BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Pembangunan Nasional difasilitasi oleh

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang akan melaju secara lebih mandiri

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pemerintah dalam suatu negara adalah : 1) fungsi stabilisasi, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan kemandirian dalam pembiayaan pembangunan dengan. mengurangi ketergantungan pada sumber dana luar negeri.

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai perekonomian Indonesia sehingga beberapa sektor ekonomi yang. menjadi indikator PDB mengalami pertumbuhan negatif.

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

STAN KEBIJAKAN FISKAL PENGANTAR PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA. oleh: Rachmat Efendi

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia


BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai dengan bangkrutnya lembaga-lembaga keuangan di Amerika

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan nasional yang hendak dicapai negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

Antiremed Kelas 10 Ekonomi

PENDAHULUAN. menyediakan sarana dan prasarana,baik fisik maupun non fisik. Namun dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

I. PENDAHULUAN. menyokong penyelenggaraan pembangunan suatu bangsa. Dalam Anggaran

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. besarnya campur tangan pemerintah dalam peningkatan kesejahteraan rakyat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

Ringkasan Eksekutif: Mengatasi tantangan saat ini dan ke depan

BAB 34 KERANGKA EKONOMI MAKRO

ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. dan potensi pajak yang ada dapat dipungut secara optimal. Langkah-langkah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai negara yang berlandaskan

Meningkatkan Tax Ratio Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR...

Ringkasan eksekutif: Pertumbuhan melambat; risiko tinggi

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan

BAB 3 KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Perekonomian Suatu Negara

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2010 III- 1

faktor yang dimiliki masing-masing negara, antara lain sistem ekonomi, kualitas birokrasi. Sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara akan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi selalu menjadi topik utama dalam bidang Ilmu Ekonomi.

Tabel 1a APBN 2004 dan APBN-P 2004 (miliar rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu negara seperti Indonesia. Belanja Pemerintah tersebut dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur kegiatan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan. Salah satu sumber energi utama adalah bahan bakar. Bentuk bahan bakar

I. PENDAHULUAN. Kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh setiap daerah adalah bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2008 pendapatan per kapita Indonesia sudah meliwati US$ 2.000,

BAB 1 PENDAHULUAN. Tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2009.

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik dengan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dua hal penting dalam perpsektif kebijakan fiskal. Pada tahun 2013,

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah juga terus memperhatikan kondisi ekonomi Indonesia dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2007

Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta KUPA

1. Tinjauan Umum

Perekonomian Indonesia Pada Masa Reformasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

M E T A D A T A INFORMASI DASAR. 1 Nama Data : Produk Domestik Bruto (PDB) 2 Penyelenggara. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, : Statistik

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN PIDIE JAYA (Menurut Lapangan Usaha)

Ringkasan eksekutif: Penyesuaian berlanjut


8.1. Keuangan Daerah APBD

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Realisasi Penerimaan Negara ( Milyar rupiah ) Tahun Sumber Penerimaan. Penerimaan.

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan sosial ekonomi, teknologi dan informasi telah

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

SEKILAS TENTANG PEREKONOMIAN DAN FISKAL INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah tidak bisa berjalan sendiri karena dibutuhkan biaya yang sangat besar.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO ACEH TAMIANG

ekonomi K-13 KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL K e l a s A. PENGERTIAN KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi di Kalimantan Timur periode , secara umum

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu

Perekonomian Indonesia

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2003

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan penerimaan negara terbesar yang dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan salah satunya untuk pembangunan nasional. Perubahan yang semakin signifikan dan dominan dalam sektor pajak menunjukkan peranan dalam upaya mendukung pembiayaan pembangunan nasional. Pembangunan nasional yang merupakan rangkaian program pembangunan yang berkesinambungan untuk mencapai tujuan yang termuat pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan Nasional difasilitasi oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai neraca pembangunan Indonesia. Langkah untuk mecapai target perpajakan didasarkan atas beberapa kebijakan, antara lain melalui kebijakan perpajakan dalam rangka optimalisasi penerimaan perpajakan tanpa mengganggu iklim investasi dunia usaha, kebijakan penerimaan perpajakan yang diarahkan untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional dan mempertahankan daya beli masyarakat, kebijakan penerimaan perpajakan yang diarahkan untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah industri nasional, dan kebijakan perpajakan yang diarahkan untuk mengendalikan konsumsi barang kena cukai. 1

