Vol. 11, No.1, Juni 2011 ISSN LENTERA JURNAL ILMIAH SAINS DAN TEKNOLOGI

dokumen-dokumen yang mirip
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

RINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL GABAH BERBAGAI GALUR PADI GOGO BERAS MERAH TERHADAP DOSIS PUPUK P

III. METODE PENELITIAN

Kata kunci : kompos, Azolla, pupuk anorganik, produksi

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

Sumber : Nurman S.P. (

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

PENGARUH DOSIS PUPUK SP 36 DAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L) VARIETAS GAJAH

Volume 11 Nomor 2 September 2014

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

Pemakaian Pupuk Organik Cair Sebagai Dekomposer dan Sumber Hara Tanaman Padi (Oriza sativa L.)

III. BAHAN DAN METODE

Jurnal Cendekia Vol 12 No 2 Mei 2014 ISSN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

Pola Pemupukan dan Pemulsaan pada Budidaya Sawi Etnik Toraja di Pulau Tarakan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

KAJIAN APLIKASI PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN AN- ORGANIK TERHADAP PRODUKSI PADI SAWAH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

PENGARUH OLAH TANAH TERHADAP SIFAT FISIKA TANAH PADA LAHAN KERING BERPASIR

III. METODE PENELITIAN A.

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

BAHAN DAN METODE. ketinggian tempat 41 m di atas permukaan laut pada titik koordinat LU

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

REHABILITASI LAHAN KERING ALANG ALANG DENGAN OLAH TANAH DAN AMANDEMEN KAPUR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI VARIETAS MEKONGGA TERHADAP KOMBINASI DOSIS PUPUK ANORGANIK NITROGEN DAN PUPUK ORGANIK CAIR

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam pembangunan nasional. Keberhasilan pembangunan

PENGARUH DOSIS PUPUKKANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASILKACANG TANAH(ARACHYS HIPOGEA L.) Masna Manurung 1)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan Produktivitas Padi di Indonesia dan Permasalahannya

PENGARUH PEMBERIAN MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

III. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Rata rata Pertambahan Jumlah Moina sp. (Ind/200ml) Rata rata pertambahan jumlah populasi Moina sp.

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

RESPON PADI BERAS HITAM TERHADAP FREKUENSI PEMBERIAN NUTRISI ORGANIK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

PENGARUH VARIETAS DAN DOSIS PUPUK SP-36 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L. )

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai ( Glycine max L. Merril) merupakan komoditi pertanian. kacang-kacangan lainnya. Biji kedelai mengandung 30-50% protein

PERTUMBUHAN DAN HASIL VARIETAS JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DALAM TUMPANGSARI KACANG TANAH (Arachis hipogeae L.)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril) Varietas Tidar Berdasarkan Dosis Pupuk Organik Padat

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

Irmawaty Harun , Zulzain Ilahude, Fauzan Zakaria, Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

RESPON PENAMBAHAN ABU SEKAM DAN DOLOMIT TERHADAP PERTUMBUHAN KEDELAI DI TANAH ALFISOL Aditya Perdanatika 1, Suntoro 2, Pardjanto 2

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian,Perlakuan dan Analisis Data

III. BAHAN DAN METODE

III. MATERI DAN METODE

PENGARUH JUMLAH BIBIT DAN DOSIS PUPUK NPK PHONSKA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.)

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Transkripsi:

