PENDAHULUAN. Latar Belakang Sektor pertanian Indonesia terdiri dari enam sub sektor, yaitu sub sektor

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. kenyataan yang terjadi yakni

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produktivitas buah-buahan nasional di Indonesia memiliki

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

I PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik 2009

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok

I. PENDAHULUAN. Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RUMAH DURIAN HARUM KALIMALANG, JAKARTA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari

BAB I PENDAHULUAN. buahan juga bersifat spesifik lokasi, responsif terhadap teknologi maju, produk

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah, tak heran jika banyak aneka jenis

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah)

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian pada suatu negara akan didukung dengan kegiatan-kegiatan

I. PENDAHULUAN. ekonomi. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian sebagai penyedia bahan baku untuk sektor industri. Produksi sektor

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat pula dikonsumsi dengan diolah terlebih dahulu. Buah-buahan dengan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan Ekspor Buah-Buahan Indonesia Tahun Volume (Kg) Nilai (US $) Volume (Kg)

I. PENDAHULUAN. Komoditi. commit to user

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. di Indonesia. Menurut Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (1990) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,


I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku pada Tahun Nilai PDB (dalam milyar rupiah) Pertumbuhan (%)

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor

I. PENDAHULUAN menunjukkan bahwa masih rendahnya kepercayaan atau loyalitas konsumen

PENDAHULUAN. dan banyak penduduk masih bergantung pada sektor ini, sehingga di masa

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab 5 H O R T I K U L T U R A

TINJAUAN PUSTAKA. daerahnya masing-masing. Oleh karena itu tiap daerah sudah lebih bebas dalam

PENDAHULUAN. Setelah peluang pasar diperoleh, baru beranjak ke ketersediaan modal. Dua hal

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi berarti peluang pasar internasional bagi produk dalam negeri dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia akan terlindas oleh era globalisasi dan perdagangan bebas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

I. PENDAHULUAN. pangan, tanaman hias, hortikultura, perkebunan dan kehutanan. Potensi ekonomi

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yudohusodo (2006) mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi produksi pertanian tropis dan potensi pasar pangan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mayoritas masyarakatnya bermata

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Berdasarkan Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sayuran merupakan salah satu komoditas unggulan karena memiliki nilai

I. PENDAHULUAN. Industri nasional memiliki visi pembangunan untuk membawa Indonesia

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris,

BAB VI SASARAN PEMBANGUNAN HORTIKULTURA

I. PENDAHULUAN. tinggi secara langsung dalam pemasaran barang dan jasa, baik di pasar domestik

BAB I PENDAHULUAN. secara turun temurun sebagai sumber kehidupan.

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama

BAB I PENDAHULUAN. Bruto (PDB) Indonesia, dan berperan penting dalam perekonomian nasional

Perkembangan luas panen buah-buahan di Indonesia dalam. lain disebabkan terjadinya peremajaan tanaman tua yang tidak produktif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sebagai bisnis sepenuhnya, hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus

gizi mayarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat. Produksi hortikultura yaitu sayuran dan buah-buahan menyumbang pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting di Indonesia, oleh sebab itu

PELUANG AGRIBISNIS BUAH

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh pertanian. Salah satu produk pertanian Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diketahui sebagai kekuatan strategis

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang sangat mudah untuk

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

I 1.1. PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertanian Indonesia terdiri dari enam sub sektor, yaitu sub sektor tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan, dan perikanan. Hortikultura sebagai salah satu sub sektor pertanian yang unggul, perlu terus dikembangkan karena komoditas yang dihasilkan termasuk buah-buahan, sayursayuran, tanaman hias, dan tanaman obat bermanfaat sebagai sumber pangan nabati, protein nabati, vitamin, bahan baku obat (biofarmaka), dan estetika. Pada tahun 2010, Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga yang berlaku dari sub sektor hortikultura mencapai Rp 88,851 triliun. Dan selama periode 2006-2010, komoditas sub sektor hortikultura cenderung mengalami peningkatan produksi setiap tahunnya seperti yang disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Perkembangan Produksi Hortikultura Tahun 2006-2010 No. 1. 2. 3. 4. Komoditas Buah-buahan (ton) Sayuran (ton) Tanaman hias: Daun/Bunga Potong (Tgk) Bunga Tabur (Kg) Biofarmaka (Kg) Produksi 2006 2007 2008 2009 2010 16.171.130 17.116.622 18.027.889 18.521.552 18.853.058 9.527.463 9.455.464 10.035.094 10.510.054 10.612.372 166.645.684 179.374.218 205.564.659 262.667.876 248.080.490 24.795.996 15.775.751 20.388.119 28.262.919 24.970.713 447.557.634 474.911.940 465.257.355 472.316.096 487.933.227 Sumber: Ditjen Hortikultura (2010) Pengembangan komoditas hortikultura, khususnya buah-buahan dapat dirancang sebagai salah satu sumber pertumbuhan baru dalam perekonomian nasional. Keunggulan komoditi buah-buahan dapat diidentifikasi melalui besarnya kontribusi komoditi buah-buahan terhadap PDB Indonesia yang menurut Ditjen Hortikultura (2010) mencapai Rp 46,721 triliun atau sekitar 52,6 persen dari total PDB sub sektor hortikultura pada tahun 2010. Selain itu, terdapat pula kecenderungan peningkatan produksi setiap tahunnya selama periode 2006-2010 seperti terdapat pada Tabel 1. Hal ini menunjukkan bahwa komoditi buah-buahan 1

