Gambar 4.1 mesin Vespa P150X. Gambar 4.2 stand mesin. 4.2 Hasil pemeriksaan komponen mesin VESPA P150X Hasil pemeriksaan karburator

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar 4.2 Engine stand dan mesin ATV Toyoco G16ADP

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan stand pada mesin vespa P150X. Waktu Pelaksanaan : 1 Januari April 2016

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAB IV PROSES OVERHOUL DAN ANALISIS KOMPONEN

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

Ring II mm. Ukuran standar Batas ukuran Hasil pengukuran Diameter journal


BAB III METODOLOGI PENELITIAN


BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mesin 2 langkah 135 cc dengan data sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA COROLA 1300 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Observasi & Studi Literatur. Identifikasi Sistem. Mekanisme Katup. Pengujian Dynotest awal

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III ANALISIS KASUS

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. 125 pada tahun 2005 untuk menggantikan Honda Karisma. Honda Supra X

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

BAB III PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN

JOB SHEET (LEMBAR KERJA) : Melaksanakan overhaul kepala silinder

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN. Mulai. Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Oleh sebab itu pembuatan silinder diperlukan ketelitian yang tinggi.

BAB II DASAR TEORI 2.1 Chassis Dynamometer

PRESTASI MOTOR BENSIN HONDA KARISMA 125 CC TERHADAP BAHAN BAKAR BIOGASOLINE, GAS LPG DAN ASETILEN

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang masuk melalui lubang intake dengan 7 variabel bukaan klep in saat

ANALISIS KERJA MOBIL TENAGA UDARA MSG 01 DENGAN SISTEM DUA TABUNG

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. sumber pesan dengan penerima pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

Materi. Motor Bakar Turbin Uap Turbin Gas Generator Uap/Gas Siklus Termodinamika

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

3.2 Tempat Penelitian 1. Mototech Yogyakarta 2. Laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)

BAB II LANDASAN TEORI

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

Diagram 2.1 Prinsip Kerja Motor Matic Narasumber : Kawan Pustaka

BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR

Analisis Prosedur Pembesaran Ukuran (Oversize) Diameter Silinder dan Pengaruhnya Terhadap Daya Mesin

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i

JOB SHEET TEKNIK KENDARAAN RINGAN PEKERJAAN DASAR OTOMOTIF

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses analisis pada sistem pemindahan tenaga sepeda

UNJUK KERJA MOBIL MSG 01 DENGAN SISTEM TENAGA UDARA

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam proses pengambilan data pada media Engine Stand Toyota Great

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA VARIASI UKURAN VENTURI KARBURATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA RX-KING 135cc

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. Modifikasi kendaraan bermotor di Indonesia sering dilakukan, baik kendaraan

BAB III PEMBAHASAN. Forklift sedang mengangkat beban, kemudian forklift tidak mampu

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Observasi terhadap analisis pengaruh jenis bahan bakar terhadap unjuk kerja

BAB II LANDASAN TEORI

Abstrak. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh keausan ring piston terhadap kinerja mesin diesel

Prosedur Pengetesan Injektor

Konstruksi CVT. Parts name. A. Crankshaft F. Primary drive gear shaft. C. Weight / Pemberat

SOAL PEKERJAAN DASAR TEKNIK OTOMOTIF

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP

BAB III METODE PENELITIAN. overhoul pada engine Toyota Great Corolla 4A-FE tahun 1993 dikerjakan di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL UJI DAN PERHITUNGAN MENGETAHUI KINERJA MESIN MOTOR PADA KENDARAAN GOKART

contoh makalah teknik mesin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berkaitan dengan judul yang diambil. Berikut beberapa referensi yang berkaitan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

: Memelihara/servis engine dan komponen-komponenya(engine. (Engine Tune Up)

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

!"#$%&$'()*& LAMPIRAN

1 BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut :

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

BAB III METODE PENELITIAN

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Mesin Dan Transmisi Vespa P150X Engine stand merupakan sebuah alat bantu stand engine yang digunakan untuk mengkondisikan mesin agar dapat diletakan pada besi plat yang terdapat di stand mesin, sehingga dengan mudah mengakses bagian mesin yang rumit pada saat mesin masih dalam keadaan terpasang pada kendaraan. Berikut hasil pembuatan Gambar 4.1 mesin Vespa P150X Gambar 4.2 stand mesin 4.2 Hasil pemeriksaan komponen mesin VESPA P150X. 4.2.1 Hasil pemeriksaan karburator 45