Vol. 11, No.1, Juni 2011 ISSN 1829-9598 LENTERA JURNAL ILMIAH SAINS DAN TEKNOLOGI Letak Benih Dalam Tongkol/Polong Terhadap Viabilitas dan Vigor Benih Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.) Nazimah......1 Analisa Keragaan Ekonomi Dan Peran Kelembagaan Dalam Industri Pengolahan Ikan Dian Sahor Fonna......5 Aplikasi Kompos Jerami Untuk Meningkatkan Efisiensi Pemupukan Kalium Dan Hasil Tanaman Padi Pada Teknologi Intensifikasi Padi Aerob Terkendali Berbasis Organik M. Nazaruddin......17 Pengolahan Kedelai (Glycine Max (L) Merr) Dalam Rangka Diversifikasi Pangan Dan Peningkatan Pendapatan Masyarakat Tani Rita Ariani......26 Pembelajaran Kooperatif Berbasis Pendek at an Pr obl em P ossing Dal am Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas Vii Smp Negeri 2 Peusangan Pada Materi Wujud Zat Marnita......31 Respon Dan Pemberian Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Padi Zahrul Fuady dan Halus Satriawan......40 Lama Fermentasi Jerami Padi Dengan Mikroorganisme Lokal Terhadap Kandungan Bahan Kering, Bahan Organik, Dan Abu Ariani Kasmiran......48 Pendugaan Keragaman Somaklonal Krisan (Dendranthema Grandiflora Tzvelev) Berdasarkan Analisis Kromosom Nilahayati......53 Perencanaan Konservasi Tanah Dan Air Melalui Pendekatan Kemampuan Lahan Di DAS Sape Lombok Tengah Halus Satriawan......57 Analisis Algorithma Inexact Newton Dalam Menyelesaikan Sistem Nonlinear Mardiana Irawaty......63 Pengenalan Bahan Pangan Yang Berpotensi Sebagai Pangan Fungsional Erniati......73 Pemetaan Tingkat Bahaya Erosi Berbasis Land Use dan Land Slope di Sub DAS Krueng Simpo Rini Fitri......80

RESPON UMUR PERSEMAIAN DAN PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI Zahrul Fuady dan Halus Satriawan Dosen pada Program Studi Agroteknologi Universitas Almuslim ABSTRAK Beberapa faktor yang menjadi kendala dalam peningkatan produksi padi nasional salah satunya adalah lamanya umur benih padi di persemaian dan penurunan produktivitas akibat penggunaan pupuk kimia secara terus menerus sehingga menyebabkan kurang mampu menyediakan unsur hara yang seimbang dan sesuai kebutuhan tanaman padi. Berdasarkan permasalahan tersebut telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui respon umur persemaian dan pemberian pupuk organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Ada dua faktor yang diteliti yaitu umur persemaian yang terdiri dari empat taraf yaitu: H 1 : persemaian bibit selama 7 hari; H 2 : persemaian bibit selama 15 hari; H 3 : persemaian bibit selama 21 hari; dan pemberian pupuk organik (P) yang terdiri dari empat taraf yaitu : P 0 = kontrol (tanah top soil sebanyak 10 kg per pot); P 1 = tanah 5 kg per pot dan pupuk organik 5 kg per pot; P 2 = tanah 4 kg per pot dan pupuk organik 6 kg per pot; P 3 = tanah 2 kg per pot dan pupuk organik 8 kg per pot; Masing-masing perlakuan di ulang sebanyak 3 ulangan sehingga terdapat 36 unit perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan Terdapat interaksi yang sangat nyata pemberian pupuk organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Interaksi terbaik di pupuk organik 6 kg per pot (H 2 P 2 ). Kata Kunci : persemaian, Pupuk Organik, Tanaman Padi I. PENDAHULUAN Beberapa faktor yang menjadi kendala dalam peningkatan produksi padi nasional salah satunya adalah lamanya umur benih padi di persemaian dan penurunan produktivitas akibat penggunaan pupuk kimia secara terus menerus sehingga menyebabkan kurang mampu menyediakan unsur hara yang seimbang dan sesuai kebutuhan tanaman padi. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi tanaman padi adalah memperbaiki umur persemaian dan jenis pupuk yang digunakan. Keberhasilan penanaman berkaitan erat dengan pembibitan di persemaian, umur persemaian yang sering digunakan adalah 21 hari. Menurut Saiful dan Agus (200 7) kegiatan persemaian merupakan salah satu aspek penting dalam budidaya tanaman padi. perlu mendapatkan perhatian yang tepat, karena berpengaruh terhadap keberhasilan pertumbuhan semai terutama dalam memproduksi akar. Walaupun kondisi tempat tumbuh seperti suhu dan ketersediaan air dalam tanah memadai, namun bibit padi akan hidup secara optimal jika kondisi persemaian dapat mendukung dalam memproduksi akar baru, setiap tanaman mempunyai waktu (umur semai) yang berbeda dalam persemaian. Kesuburan tanah memegang peranan penting dalam setiap usaha budidaya tanaman, dimana kesuburan tanah merupakan kemampuan tanah menyediakan hara dalam jumlah cukup untuk mendukung pertumbuhan dan hasil tanaman. Pupuk organik merupakan salah satu cara untuk memperbaiki kesuburan tanah, pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah dan menyebabkan tanah mampu mengikat air lebih banyak. Unsur hara yang terkandung dalam pupuk organik lebih LENTERA : Vol.11, No.1, Juni 2011 40