2 Pajak sebagai sumber utama pendapatan negara memiliki berbagai fungsi dalam perekonomian makro. Pajak dapat berfungsi untuk mendanai pengeluaran, serta aktivitas negara. Selain itu, pajak juga berfungsi untuk mengatur kondisi perekonomian. Pemerintah dapat membebankan pajak yang tinggi atas produk luar negeri guna melindungi dan mendukung produk dalam negeri. Pajak juga dapat digunakan untuk membiayai jalannya kebijakan terkait dengan stabilitas tingkat harga dan proyek terkait redistribusi pendapatan. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki empat fungsi utama dalam perekonomian, yaitu fungsi anggaran (budgetair), fungsi mengatur (regulerend), fungsi stabilitas, serta fungsi redistribusi pendapatan (Direktorat Penyusunan APBN, 2014). Guna mengoptimalkan penerimaan pajak, penyusunan dan perencanaan model pajak perlu dilakukan dengan melibatkan faktor-faktor yang dinilai berpengaruh terhadap penerimaan pajak. Terkait hal tersebut telah banyak dilakukan studi mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penerimaan pajak, salah satunya adalah faktor tradisional. Faktor tradisional dapat berupa unsur dasar pengenaan pajak (tax base) atau yang biasa disebut tax handles. Analisis faktor tersebut menggunakan variabel-variabel yang berhubungan dengan dasar pengenaan pajak tersebut, seperti pendapatan per kapita sebagai dasar pajak penghasilan, rasio sektor pertambangan (minyak maupun non-minyak) terhadap PDB sebagai dasar pajak peghasilan migas, serta jumlah ekspor dan impor terhadap PDB sebagai dasar pajak perdagangan luar negeri, rasio sektor pertanian terhadap PDB.

3 Selain variabel dasar pengenaan pajak, variabel kebijakan ekonomi makro juga memainkan peran penting dalam analisis penerimaan pajak. Variabel ekonomi makro, seperti produk domestik bruto (pertumbuhan ekonomi) yang juga merupakan faktor tradisional, tingkat inflasi, dan nilai kurs, dinilai memiliki pengaruh terhadap penerimaan pajak. Tabel 1.1 Realisasi penerimaan Negara (miliyar rupiah) Sumber Penerimaan 2012 2013 2014 2015 Penerimaan 1.332.323 1.432.059 1.545.456 1.758.331 Pajak 980.518 1.077.307 1.146.866 1.489.256 BukanPajak 351.805 354.752 398.591 269.075 Hibah 5.787 6.833 5.035 3.312 Jumlah 1.338.110 1.438.891 1.550.491 1.761.643 RasioPajak 73.27% 74.87% 73.96% 84.53% Sumber : Badan Pusat Statistik Tahun 2016 Jadi penerimaan negara bisa kita lihat sebagian besar berasal dari penerimaan pajak yang meningkat tahun ke tahun selalu diatas 70% sudah terbukti bahwa pajak sangat vital dalam penerimaan negara. Sehingga perlu ditekankan dalam penerimaan pajak di setiap Kantor Pelayanan Pajak di Indonesia.

4 Selain PDB barang impor merupakan salah satu yang menjadi pemasukan pajak bagi Indonesia. Salah satu barang impor itu adalah BBM (Bahan Bakar Minyak) sebagai komoditas yang sangat diperlukan masyarakat, setiap kebijakan penetapan harga terhadap BBM akan membawa pengaruh terhadap perekonomian. Oleh sebab itu, pemerintah harus benar-benar menimbang dampak perubahan harga BBM ini. Saat harga BBM dinaikan pemerintah harus bersiap menghadapi inflasi. Ketika harga BBM diturunkan justru terjadi nominal rigidity yang tidak otomatis menurunkan harga barang lain. (Kementrian Keuangan; 2015) Target Pendapatan Negara dalam APBN tahun 2016 ditetapkan sebesar Rp1.822,5 triliun, atau Rp25,6 triliun lebih rendah dari yang diusulkan dalam RAPBN Tahun Anggaran 2016. Target Pendapatan Negara tersebut bersumber dari Penerimaan Perpajakan sebesar Rp1.546,7 triliun dan Penerimaan Negara BukanPajak sebesar Rp273,8 triliun (rasio penerimaan negara terhadap PDB atau tax ratio dalam tahun 2016 sebesar 13,11 persen). (Kementrian Keuangan; 2015) Pemerintah memiliki anggaran yang kecil terutama bila dibandingkan dengan standar peer countries. Pendapatan pajak pemerintah pusat (tidak termasuk pendapatan sumber daya bukan pajak) masih sebesar sekitar 12% dari PDB selama satu dasawarsa terakhir meskipun dengan semakin banyaknya upaya untuk memberantas penipuan pajak. Sebagian besar pendapatan ditingkatkan di tingkat pemerintah pusat, bukan di tingkat pemerintah provinsi atau kota. Berbagai upaya terkait pajak (rasio antara pendapatan pajak aktual terhadap