memiliki peranan penting dalam memberi nilai tambah bagi produsen (petani) dan industri pengguna untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri dan luar negeri (ekspor). Selain itu, jumlah durian yang diimpor berdasarkan nila dan volume juga memepengaruhi industri buah durian karena mengalami kenaikan seperti yang disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Volume Produksi, Impor dan Ekspor Buah Segar Tahun 2010 Volume (Ton) No Komoditi % Impor/ Produksi Impor Ekspor Produksi 1 Apel 190.609 197.487 103.61 2 Jeruk 2.028.904 192.814 540 9.50 3 Pir 111.276 4 Anggur 11.700 41.260 352.56 5 Durian 492.139 24.368 25 4.95 6 Pisang 5.755.073 2.779 14 0.05 7 Mangga 1.287.287 1.129 999 0.09 8 Semangka 348.631 1.036 42 0.30 9 Pepaya 675.801 580 111 0.09 10 Melon 85.161 364 229 0.43 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Nangka/Cempedak Stroberi Nenas Duku/Langsat Rambutan Manggis Belimbing Salak Buah lainnya TOTAL 578.327 146 24.846 138 1.406.445 84 228.816 35 522.852 23 84.538 13 69.089 4 749.876 950.279 83.758 15.490.373 657.295 29 67 28 533 11.388 0 741 3.957 18.701 0.03 0.56 0.01 0.02 0.004 0.01 0.01 4.93 4.24 Sumber: BPS diolah Ditjen Hortikultura Meningkatnya produksi komoditi unggulan buah-buahan diiringi dengan pengeluaran rata-rata per kapita sebulan pada tahun 2007-2011 yang meningkat setiap tahunnya dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,18 persen (Tabel 2). Peningkatan pengeluaran tersebut menunjukkan tingkat kesadaran masyarakat 2

akan kebutuhan gizi, dimana salah satunya dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi buah-buahan. Tabel 3. Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan Tahun 2007-2011 Pengeluaran Rata-rata per Kapita Sebulan (Rupiah) Komoditi 2007 2008 2009 2010 2011 Buah-buahan 9.055 8.779 8.821 12.335 12.759 Sayur-sayuran 13.690 15.539 16.813 18.995 25.563 Sumber: BPS (2011) Durian merupakan salah satu genus tanaman buah asli Indonesia yang hanya ada pada waktu-waktu tertentu saja yaitu saat musim panen tiba setahun sekali. Daging buah durian adalah bagian utama yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi dimana terasa enak dikonsumsi segar atau diolah lebih lanjut menjadi berbagai jenis makanan maupun pencampur minuman. Disamping itu, durian mengandung energi 150 kkal, protein (2,9 g), lemak (3,8 g), Ca (49 mg), Fe (2,0 mg), vitamin A (8,0 mg), ß-karoten (46 IU), vitamin C (25-62 mg tergantung varietas), dan 8 jenis asam amino termasuk metionin dan lisin yang akan bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Rumah Durian Harum Kalimalang, Jakarta Timur merupakan cabang keenam yang didirikan pada bulan Desember tahun 2010. Cabang usaha pertama didirikan di kawasan Joglo atau Permata Hijau, lalu disusul dengan pendirian cabang Serpong, diikuti dengan pendirian cabang Lebak Bulus, Bintaro, Warung Buncit, Cimone, dan Cikokol. Usaha ini mengutamakan produk bermutu dengan harga terjangkau didukung dengan beberapa penunjang lain, seperti ketersediaan daftar harga setiap produk dan kemudahan akses oleh publik, lingkungan berbelanja yang lebih nyaman dan bersih dengan jam buka yang lebih panjang, adanya penawaran aneka pilihan pembayaran, serta keamanan mutu produk. Pada awal berdirinya usaha ini, produk yang ditawarkan adalah durian lokal dan impor kualitas terbaik dengan aroma yang lembut, warna daging yang tebal serta rasa yang manis, serta buah kelapa Bangkok dan rambutan Binjai. Produk durian lokal yang dipasarkan berasal dari Medan, sedangkan untuk jenis 3

