BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti kaidah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) agar dapat

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGATURAN LABA ( EARNINGS MANAGEMENT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pengelolaan perusahaan yang baik, pihak pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam suatu perusahaan, laporan keuangan disusun oleh pihak manajemen

BAB I PENDAHULUAN. keadaan operasional maupun keadaan finansial perusahaan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal penyediaan barang dan jasa yang bermutu, tetapi juga dalam hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk. menyampaikan informasi mengenai kondisi keuangan dan ukuran kinerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman menghadapkan perusahaan dengan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. keuangan oleh manajemen bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak menarik perhatian adalah book-tax differences yaitu perbedaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktik manajemen laba sudah menjadi kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan di Indonesia maupun di luar

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Informasi laba haruslah menggambarkan keadaan. laba untuk memaksimalkan kepuasan mereka sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain. Untuk dapat melakukan aktivitasnya dan dapat bersaing dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, agraria, maritim yang mencoba untuk bangkit dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. saham, kreditor, serta stakeholders lainnya dan laporan keuangan fiskal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pengelolaan perusahaan yang baik, pihak pihak yang. baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan. Informasi keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan go public pada Bursa Efek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan menyediakan informasimengenai laba sehingga dapat

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. penelitian ini sebagai berikut: Ulfah (2013) dan Sumomba (2012) melakukan

BAB I PENDAHULUAN. disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di Indonesia. Menurut Robert Ang (2003), pasar modal adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. dapat melihat kinerja dari suatu perusahaan. Informasi laba yang diberikan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang terkandung di dalam laba ( earnings) mempunyai peran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Pajak Tangguhan deferred tax sudah tidak asing lagi bagi

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang mendapat banyak

BAB I PENDAHULUAN. satunya untuk meningkatkan kesejahteraan perusahaan. Laba yang berkualitas dapat menentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam struktur penerimaan negara, penerimaan pajak memiliki peranan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya sebuah periode operasi perusahaan akan diakhiri dengan pembuatan

Abstrak. Kata kunci: perencanaan pajak, beban pajak tangguhan, manajemen laba

BAB I PENDAHULUAN. Peran dari laporan keuangan adalah sebagai salah satu sumber informasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi yang terkandung di dalam laba (earnings) mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. atau tambahan modalnya. Salah satu alternatif bagi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi para pelaku bisnis tersebut. perkembangan perusahaan untuk periode tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan memiliki kewajiban dalam melaporkan pertanggungjawaban

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya untuk dapat memperoleh pengembalian hasil investasi. Empat

BAB 1 PENDAHULUAN. (PSAK), yang semula mengacu pada United States Generally Accepted

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. yang go public. Dividen merupakan bagian dari laba perusahaan yang dibagikan

BAB I PENDAHULUAN. Pasca adopsi penuh International Financial Reporting Standards (IFRS) di tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan bagi perusahaan, pajak merupakan biaya dan juga pengeluaran yang

SKRIPSI. Disusun oleh : MUQOROBIN B

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Fokus utama pelaporan keuangan. adalah informasi mengenai laba dan komponennya.

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang diberikan, maka tidak terlepas bahwa pajak memiliki peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan

BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan kinerja keuangan entitas. Laporan keuangan menunjukkan hasil

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan untuk mencari dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. satu pelaku pasar modal, investor berkepentingan untuk menentukan nilai

BAB I PENDAHULUAN. baik materiil maupun spirituil. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan sering menggunakan laba sebagai dasar pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. stakeholder maupun pihak manajemen perusahaan. Menurut Statement of

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat tiga tujuan pelaporan keuangan menurut Statement of Financial

BAB I PENDAHULUAN. standar akuntansi keuangan. Book tax differences tersebut berpengaruh besar

BAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana (issuer) dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (principal) dengan manajemen (agent). Teori ini menjelaskan bahwa hubungan

perbincangan yang menarik bagi para akuntan dan analis keuangan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan kenaikan aset dalam satu perioda akibat kegiatan produksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan arus kas merupakan salah satu laporan dari laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan mengenai pertanggung jawaban pihak manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber utama informasi keuangan UKDW

