Sistematika Siaran Radio

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

ASAS-ASAS DALAM HUKUM PERJANJIAN

BAB IV KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM PERJANJIAN BERDASARKAN BUKU III BURGERLIJKE WETBOEK

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

TEKNIK PENYUSUNAN KONTRAK

BAB I PENDAHULUAN. disanggupi akan dilakukannya, melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak

BAB III TINJAUAN TEORITIS. bantuan dari orang lain. Untuk itu diperlukan suatu perangkat hukum demi

KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dapat terjadi baik karena disengaja maupun tidak disengaja. 2

Hukum Perjanjian menurut KUHPerdata(BW)

istilah perjanjian dalam hukum perjanjian merupakan kesepadanan Overeenkomst dari bahasa belanda atau Agreement dari bahasa inggris.

HUKUM PERJANJIAN & PERIKATAN HUBUNGAN BISNIS ANDRI HELMI M, SE., MM.

HUKUM JASA KONSTRUKSI

BAB IV PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR. A. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat tidak memahami apa itu klausula baku,

BAB I PENDAHULUAN. khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJASAMA. 2.1 Pengertian Perjanjian Kerjasama dan Tempat Pengaturannya

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Achmad Rubaie, Hukum Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), hal 1.

Azas Kebebasan Berkontrak & Perjanjian Baku

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

HABIB ADJIE - MAGISTER ILMU HUKUM - UNIV. NAROTAMA SURABAYA

Asas asas perjanjian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah perkembangan kehidupan, manusia pada zaman apapun

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

BAB II ASPEK HUKUM TENTANG MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DAN PERJANJIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

BAB II PENGIKATAN JUAL BELI TANAH SECARA CICILAN DISEBUT JUGA SEBAGAI JUAL BELI YANG DISEBUT DALAM PASAL 1457 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN

STIE DEWANTARA Kontrak Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perkembangan kehidupan masyarakat saat ini suatu

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN. dua pihak, berdasarkan mana pihak yang satu berhak menuntut sesuatu hal dari

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakannya dalam sebuah perjanjian yang di dalamnya dilandasi rasa

KAJIAN YURIDIS KEKUATAN HUKUM PERJANJIAN HUTANG PIUTANG DIBAWAH TANGAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diantaranya adalah persaingan antara siswa sebagai peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. pihak untuk saling mengikatkan diri. Dalam kehidupan sehari-hari seringkali

II. TINJAUAN PUSTAKA. kewajiban untuk memenuhi tuntutan tersebut. Pendapat lain menyatakan bahwa

Common Law Contract Agreement Agree Pact Covenant Treaty. Civil Law (Indonesia) Kontrak Sewa Perjanjian Persetujuan Perikatan

Kontrak. Defenisi: 1313 KUHPerd suatu perbuatan yagn terjadi dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap orang lain atau lebih

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM. mempunyai sifat riil. Hal ini disimpulkan dari kata-kata Pasal 1754 KUH Perdata

URGENSI PERJANJIAN DALAM HUBUNGAN KEPERDATAAN. Rosdalina Bukido 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 tentang perekonomian nasional

PENGIKATAN PERJANJIAN DAN AGUNAN KREDIT

pada umumnya dapat mempergunakan bentuk perjanjian baku ( standard contract)

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

Lex Privatum, Vol. III/No. 4/Okt/2015

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Heru Guntoro. Perjanjian Sewa Menyewa

Judul buku: Kebatalan dan pembatalan akta notaris. Pengarang: Dr. Habib Adjie, S.H., M.Hum. Editor: Aep Gunarsa

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Dalam Pasal 1233 KUH Perdata menyatakan, bahwa Tiap-tiap perikatan dilahirkan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. Istilah perjanjian secara etimologi berasal dari bahasa latin testamentum,

Lex Privatum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

BAB I PENDAHULUAN. sangat indah membuat investor asing berbondong-bondong ingin berinvestasi di

BAB I PENDAHULUAN. dengan pelaku usaha yang bergerak di keuangan. Usaha keuangan dilaksanakan oleh perusahaan yang bergerak di bidang

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN, SEWA MENYEWA DAN WANPRESTASI

BAB II PENGERTIAN UMUM PERJANJIAN BAKU. A. Pengertian Perjanjian dan Syarat-Syarat Sah Suatu Perjanjian

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

Hukum Perikatan Pengertian hukum perikatan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TERTANGGUNG ASURANSI MIKRO KETIKA TERJADI PERISTIWA TIDAK PASTI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. tertulis atau dengan lisan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing-masing