banyak, dimana pupuk organik mampu meningkatkan kegiatan mikroorganisme di dalam tanah (Nita, 2008). Peranan bahan organik bagi tanah berhubungan dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisik, biologi dan sifat kimia tanah. Bahan organik merupakan pembentukan granulasi dalam tanah dan sangat penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil. Bahan organik adalah bahan pemantap agregat tanah yang sangat baik. Melalui penambahan bahan organik, tanah yang tadinya berat menjadi struktur remah yang relatif ringan (Nurmayulis, 2006). Pemupukan yang tepat adalah salah satu cara untuk mendapatkan umur persemaian yang baik, pupuk organik berperan dalam menyediakan media yang nyaman untuk perakaran tanaman dan menyediakan unsur hara yang cukup. Ketersediaan unsur hara yang dapat diserap oleh tanaman merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat produksi dan pertumbuhan suatu tanaman. Banyak unsur hara yang tersedia dalam tanah untuk pertumbuhan tanaman pada dasarnya harus sesuai dengan kebutuhan tanaman agar diperoleh produksi optimal serta berkualitas baik. Berdasarkan permasalahan tersebut telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui respon umur persemaian dan pemberian pupuk organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi. II. METODE PENELITIAN 2.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Meunasah Meucat Kecamatan Nisam Kabupaten Aceh Utara pada bulan September 2009 sampai dengan Februari 2010. 2.2. Bahan dan Alat yang Digunakan Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah benih padi varietas Ciherang, tanah top soil, pupuk dasar terdiri dari SP-18 (18% P 2 O 5 ) dengan dosis 100 kg/ha dan KCl (60% K 2 O) dengan dosis 100 kg/ha, pupuk organik (pupuk kandang sapi). Alat yang digunakan berupa cangkul, parang, garu, gembor, ember/timba plastik yang berukuran 35 cm x 35 cm sebanyak 36 buah, boks plastik, plastik transparan, meteran, timbangan, papan nama, rol, gunting serta alat tulis-menulis. 2.3. Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial. Ada dua faktor yang diteliti yaitu umur persemaian yang terdiri dari empat taraf yaitu: H 1 : persemaian bibit selama 7 hari; H 2 : persemaian bibit selama 15 hari; H 3 : persemaian bibit selama 21 hari; dan pemberian pupuk organik (P) yang terdiri dari empat taraf yaitu : P 0 = kontrol (tanah top soil sebanyak 10 kg per pot); P 1 = tanah 5 kg per pot dan pupuk organik 5 kg per pot; P 2 = tanah 4 kg per pot dan pupuk organik 6 kg per pot; P 3 = tanah 2 kg per pot dan pupuk organik 8 kg per pot; Masingmasing perlakuan di ulang sebanyak 3 ulangan sehingga terdapat 36 unit perlakuan. Data dianalisis dengan menggunakan sidik ragam Uji F, apabila terdapat interaksi akibat perbedaan perlakuan maka dianjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada selang kepercayaan 5% (Gomez dan Gomez, 1995). 2.4. Peubah yang diamati Peubah yang diamati meliputi : a. Tinggi Tanaman (cm) Tinggi tanaman di amati pada saat padi berumur 15, 30, 45 dan 60 hari setelah tanam (diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi). b. Jumlah Anakan Pengamatan terhadap jumlah anakan dihitung pada padi berumur 15, 30, 45 dan 60 hari setelah tanam. c. Panjang Malai (cm) Panjang malai diukur dari buku terakhir hingga bulir di ujung malai, pada saat masak penuh. d. Jumlah Bulir Per Malai (bulir) Jumlah bulir per malai dihitung dengan cara menghitung semua LENTERA : Vol.11, No.1, Juni 2011 41