Gambar 4.3 komponen karburator Pada saat pemeriksaan karburator, masih dalam keadaan baik, dan semua bagian dalam karburator masih bagus, tidak ada yang rusak dan tidak perlu ada penggantian dalam komponen karburator ini. 4.2.2 Hasil pemeriksaan Dinding Silinder Gambar 4.4 dinding silinder Hasil analisa dari dinding diameter silinder, terdapat goresan di dinding silinder diakibatkan oleh kurang baiknya pelumasan yang kurang oleh oli samping, namun memang tipe vespa P150X keluaran tahun 1980an ini dalam proses oli sampingnya dengan masih dengan cara manual yakni dengan cara 46

mencampurkan oli dengan bahan bakar dengan masih menggunakan takaran yang sesuai, 4.2.3 Hasil pemeriksaan kopling/clucth (tipe multiplate) Gambar 4.5 pemeriksaan kopling/clutch Pengecekan pada bagian kopling/clutch ini masih dalam keadaan baik/masih bagus, dan bagian dalam dari kopling tipe multiplat yang dimana masih mengandalkan tekanan yang dihasilkan oleh pegas kopling,dan gesekan kanvas kopling untuk memutus dan menghubungkan putaran dari poros engkol dengan gear/gigi transmisi ini masih dalam keadaan bagus dan normal. 4.2.4 Hasil pemeriksaan piston 47

Gambar 4.6 pemeriksaan dinding piston bagian piston terdapat goresan, penyebab dinding piston ada goresan/baret karena disebabkan pencampuran oli samping dengan bahan bakar tidak sesuai dengan perbandingan yang mesin butuhkan yakni 2:4, maka perlu tindakan lanjut dengan mengganti piston dengan yang baru. 4.2.5 Hasil pemeriksaan crankshaft Gambar 4.7 pengukuran celah crankshaft Bagian ini adalah melakukan pengukurran celah pada crankshaft dengan alat ukur feller dengan hasil ukurran 0,50 mm, jauh dari angka standar ukurran 0,45 mm maka perlu melakukan tindakan penggantian crankshaft dengan yang baru/standar. 4.2.6 Hasil pemeriksaan gear box transmisi 48

\ Gambar 4.8 komponen transmisi gear box Transmisi gear box yang dianalisis yaitu dengan mengetahui mekanisme dari transmisi gear box pada mesin vespa ini, semua komponen gear masih dalam keadaan baik, tidak ada terdapat gear yang cacat, untuk itu tidak perlu melakukan proses pengantian gear ini, setelah itu menghitung hasil dari rasio total dari gear box/transmisi. 4.2.7 Hasil pemeriksaan seal 49

Gambar 4.9 pemeriksaan seal Pemeriksaan seal ini bertujuan untuk melihat kelayakan dari seal yang berbahan dari karet keras ini, hasil analisa seal ini masih layak/masih dalam keadaan baik karena seal ini masih bisa menghasilkan hisapan yang bagus ketika proses pembakaran di dalam ruang bakar itu sendiri. 4.2.8 Hasil penggantian piston yang baru Gambar 4.10 piston baru Langkah penggantian piston ini yang dimana piston yang dulu sudah tidak layak di pakai karena bagian piston sudah baret atau dinding piston terdapat goressan yang parah akibat dari gesekan dinding silinder dengan piston yang 50

dimana juga akibat kurang pulamasan yang cukup saat mesin bekerja, untuk itu perlu mengganti piston baru dengan ukurran 9 mm. 4.2.9 Hasil pengukurran diameter silinder Gambar 4.11 pengukuran diameter silinder Melakukan pengukurran dengan mengunakan alat jangka sorong ke diameter silinder vespa P150X yang bertujuan untuk mengetahui hasil dari ke ovalan lubang silinder di atas. Dengan ukurran standar ø = 57,00 mm Dan hasil pengukurran dengan mengguanakan alat jangka sorong ø = 59,50 mm Yang dimana hasil pengukurran ini masih dikatakan masih bagus/baik. 4.2.10 Tahapan Pengukuran Cylinder Block Pengukuran cylinder block bertujuan untuk mengetahui tingkat keausan dan over size dari block cyinder. Adapun tahapan-tahapan dari pengukuran cylinder linier adalah sebagai berikut: 51

