Seperti tertangkapnya Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Direktorat Jenderal Pajak, Mohammad Dian Irwan Nuqisra dan Eko Darmayanto dalam menawarkan kepada Handoko Tejowinoto selaku Kepala Bagian

4 Keuangan PT Nusa Raya Cipta.(www.kompas.com). Hal ini, menjadi factor terjadinya Wajib Pajak yang melakukan berbagai cara dalam penggenlapan pajak /tax evasion. Tax evasion adalah merupakan pengurangan pajak yang dilakukan dengan melanggar peraturan perpajakan seperti memberi data-data palsu atau menyembunyikan data. Dengan demikian, tax evasion dapat dikenakan sanksi pidana (Erly Suandy, 2014:21). Menurut Sri Hutami (2010) tax evasion biasa dilakukan perusahaan dengan cara membuat faktur palsu, tidak mencatat sebagian penjualan, atau laporan keuangan yang dibuat adalah palsu. Tetapi, praktek penggelapan pajak seperti ini sudah sering ketahuan, maka modus penggelapan pajak sekarang berubah. Perusahaan biasanya melaporkan pajaknya yang relatif kecil, sehingga akan ada pemeriksaan oleh aparat pajak. Hasil pemeriksaan biasanya kurang bayar yang sangat besar, perusahaan akan berusaha menyuap pegawai pajak agar kurang bayarnya menjadi kecil, hal ini dianggap menguntungkan kedua belah pihak. Semakin canggihnya skema-skema transaksi keuangan yang ada dalam dunia bisnis tentu akan menciptakan peluang bagi perusahaan untuk merencanakan pajaknya. Ada dua hal yang sering dilakukan untuk meminimalisir jumlah pajak yang terutang yang dilakukan perusahaan yaitu tax avoidance (penghindaran pajak) dan tax evasion (penggelapan pajak). Jika dipandang dari segi hukum, jelas bahwa tax avoidance adalah sah sepanjang tidak ditemukan unsur yang melanggar ketentuan

5 perpajakan pada saat pemeriksaan, tetapi untuk tax evasion jelas merupakan suatu pelanggaran. Penyebab Wajib Pajak melakukan tindakan tax evasion (penggelapan pajak) adalah bervariasi, sebab utama adalah Wajib Pajak kurang sadar tentang kewajiban bernegara, tidak patuh pada peraturan, kurang menghargai hukum, tingginya tarif pajak, dan kondisi lingkungan seperti kestabilan pemerintahan, dan penghamburan keuangan negara yang berasal dari pajak. Di samping itu menurut M.R.A Engel yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu dalam bukunya, beberapa hal yang berhubungan dengan tax evasion adalah masalah tax enforcement (pengawasan terhadap pelaksanaan sistem administrasi perpajakan), tax audit (pemeriksaan pajak), imposed penalties (sanksi hukum), dan tax amnesties (pengampunan pajak). (Siti Kurnia Rahayu, 2013:149). Akibat dari tax evasion (penggelapan pajak), yaitu dana pajak yang seharusnya diterima negara untuk membangun fasilitas umum dan membiayai kegiatan pemerintah tidak sampai pada negara. Sehingga akan menghambat pembangunan dan hak rakyat miskin untuk memperoleh subsidi dari negara tidak bisa diwujudkan. Banyak hal yang terhambat karena dana dari pembayaran pajak tidak masuk ke keuangan negara. Tindakan tax evasion (penggelapan pajak) ini memberikan dampak yang negatif terhadap negara. Oleh sebab itu diperlukan suatu upaya untuk meminimalisir terjadinya tindakan tax evasion. Salah satu upaya pencegahan tax evasion tersebut