ANALISIS PERBEDAAN PENGATURAN LABA (EARNINGS MANAGEMENT) PADA KONDISI LABA DAN RUGI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. hasil sesuai dengan harapan yaitu mendapatkan laba yang maksimal. Manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan dihadapkan dengan persaingan yang keras

BAB I PENDAHULUAN. sarana atau alat komunikasi perusahaan dengan pihak-pihak lain.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPTOTESIS PENELITIAN. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan diperoleh dari laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal perusahaan. Mereka selalu menggunakan laba sebagai

BAB I Perusahaan yang biasa kita kenal dengan sebutan perusahaan go public, akan

BAB I PENDAHULUAN. atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas

BAB I PENDAHULUAN. beresiko tinggi, karena sifatnya yang peka terhadap perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat tersebut, suatu perusahaan harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi keuangannya. Di samping itu laporan keuangan juga

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. informasi laporan keuangan yang tidak mencerminkan keadaan atau kondisi laporan

BAB I PENDAHULUAN. terutang dan yang telah dibayar sebagai mana telah ditentukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menyesatkan stakeholder mengenai kinerja ekonomi perusahaan maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan akan berupaya untuk menunjukkan kinerja yang baik. Kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan di Indonesia dalam membuat laporan keuangan diharuskan untuk mengikuti kaidah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) agar dapat menghasilkan laporan keuangan yang kredibel dan informatif kepada investor dan kreditor. Selain itu, perusahaan juga diharuskan untuk menyusun laporan laba rugi berdasarkan aturan perpajakan. Sejumlah perbedaan antara PSAK dan aturan pajak menghasilkan dua jenis penghasilan, yaitu laba sebelum pajak (perhitungan menurut PSAK) dan penghasilan kena pajak (perhitungan menurut aturan fiskal). Oleh karena itu, jumlah beban pajak yang dilaporkan perusahaan akan berbeda dengan jumlah pajak terutang yang dilaporkan untuk kepentingan perpajakan. PSAK No. 46 mengenai akuntansi pajak penghasilan efektif berlaku untuk penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang mencakup periode laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1999 bagi perusahaan go public. PSAK No. 46 bertujuan untuk mengukur perbedaan waktu pengakuan dalam pengakuan laporan keuangan komersil dengan pendekatan aktiva kewajiban (Kiswara, 2009). Perbedaan waktu pengakuan aktiva maupun kewajiban dalam SAK dan aturan pajak yang menyebabkan perbedaan dalam laporan laba rugi yang dihasilkan. Hal ini 1

menyebabkan adanya perbedaan temporer. Menurut PSAK No.46, perbedaan temporer adalah perbedaan antara jumlah tercatat aset atau liabilitas pada posisi keuangan dengan dasar pengenaan pajaknya. Perbedaan temporer ini menyebabkan dua laba untuk dua kepentingan yang berbeda. Perbedaan temporer ini menjadi salah satu instrumen bagi manajer untuk melakukan manajemen laba. Perbedaan temporer menunjukkan komponen dari pendapatan atau biaya yang diakui di periode akuntansi yang berbeda antara aturan akuntansi keuangan dan aturan perpajakan. Mills dan Newberry (2001) dalam Phillips et al., (2001) menyimpulkan dari hasil penelitian mereka bahwa perbedaan temporer yang besar timbul karena indikasi adanya diskresi akrual. Diskresi akrual adalah pengakuan pendapatan atau beban yang bebas tidak diatur dan merupakan pilihan kebijakan manajemen. Konsep akrual ini memberikan sebuah peluang bagi manajemen untuk melakukan rekayasa laba sesuai dengan kepentingannya masing masing. Berbagai penelitian akuntansi perpajakan mencoba untuk mengatahui komponen komponen dari perbedaan temporer yang dapat digunakan untuk dapat mendeteksi adanya manajemen laba di dalam perusahaan. Penelitian oleh Philips et al., (2001) menyimpulkan bahwa beban pajak tangguhan dapat digunakan untuk mendeteksi adanya manajemen laba. Beban pajak tangguhan adalah refleksi dampak pajak dari perbedaan temporer antara laba sebelum pajak dan laba kena pajak yang timbul akibat perlakuan akrual pendapatan dan beban yang mempengaruhi kedua jenis laba 2

