PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS JAMBI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam masyarakat. Sastra merupakan salah satu kebutuhan manusia yang penting

BAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi tulis, tidak dapat disangkal

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya dan

BAB I PENDAHULUAN. ke dalam tiga kelompok berdasarkan tipenya, yaitu folklor lisan, sebagian

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab kelima ini akan disajikan dua hal, yaitu (1) simpulan, dan (2)

Struktur dan Fungsi Mantra Pengobatan Di Desa Kuala Lagan Kecamatan Kuala Jambi Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.

2016 PANDANGAN MASYARAKAT SUNDA TERHADAP ORANG BANGSA ASING

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya yang hidup di negeri ini. Masing-masing kelompok masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB 6 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat luas sampai saat ini adalah prosa rakyat. Cerita prosa rakyat

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan masa lampau, karena naskah-naskah tersebut merupakan satu dari berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa yang digunakan terdiri atas bahasa lisan dan bahasa tulis. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

BAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.)

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi sekaligus menjadi alat pemersatu bangsa. Sebagai

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN A. SIMPULAN

2014 SAJARAH CIJULANG

BAB I PENDAHULUAN. sastra diciptakan oleh para sastrawan untuk dapat dinikmati, dipahami, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat diterima orang lain, sehingga tercipta interaksi sosial sesama

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Violeta Inayah Pama, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sering membicarakan kebudayaan. Budaya

BAB I PENDAHULUAN. berkembang mengiringi kebudayaan dari zaman ke zaman.akibat perkembangan itu

89. Mata Pelajaran Sastra Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian La Tike, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Nilai budaya yang dimaksud adalah nilai budaya daerah yang dipandang sebagai suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. sastra mengambil isi sastra tersebut dari kehidupan sehari-hari yang terdapat

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

BAB I PENDAHULUAN. atau kelompok individu terutama kelompok minoritas atau kelompok yang

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 11. PUISILatihan Soal Himne. Balada. Epigram. Elegi

BAB I PENDAHULUAN. Sastra daerah merupakan bagian dari suatu kebudayaan yang tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. rumah adat yang menjadi simbol budaya daerah, tetapi juga tradisi lisan menjadi

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. ustaz Maulana pada acara Islam Itu Indah. Satu episode pada tanggal 5

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi

ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh tanah air hingga kini masih tersimpan karya-karya sastra lama. Penggalian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

2014 KONSEP KESEJAHTERAAN HIDUP DALAM MANTRA

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lagu dikenali hampir seluruh umat manusia. Bahkan,

BAB I PENDAHULUAN. Sulawesi Tenggara merupakan salah satu Propinsi yang kebudayaannya

INVENTARISASI STRUKTUR DAN FUNGSI MANTRA DI DESA BUNGKU KECAMATAN BAJUBANG KABUPATEN BATANGHARI PROVINSI JAMBI Oleh

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kata-kata. Manusia mengikuti aturan pembentukan kode verbal

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini dikemukakan beberapa poin di antaranya latar belakang

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 163) yakni,

BAB 7. Standar Kompetensi. Memahami kesamaan dan keberagaman Bahasa dan Dialek. Kompetensi Dasar. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra

BAB I PENDAHULUAN. (tradisional) yang banyak ditemukan dalam masyarakat Bali. Satua atau dongeng

BAB I PENDAHULUAN. manfaat, serta definisi operasional yang berkaitan dengan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak

KEMAMPUAN SISWA KELAS X SMA 3 MUARO JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO OLEH SULIS TRIYA NINGSIH ABSTRAK

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Setiap suku bangsa memiliki adat dan tradisinya yang berbeda-beda sesuai

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Kemampuan Siswa Kelas VII A SMP Negeri 11 Kota Jambi dalam Mengidentifikasi Tema Amanat, dan Latar Cerita Rakyat. Oleh: Desi Nurmawati A1B109078

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra lisan sebagai sastra tradisional telah lama ada, yaitu sebelum

BAB I PENDAHULUAN. seperti kebudayaan Minang, Sumba, Timor, Alor dan lain-lain). Dalam Ilmu

Gaya dan Stilistika Citra, Metafora,Simbol, dan Mitos

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

ABSTRAK. Kata Kunci: kritik sosial, bentuk, masalah, syair.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014

ANALISIS NILAI-NILAI SOSIAL DALAM MANTRA MASYARAKAT DESA CEMAGA SELATAN KECAMATAN BUNGURAN SELATAN KABUPATEN NATUNA ARTIKEL E-JOURNAL

MANFAAT STUDI FILOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VII PEN UTUP. Dalam penelitian ini, berdasarkan data serta analisa di bab IV dan V, dapat

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM MITOS KIAI KALADETE TENTANG ANAK BERAMBUT GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI

PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat yang berkembang sesuai dengan lingkungannya. Karya

BAB I PENDAHULUAN. Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan

BAB II LANDASAN TEORI. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk

Transkripsi:

STRUKTUR DAN FUNGSI MANTRA DI DESA SUNGAI GELAM KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI PROVINSI JAMBI SKRIPSI OLEH: KIKI AMELIA I1B113018 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS JAMBI 2017

STRUKTUR DAN FUNGSI MANTRA DI DESA SUNGAI KECAMATAN SUNGAI GELAM KABUPATEN MUARO JAMBI PROVINSI JAMBI SKRIPSI Diajukan kepada Unversitas Jambi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra OLEH KIKI AMELIA NIM I1B113018 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS JAMBI JULI, 2017

ABSTRAK Amelia, Kiki. 2017. Analisis Struktur dan Fungsi Mantra Pengobatan di Desa Sungai Gelam Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi. Skripsi. Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Jambi. Pembimbing I Drs. Maizar Karim, M.Hum. Pembimbing II Rengki Afria, S.Pd., M.Hum. Kata Kunci: struktur, fungsi, mantra. Mantra merupakan jenis sastra lisan yang berbentuk puisi. Mengingat mantra termasuk puisi, dan puisi memiliki struktur, maka skripsi ini mengkaji Struktur dan Fungsi Mantra. Keberadaan mantradipengaruhi oleh kepercayaan masyarakat di Desa Sungai Gelam itu sendiri. Tujuan Penelitian ini untuk mendeskripsikan struktur: komposisi, diksi, dan rima dalam mantra serta fungsi mantra di Desa Sungai Gelam Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan objektif yang memfokuskan perhatian terhadap karya sastra itu sendiri. Teknik pengumpulan data yakni menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi/rekam. Data yang ada dianalisis menggunakan teknik yaitu data ruduction (reduksi data), data display (penyajian data), conclusion drawing/verification (simpulaan). Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa struktur mantra berupa komposisi terdapat pada kelima mantra. Bahasa mantra yang digunakan adalah campuran bahasa Jawa dan bahasa Arab. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak semua mantra memiliki rima yang utuh. Makna denotasi yang ditemukan dalam mantra yang diteliti, terdapat empat mantra; yakni mantra nerang, mantra pengasihan I, mantra pengasihan II dan mantra loro weteng. Makna konotasi yang ditemukan dalam mantra ; yakni mantra anak baru lahir. Sedangkan pada kata asing yang ditemukan dalam mantra yang diteliti, terdapat empat mantra; yakni mantra anak baru lahir, mantra nerang, mantra pengasihan I dan mantra Pengasihan II.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vi viii x xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 4 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.4 Manfaat Penelitian... 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori... 6 2.1.1 Teori Struktural... 6 2.1.2 Hakikat Mantra... 7 2.1.3 Jenis Mantra... 9 2.3 Struktur Mantra... 10 2.3.1 Komposisi Mantra... 10

2.3.2 Diksi... 12 2.3.3 Rima... 14 2.4 Teori Fungsi... 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian... 19 3.2 Data dan Sumber Data... 20 3.3 Lokasi Penelitian... 21 3.4 Kehadiran Peneliti... 21 3.5 Pengumpulan Data... 21 3.5.1 Observasi... 22 3.5.2 Wawancara... 22 3.5.3 Catatan Lapangan... 23 3.6 Analisis Data... 23 3.7 Tahapan Penelitian... 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Struktur Mantra... 26 4.1.1 Komposisi... 26 4.1.2 Rima... 34 4.1.3 Diksi... 41 4.2 Fungsi Mantra... 46 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan... 49

5.1.1 Komposisi Mantra... 49 5.1.2 Unsur Diksi... 49 5.1.3 Unsur Rima... 49 5.2 Fungsi Mantra... 51 5.3 Saran... 51 DAFTAR RUJUKAN... 75 LAMPIRAN... 53

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan khazanah budaya masa lampau yang masih dipelihara oleh masyarakat penciptanya meskipun dengan kadar kepedulian yang jauh menurun. Alwi (dalam Saputra 2015:1) Sastra adalah bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam bahasa kesastraan. Sastra (bahasa sanskerta: gaya bahasa) merupakan kata serapan dari bahasa sanskerta sastra, yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar sas- yang berarti instruksi atau ajaran, Sastra dalam bahasa Indonesia, merujuk kepada kesastraan atau jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis dan sastra lisan (sastra oral). Shipley (dalam Saputra 2015:1) Sastra lisan adalah jenis atau kelas karya sastra tertentu yang dituturkan dari mulut ke mulut tersebar secara luas. anonim yang menggambarkan kehidupan masyarakat lampau. Ia merupakan intuisi dan kreasi sosial yang menggunakan bahasa sebagai media. Dengan demikian sastra lisan adalah bagian khazanah mengungkapkan sastra tidak lepas dengan pengaruh nila-nilai baru yang baru hidup dan berkembang pada masyarakat. Sastra lisan inilah yang berkembang pertama kalinya dan dikenal dikalangan masyarakat Indonesia lama, hal ini juga berkaitan erat karena pengucapan sastra itu sendiri. Masyarakat Indonesia menggunakan bahasa lisan sebagai sarana pengucapan sastra. Jadi, tidak heranlah apabila pada kenyataannya bahwa penyebaran sastra lisan lebih luas dibandingkan dengan penyebaran sastra tulis di Nusantara ini.