6 adalah dengan menggunakan cara pemeriksaan pajak (tax audit). Pemeriksaan pajak yang dilakukan secara profesional oleh aparat pajak dalam kerangka self assessment system merupakan bentuk penegakan hukum perpajakan. Pemeriksaan pajak merupakan hal pengawasan pelaksanaan sistem self assessment yang dilakukan oleh Wajib Pajak dan harus berpegang teguh pada Undang-Undang Perpajakan (Siti Kurnia Rahayu, 2013:245). Tahun 2016 pemerintah lebih gencar melakukan pemeriksaan pajak kepada sejumlah Wajib Pajak. Hal ini sejalan dengan rencana kerja pemerintah yang menetapkan tahun 2016 sebagai tahun penegakan hukum di sektor pajak. Diharapkan dengan langkah ini, basis pembayar pajak bisa lebih besar dan penerimaan pajak bisa meningkat. Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Tugumulyo, Yancik mengatakan Tahun 2015 itu tahun pembinaan, 2016 penegakan hukum, dan 2017 tahun pengampunan. Karenanya, 2016 KP2KP akan mengoptimalisasi pemeriksaan. Implementasi penegakan hukum yang dimaksud dilakukan melalui penagihan aktif, pemeriksaan, dan penyidikan. (www.linggaupos.co.id). Adapun fenomena yang terjadi karena adanya Tax Evasion sebagai berikut:

7 Tabel 1.1 Fenomena Penelitian No Sumber Fenomena 1 Direktur CV. TC di Bandung, Kanwil Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jabar I bidang usaha perdagangan menyerahkan tersangka penggelapan pajak pupuk non subsidi. berinisial DS pada Kejaksaan Tinggi Jabar, Rabu (6/5/2015). DS ini merupakan direktur CV TC Sumber : http://www.antaranews. com/berita/484768/kan wil-djp-jawa-barat bekuk-tersangka penggelapan-pajak Diposting : Kamis, 12 Maret 2015 Oleh: Ajat Sudrajat yang terdaftar sebagai Wajib Pajak di wilayah Bojonagara yang dinilai telah merugikan Negara sebesar Rp 5,9 miliar akibat melanggar ketentuan pasal 39 ayat (1) huruf c UU KUP, yaitu tidak melaporkan SPT Masa PPN dan pasal 39 ayat (1) huruf l UU KUP, yaitu tidak menyetorkan PPN yang telah dia pungut dari pembeli pupuk selama 4 tahun. Pembeli dibebani untuk membayar PPN, namun pajak yang telah dipungut tersebut tidak dibayarkan ke kas Negara 2 Mantan Bendahara DPRD Kota Bekasi. Sumber : http://bisnis.liputan6.co m/read/2071327/manta n-bendahara-dprd bekasi-ditahan-karena penggelapan-pajak Penyidik Direktorat Jenderal Pajak pada Kantor Wilayah (Kanwil DJP) Jawa Barat II melakukan penyidikan atas tindak pidana di bidang perpajakan yang dilakukan tersangka R, mantan Bendahara DPRD Kota Bekasi. Dia diduga dengan sengaja tidak menyetorkan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Honorarium dan Tunjangan Perumahan Anggota DPRD Kodya Dati II Bekasi dan tidak menyampaikan Surat

8 Diposting : 01 Juli 2014 Oleh : Fiki Ariyanti Pemberitahuan (SPT). Atas perbuatannya tersebut, Negara mengalami kerugian sekurangkurangnya Rp1,2 miliar Beberapa uraian fenomena yang terpapar di atas merupakan bukti bahwa penggelapan pajak selama beberapa tahun ini menjadi isu yang penting untuk mendapatan perhatian lebih. Padahal pajak adalah sebagai sumber utama dana penerimaan dalam negeri yang terutang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan penerimaan Negara lainnya berasal dari pajak. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mengemban tugas untuk mengamankan penerimaan Negara yang bersumber dari Pajak, yang nantinya penerimaan Negara itu dipergunakan untuk pembiayaan penyelenggaraan Negara. Pemerintah telah berusaha meningkatkan penerimaan negara dengan melakukan reformasi di bidang perpajakan. Hal ini ditandai dengan terbitnya beberapa undang undang perpajakan yang fokusnya utamanya mengubah sistem pemungutan perpajakan. Bentuk pembaharuan yang mendasar yaitu Undang Undang tentang Self Assessment System. Self assessment system adalah suatu sistem perpajakan yang memberi kepercayaan kepada Wajib Pajak untuk memenuhi dan melaksanakan sendiri kewajiban dan hak perpajakannya (Siti Kurnia Rahayu, 2013:101). Dengan menganut prinsip self assessment system tersebut, pemerintah memberikan kepercayaan penuh kepada Wajib Pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakan atas kesadaran dan rasa tanggung jawab, serta dengan menegakkan