tersebut dalam periode yang berbeda. Mills dan Newberry (2001) dalam Philips et al., (2001) menyatakan bahwa semakin besar insentif manajemen untuk melakukan manajemen laba akan menyebabkan semakin besarnya perbedaan antara laba akuntansi dengan laba fiskal. Philips et al., (2001) mengasumsikan bahwa manager mengelola peningkatan laba buku tanpa meningkatkan pula laba kena pajak. Diskresi manajemen seperti ini akan meningkatkan perbedaan temporer buku-pajak yang dapat meningkatkan beban pajak tangguhan sehingga beban pajak tangguhan dapat berguna untuk mendeteksi manajemen laba. Berbagai penelitian akuntansi perpajakan lainnya juga menghasilkan penyisihan aktiva pajak tangguhan sebagai instrumen manajemen dalam melakukan manajemen laba. PSAK No. 46 mengakui aktiva pajak tangguhan untuk seluruh perbedaan temporer dapat dikurangkan, sepanjang kemungkinan besar bahwa laba kena pajak akan tersedia dalam jumlah yang cukup memadai sehingga perbedaan temporer dapat dikurangkan (deductible temporary differences) tersebut dapat dimanfaatkan (PSAK No.46, par. 24) dan dengan kata lain besaran aktiva pajak tangguhan dicatat bila dimungkinkan adanya realisasi manfaat pajak di masa yang akan datang. Aktiva pajak tangguhan harus dikurangi oleh penyisihan pajak tangguhan apabila terdapat probabilitas kurang dari 50 persen aktiva pajak tangguhan akan terealisasi. PSAK No.46 mensyaratkan agar pada tanggal neraca perusahaan harus meninjau kembali nilai tercatat aktiva pajak tangguhan. Oleh karena itu dibutuhkan judgement untuk menaksir seberapa mungkin aktiva pajak tangguhan tersebut dapat direalisasikan 3

(Suranggane, 2007). Sifat subjektif dalam menentukan penyisihan aktiva pajak tangguhan menyediakan sebuah kesempatan bagi perusahaan untuk melakukan manajemen laba (Kieso, 2010). Penyisihan aktiva pajak tangguhan dapat menjadi instrumen dalam melakukan manajemen laba karena perubahan dalam penyisihan aktiva pajak tangguhan mempengaruhi laba operasi berjalan perusahaan yang kemudian mempengaruhi laba bersih pada periode berjalan (Miller & Skinner, 1998). Phillips et al., (2004) berpendapat bahwa perusahaan melakukan manajemen laba secara oportunis dengan meningkatkan dan menurunkan penyisihan aktiva pajak tangguhan yang menunjukkan manajemen beban pajak tangguhan dan bukan manajemen laba sebelum pajak. Peningkatan pada saldo penyisihan akan meningkatkan pula saldo beban pajak tangguhan dan akan menurunkan laba sebelum pajak (laba buku) dan begitu pun sebaliknya. Pendapat di atas menunjukkan seolah olah beban pajak tangguhan memiliki sifat dan kemampuan yang sama dalam mendeteksi manajemen laba, padahal kedua instrumen hasil penelitian akuntansi perpajakan tersebut memiliki dasar fundamental yang berbeda sehingga kedua instrumen tersebut dapat menjadi alat untuk mendeteksi manajemen laba. Beban pajak tangguhan merupakan hasil dari pengakuan akrual berdasrkan diskresi manajemen yang menyebabkan perbadaan antara laba buku-pajak. Penyisihan aset pajak tangguhan berasal dari sifat subjektivitas dalam Standar Akuntansi Keunagan yang tidak menetapkan aturan baku bagi manajemen dalam mentukan penyisihan aktiva pajak tangguhan. Beban pajak tangguhan memiliki beberapa kelemahan dalam 4

