P P A T K AMLNEWS Clipping Service Anti Money Laundering 25 Oktober 2011 Indeks 1. Korupsi APBD Mantan Bupati Pati Tasiman Ditahan 2. Cirus Divonis Bui 5 Tahun, Keluarganya Menangis 3. KPK Periksa Tiga Pegawai Kemenakertrans 4. Lima Terduga Teroris Bom Cirebon Diadili di Tangerang Suarakarya-online.com KORUPSI APBD Mantan Bupati Pati Tasiman Ditahan SEMARANG (Suara Karya): Setelah lama terkatung-katung penanganannya, kasus korupsi dana APBD Kabupaten Pati akhirnya mulai terkuak. Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jateng, menjebloskan mantan Bupati Pati Tasiman, yang sebelumnya telah ditetapkan sebagai tersangka ke tahanan, Senin (24/10). Tasiman diduga kuat tersangkut kasus korupsi dana APBD Kabupaten Pati tahun 2003 pada pos dana bagi hasil sebesar Rp 1,7 miliar. Senin kemarin, ia menjalani pemeriksaan tambahan di Markas Ditreskrimsus Polda Jateng mulai pukul 10.00 WIB
sampai pukul 14.30 WIB. Setelah itu, ia langsung dijebloskan ke sel tahanan Mapolda Jateng. Sebelumnya, mantan Bupati Pati tersebut ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik Polda Jateng, pada 5 Maret 2008, serta Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP) bernomor B/ 72/V/2008/Reskrim tertanggal 16 Mei 2008 yang dikirim ke Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah maupun Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Di dalam lingkaran kasus korupsi itu sendiri, terdapat tiga tersangka. Masingmasing mantan Bupati Pati Tasiman, mantan Wakil Bupati Kotot Kusmanto, serta mantan Ketua DPRD Pati Wiwik Budi Santoso. Dari ketiga nama tadi, baru tersangka Wiwik yang sudah diseret ke pengadilan. Wiwik bahkan sudah divonis 4 tahun penjara serta denda Rp 50 juta oleh majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Semarang pada Senin (23/5) lalu. (Pudyo Saptono) Tempointeraktif.com Cirus Divonis Bui 5 Tahun, Keluarganya Menangis TEMPO Interaktif, Jakarta - Cirus Sinaga bungkam saat ditanya wartawan setelah diganjar hukuman lima tahun penjara dan denda Rp 150 juta subsider tiga bulan penjara yang dijatuhkan Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pimpinan Albertina Ho di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi DKI,. Sejak berjalan keluar ruang sidang hingga masuk ke ruang tunggu terdakwa, Cirus terus mengunci mulut. Pria yang mengenakan kemeja batik warna merah ini tak berhenti menyunggingkan senyum. "Beri saya jalanlah," kata jaksa bagian Intelijen Kejaksaan Agung nonaktif itu juga sambil tersenyum kepada para pewarta foto yang mengepungnya dari segala penjuru. Berbeda dengan Cirus, sepupunya, Basa Sinaga, justru tampak emosional. Perempuan yang biasa mendampingi Cirus saat disidang di Pengadilan Tipikor itu tak kuasa menahan tangis setelah mendengar sanaknya diganjar penjara lima tahun oleh hakim. Cirus divonis bersalah oleh hakim karena merintangi secara tidak langsung penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di persidangan di pengadilan dalam kasus mafia pajak Gayus Tambunan. Kasus itu disidangkan di Pengadilan Negeri Tangerang awal 2010 lalu.
Vonis Albertina dkk. lebih rendah dibanding tuntutan jaksa. Oleh tim jaksa pimpinan Edi Rakamto, Cirus dituntut hukuman enam tahun penjara dan denda Rp 150 juta subsider 3 bulan kurungan. Yang memberatkan tuntutan adalah terdakwa selaku aparat penegak hukum seharusnya bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku, bukan malah bertindak tidak sesuai dengan ketentuan. Cirus diduga merekayasa berkas perkara mafia pajak PT Surya Alam Tunggal Gayus Tambunan yang disidangkan di Pengadilan Negeri Tangerang awal 2010 lalu. Menurut hakim, Cirus terbukti menghalang-halangi penyidikan karena menambah secara sepihak, pasal yang menjerat Gayus. Oleh penyidik Polri, Gayus disangkakan pasal korupsi dan pencucian uang. Namun, oleh Cirus, Gayus juga dijerat pasal penggelapan. Hal itu diduga dilakukan agar kasus Gayus bisa ditangani Bagian Pidana Umum, posnya saat itu. Atas vonis hakim, Cirus menyatakan banding. Pertimbangannya, kata kuasa hukum Cirus, Palmer Situmorang, kasasi jaksa untuk perkara Gayus di PN Tangerang dikabulkan Mahkamah Agung. "Putusannya itu mengabulkan kasasi jaksa. Berarti dakwaan yang dibuat jaksa termasuk Cirus saat itu nggak salah," ujarnya. Dalam informasi yang dikutip Tempo dari situs kepaniteraan MA, dalam perkara bernomer register 1146 K/PID.SUS/2010 yang diajukan jaksa untuk Gayus, majelis yang beranggotakan Takdir Rahmadi, Nyak Pha, dan Imron Anwari memutus "kabul" pengajuan kasasi jaksa. Tanggal putus perkara itu 24 Juni 2011. Seperti diketahui, dalam perkara mafia pajak yang disidangkan di PN Tangerang awal 2010, Gayus dihukum bebas atau setahun percobaan oleh Majelis Hakim pimpinan Muhtadi Asnun. Adapun oleh jaksa, Gayus dituntut setahun penjara karena terbukti melakukan penggelapan terkait PT Megah Citra Jaya. ISMA SAVITRI Tempointeraktif.com KPK Periksa Tiga Pegawai Kemenakertrans TEMPO Interaktif, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadwalkan pemeriksaan tiga pegawai Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi hari ini, Selasa 25 Oktober 2011. Dua di antaranya dituding ikut merekayasa pengadaan