BAB II KEABSAHAN PERJANJIAN KERJA ANTARA PERUSAHAAN PENYEDIA JASA PEKERJA DENGAN PEKERJA OUTSOURCING

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sosialnya senantiasa akan melakukan

BAB III BADAN HUKUM SEBAGAI JAMINAN TAMBAHAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BPR ALTO MAKMUR SLEMAN

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

MAKALAH PERALIHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN SECARA DIBAWAH TANGAN OLEH DEBITUR BANK. Oleh BAGUS PRIYO GUTOMO

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari bermacam-macam kebutuhan

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

Dengan adanya pengusaha swasta saja belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini antara lain karena perusahaan swasta hanya melayani jalur-jalur

BAB II PERJANJIAN PADA UMUMNYA. Dari ketentuan pasal di atas, pembentuk Undang-undang tidak menggunakan

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI. undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam Buku III itu, diatur juga perihal perhubungan hukum yang sama sekali tidak

BAB I PENDAHULUAN. kalangan individu maupun badan usaha. Dalam dunia usaha dikenal adanya

ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN BAKU 1 Oleh: Dyas Dwi Pratama Potabuga 2

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

KLASIFIKASI PERJANJIAN KELOMPOK I DWI AYU RACHMAWATI (01) ( )

BAB IV. A. Analisis Hukum Mengenai Implementasi Undang-Undang Nomor 5. Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

Dr. Annalisa Y., S.H., M.Hum Program Magister Ilmu Hukum UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2017

BAB IV. Surabaya ini termasuk pada bab ija>rah karena merupakan akad yang objeknya. Menurut bapak A. Djohan Hidayat selaku PJS Penyelia Umum & SDM,

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh manusia. Salah satu cara untuk mengurangi risiko tersebut di

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa Indonesia. Kasus ini dilatarbelakangi perjanjian pinjam

BAB II FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA TUNTUTAN PEMBATALAN AKTA PERJANJIAN BANGUN BAGI DI KOTA BANDA ACEH

BAB II TINJAUAN TENTANG PERJANJIAN PADA UMUMNYA, PERJANJIAN KREDIT, HAK TANGGUNGAN, PEMBUKTIAN, AKTA OTENTIK, DAN LELANG

BAB II PENGERTIAN PERJANJIAN PADA UMUMNYA. Manusia dalam hidupnya selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan atau

BAB I PENDAHULUAN. Hukum positif yang berlaku di Indonesia menyatakan adanya Asas

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) (Preambule) memuat tujuan

BAB 4 ANALISIS PERJANJIAN NOMINEE

HUKUM PERJANJIAN. atau. lebih. di antaranya : pembayaran. Naturalia

Dokumen Perjanjian Asuransi

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

AKIBAT HUKUM DARI PERJANJIAN BAKU (STANDART CONTRACT) BAGI PARA PIHAK PEMBUATNYA (Tinjauan Aspek Ketentuan Kebebasan Berkontrak) Oleh:

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengirim. Dimana ekspeditur mengikatkan diri untuk mencarikan pengangkut

Transkripsi:

Sistematika Siaran Radio Rabu, 24 Mei 2017 Tema: Penggunaan Perjanjian Tertulis (Kontrak) dalam Transaksi-Transaksi Bisnis Sehari-Hari Oleh: Dr. Bayu Seto Hardjowahono, S.H., LL.M. dan LBH Pengayoman UNPAR 1. Latar Belakang 2. Pengertian 3. Isi dari Kontrak 4. Risiko dalam Bisnis 5. Manfaat Kontrak Tertulis 6. Kontrak yang Sah secara Hukum 7. Manfaat Pembuatan Kontrak 8. Kesimpulan dan Saran 1

Rundown Sesi 1 (15 Menit) Latar Belakang Myriam (Erwin) Sesi 2 (45 Menit) Pengertian Isi dari Kontrak Risiko dalam Bisnis Manfaat Kontrak Tertulis Dapot (Clarisa) Erwin (Clarisa) Novia (Dapot) Erwin (Myriam) Sesi 3 (30 Menit) Sesi 4 (30 Menit) Kontrak yang Sah secara Hukum Manfaat Pembuatan Kontrak Kesimpulan dan Saran Novia (Myriam) Novia (Clarisa) Dapot 2