durian impor dipasok dari negara Malaysia dan Thailand, yaitu jenis durian Monthong, Kradum, dan Chanee. Seiring dengan berkembangnya usaha, Rumah Durian Harum berupaya untuk meningkatkan nilai tambah durian baik dalam hal kuantitas maupun kualitas agar dapat memuaskan konsumen. Kepuasan konsumen akan berdampak pada pembelian ulang dan akan meningkatkan loyalitas atau kesediaan konsumen untuk tetap memilih produk perusahaan. Rumah Durian Harum memproduksi dan mengembangkan berbagai variasi makanan berbahan baku durian dengan bentuk dan tampilan yang lebih menarik, praktis untuk mudah dibawa dan mudah dikonsumsi, serta memiliki rasa yang sama dengan produk buah segarnya, seperti es krim, dodol durian, monthong beku, dan pancake durian. 1.2. Perumusan Masalah. Komoditi durian yang berkembang di masyarakat umumnya tumbuh secara alamiah dan dimiliki secara turun temurun. Berdasarkan data BPS (2011), durian merupakan komoditas hortikultura dengan persentase pertumbuhan terbesar kedua dalam hal produksi, yaitu sebesar 77,59 persen selama periode tahun 2010-2011 dimana pada tahun 2010 jumlah produksi sebanyak 492.139 ton dari luas panen 46.290 Ha dengan produktivitas sebesar 10,63 ton/ha meningkat menjadi 873.980 ton dari luas panen 67.579 Ha dan produktivitas sebesar 12,93 ton/ha pada tahun 2011. Hal tersebut menunjukkan peluang bagi perkembangan usaha penjualan produk buah durian segar serta produk pendukung seperti makanan dan minuman olahan. Saat ini baik di perkotaan maupun di kota-kota kecil sudah banyak dijumpai kegiatan bisnis yang berhubungan dengan komoditi buah-buahan khususnya durian. Kegiatan usaha tersebut pada umumnya dilakukan oleh pedagang-pedagang tradisional dan pelaku usaha ritel modern yang berlokasi di toko, kios, outlet, atau tempat berjualan lain, seperti di pasar, swalayan, maupun pusat perbelanjaan modern (supermarket dan hipermarket). Seperti yang diketahui bahwa dunia usaha di bidang produk maupun jasa selalu dihadapkan dengan persaingan sehingga untuk mengatasi persaingan, perusahaan memerlukan 4

perencanaan strategi untuk menyampaikan hasil produksinya dengan cepat, tepat, cermat, hemat, dan memuaskan ke tangan konsumen. Rumah Durian Harum merupakan salah satu toko penyedia buah segar yang terletah di wilayah Jakarta Timur. Toko ini memasarkan buah durian lokal dan impor sebagai produk utama beserta produk olahan durian dan beberapa buah lain seperti kelapa Bangkok dan rambutan Binjai sebagai produk sampingan. Rumah Durian Harum selalu mengutamakan produk berkualitas dengan harga terjangkau dan didukung fasilitas seperti ketersediaan daftar harga setiap produk dan kemudahan akses oleh publik, lingkungan berbelanja yang lebih nyaman dan bersih dengan jam buka yang lebih panjang, adanya penawaran aneka pilihan pembayaran, serta keamanan mutu produk sebagai upaya untuk mempertahankan pelanggan sekaligus meningkatan loyalitas atau kesediaan konsumen untuk tetap memilih produk perusahaan. Menurut Santoso. et al (2008), DKI Jakarta adalah salah satu wilayah sentra durian tradisional yang bersifat turun temurun dan multivarietas dan merupakan tujuan utama pemasaran durian dari sentra produksi di Jawa dan Sumatera. Setiap atribut karakter biofisik durian memiliki arti atau hubungan terhadap atribut sosio-ekonomi yang berbeda pada setiap kelompok masyarakat. Sebagai contoh di Jakarta mayoritas responden menyukai ukuran buah yang besar dan hal ini berhubungan dengan tingkat daya beli responden di Jakarta yang jelas lebih tinggi dibandingkan di lokasi survei lain, yaitu Banten, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Kalimantan Tengah (Raintree 1991 diacu dalam Santoso. et al 2008). Hal tersebut memacu semakin banyak munculnya kegiatan usaha di bidang perdagangan buah durian di wilayah DKI Jakarta. Lokasi usaha Rumah Durian Harum Kalimalang yang strategis dimana di wilayah tersebut merupakan pusat bisnis yang dipadati oleh perkantoran dan hiburan selain kegiatan perdagangan juga menjadi daya tarik utama pesaing lain untuk memasuki industri penjualan buah-buahan segar. Tabel 3 berikut adalah gambaran keberadaaan pelaku usaha sejenis dengan skala usaha menengah dan besar yang berada di sekitar wilayah Jakarta Timur. 5