Istilah sastra tidak asing dalam bahasa Indonesia. Istilah itu bahkan sudah menjadi istilah keseharian masyarakat, tidak pandang dari lapisan mana. Ketika istilah itu disebut, maka secara umum dan awam asosiasi pikiran yang timbul adalah sebuah karya yang indah, karya khayalan, kadang berasosiasi dengan kemampuan kemampuan menggunakan bahasa dengan sangat teliti dan indah. Sastra lisan adalah karya yang penyebarannya disampaikan dari mulut kemulut secara turun-temurun. Ciri-ciri sastra lisan itu adalah (1) lahir dari masyarakat yang polos, belum melek huruf, dan bersifat tradisional; (2) menggambarkan budaya milik kolektif tertentu, yang tak jelas siapa penciptanya; (3) lebih menekankan aspek khalayalan, ada sindiran, jenakan, dan pesan mendidik; (4) sering melukiskan tradisi kolektif tertentu. Di samping itu, terdapat juga ciri lain seperti (1) sastra lisan banyak mengungkapkan kata-kata atau ungkapan-ungkapan klise, dan (2) sastra lisan sering menggurui Endaswara (dalam Rafiek 2012: 53). Sedangkan Amir (2013:75) menyatakan Sastra lisan merupakan suatu dunia yang lapang, dunia yang melibatkan banyak orang, dunia untuk banyak orang dalam arti kata sebenarnya. Ketika sastra lisan tersaji, penampil dan khalayak duduk bersama di suatu tempat pada waktu yang sama. Penampil menggubah dan mendendangkan, menyuguhkan untuk khalayak yang duduk bersama menikmati hasil sastra lisan yang sangat indah seperti syair,pantun, dan mantra karena itu juga bagian dari sastra lisan.

Mantra diyakini sebagai bentuk sastra lisan paling tua yang dimiliki oleh masyarakat Melayu. Mantra adalah salah satu jenis puisi lama Melayu yang diyakini mengandung kekuatan gaib dan kesaktian. Oleh karena itu, mantra biasanya diajarkan oleh orang yang mempunyai daya gaib dan kesaktian yang disebut dukun, bomoh, atau pawang Sebuah mantra mempunyai unsur pembentuk yang meliputi struktur mantra, isi mantra, dan fungsi mantra. Unsur-unsur ini merupakan suatu kesatuan yang utuh tidak dapat dipisah-pisahkan. Urutan kata atau kalimat dalam mantra pun tidak dapat dipindah-pindah karena hal itu dapat mengubah makna atau isi mantra itu sendiri. Kata-kata itu harus diartikan lebih dari apa yang dimaksudkan dengan kata-kata yang seolah tidak lengkap artinya, baik karena diucapkan dengan satu suara atau suku kata maupun kadang dua atau tiga suku kata. Penelitian atas sastra lisan seperti mantra perlu dilakukan karena dari kajiankajian bunyi, pemilihan kata, makna dari mantra tersebut akan terlihat bahwa budaya Indonesia sangat beragam. Berbagai analisis juga akan membuktikan bahwa mantra tidak selalu bersifat negative (sesat). Bagi sebagian orang Jawa misalnya, sepanjang hidupnya selalu ada mantra yang menyertai, mulai dari dalam kandungan, lahir, tumbuh, remaja, dewasa, menikah, hingga mati. Keberadaan mantra sampai saat ini masih digunakan di kalangan masyarakat dari suku Jawa. Suku yang masih mempercayai mantra sebagai pendamping dan pemantra untuk mengabulkan berbagai keinginan atau permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

1.2 Rumusan Masalah berikut: Berdasarkan paparan di atas, maka penulis merumuskan penelitian sebagai 1. Bagaimana struktur mantra di Desa Sungai Gelam Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi? 2. Bagaimana Fungsi mantra di Desa Sungai Gelam Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan mendeskripsikan tentang struktur dan fungsi mantra di Desa Sungai Kecamatan Sungai Gelam Kabupaten Muaro Jambi. 1.4 Manfaat Penelitian Ada dua manfaat yang bisa diambil dari kegiatan penenlitian mantra ini, yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis: a. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagi sumbangan dalam ilmu pengetahuan terhadap berbagai jeinis sastra yang ada di Indonesia, khususnya dalam penelitian struktur fisik serta struktur batin yang terdapat dalam mantra.

b. Manfaat Praktis Sebagai sumbangan ilmu pengetahuan terhadap pembaca, serta dapat digunakan sebagai bahan perbandingan apresiasi karya sastra lama bagi peneliti lain.