1. Mempersiapkan alat dan block cylinder yang akan diukur, alat yang digunakan dalam proses pengukuran ini adalah micrometer secrup, vernier calliper dan bore gauge 2. Mengukur bagian atas dari lubang silinder yang tidak termakan oleh ring piston dengan menggunakan vernier calliper, hal ini bertujuan untuk mengetahui oversize cylinder dan untuk mengkalibrasi bore gauge 3. Kalibrasi micro meter secrup dan atur sesuai diameter silinder Gambar 4.12 skema penyetelan dial gauge (garaimaji.com) 4. Kalibrasi bore gauge hingga menujukan angka 0 dengan menggnakan micrometer secrup yang telah diatur ukurannya sesuai diameter silinder 5. Setelah alat dikalibrasi, langkah selanjutnya adalah mengukur diameter silinder dengan menggunakan bore gauge. Pengukuran dilakukan dengan memasukan bore gauge ke dalam silinder dan ukur secara silang atau X dan Y, di tiga titik ruang silinder yaitu atas, tengah dan bawah. 52

Gambar 4.13 skema pengukuran cylinder linier (garaimaji.com) 6. Setelah semua prosedur pengukuran bore up cylinder dilakukan, catat nilai hasil pengukuran yang ditujunjukan oleh jarum bore gauge. 4.2.10 Hasil kalibrasi bore gauge. Gambar 4.14 melakukan kalibrasi dengan ragum Setelah itu melakukan kalibrasi terhadap bore gauge dengan alat ragum kecil untuk mengetahui jumlah nilai micrometer, setelah itu mengukur keovalan dari silinder vespa P150X. 4.2.11 Hasil Pengukuran keovalan silinder sudah di over size 53

Gambar 4.15 pengukuran keovalan dengan bore gauge Yang dimana pengukuran dengan jangka sorong 59,50 + 0,1 = 59,6 mm. Mengukur diameter silinder dengan menggunakan jangka sorong = 59,50 mm. Posisi X Y Keovalan A 59,60mm 59,66mm 0,06mm B 59,61mm 59,67mm 0,06mm C 59,62mm 59,68mm 0,06mm 4.2.12 Hasil lubang silinder sudah di over size 54

Gambar 4.17 lubang silinder yg sudah di over size Lubang silinder diatas ini sudah di chorlter pada dinding silinder tersebut, sebelumnya itu dinding silinder ini terdapat goressan akibat dari gesekan panas antara ring piston dengan dinding silinder yang menyebabkan dinding silinder tergores, dan selalu juga mengikuti ukurran piston yang akan di pasang, yang dimana sebelum di lakukan penghalusan dinding silinder sebelum dilakukannya penghalusan dinding silinder atau over size. Gambar 4.18 lubang silinder sebelum di over size 4.2.13 Pemeriksaan tahanan pengapian dan penerangan dengan multitester : Tahanan pengapian : 4 2 = 2 Ohm Tahanan pengisian : 4 2 = 2 Ohm 55

Gambar 4.19 pengecekan tahanan 4.2.14 Penggantian crankshaft Langkah ini saya ganti karena crankshaft sudah mengalami keausan yang cukup parah dan dengan itu saya mengganti crankshaft dengan ukuran standar Gambar 4.20 crankshaft yang sudah lama 4.2.15 Hasil pengecekan tekanan kompressi Pengukuran kompresi dilakukan untuk mengetahui perbandingan kompresi mesin, selain itu juga pengukuran kompresi bertujuan untuk mengetahui kebocoran kompresi dengan mengetahui hasil data yang telah diambil. 56

Adapun langkah-langkah dalam melakukan pengukuran kompresi adalah sebagai berikut: 1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan diukur, alat yang digunakan dalam perngukuran kompresi ini adalah compression tester dan kunci busi. 2. Menyalakan mesin sampai mencapai temperatur kerja. 3. Melepaskan kabel busi, kemudian lepaskan busi dengan menggunakan kunci busi. 4. Memasang atau masukan alat pengukur kompresi atau compression tester pada lubang busi dan tekan hingga serapat mungkin. 5. Memutar handle gas sampai posisi throtle terbuka penuh. 6. Kemudian injak kick starter berulang - ulang sampai jarum pada alat ukur tekanan kompresi ( compression tester) menunjukan angka yang paling tinggi. Setelah semua proses dilakukan, kemudian berlajut ke perhitungan akhir dari nilai kompressi dari alat compressi tester tersebut : Gambar 4.21 pengecekan tekanan kompressi Berikut adalah hasil dari pengecekan tekanan kompressi dengan alat compressi tester sebagai berikut : 57