pendeteksian manajemen laba. Beban pajak tangguhan tidak dapat menangkap semua aktivitas manajemen laba karena adanya perbedaan permanen buku-pajak yang tidak menhasilkan perbedaan temporer buku-pajak. Manajer juga dapat membuat keputusan akrual yang mengubah arus kas operasi dan mempengaruhi baik laba sebelum pajak maupun laba kena pajak. Beban pajak tangguhan tidak dapat menangkap semua aktivitas manajemen laba sehingga perlu instumen komponen perbedaan temporer lainnya untuk dijadikan perbandingan kemampuannya dalam mendeteksi manajemen laba dan komponen pembanding dalam penelitian ini adalah penyisihan aktiva pajak tangguhan. Penyisihan aktiva pajak tangguhan juga memiliki kelemahan berdasarakan kesimpulan penelitian oleh Bauman et al., (2000), yaitu tidak semua perubahan dalam penyisihan aktiva pajak tangguhan tercatat yang mempengaruhi pajak penghasilan dalam operasi berkelanjutan. Pengguna laporan keuangan pun tidak dapat menyimpulkan komponen perbedaan temporer mana yang lebih tepat secara langsung untuk digunakan dalam mendeteksi manajemen laba. Literatur akuntansi mendefinisikan manajemen laba dengan berbagai cara. Manajemen laba terjadi ketika manager menggunakan judgement dalam pelaporan keuangan dan dalam strukturisasi transaksi untuk mengubah laporan keuangan dengan tujuan menyesatkan stakeholder mengenai apa kinerja ekonomi yang sebenarnya terjadi di dalam perusahaan (Healy dan Wahlen 1998). Chao et al., (2004) dengan lebih spesifik mendefinisikan manajemen laba dengan sebuah proses dalam 5

mengambil langkah yang disengaja di dalam batasan Generally Accepted Accounting Principles untuk menghasilkan tingkat laba dilaporkan yang diinginkan. Burgstahler dan Dichev (1997) berhipotesis bahwa manager memiliki insentif untuk menghindari pelaporan penurunan laba dan menghindari pelaporan kerugian. Degeorge et al., (1999) mengemukakan bahwa manajer berusaha untuk memenuhi atau melebihi ramalan analis. Penelitian ini akan membandingkan dua komponen bawaan dari adanya perbedaan temporer buku-pajak yang akhir akhir ini menjadi objek penelitian akuntansi perpajakan, yaitu kemampuan beban pajak tangguhan dan penyisihan aktiva pajak tangguhan dalam mendeteksi manajemen laba. Dalam menginvestigasi perbandingan kemampuan beban pajak tangguhan dan penyisihan aktiva pajak tangguhan, penulis menggunakan bukti manajemen laba dalam penelitian Burgstahler dan Dichev (1997) dan Degeorge et al., (1999) untuk mengidentifikasi manajemen laba untuk memenuhi dua target laba: (1) untuk menghindari pelaporan penurunan laba, dan (2) untuk menghindari pelaporan kerugian. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Philips et al., (2001) pada perusahaan perusahaan di Amerika Serikat. Penulis mengembangkan penelitian mengenai kemampuan komponen akuntansi perpajakan untuk mendeteksi manajemen laba dimana sebelumnya belum ada penelitian mengenai perbandingan langsung beban pajak tangguhan dan penyisihan aktiva pajak tangguhan di dalam suatu sampel penelitian yang sama. Penulis ingin membuktikan 6

kemampuan dari beban pajak tangguhan dan penyisihan aktiva pajak tangguhan untuk mengetahui perbandingan kemampuan kedua komponen dari perbedaan temporer tersebut dalam menghindari kerugian. Pengujian dilakukan dengan meneliti perusahaan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007 2010. Berdasarkan uraian masalah tersebut, judul untuk penelitian ini adalah Perbandingan Kemampuan Beban Pajak Tangguhan dan Penyisihan Aktiva Pajak Tangguhan Entitas Dalam Mendeteksi Manajemen Laba 1.2 Rumusan Masalah Belum adanya penelitian mengenai perbandingan kemampuan komponen dari perbedaan temporer buku-pajak, yaitu beban pajak tangguhan dan penyisihan aktiva pajak tangguhan mendorong peneliti untuk membandingkan kedua komponen hasil perbedaan temporer tersebut dengan memanfaatkan tiga target laba hasil penelitian Burgstahler dan Dichev (1997) dan Degeorge et al., (1999), yaitu (1) untuk menghindari pelaporan penurunan laba, dan (2) untuk menghindari pelaporan kerugian. Laba menyediakan informasi yang sangat penting bagi keputusan bisnis terutama bagi stakeholder perusahaan. Eksekutif yang memiliki kewajiban kepada stakeholder memiliki insentif untuk melakukan manajemen laba guna mencapai target sesuai yang diharapkan stakeholder. Penelitian ini diharapkan menyediakan informasi yang berguna bagi pengguna laporan keuangan untuk menggunakan pendekatan yang 7