9 keadilan hukum dan kepastian hukum juga perbaikan mutu pelayanan yang prima diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, pemahaman, dan penghayatan Wajib Pajak akan kewajibannya dibidang perpajakan dan ikut serta berperan dalam mensukseskan pembangunan nasional. Self assessment system menyebabkan Wajib Pajak mendapat beban berat karena semua aktivitas pemenuhan kewajiban perpajakan dilakukan oleh Wajib Pajak sendiri. Wajib Pajak harus melaporkan semua informasi yang relevan dalam Surat Pemberitahuan (SPT), menghitung dasar pengenaan pajak, menghitung jumlah pajak yang terutang, dan menyetorkan jumlah pajak terutang. Karena menuntut kepatuhan secara sukarela dari Wajib Pajak maka sistem ini juga akan menciptakan peluang besar bagi Wajib Pajak untuk melakukan tindakan kecurangan, pemanipulasian perhitungan jumlah pajak, dan tindakan tax evasion. Secara eksplisit, self assessment system merupakan sistem perpajakan yang sangat rentan sekali menimbulkan penyelewengan dan tindakan tax evasion (Siti Kurnia Rahayu, 2013:104). Direktorat Jenderal Pajak (DJP) berkewajiban melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap kepatuhan wajib pajak salah satunya melalui pemeriksaan pajak. tujuan pemeriksaan pajak sebagai penguji kepatuhan wajib pajak adalah hal yang seharusnya dilaksanakan, tanpa adanya pemeriksaan di bidang perpajakan, maka fiskus akan sangat kesulitan untuk menilai kepatuhan wajib pajak atau bahkan sama sekali tidak akan pernah tahu tingkat kepatuhan wajib pajak.

10 berikut: Menurut Erly Suandy (2014 : 203) mendifinisikan pemeriksaan pajak sebagai Serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, mengolah data dan/atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Keterbukaan dan pelaksanaan penegakan hukum memiliki peran penting. penegakan hukum ini dapat dilakukan dengan adanya pemeriksaan atau penyidikan pajak dan penagihan pajak. Menjaga wajib pajak untuk tetap berada pada koridor peraturan perpajakan, maka diantisipasi dengan melakukan upaya intensifikasi pemeriksaan terhadap wajib pajak yang memenuhi kriteria untuk diperiksa. Sehingga hal tersebut dapat meningkatkan kesadaran wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Alfianti Ningsih dengan judul Pengaruh Pelaksanaan Self Assessment System Terhadap tindakan Tax Evasion (Studi Empiris Wajib Pajak Orang Pribadi yang Terdaftar Di KPP Pratama Jember). Yang berarti variabel independen adalah Self Assessment System sebagai serta variabel dependen adalah tindakan Tax Evasion. Penelitian yang dikemukakan Alfianti Ningsih ditemukan hasil analisis bahwa pelaksanaan Self Assessment System terhadap tindakan Tax evasion secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap tindakan Tax Evasion.

11 Adapun pengembangan yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian terdahulu yaitu variable dependen dan responden. Variable dependen yang di ambil penulis mengenai Pemeriksaan Pajak, Tax Evasion dan Dampaknya Pada Kepatuhan Wajib Pajak. Populasi yang diperoleh dari penelitian terdahulu lebih menekankan pada responden Self Assessment System itu sendiri, sehingga pengembangan yang dilakukan oleh penulis adalah memberikan kuesioner kepada KPP Pratama untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Self Assessment System dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Pemeriksaaan Pajak di KPP Pratama. Mencermati uraian di atas, dengan substansi mengenai Self Assessment System dan Pemeriksaan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak yang telah mengimplementasikan Organisasi Modern, penulis tertarik untuk meneliti sejauh mana pembentukan Self Assessment System dan Pemeriksaan Pajak. Maka, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Self Assessment System Dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Tax Evasion dan Dampaknya Pada Kepatuhan Wajib Pajak.