proyek pembangkit listik tenaga surya pada 2008. "Diperiksa sebagai saksi," kata Kepala Pemberitaan KPK, Irsyad Prakarsa, melalui telepon selulernya,. Mereka adalah Sigit Mustofa Nurudin, Sudaryono, dan Setyabudi. Sigit adalah Ketua Panitia Pengadaan proyek, adapun Sudaryono dan Setyabudi adalah anggotanya. Peran Sigit dan Sudaryono terungkap dalam pembacaan dakwaan, Timas Ginting, terdakwa dalam kasus korupsi pengadaan pembangkit listrik di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Timas yang juga Kepala Subbagian Tata Usaha Direktorat Pengembangan Sarana dan Prasarana Kawasan, Kementerian Tenaga Kerja, memerintahkan keduanya merekayasa harga perkiraan sendiri proyek itu. Atas perintah Timas pula keduanya juga diduga mengatur agar PT Alfindo Nuratama sebagai pemenang tender proyek. Perusahaan itu berafiliasi dengan Permai Group, perusahaan M. Nazaruddin, bekas Bendahara Demokrat. Dalam proyek senilai Rp 8,9 miliar itu, Neneng Sriwahyuni, istri Nazaruddin, ikut menjadi tersangka. Neneng diduga menerima imbalan dari proyek tersebut. Kini ia menjadi buronan Interpol. Kasus ini juga telah menyeret Ketua Demokrat Anas Urbaningrum. Anas diperiksa KPK 22 September lalu terkait dengan posisinya di Permai Group. TRI SUHARMAN Tempointeraktif.com Lima Terduga Teroris Bom Cirebon Diadili di Tangerang TEMPO Interaktif, Tangerang - Lima terduga pelaku bom di Cirebon, Jawa Barat, mulai, disidang di Pengadilan Negeri Tangerang. Kelima terdakwa itu di antaranya Achmad Basuki alias Uki bin Abdul Gofur, Arif Budiman, dan Mardiansyah alias Ferdi alias Abu Maryam. Achmad Basuki adalah pedagang kelahiran Cirebon, 15 Desember 1982. Achmad disebut sebagai adik Muhamad Syarif, pelaku sekaligus korban tewas bom bunuh diri di masjid Markas Komando Polres Cirebon. Dia tinggal di Blom Bangbangan RT 14 RW 05 Kelurahan Trusmi Plered, Cirebon. Terdakwa kedua Arif Budiman kelahiran Jakarta 1970 warga jalan Suratno nomor 11 Kebon Baru, Kejaksan Kota Madya, Cirebon.
Sedang terdakwa ketiga adalah Mardiansyah alias Ferdi alias Abu Maryam. Pria kelahiran 26 April 1985 ini berasal dari Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur. Pria ini sehari-hari berjualan air softgun, madu, dan herbal. Majelis Hakim sedang membacakan surat dakwaan untuk Achmad Basuki oleh tim jaksa penuntut umum Soeroyo dan Izamzan jaksa dari Kejaksaan Agung dan Riyadi dari Kejaksaan Negeri Tangerang. Sidang dipimpin Ketua Majelis Hakim Syamsul Bachri Harahap. Sedangkan dua terdakwa Arif Budiman dan Mardiansyah terlihat menyimak pembacaan dakwaan bagi rekannya, Uki. Arif dan Mardiansyah duduk paling depan di bangku pengunjung sebelah kanan. Di sampingnya dua terdakwa dikawal polisi. Uki mengenakan kemeja hitam bercorak kembang-kembang ungu dan kuning, bercelana hitam, dan bersepatu sandal hitam serta mengenakan kopiah rajut hitam. Mardiansyah nengenakan kemeja hitam bercorak kembang, tanpa penutup kepala. Dia memelihara jenggot di janggutnya. Sedangkan Arif juga berkostum hitam-hitam berkopiah hitam, baju koko hitam dan celana panjang hingga sandal hitam, mengenakan pula kaca mata bergagang hitam. Dua terdakwa lain Musola dan Andre Siswanto disidang di ruang berbeda di Pengadilan Negeri Tangerang dengan jaksa penuntut Teguh Suhendro dan Yuliarni. Para terdakwa dibela oleh Tim Pembela Muslim Sulawesi Tengah. Suasana persidangan dipenuhi pengunjung terutama para awak media. Selama persidangan berlangsung gedung Pengadilan Negeri Tangerang dijaga ketat polisi dan streril dari masyarakat umum. AYU CIPTA Humas PPATK Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Indonesian Financial Transaction Reports and Analysis Centre (INTRAC) (P) +62-21-3850455/3853922 (F) +62-21-3856809/3856826 (E) humas-ppatk@ppatk.go.id
DISCLAIMER: Informasi ini diambil dari media massa dan sumber informasi lainnya dan digunakan khusus untuk PPATK dan pihak-pihak yang memerlukannya. PPATK tidak bertanggungjawab terhadap isi dan pernyataan yang disampaikan dalam informasi yang berasal dari media massa.