bulir setiap malai per plot, kemudian dirata-ratakan dan dinyatakan dalam bulir. e. Berat 1000 Butir Gabah Bernas (g) Gabah dikeringkan sampai berat konstan lalu ditimbang dan dinyatakan dalam gram. serta dikonversikan kedalam (ton). f. Berat Gabah Total Per Plot (ton) Setelah penghitungan berat 1000 butir gabah bernas selanjutnya dari hasil perhitungan tersebut dikonversikan kedalam ton. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Tinggi Tanaman Berdasarkan analisis sidik ragam, terdapat interaksi yang sangat nyata antara perlakuan umur persemaian dan pemberian pupuk organik terhadap pertumbuhan tinggi tanaman (cm) pada umur 15, 30, 45 dan 60 hari setelah tanam. Interaksi terbaik di pupuk organik 6 kg per pot (H 2 P 2 ) (Tabel 1). Tabel 1. dan Pemberian Pupuk Organik Terhadap Parameter Tinggi Tanaman -- Tinggi Tanaman pada 15 HST (cm) -- H 1 32,16 a 32,03 a 32,93 a 34,26 a H 2 33,33 a 32,20 a 45,06 b 33,73 a H 3 31,73 a 31,93 a 34,73 a 30,40 a -- Tinggi Tanaman pada 30 HST (cm) -- H 1 52,63 a 53,86 a 55,03 a 54,33 a H 2 50,96 a 53,30 a 72,80 b 51,46 a H 3 48,00 a 53,66 a 52,53 a 53,23 a -- Tinggi Tanaman pada 45 HST (cm) -- H 1 71,00 a 70,90 a 76,86 a 72,86 a H 2 71,13 a 72,36 a 89,16 b 68,16 a H 3 71,20 a 68,60 a 67,43 a 68,16 a -- Tinggi Tanaman pada 60 HST (cm) -- H 1 86,20 a 90,86 a 94,40 a 86,20 a H 2 88,66 a 88,83 a 107,46 b 81,73 a H 3 87,73 a 85,90 a 87,06 a 82,96 a 6,57 9,28 13,10 12,63 Tabel 1 menunjukkan bahwa tanaman tertinggi akibat adanya interaksi yang sangat nyata antara perlakuan umur persemaian dan pemberian pupuk organik di pupuk organik 6 kg per pot (H 2 P 2 ) yang berbeda nyata dengan tinggi tanaman pada perlakuan umur persemaian 21 hari dan pemberian tanah 2 kg per pot dan pupuk LENTERA : Vol.11, No.1, Juni 2011 42