Daftar Pertanyaan 1. Apa yang dimaksud dengan kontrak? 2. Apa yang dimuat dalam sebuah kontrak? 3. Apa yang dimaksud dengan risiko bisnis dan bagaimana upaya mengantisipasinya? 4. Apa manfaat dari kontrak tertulis yang sah menurut hukum? 5. Apa yang dimaksud dengan kontrak sah menurut hukum? 6. Apa manfaat dari kontrak? 3

1. Latar Belakang Dalam masa pembangunan di segala bidang beberapa tahun terakhir ini semakin banyak transaksi-transaksi bisnis diarahkan untuk melibatkan pelaku-pelaku usaha menengah, kecil, atau mikro. Bahkan akhir-akhir ini pemerintah berupaya untuk semakin menggalakan industri kreatif yang bersumber pada inspirasi dan kreativitas warganegara untuk melibatkan diri pada kegiatan ekonomi masyarakat. Transaksi-transaksi bisnis semacam itu pasti tidak mungkin terwujud tanpa adanya kerjasama di antara para pelaku bisnis yang memiliki kebutuhan-kebutuhan yang dapat saling mengisi dan saling menguntungkan bila dipertemukan dalam kerjasama-kerjasama bisnis. Namun demikian, di lain pihak, keberanian untuk terjun ke dunia usaha dengan bermodalkan idea-idea kreatif dan membuat transaksi-transaksi di antara para pelaku usaha juga harus memperhitungkan berbagai risiko bisnis yang mungkin berbeda-beda dari satu hubungan bisnis ke hubungan bisnis yang lain. Salah satu persoalan terpenting yang harus disadari oleh setiap pelaku usaha dalam memasuki transaksi bisnis adalah bagaimana risikorisiko yang diperkirakan dapat timbul, sedapat mungkin dihindari atau setidaknya ditekan seminimal mungkin. Di sinilah pentingnya para pelaku usaha membiasakan diri untuk bertransaksi bisnis dengan menggunakan kontrak-kontrak bisnis. Penyajian ini dimaksudkan sebagai pengantar atau pembuka wawasan bagi mereka yang berniat untuk atau sedang memulai terjun ke dunia usaha, untuk bersama-sama menyadari pentingnya kontrak bisnis dalam pembinaan, pelaksanaan, atau bahkan pengembangan transaksi-transaksi bisnis sehari-hari. 2. Pengertian Kontrak pada dasarnya merupakan sekumpulan janji-janji yang dibuat oleh pihakpihak yang bertransaksi yang mengikat secara hukum dan di dalamnya memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak demi tercapainya tujuan transaksi bisnis yang hendak dicapai. Dengan adanya kontrak maka Hak-hak dan kewajiban-kewajiban masing-masing pihak itulah yang dilindungi pelaksanaannya oleh hukum. 3. Isi dari Kontrak Dalam membuat kontrak terdapat beberapa hal yang perlu dimuat, yaitu: - Kejelasan mengenai identitas para pihak pembuat kontrak; 4

- Pernyataan tentang transaksi bisnis apa yang hendak diwujudkan oleh masingmasing pihak terhadap pihak yang lain (unsur timbal-balik) - Pernyataan ttg Apa janji-janji utama para pihak untuk mewujudkan tujuan transaksi mereka; Hak-hak dan kewajiban-kewajiban apa yang berhak diterima dan harus dilaksanakan oleh masing-masing pihak untuk mendukung terwujudnya janjijanji utama mereka; - Hal-hal lain yang mengatur tentang berbagai risiko yang mungkin timbul pada saat pelaksanaan kontrak, serta kesepakatan para pihak mengenai cara penanganan risiko-risiko itu. 4. Risiko dalam Bisnis Risiko bisnis, sederhananya adalah, segala macam peristiwa atau keadaan yang kemungkinan terjadi atau timbul di masa depan (selama masa transaksi), yang bila terjadi atau timbul, dapat menimbulkan kerugian bagi salah satu pihak; Risiko bisa menunjuk ke arah hal-hal di luar para pihak (kenaikan harga, kelangkaan barang, larangan UU, dsb), atau hal-hal di antara para pihak sendiri (kiriman yang di bawah standar, pembayaran yang terlambat, keterlambatan pelaksanaan prestasi oleh salah satu pihak); Jadi apa saja risiko yang mungkin dihadapi pihak-pihak di dalam sebuah kontrak, akan tergantung dari transaksi bisnis apa yang mereka adakan dan tuangkan di dalam kontrak. Karena itu perlu di dalam kontrak perlu dirumuskan kesepakatan-kesepakatan di antara para pihak mengenai risiko-risiko apa yang dianggap perlu diatur di dalam kontrak dan apa yang akan/dapat dilakukan oleh para pihak apabila risiko semacam itu terjadi. Di sini orang mengatakan para pihak mengatur pembagian risiko. Contoh-contoh: No TRANSAKSI RISIKO PERSOALAN 1. Jual-beli Barang sudah dikirim oleh - Bagaimana penjual dapat penjual, pembayaran tidak menuntut haknya utk dilakukan oleh pembeli menerima pembayaran? - Bagaimana pembeli dapat dipaksa untuk memenuhi janjinya? 5