12 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Permasalahan yang akan ditulis oleh peneliti yaitu : 1. Bagaimana Self Assessment System yang dijalankan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung. 2. Bagaimana Pemeriksaan Pajak yang dijalankan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung. 3. Bagaimana Tax Evasion yang terjadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung. 4. Bagaimana Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung. 5. Seberapa Besar Pengaruh Self Assessment System dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Tax Evasion Secara Parsial pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung. 6. Seberapa Besar Pengaruh Self Assessment System dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan wajib Pajak melalui Tax Evasion Secara Parsial pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung. 7. Seberapa Besar Pengaruh Self Assessment System dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Tax Evasion Secara Simultan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung.

13 8. Seberapa Besar Pengaruh Self Assessment System dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak melalui Tax Evasion Secara Simultan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung 9. Seberapa Besar Pengaruh Tax Evasion Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah : 1. Untuk Mengetahui Self Assessment System yang dijalankan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung. 2. Untuk Mengetahui Pemeriksaan Pajak yang dijalankan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung. 3. Untuk Mengetahui Tax Evasion yang terjadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung. 4. Untuk Mengetahui Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung. 5. Untuk Mengetahui Besar Pengaruh Self Assessment System dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Tax Evasion Secara Parsial pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung.

14 6. Untuk Mengetahui Besar Pengaruh Self Assessment System dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak melalui Tax Evasion pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung. 7. Untuk Mengetahui Besar Pengaruh Self Assessment System dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Tax Evasion Secara Simultan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung. 8. Untuk Mengetahui Besar Pengaruh Self Assessment System dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak melalui Tax Evasion Secara Simultan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung 9. Untuk Mengatahui Besar Pengaruh Tax Evasion Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung 1.4 Kegunaan Penelitian Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan hasil yang bermanfaat, sesuai dengan tujuan penelitian diatas. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis.

15 1.4.1 Kegunaan Teoritis Adapun kegunaan teoritis pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana informasi untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang sejauh mana pengaruh Self Assessment System dan Pemeriksaan Pajak terhadap Tax Evation dan Dampaknya Pada Kepatuhan Wajib Pajak. 2. Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi ilmu pengetahuan terutama yang berubungan dengan disiplin ilmu ekonomi, khususnya ilmu akuntansi serta studi aplikasi dengan teori-teori serta literatur-literatur lainnya dengan keadaan sesungguhnya yang ada di KPP. 1.4.2 Kegunaan Praktis Adapun kegunaan praktis pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Penelitian ini merupakan sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan praktis mengenai pengaruh Self Assessment System dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Tax Evasion dan Dampaknya Pada Kepatuhan Wajib Pajak, serta masalah operasional perusahaan dilapangan untuk melengkapi pengetahuan teoritis yang dapat diperkuliahan. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran dan pandangan mengenai pengaruh Self Assessment System dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Tax Evasion

16 dan Dampaknya Pada Kepatuhan Wajib Pajak. Sehingga dapat dijadikan pertimbangan untuk menentukan suatu kebijakan dalam menjalankan atau melaksanakan kepemimpinan selanjutnya. 3. Bagi Pihak Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai sumber informasi untuk menambah pengetahuan tentang Self Assessment System dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Tax Evasion dan Dampaknya Pada Kepatuhan Wajib Pajak sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian-penelitian yang sejenis. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini penulis akan melaksanakan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung. Untuk memperoleh data yang diperlukan sesuai dengan objek yang akan diteliti. 1.5.2 Waktu Penelitian Penulis melakukan penelitian di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung, yang dilaksanakan pada Bulan Agustus 2017 s.d Februari 2018 Penulis membuat Time Schedule untuk mempermudah dalam melakukan penyusunan skripsi. Time schedule tersebut adalah sebagai berikut:

17 Tabel 1.2 Time Schedule Penelitian No Kegiatan 1 Pengajuan Skripsi 2 Pencarian Judul Skripsi 3 4 Bimbingan Judul dan Matriks Pengajuan Surat Perusahaan 5 Bimbingan Bab I 6 Bimbingan Bab II 7 9 Pencarian Tempat Pelaksanaan Penelitian Keputusan Tempat Penelitian 10 Bimbingan Bab III 11 Sidang SUP 12 Survey Tempat Penelitian 13 Pengumpulan Data 14 Pengolahan Data 15 Bimbingan Bab VI 16 Bimbingan Bab V 17 Sidang Akhir Bulan Agustus September Oktober November Desember Januari 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4