organik 8 kg per pot (H 3 P 3 ) dan perlakuan umur persemaian 7 hari dan kontrol (H 1 P 0 ). Tanaman terendah pada umur 15, 30 45 dan 60 hari setelah tanam dijumpai pada perlakuan H 1 P 0 yang berbeda tidak nyata dengan H 1 P 1. Kombinasi perlakuan tersebut merupakan yang terbaik, hal ini di duga untuk mencapai pertumbuhan dan hasil yang optimal tidak hanya dengan mengandalkan umur bibit pada saat dipindahkan ke media penanaman saja, akan tetapi harus di dukung dengan penambahan unsur hara yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman terhadap unsur hara. Maka pemberian tanah 4 kg per pot dan pupuk organik 6 kg per pot merupakan cara yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi. 3.2. Jumlah Anakan Hasil analisis sidik ragam menunjukkan interaksi yang sangat nyata pemberian pupuk organik terhadap pertumbuhan jumlah anakan (anakan) pada umur 30, 45 dan 60 hari setelah tanam, akan tetapi tidak berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan jumlah anakan pada umur 15 hari setelah tanam. Interaksi terbaik di jumpai pada perlakuan umur persemaian 15 hari dan pemberian tanah 4 kg per pot dan pupuk organik 6 kg per pot (H 2 P 2 ) (Tabel 2). Tabel 2. dan Pemberian Pupuk Organik Terhadap Parameter Jumlah Anakan -- Jumlah Anakan pada 15 HST (cm) -- H 1 0,33 a 1,00 a 1,00 a 1,33 a H 2 2,33 a 2,66 a 7,00 b 2,66 a 4,82 H 3 1,00 a 2,33 a 2,00 a 0,66 a -- Jumlah Anakan pada 30 HST (cm) -- H 1 8,33 a 8,33 a 7,00 a 7,00 a H 2 9,33 a 9,33 a 17,33 b 9,33 a 6,74 H 3 8,33 a 10,00 a 9,33 a 7,33 a -- Jumlah Anakan pada 45 HST (cm) -- H 1 13,66 a 15,66 a 14,66 a 16,33 a H 2 16,33 a 12,66 a 27,66 b 16,33 a 7,19 H 3 16,00 a 18,00 a 17,33 a 18,33 a -- Jumlah Anakan pada 60 HST (cm) -- H 1 24,66 a 28,00 a 27,33 a 29,66 a H 2 31,66 a 23,66 a 41,33 b 28,66 a 7,84 H 3 26,67 a 28,00 a 27,00 a 27,00 a LENTERA : Vol.11, No.1, Juni 2011 43

Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah anakan terbanyak akibat adanya interaksi yang sangat nyata antara perlakuan umur persemaian dan pemberian pupuk organik di pupuk organik 6 kg per pot (H 2 P 2 ) yang berbeda nyata dengan jumlah anakan pada perlakuan umur persemaian 21 hari dan pemberian tanah 2 kg per pot dan pupuk organik 8 kg per pot (H 3 P 3 ) dan perlakuan umur persemaian 7 hari dan kontrol (H 1 P 0 ). Soetejo (1995) menyatakan bahwa umur persemaian yang tergolong ke dalam umur muda (15 hari) merupakan umur yang sangat bagus untuk pemindahan bibit dari media persemaian ke media penanaman. Akan tetapi lebih baik lagi apabila di dukung oleh kombinasi antara umur persemaian dengan media tanam yang cukup kandungan haranya. Dalam hal ini adalah pupuk organik (pupuk kandang) yang merupakan kotoran padat dan cairan yang tercampur dengan sisa-sisa makanan atau alas kandang ternak. Pupuk kandang dapat dikatakan selain mengandung unsur hara makro (nitrogen), fosfor, kalium, dan lain-lain juga mengandung unsur hara mikro (kalsium, magnesium, cuprum serta sejumlah kecil mangan, borium dan lainlain), yang semuanya membentuk pupuk juga menyediakan unsur-unsur hara atau zat - zat makanan bagi kebutuhan dan perkembangan tanaman. 3.3. Panjang Malai Terdapat interaksi yang sangat nyata pemberian pupuk organik terhadap pertumbuhan panjang malai (malai). Interaksi terbaik di jumpai pada perlakuan umur persemaian 15 hari dan pemberian tanah 4 kg per pot dan pupuk organik 6 kg per pot (H 2 P 2 (Tabel 3). Tabel 3. dan Pemberian Pupuk Organik Terhadap Parameter Panjang Malai ---------------- Panjang Malai (cm) ---------------- H 1 21,00 a 19,83 a 19,96 a 20,93 a H 2 20,06 a 21,03 a 27,03 b 21,43 a 4,10 H 3 22,36 a 21,16 a 20,43 a 20,76 a Tabel 3 menunjukkan bahwa panjang malai terbaik akibat adanya interaksi yang sangat nyata antara perlakuan umur persemaian dan pemberian pupuk organik di pupuk organik 6 kg per pot (H 2 P 2 ) yang berbeda nyata dengan panjang malai pada perlakuan umur persemaian 21 hari dan pemberian tanah 2 kg per pot dan pupuk organik 8 kg per pot (H 3 P 3 ) dan perlakuan umur persemaian 7 hari dan kontrol (H 1 P 0 ). Panjang malai terendah di jumpai pada perlakuan H 1 P 0 yang berbeda tidak nyata dengan H 1 P 1. Hal ini menandakan pemberian pupuk organik dalam jumlah yang tepat dapat menyediakan beberapa unsur hara serta meningkatkan serapannya. 3.4. Jumlah Bulir Per Malai Terdapat interaksi yang sangat nyata pemberian pupuk organik terhadap jumlah bulir per malai (bulir). Interaksi terbaik di LENTERA : Vol.11, No.1, Juni 2011 44