2. Hutang-piutang Debitur mengingkari janjinya 3. Pemasokan bahan baku untuk usaha industri kecil 4. Hubungan Prinsipal dan Agen untuk membayar angsuran secara teratur pada tanggal tertentu setiap bulan Apakah pemasok dapat menjamin bahwa pasokan bahan baku akan selalu tersedia? Agen ternyata gagal mencapai target 5. Waralaba Penerima waralaba harus menjaga kerahasiaan resepresep yang dikembangkan oleh pemilik waralaba 6. Jasa Konstruksi Perusahaan jasa konstruksi tidak berhasil menyelesaikan bangunan sesuai waktu yang diperjanjikan 7. Jasa Boga Pesanan dibatalkan secara sepihak oleh pelanggan 8. Distributorship Pihak Supplier/pemasok menunjuk X sebagai distributor tunggal untuk wilayah Jawa Barat, tetapi ternyata ia menunjuk distributor lain untuk wilayah - Apa yang dapat dilakukan oleh Kreditur apabila hal itu terjadi? - Apa yang harus dilakukan oleh pihak Pemasok apabila pada suatu saat tertentu ia tidak dapat menyediakan pasokan? - Apakah prinsipal dapat memutuskan kontrak secara sepihak apabila agen gagal memenuhi target; - Sejauh mana penerima waralaba harus menjaga agar para pegawainya pun ikut menjaga kerahasiaan resep-resep itu - Apa yang dapat dilakukan oleh pemilik bangunan? - Siapa yang harus bertanggung jawab atas akibat-akibat keterlambatan - Sejauh mana pelanggan bertanggungjawab atas kerugian-kerugian akibat pembatalan; - Apa yang dapatt dilakukan oleh pihak Distributor X terhadap pihak Supplier yang dianggap mengingkari janjinya? 6

yang sama dan untuk produk yang sama. 9. Ekspor-impor Bagaimana eksportir Indonesia dapat menghilangkan risiko bahwa ia tidak memperoleh pembayaran oleh importir luar negeri, padahal ia telah siap untuk memenuhi pesanan importir di luar negeri itu? - Para pihak dapat menyepakati cara pembayaran yang dianggap paling aman untuk menjamin hal itu. 5. Manfaat Kontrak Tertulis Sebuah Kontrak yang memuat janji-janji dan kesepakatan para pihak mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak serta kesepakatan para pihak mengenai cara pengendalian risiko yang diantisipasi para pihak dari transaksi mereka, dapat menjadi tumpuan serta pegangan bagi para pihak untuk saling menjamin secara hukum bahwa masing-masing pihak akan menepati janji-janjinya. Menjamin secara hukum, artinya, dengan adanya kontrak tertulis yang dibuat secara sah oleh para pihak maka masing-masing pihak memperoleh jaminan bahwa setiap kali terdapat alasan bagi masing-masing pihak untuk menganggap bahwa pihak yang lain telah melanggar atau mengingkari janjinya, maka hukum akan memberikan kewenangan bagi pihak yang dirugikan untuk melakukan upaya-upaya hukum (menuntut pelaksanaan prestasi, menuntut ganti rugi, menggugat ke pengadilan, dsb). Bandingkan dengan situasi semacam itu tetapi masing-masing pihak hanya saling berjanji secara lisan berdasarkan kepercayaan saja. 6. Kontrak yang Sah secara Hukum Agar sebuah kontrak dianggap sah menurut hukum, maka ada 4 unsur yang harus dipenuhi oleh para pihak, yaitu: - Para pihak harus benar-benar mencapai kesepakatan mengenai isi dan segala hal yang menyangkut bisnis yang hendak ditransaksikan; Di sini para pihak harus sungguh2 menyadari hubungan bisnis/usaha apa yang hendak dilakukan oleh para pihak, apa janji-janji dan kesanggupan masing-asing pihak untuk pihak yang lain, apa 7