5 potensi pendapatan pajak), yang diperkirakan sebesar sekitar 50%. Indonesia, sebagai negara yang kaya sumber daya, sangat bergantung pada pajak badan di sektor ekstraksi yang besar dan menguntungkan. Seiring dengan hal tersebut, pajak orang pribadi merupakan bagian kecil dari jumlah keseluruhan pendapatan.(website: Survei Ekonomi OECD Indoneisa, 2015) Perekonomian Indonesia menunjukkan kinerja yang luar biasa selama satu dasawarsa setelah terjadinya Krisis Asia, sebagai hasil dari kebijakan ekonomi makro yang hati-hati dan reformasi kebijakan yang efektif pada saat itu sehingga bangsa Indonesia dapat menikmati kemajuan selama beberapa tahun terakhir. Akan tetapi, tingkat pertumbuhan sedikit menurun dalam beberapa tahun terakhir, yang tercermin dari melemahnya permintaan internasional dan melambatnya pertumbuhan investasi akibat harga komoditas yang lebih rendah serta meningkatnya ketidakpastian peraturan pemerintah dan adanya hambatan infrastruktur. Saat ini, Indonesia masih berada dalam tahap pertumbuhan, akan tetapi laju reformasi telah melambat dalam beberapa tahun terakhir dan pemerintah telah mengambil sejumlah langkah perdagangan proteksionis. Faktor internal maupun eksternal akan tetap menjadi tantangan dalam pelaksanaan kebijaksanaan moneter. Pertumbuhan ekonomi merupakan gambaran dari hasil kerja pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi selalu menjadi indikator peningkatan kesejahteraan penduduk suatu daerah atau negara.(website: Survei Ekonomi OECD Indoneisa, 2015) Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB),

6 baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar. PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun. Data PDB menurut BPS yang berjudul Produk Domestik Bruto (Lapangan Usaha) dijelaskan diturunkan beberapa indikator ekonomi penting lainnya, seperti : 1. Produk Nasional Bruto Produk Nasional Bruto yaitu PDB ditambah dengan pendapatan neto dari luar negeri. Pendapatan neto itu sendiri merupakan pendapatan atas faktor produksi (tenaga kerja dan modal) milik penduduk Indonesia yang diterima dari luar negeri dikurangi dengan pendapatan yang sama milik penduduk asing yang diperoleh di Indonesia.

7 2. Produk Nasional Neto atas dasar harga pasar Produk Nasional Neto atas dasar harga pasar yaitu PDB dikurangi dengan seluruh penyusutan atas barang-barang modal tetap yang digunakan dalam proses produksi selama setahun. 3. Produk Nasional Neto atas dasar biaya faktor produksi Produk Nasional Neto atas dasar biaya faktor produksi yaitu produk nasional neto atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tidak langsung neto. Pajak tidak langsung neto merupakan pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah dikurangi dengan subsidi yang diberikan oleh pemerintah. Baik pajak tidak langsung maupun subsidi, kedua-duanya dikenakan terhadap barang dan jasa yang diproduksi atau dijual. Pajak tidak langsung bersifat menaikkan harga jual sedangkan subsidi sebaliknya. Selanjutnya, produk nasional neto atas dasar biaya faktor produksi disebut sebagai Pendapatan Nasional. 4. Angka-angka per kapita Angka-angka per kapita yaitu ukuran-ukuran ekonomi sebagaimana diuraikan di atas dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Perkembangan ekonomi global yang akan berpengaruh terhadap perekonomian nasional di tahun 2016 diantaranya adalah: 1. Membaiknya perekonomian global yang diperkirakan akan dipengaruhi oleh terus membaiknya perekonomian AS 2. Perekonomian Kawasan Eropa yang mulai pulih