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan terhadap mantra yang berupa struktur mantra, diksi, dan rima yang terdapat di dalam mantranya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 5.1.2 Komposisi mantra Secara garis besar komposisi mantra terbagi dalam tiga bagian yaitu bagian awal, tengah dan akhir. Dalam tiga bagian tersebut telah mencakup komposisikomposisi pembentuk mantra, tetapi tidak semua komposisinya ada ditemukan, ada mantra yang mempunyai komposisi sederhana dan ada mantra yang mempunyai komposisi utuh. Mantra yang utuh adalah mantra yang mempunyai komponen setiap bagiannya, yaitu unsur judul, unsur pembuka, unsur niat, unsur sugesti, unsur tujuan, dan unsur penutup. Dari kelima mantra yang diteliti dalam mantra pengobatan, hampir semua mantra tidak memiliki bagian komposisi yang utuh. Ketidakutuhan komposisi banyak terletak pada unsur pembuka dan penutup. 5.1.2 Unsur diksi Unsur diksi dalam mantra pengobatan meliputi: makna denotasi, makna konotasi dan kata asing. Dimana makna denotasi adalah kata yang mempunyai makna

tambahan, kata tersebut masih dapat ditafsirkan. Selain itu terdapat pula kata asing yang digunakan pada mantra seperti penggunaan kata bahasa Arab. Makna denotasi yang ditemukan dalam mantra pengobatan yang diteliti, terdapat empat mantra; yakni mantra nerang, mantra pengasihan I, mantra pengasihan II dan mantra loro weteng. Makna konotasi yang ditemukan dalam mantra pengobatan yang diteliti, terdapat satu mantra; yakni mantra anak baru lahir. Sedangkan pada kata asing yang ditemukan dalam mantra pengobatan yang diteliti, terdapat empat mantra; yakni mantra anak baru lahir, mantra nerang, mantra pengasihan I dan mantra pengasihan II. 5.1.2 Unsur rima Penggunaan unsur bunyi yang berupa rima, terdiri dari beberapa rima. Rima adalah bunyi yang sama ditemukan berulang-ulang dalam sajak atau lirik lagu. Penggunaan rima asonansi dalam penelitian ini terdapat 4 mantra. Selain penggunaan asonansi, penggunaan rima tak sempurna dalam penelitian ini terdapat dua mantra. Penggunaan rima akhir, dari kelima mantra penggunaan rima akhir muncul duadalam mantra yang diteliti. 1. Makna dalam Mantra Makna yang ditemukan dalam mantra pengobatan adalah makna dari penamaan mantra yang menggambarkan isi dan asal kekuatan mantra. Makna pada

keduabelas mantra pengobatan ini memiliki simbol yang bertujuan untuk mendapatkan kekuatan dari apa yang disimbolkan. 5.2 Fungsi Mantra Mantra pengobatan digunakan untuk menolong anggota keluarga atau orang lain yang dibacakan oleh dukun, berarti berniat untuk menolong orang lain dari penyakit yang dideritanya. Mantra memiliki cara-cara dan media pengobatannya sendiri. Fungsi yang terdapat dalam mantra pengobatan yaitu sesuai dengan kegunaan mantra itu sendiri, yakni terdapat empat fungsi mantra. 5.3 Saran Keberadaan mantra harus terus dijaga dan dilestarikan, tanpa harus memandang asal muasal, kegunaan, ritual, dan kepercayaan bahwa mantra adalah bagian dari peninggalan leluhur terdahulu. Dan mantra juga sebagai bukti bahwa Indonesia memiliki kebudayaan dibidang sastra lisan yang beraneka ragam, salah satunya adalah dengan adanya mantra. Pada zaman sekarang, kemajuan teknologi memberikan dampak luar biasa, yang membuat mantra tersisih dari kemajuan toknologi dan informasi.. Sudah seharusnya mantra dipertahankan dan teknologi menjadi bagian dari usaha melestarikan mantra. Agar setiap generasi dan penikmat mantra dapat mengenal dan mempelajari mantra dengan cara yang mudah dan efisien.

Penelitian ini perlu dikaji secara mendalam dan berkelanjutan, karena masih banyak mantra yang belum dikaji dan diteliti. Baik secara lisan ataupun secara naskah. Penelitian ini dilakukan untuk memudahkan pembaca dalam mempelajari dan memahami setiap bagian mantra secara menyeluruh.