hak dan kewajiban utama masing-masing pihak, dan apa risiko-risiko bisnis yang mungkin dihadapi masing-masing pihak; - Pihak-pihak yang mengadakan transaksi bisnis dan berniat untuk saling mengikatkan diri dalam kontrak adalah pihak-pihak yang memiliki kemampuan hukum dan kewenangan hukum untuk saling mengikatkan diri atau mengikatkan perusahaannya di dalam kontrak; - Harus ada hal tertentu yang menunjukkan apa yang hendak disepakati oleh para pihak melalui kontrak tersebut (obyek kontrak), dan, - Hal tertentu yang menjadi obyek kontrak itu harus halal, yang artinya obyek kontrak itu tidak boleh mengenai sesuatu yang melanggar peraturan perundang-undangan, melanggar kesusilaan, melanggar itikad baik, atau bertentangan dengan kepentingan umum; Apabila salah satu dari syarat (1) dan/atau (2) tidak dipenuhi, maka kontrak dapat dimintakan pembatalannya. Sedangkan apabila syarat (3) dan/atau (4) tidak dipenuhi, maka kontrak batal demi hukum. 7. Manfaat Pembuatan Kontrak Adapun manfaat dari pembuatan kontrak adalah: - Dokumen ini dapat menjadi pegangan yang pasti bagi para pihak dalam melaksanakan transaksi bisnis yang dibuatnya; - Kontrak yang dibuat secara sah akan memiliki kekuatan hukum yang mengikat masing-masing pihak; - Kontrak yang dibuat dengan seksama tidak saja akan memuat berbagai risiko bisnis yang mungkin dapat terjadi, tetapi juga memberikan jalan keluar yang terbaik bagi para pihak untuk menekan atau mengurangi akibat-akibat yang merugikan, apabila risiko itu benar-benar terjadi. - Kontrak bisnis, pada umumnya menempatkan para pihak dalam kedudukan yang sederajat dan pihak yang satu tidak berada dalam posisi di bawah pihak yang lain; - Kontrak sebagai dokumen tertulis dapat menjadi alat bukti yang kuat untuk menunjukkan adanya kesepakatan di antara para pihak, sehingga bila salah satu pihak mengingkari kewajibannya, kontrak dapat digunakan sebagai pegangan oleh pihak yang lain untuk melakukan upaya hukum; 8

- Agar sebuah kontrak dapat secara efektif memberikan manfaat bagi para pihak, ia tidak perlu ditulis dalam bahasa teknis yang rumit dan sulit dipahami. Ia dapat menggunakan kalimat-kalimat biasa dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Karena itu Biasakanlah untuk menuangkan kesepakatan-kesepakatan dalam transaksi-transaksi bisnis ke dalam kontrak-kontrak tertulis, betapapun sederhananya transaksi itu. Kepercayaan di antara para pihak dalam transaksi bisnis merupakan hal yang sangat penting, namun demikian, dengan dibuatnya kontrak berarti para pihak menambahkan satu hal penting lain pada prinsip kepercayaan itu, yaitu Kepastian hukum. 8. Kesimpulan dan Saran Sesuai dengan hasil diskusi bersama narasumber dan para pendengar pada waktu siaran berlangsung. 9