8 3. Perekonomian negara berkembang dan emerging yang makin baik 4. Rendahnya harga minyak dunia yang menguntungkan bagi negara pengimpor minyak. Tahun 2016 pertumbuhan ekonomi global diperkirakan mencapai 3,8 persen, lebih tinggi dibanding tahun 2015 yang besarnya 3,5 persen. Tabel 1.2 Perkembangan dan Perkiraan RAPBN 2016 (Triliun Rp) 2014 2015 2016 Uraian Realisasi APBNP Perkiraan s/d 31-Des %PDB %PDB Pendapatan Negara danhibah 1.550,6 14,9 15,5-15,6 I. PenerimaanDalamNegeri 1.545,6 14,9 15,4-15,6 1. PenerimaanPerpajakan 1.146,9 12,6 13,1-13,2 2. Penerimaan Negara BukanPajak 398,7 2,3 2,4 II. Hibah 5,1 0,0 0,0 Belanja Negara 1.767,3 16,8 17,1-17,4 Keseimbangan Primer (83,3) (0.6) (0,5) - (0,6) Surflus / DefisitAnggaran (216,7) (1,9) (1,7) - (1,8) Pembiayaan 246,6 1,9 1,7-1,8 1. PembiayaanDalamNegeri 262,2 2,1 1,7 1,8 2. PembiayaanLuarNegeri (15,6) (0,2) (0,1) Sumber : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Pada tatanan kehidupan bernegara, pemerintah merupakan penyelenggara negara yang bertugas untuk mengatur negara di berbagai bidang kehidupan, salah satunya dalam bidang perekonomian. Pada bidang perekonomian, pemerintah memiliki kewajiban untuk menciptakan kesejahteraan rakyat melalui pelaksanaan pembangunan. Pemerintah sebagai penyelenggara negara juga memiliki fungsi utama dalam perekonomian, yaitu; pertama fungsi alokasi, pemerintah melakukan alokasi anggaran untuk pengadaan barang-barang publik yang diperlukan oleh masyarakat. Kedua fungsi distribusi, yaitu pemerintah bertugas untuk

9 mendistribusikan pendapatan dan kekayaan secara adil, agar tingkat ketimpangan antar masyarakat berkurang, dan ketiga fungsi stabilisasi, pemerintah bertugas untuk menjaga kestabilan perekonomian negara (Musgrave dan Musgrave, 1989). Peran pemerintah juga dinilai semakin penting dalam perekonomian jika dikaitkan dengan pelakupelaku utama perekonomian lainnya. Perekonomian suatu negara tidak hanya dapat dijalankan oleh sektor swasta (rumah tangga, perusahaan, dan luar negeri) saja, tetapi perlu kerjasama dengan sektor pemerintah untuk menstabilkan perekonomian. (Wijayanti,2015) Berdasarkan data diatas maka peneliti bermaksud untuk meneliti tentang hubungan antara kualitas ekonomi Indonesia yang ada saat ini untuk kontribusi perpajakannya terutama pada perusahaan/badan yang juga merupakan kontribusi pajak terbesar dengan mengangkat topik penelitian dengan judul Pengaruh Indikator Ekonomi Terhadap Realisasi Penerimaan Pajak Penghasilan 1.2 Rumusan Masalah Dari penjelasan latar belakang tersebut penulis menemukan beberapa masalah yang dapat di teliti yaitu : 1. Bagaimana Indikator Ekonomi Indonesia periode 2013-2015. 2. Bagaimana Penerimaan Pajak Indonesia periode 2013-2015. 3. Bagaimana Pengaruh Indikator Ekonomi Indonesia terhadap realisasi Penerimaan Pajak Penghasilan.

10 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai : 1. Indikator Ekonomi Indonesia periode 2013-2015. 2. Besarnya Penerimaan Pajak Indonesia periode 2013-2015. 3. Pengaruh Indikator Ekonomi Indonesia terhadap realisasi Penerimaan Pajak Penghasilan. 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan atau manfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut: 1. Bagi Penulis Diharapkan dapat menambah pengalaman dan wawasan penulis dalam bidang perpajakan. 2. Bagi Pihak Akademisi Dapat menjadi bahan referensi sebagai data dan informasi dalam meneliti atau mempelajari tentang ilmu perpajakan, dan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya untuk membantu menyelesaikan penelitiannya. 3. Bagi Badan Pusat Statistik Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi pemerintah atau Mentri Keuangan sebagai bahan evaluasi untuk setiap kebijakan pajak seperti Pengaruh Indikator Ekonomi Terhadap Realisasi Penerimaan Pajak Penghasilan.

11 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini dilakukan di Kantor Badan Pusat Statistik, Jl. PHH. Mustofa No.43 Bandung, adapun penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus hingga November 2016