pupuk organik 6 kg per pot (H 2 P 2 ) (Tabel 4). bibit di media persemaian selama 15 hari merupakan umur yang cocok untuk dipindahkan. Hal ini di duga pada umur yang demikian tanaman lebih mudah untuk memfokuskan pertumbuhan panjang malainya sehingga jumlah bulir per malai yang di bentuk lebih optimal dan berpengaruh terhadap berat 1000 butir gabah bernas (g) dan berat gabah total per plot (ton). Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Saiful dan Agus (2007) bahwa umur bibit di media persemaian sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi. Apabila bibit berumur terlalu muda pada saat dipindahkan ke media penanaman sangat susah untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan yang baru, tanaman tersebut mudah layu. Akan tetapi apabila bibit berumur terlalu tua pun akan menjadi masalah terhadap pertumbuhan atau pembentukan jumlah anakan pada saat di tanam di media penanaman. Maka sebaiknya bibit yang akan dipindahkan dari media persemaian ke media penanaman sebaiknya tanaman yang berumur tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua yaitu 15-18 hari setelah semai. Tabel 4. dan Pemberian Pupuk Organik Terhadap Parameter Jumlah Bulir Per Malai --------- Jumlah Bulir Per Malai (bulir) ---------- H 1 137,86 a 136,93 a 143,73 a 133,63 a H 2 139,66 a 134,63 a 165,17 b 136,53 a 18,66 H 3 133,26 a 139,40 a 136,90 a 136,83 a Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah bulir per malai terbaik akibat adanya interaksi yang sangat nyata antara perlakuan umur persemaian dan pemberian pupuk organik di jumpai pada perlakuan umur persemaian 15 hari dan pemberian tanah 4 kg per pot dan pupuk organik 6 kg per pot (H 2 P 2 ) yang berbeda nyata dengan jumlah bulir per malai pada perlakuan umur persemaian 21 hari dan pemberian tanah 2 kg per pot dan pupuk organik 8 kg per pot (H 3 P 3 ) dan perlakuan umur persemaian 7 hari dan kontrol (H 1 P 0 ). Jumlah bulir per malai terendah di jumpai pada perlakuan H 1 P 0 yang berbeda tidak nyata dengan H 1 P 1. 3.5. Berat 1000 Butir Gabah Bernas Terdapat interaksi yang sangat nyata pemberian pupuk organik terhadap berat 1000 butir gabah bernas (g). Interaksi terbaik di jumpai pada perlakuan umur persemaian 15 hari dan pemberian tanah 4 kg per pot dan pupuk organik 6 kg per pot (H 2 P 2 ) (Tabel 5). LENTERA : Vol.11, No.1, Juni 2011 45