LAMPIRAN Pengertian Kontrak Bisnis 1 Kontrak Bisnis merupakan suatu perjanjian dalam bentuk tertulis dimana substansi yang disetujui oleh para pihak yang terikat didalamnya bermuatan bisnis. Adapun bisnis adalah tindakan-tindakan yang mempunyai nilai komersial. Dengan demikian kontrak bisnis adalah perjanjian tertulis antara dua lebih pihak yang mempunyai nilai komersial. Dalam pengertian yang demikian kontrak bisnis harus dibedakan dengan suatu kontrak kawin atau perjanjian kawin. Kontrak Bisnis dapat dibagi menjadi empat bagian apabila dilihat dari segi pembuktian. Pertama adalah Kontrak Bisnis yang dibuat dibawah tangan dimana para pihak menandatangani sebuah Kontrak Bisnis diatas materai. Kedua adalah Kontrak Bisnis yang didaftarkan (waarmerken) oleh notaris. Ketiga adalah Kontrak Bisnis yang dilegalisasikan didepan notaris. Keempat adalah Kontrak Bisnis yang dibuat dihadapan notaries dan dituangkan dalam bentuk akta notaris. Walaupun ada empat perbedaan dari segi pembuktian namun demikian hal tersebut tidak mempengaruhi keabsahan isi dari apa yang diperjanjikan oleh para pihak. Sehubungan dengan Kontrak Bisnis yang dituangkan dalam bentuk akta notaris, ada beberapa Kontrak Bisnis yang oleh undang-undang harus dibuat dalam bentuk akta notaris, misalnya perjanjian yang menyangkut pendirian perseroan terbatas atau perjanjian jual beli tanah. Sedangkan ada Kontrak Bisnis yang karena kebiasaan dituangkan dalam bentuk akta notaris, misalnya Perjanjian Pinjam Meminjam, Perjanjian Penjaminan Emisi dan lain-lain. Ada pula Kontrak Bisnis yang dituangkan dalam bentuk akta notaris karena memang dikehendaki secara demikian oleh para pihak. Tahapan Kontrak Bisnis 2 Pembuatan (drafting) dan penelaahan (reviewing) suatu rancangan kontrak bisnis tidak dilakukan secara tiba-tiba tanpa ada tindakan sebelumnya yang mendasarinya. Pembuatan kontrak bisnis biasanya diikuti pula dengan tindakan tindakan selanjutnya. Dalam pengertian yang demikian pembuatan kontrak bisnis merupakan salah satu tahapan deri sekian rangkaian tahapan. Tahapan yang dimaksud dimulai dengan suatu kesepakatan 1 http://ocw.usu.ac.id/course/download/10500000010-hukumperusahaan/kn_508_slide_pengertian_dasar_kontrak_bisnis_internasional_yang_berdimensi_publik.pdf, diakses pada tanggal 23 Mei 2017. 2 Ibid. 10

para pihak untuk melakukan suatu transaksi bisnis tertentu. Berikut merupakan skema urutan dari rangkaian tahapan suatu kontrak bisnis: 11

Asas-Asas Hukum Kontrak 3 Berikut merupakan asas yang perlu dijunjung tinggi dalam pembuatan kontrak bisnis: 1. Asas Konsensuil Konsensuil secara sederhana diartikan sebagai kesepakatan. Dengan tercapainya kesepakatan antara para pihak lahirlah kontrak, meskipun kontrak pada saat itu belum dilaksanakan. Hal ini berarti juga bahwa dengan tercapinya kesepakatan oleh para pihak melahirkan hak dan kewajiban bagi mereka yang membuatnya (atau dengan kata lain perjanjian itu bersifat obligatoir). Asas konsensuil dapat dilihat pada Pasal 1320 ayat 1 BW bahwa salah satu syarat sahnya perjanjian adalah adanya kesepakatan kedua belah pihak. 2. Asas Pacta Sunt Servanda (Perjanjian Itu Mengikat Para Pihak) Asas pacta sunt servanda biasa juga disebut asas kepastian hukum (certainty). Asas ini bertujuan agar hakim atau pihak ketiga harus menghormati substansi kontrak yang dibuat oleh para pihak. Asas ini dapat disimpulkan diambil dari Pasal 1338 ayat 1 BW yang menegaskan perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang. 3. Asas Kebebasan Berkontrak Sebagian sarjana hukum tetap berpatokan pada Pasal 1338 ayat 1 BW perihal asas kebebasan berkontrak. Kebebasan yang dimaksud di sini terbagi dalam beberapa hal yakni: a. bebas menentukan apakah ia akan melakukan perjanjian atau tidak; b. bebas menentukan dengan siapa ia akan melakukan perjanjian; c. bebas menentukan isi atau klausul perjanjian (substance); d. bebas menentukan bentuk perjanjian (form) Kebebasan-kebebasan lainnya yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan (other freedom). 4. Asas Iktikad Baik (geode trouw) Asas iktikad baik diakomodasi melalui Pasal 1338 ayat 3 BW yang menegaskan perjanjian harus dilaksanakan dengan iktikad baik. Asas iktikad baik merupakan asas bahwa para pihak kreditur dan debitur harus melaksanakan substansi kontrak berdasarkan kepercayaan atau keyakinan yang teguh atau kemauan baik dari para pihak. 3 Damang S.H., M.H., Asas-Asas Hukum Kontrak, http://www.negarahukum.com/hukum/asas-asas-hukumkontrak.html (diakses pada 23 Mei 2017) 12

Kesepakatan atau consensus sebagai syarat utama lahirnya kontrak, masih ada hal lain yang harus diperhatikan yaitu syarat sahnya kontrak sebagaimana ditegaskan dalam pasal 1320 BW yaitu: a. sepakat mereka yang mengikatkan dirinya; b. kecakapan untuk membuat suatu perikatan; c. suatu hal tertentu; d. sebab yang halal. 13