Gambar 4.22 hasil pengecekan tekanan kompressi Keterangan : 1 Bar = 100kPa Hasil pengukuran : 7,5 7,5 x 100 Bar = 750 kpa 4.2.16 Perhitungan rasio gear/gigi transmisi vespa P150X Berikut ketahapan melakukan perhitungan rasio gear untuk mengetahui hasil akhir dari masing masing gear/gigi rasio pada transmisi vespa P150X. Gambar 4.23 Gigi Output dan Input Transmisi vespa P150X 58

4.2.17 Hasil Perhitungan rasio gear/gigi transmisi vespa P150X a.) Gear Rasio Vespa Rasio Awal GR = = 67 22 = 3,045 Keterangan : Gear A adalah gear dari Counter shaft = 22 A Gear B adalah gear dari Output shaft = 67 4 3 2 1 Rasio Input Gear C1 = 12 C2 = 16 C3 = 20 B C4 = 25 Rasio Output Gear D4 = 57 INPUT D3 = 54 C D2 = 48 D1 = 44 OUTPUT D 1 2 3 4 b) Pengukuran jumlah gigi. 59

Pengukuran jumlah gigi dilakukan untuk menemukan perbandingan gigi, putaran output rpm, dan torsi di setiap percepatan. Tabel 4.2 Hasil pengukuran jumlah gigi. Posisi gigi Output shaft Input shaft gear 67 22 1 57 12 2 54 16 3 48 20 4 44 25 c) Perhitungan Perbandingan Gigi Jika di ketahui putaran input 1000 rpm, torsi awal adalah 10. dan jumlah gigi yang terdapat pada Tabel 4.2. Hitunglah perbandingan gigi, putaran output rpm, dan torsi disetiap percepatan. Rumus perhitungan gigi : = Keterangan : = Gear rasio B = Input Shaft D = Output Shaft A = Input shaft C = Input Shaft 60

Jadi hasil perbandingan gigi di setiap kecepatan adalah sebagai berikut : a. Gigi percepatan 1 = 67 22 57 12 = 14,46 b. Gigi percepatan 2 = 67 22 54 16 = 10,27 c. Gigi percepatan 3 = 67 22 48 20 = 7,30 d. Gigi percepatan 4 = 67 22 44 25 = 5,35 Dari hasil perhitungan perbandingan gigi setiap percepatan maka gigi percepatan 1 memiliki momen yang paling besar dan percepatan 4 memiliki momen yang paling kecil. d) Perhitungan Putaran Output Rpm Rumus menghitung putaran output rpm : = 1 2 2 = 1 Keterangan : = Gear Rasio. 1 = Putaran atau Rpm pada gigi input. 2 = Putaran atau Rpm pada gigi output. 61

Jadi hasil putaran output rpm di setiap percepatan sebagai berikut : a. Gigi percepatan 1 2 = 1 1 = 1000 14,46 = 69 b. Gigi percepatan 2 2 = 1 2 = 1000 10,27 = 97 c. Gigi percepatan 3 2 = 1 3 = 1000 7,30 = 136 d. Gigi percepatan 4 2 = 1 4 = 1000 5,35 = 186 Dari hasil perhitungan output rpm diatas percepatan 4 menghasilkan putaran paling tinggi untuk memungkinkan kendaraan dapat melaju lebih cepat dan mengurangi konsumsi bahan bakar. e) Perhitungan Torsi Rumus perhitungan torsi : Tourque Gear B = Tourque Gear A Perbandingan Gigi Keterangan : Tourque Gear B = Drive gear (input shaft). Tourque Gear A = Driven gear (output shaft). Jadi hasil perhitungan torsi di setiap kecepatan sebagai berikut : a. Gigi percepatan 1 = 10. 14,46 = 144,6. b. Gigi percepatan 2 62

= 10. 10,27 = 102,7. c. Gigi percepatan 3 = 10. 7,30 = 73. d. Gigi percepatan 4 = 10. 5,35 = 53,5. Dari hasil perhitungan diatas maka yang memiliki torsi paling besar gigi percepatan 1 dengan 144,6., sedangkan percepatan 4 memiliki torsi yang paling kecil dengan 53,5.. Torsi dipercepatan 1 lebih besar untuk memungkinkan kendaraan saat ditanjakan lebih bertenaga. 63