Tabel 4. Pelaku Usaha Sejenis Sekitar Wilayah Jakarta Timur Carrefour Carrefour Buaran Buaran Carrefour Kramat Jati Indah Plaza Carrefour Tamini Square Cipinang Kalimalang Pondok Bambu Rawamangun Artumoro Hypermarket Ujung Menteng Pondok Kopi Hypermarket Hypermarket Cibubur Junction Hero Cakung Guardian Cibubur Plaza II Pulo Mas Guardian Buaran Plaza Total Buah Segar Total Buah Segar Cibubur Square Total Buah Segar Rawamangun Arion Pondok Bambu Pasar Rebo Cibubur Sumber: Data Primer, diolah (2012) Persaingan usaha yang kompetitif dengan adanya pesaing usaha lama maupun pendatang baru sejenis skala kecil, menengah, dan besar tentunya akan mempengaruhi kelangsungan usaha Rumah Durian Harum Kalimalang. Oleh karena itu, diperlukan perumusan strategi yang tepat dengan mempertimbangkan lingkungan internal dan eksternal perlu dilakukan perusahaan untuk menghindari kerugian yang lebih besar, meningkatkan daya saing dan sebagai langkah untuk mengantisipasi setiap tantangan yang muncul. Hal tersebut disertai dengan pengoptimalan kemampuan internal dan memperbaiki kelemahan serta kemampuan analisis perusahaan terhadap lingkungan pesaing dan perubahan pasar yang terjadi. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi permasalahan di atas, maka dirumuskan permasalahan yang diteliti sebagai berikut: 1). Bagaimana kondisi lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) pada usaha Rumah Durian Harum Kalimalang, Jakarta Timur? 6

2). Bagaimana kondisi lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) pada usaha Rumah Durian Harum Kalimalang, Jakarta Timur? 3). Bagaimana alternatif strategi dan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha Rumah Durian Harum Kalimalang, Jakarta Timur? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitan ini adalah sebagai berikut: 1). Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal yang mempengaruhi pengembangan usaha Rumah Durian Harum Kalimalang, Jakarta Timur. 2). Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan eksternal yang merupakan peluang dan ancaman bagi pengembangan usaha Rumah Durian Harum Kalimalang, Jakarta Timur. 3). Menganalisis dan merekomendasikan alternatif strategi dan prioritas strategi yang tepat sebagai masukan yang diharapkan memberikan manfaat dalam pengembangan usaha Rumah Durian Harum Kalimalang, Jakarta Timur. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak- pihak terkait, yaitu: 1. Bagi perusahaan, dapat menjadi sumbang saran, masukan, dan pertimbangan yang positif dalam perencanaan strategi pengembangan usaha yang sesuai dengan pelaksanaan kegiatan perusahaan, terutama dalam menghadapi persaingan semakin kuat. 2. Bagi peneliti, penelitian ini berguna sebagai bahan aplikasi hasil perkuliahan. 3. Bagi pihak lainnya, hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dan menjadi tambahan informasi. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup analisis dan pembahasan dalam penelitian ini mencakup gambaran umum usaha Rumah Durian Harum, pengkajian faktor-faktor strategi internal dan eksternal dengan menggunakan metode perbandingan berpasangan 7

(Paired Comparison Method), kemudian dilakukan rating untuk menentukan peringkat dari masing-masing faktor strategi. Hasil pengkajian faktor strategi internal dan eksternal digunakan untuk merumuskan alternatif strategi melalui analisis matriks IE dan matriks SWOT. Tahap terakhir adalah menetapkan prioritas strategi yang tepat untuk direkomendasikan untuk pengembanagn usaha Rumah Durian Harum Kalimalang dengan menggunakan analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). 8