Tabel 5. dan Pemberian Pupuk Organik Terhadap Parameter Berat 1000 Butir Gabah Bernas ------ Berat 1000 Butir Gabah Bernas (g) ------ H 1 66,63 a 64,33 a 63,23 a 69,76 a H 2 68,56 a 73,06 a 95,73 b 64,60 a 21,94 H 3 62,33 a 66,93 a 68,50 a 65,63 a Tabel 5 menunjukkan bahwa berat 1000 butir gabah bernas terbaik akibat adanya interaksi yang sangat nyata antara perlakuan umur persemaian dan pemberian pupuk organik di jumpai pada perlakuan umur persemaian 15 hari dan pemberian tanah 4 kg per pot dan pupuk organik 6 kg per pot (H 2 P 2 ) yang berbeda nyata dengan berat 1000 butir gabah bernas pada perlakuan umur persemaian 21 hari dan pemberian tanah 2 kg per pot dan pupuk organik 8 kg per pot (H 3 P 3 ) dan perlakuan umur persemaian 7 hari dan kontrol (H 1 P 0 ). Hal ini di duga pemberian pupuk organik yang di campur dengan tanah sebanyak 4 kg per pot dan pupuk organik 6 kg per pot mampu memberikan pasokan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman padi untuk pertumbuhan dan hasilnya. Akan tetapi apabila media yang digunakan dalam hal ini adalah tanah saja sebagai perlakuan kontrol tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan tanaman terhadap unsur hara. Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ismawati (2003) bahwa pupuk organik dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman sehingga dapat meningkatkan hasil yang optimal. 3.6. Berat Gabah Total Per Plot Terdapat interaksi yang sangat nyata pemberian pupuk organik terhadap berat gabah total per pot (ton). Interaksi terbaik di pupuk organik 6 kg per pot (H 2 P 2 ) (Tabel 6). Tabel 6 menunjukkan bahwa berat gabah total per pot terbaik akibat adanya interaksi yang sangat nyata antara perlakuan umur persemaian dan pemberian pupuk organik di jumpai pada perlakuan umur persemaian 15 hari dan pemberian tanah 4 kg per pot dan pupuk organik 6 kg per pot (H 2 P 2 ) yang berbeda nyata dengan berat gabah total per pot pada perlakuan umur persemaian 21 hari dan pemberian tanah 2 kg per pot dan pupuk organik 8 kg per pot (H 3 P 3 ) dan perlakuan umur persemaian 7 hari dan kontrol (H 1 P 0 ). LENTERA : Vol.11, No.1, Juni 2011 46

Tabel 6. dan Pemberian Pupuk Organik Terhadap Parameter Berat Gabah Total Per Pot -------- Berat Gabah Total Per Plot (ton) -------- H 1 6,67 a 6,43 a 6,30 a 6,96 a H 2 6,83 a 7,30 a 9,57 b 6,46 a 2,02 H 3 6,23 a 6,66 a 6,86 a 6,56 a IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan 1. Terdapat interaksi yang sangat nyata antara perlakuan umur persemaian dan pemberian pupuk organik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi. 2. Interaksi terbaik di jumpai pada perlakuan umur persemaian 15 hari dan pemberian tanah 4 kg per pot dan pupuk organik 6 kg per pot (H 2 P 2 ). 4.2. Saran 1. Disarankan kepada petani yang ingin membudidayakan tanaman padi supaya umur persemaian bibit harus diperhatikan, karena umur persemaian selama 15 hari di media persemaian terbukti lebih baik dari pada umur persemaian 7 dan 15 hari. 2. Disarankan kepada petani untuk mengutamakan penggunaan pupuk organik secara tepat dalam setiap kegiatan usahatani yang ingin dijalankan terutama tanaman padi. 3. Disarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan yaitu dengan menanam secara langsung dilapangan DAFTAR PUSTAKA Geng, Y. 2002. Chinese Hybrid Rice Extension and its High Yield Production Technologies. Hybrid Rice Production Training Course, National Agrotechnical Extension Service Center. Gomez, A.K., dan A.A. Gomez. 1995. Prosedur Statistik Untuk Penelitian Pertanian. Terjemahan : E. Sjamsuddin dan J. S. Baharsjah. UI Press, Jakarta. Ismawati. 2003. Pemberian Pupuk Organik terhadap Tanaman. PT. Penebar Swadaya. Anggota IKAPI. Cimanggis. Jakarta Nita, W. 2008. Membuat Kompos dan Pupuk Organik. Availlable at. http: //petanidesa.wordpress.com/carapembiakan-bakteri/. [2 Agustus 2009]. Nurmayulis. 2006. Tinjauan Pustaka Bahan Organik. http/mun.damandiri.or.id. [8 Agustus 2009]. Suetejo. M. 1995. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta LENTERA : Vol.11, No.1, Juni 2011 47