tepat guna melihat gambaran perusahaan yang sebenarnya, bukan gambaran perusahaan yang dibentuk oleh manajer perusahaan. Pengguna laporan keuangan diharapkan dapat menggunakan komponen dari perbedaan temporer yang tepat guna mengetahui indikasi adanya manajemen laba untuk menghindari kerugian. Fokus penelitian adalah pendeteksian manajemen laba dengan memanfaatkan kejadian penurunan IHSG di Indonesia pada tahun 2008 dengan mengambil sampel perusahaan yang tercatat di BEI pada tahun 2007 2010. Penurunan IHSG ini akan menjadi bukti adanya penurunan nilai pada hampir semua perusahaan yang tercatat di BEI karena pada tahun 2008 IHSG tercatat turun sebesar 50 persen. Bagi investor, harga saham merupakan suatu ukuran bagi nilai investasi suatu perusahaan. Penurunan harga saham dianggap sebagai penurunan nilai investasi. Utami dan Suharmadi (1998) berpendapat bahwa laba perusahaan yang tinggi dapat mempengaruhi peningkatan harga saham, semakin besar tingkat penghasilan semakin optimis investor terhadap return perusahaan. Perusahaan diasumsikan melakukan manajemen laba agar nilai investasi perusahaan kembali naik. Oleh karena itu, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah beban pajak tangguhan berpengaruh positif terhadap pengukuran akrual dalam mendeteksi manajemen laba guna mencapai target laba? 8

2. Apakah penyisihan aktiva pajak tangguhan berpengaruh negatif dalam mendeteksi manajemen laba guna mencapai target laba? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis pengaruh beban pajak tangguhan dalam mendeteksi manajemen laba guna mencapai target laba. 2. Untuk menganalisis pengaruh penyisihan aktiva pajak tangguhan dalam mendeteksi manajemen laba guna mencapai target laba. Kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi pembuat regulasi, penelitian ini diharapkan dapat mendorong pembuat regulasi untuk lebih menekankan kewajiban dalam pengungkapan komponen akuntansi perpajakan agar laporan keuangan yang dihasilakan dapat disajikan secara transparan dan dapat diandalkan. 2. Bagi manajemen perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat mendorong pihak manajemen perusahaan untuk lebih transaparan dalam mengungkapkan komponen akuntansi perpajakan agar laporan keuangan disajikan secara transparan dan dapat diandalkan. 3. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat mendorong investor untuk lebih teliti dalam menggunakan informasi keuangan yang disajikan oleh perusahaan emiten. 9

4. Bagi khasanah ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat melengkapi teori teori yang sudah ada dan menjadi salah satu referensi untuk penelitian selanjutnya 1.4 Sistematika Penulisan Penelitian ini terbagi menjadi lima bab, yaitu pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, hasil dan pembahasan, dan penutup. Di dalam setiap bab terbagi lagi menjadi beberapa sub-bab. Adapun garis besarnya adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab pertama ini berisi tentang gambaran penelitian secara garis besar mengenai penelitian yang akan dilakukan. Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini memaparkan teori teori yang digunakan penulis sebagai landasan penelitian. Dalam bagian ini juga dibahas mengenai penelitian terdahulu yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Selain itu dijelaskan juga mengenai kerangka pemikiran yang menjelaskan timbulnya hipotesis penelitian. 10

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menguraikan metode penelitian yang mencakup penentuan sampel, pengumpulan data, dan teknik analisis yang digunakan dalam pengujian hipotesis. Selain itu, dijelaskan pula variabel-variabel penelitian dan pengukurannya. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini disajikan analisis data terkait permasalahan yang telah dirumuskan dan analisis terhadap hasil pengolahan data yang digunakan. Bagian ini berisi deskripsi objek penelitian, analisis terhadap data dan temuan empiris yang diperoleh. BAB V PENUTUP Bab ini menyajikan inti sari kesimpulan dari penelitian, keterbatasan penelitian, dan saran untuk penelitian penelitian selanjutnya. 11