BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Elis Juniarti Rahayu, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neni Trisiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Heni Sri Wahyuni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sudah dapat kita rasakan. Menurut pandangan ini, bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa sehingga pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Nuri Annisa, 2013

Renold, Mohammad Jamhari, dan Amran Rede. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar pembelajaran IPA antara lain adalah prinsip keterlibatan, prinsip

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Laharja Ridwan Mustofa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui Departemen

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. pengembangan kemampuan siswa dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deana Zefania, 2013

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB I PENDAHULUAN. tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya hapalan untuk

I. PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu menghadapi tantangan

I. PENDAHULUAN. diri setiap individu siswa. Mudah masuknya segala informasi, membuat siswa

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan merupakan upaya dalam menghasilkan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eva Agustina,2013

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu mata pelajaran sains yang diberikan pada jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. hanya penguasaan kumpulan pengetahu yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,

Kata kunci: Science, Environment, Technology, and Society (SETS), pemahaman konsep, pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia mulai mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Terbukti

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Langeveld pendidikan adalah pemberian bimbingan dan bantuan

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan dasar

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. Umumnya proses pembelajaran di SMP cenderung masih berpusat pada guru

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1. IPA merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang alam.

BAB I PENDAHULUAN. usaha sistematis yang terorganisasi untuk memajukan belajar, membina

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nelly Fitriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran fisika saat ini adalah kurangnya keterlibatan mereka secara aktif

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Sofiatun,2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 19 orang siswa mendapat nilai di bawah 65 atau 47,5%. Sedangkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Via Ulfah, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, bertanggung

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gresi Gardini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran materi IPA, seorang guru dan seorang siswa. diharapkan menyenangi materi ini, karena menyenangi mata pelajaran

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu kumpulan pengetahuan Ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama bagi kemajuan suatu bangsa. manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan. Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maimunah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah : guru, siswa, kurikulum, pengajaran, tes dan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus-menerus, bahkan dewasa

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan sub sistem pendidikan nasional yang memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa melalui model matematika. sebagai produk yang siap pakai. Selain itu guru-guru tidak mengetahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ranah pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB I PENDAHULUAN. bahasa inggris Natural Sains secara singkat sering disebut Science. Natural

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tercapai sebagaimana yang diinginkan. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. adalah nilai yang melebihi dari KKM. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Suyati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat dibutuhkan dalam kelangsungan dan kesejahteraan hidup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki dampak positif dan negatif bagi kehidupan manusia. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hayati Dwiguna, 2013

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasari oleh fakta dan didapat melalui percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas, 2006). Oleh karena itu, pembelajaran IPA di sekolah dasar melibatkan siswa untuk peduli terhadap alam sekitar dan memahami setiap gejala alam yang terjadi sehingga fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal melainkan faktual. Salah satu tujuan pembelajaran IPA adalah untuk mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat serta dapat memecahkan masalah dan membuat keputusan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Siswa diharapkan dapat berpikir kritis dalam memahami masalah-masalah aktual berupa fenomena alam yang terjadi di lingkungan sekitarnya sehingga siswa mampu mengambil keputusan dan ikut serta mengatasi masalah-masalahtersebut.selain itu siswa dilibatkan dalam proses penemuan terhadap suatu gejala alam, bukan hanya aspek kognitif yang harus dihapal oleh siswa. Proses penemuan yang dirancang dalam pembelajaran diharapkan dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi dan membangun pengetahuannya sendiri. Prinsip keterlibatan langsung siswa dikemukakan oleh John Dewey (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 46) dengan learning by doing -nya. Guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator. Siswa dibimbing dan difasilitasi oleh guru untuk belajar melalui pengalaman atau keterlibatan langsung.

2 Belajar pun harus dilakukan siswa secara aktif, baik individual maupun kelompok, dengan cara memecahkan masalah (problem solving). Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah melakukan pengalaman belajarnya. Proses belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Agar pembelajaran IPA yang difasilitasi oleh guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menarik, menantang, dan bermakna bagi siswa, guru harus pandai-pandai merancang strategi pembelajaran, memanfaatkan multi media, multi metode, dan multi aspek (logika, praktika, estetika). Pada kenyataannya pembelajaran IPA di kelas V SDN Pasirwangi masih menggunakan metode ceramah dimana guru sebagai sumber informasi dan siswa menerima informasi tanpa ada peran aktif. Guru melaksanakan pembelajaran hanya secara verbalistik. Siswa tidak dilibatkan secara langsung untuk mengamati obyek tentang fenomena-fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Siswa hanya sebagai pendengar dan pencatat apa yang disampaikan oleh guru sehingga mengakibatkan kurangnya pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan. Selain itu, guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengelola pemikirannya sendiri dalam mengkaji fenomena-fenomena yang terjadi yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPA semacam ini tentu jauh dari hakikat IPA itu sendiri yaitu memberikan pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Selain itu pembelajaran IPA dapat meningkatkan rasa peduli terhadap alam sekitar dan memperoleh pemahaman untuk mengatasi masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran konvensional tersebut kurang menarik sehingga membuat siswa menjadi bosan dalam proses pembelajaran. Hal inilah yang mengakibatkan rendahnya pemahaman siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru. Jika masalah ini tidak dapat diatasi akan berdampak negatif bagi siswa khususnya pada peningkatan pemahaman siswa dan kemampuan kognitif siswa dan terlebih lagi akan berdampak buruk bagi kemajuan hasil belajar. Akibatnya siswa tidak mendapatkan hasil yang maksimal dalam memahami materi yang diajarkan.

3 Pembelajaran tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Tolak ukur dalam mengevaluasi keberhasilan pembelajaran IPA adalah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA kelas V SDN Pasirwangi yaitu 62. Setelah dilakukan analisis ternyata dari 30 orang siswa kelas V SDN Pasirwangi sebanyak 22 orang siswa atau sebesar 73% memperoleh nilai di bawah KKM, dan hanya sebanyak 8 orang siswa atau sebesar 27% yang memperoleh nilai di atas KKM (Sumber: Daftar Nilai Kelas V SDN Pasirwangi). Dengan demikian, diperlukan adanya upaya tindak lanjut untuk meningkatkan hasil belajar siswa tersebut. Salah satu langkah strategis yang perlu dilakukan oleh guru untuk membantu siswa dalam mempermudah memahami materi yang dipelajari adalah penggunaan metode, pendekatan, serta model pembelajaran. Dalam hal ini model pembelajaran yang sesuai dengan hakikat IPA adalah model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM). Model pembelajaran ini diawali dengan isu atau masalah aktual yang ada di masyarakat dan pada akhirnya dikaitkan dengan teknologi serta kegunaan dan kebutuhan masyarakat, maka konsep-konsep yang telah dipelajari dan dikuasai peserta didik diharapkan dapat bermanfaat bagi dirinya dan dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya serta masalah lingkungan.dengan model pembelajaran ini siswa dikondisikan serta diharapkan mampu menerapkan prinsip-prinsip sains untuk menghasilkan karya teknologi sederhana atau solusi pemikiran untuk mengatur dampak negatif yang mungkin timbul akibat munculnya produk teknologi. Berdasarkan penjelasan tersebut, tampak bahwa pembelajaran STM memungkinkan anak dapat menghubungkan hal-hal yang telah di pahami dengan fenomena-fenomena yang ada di lingkungannya sehingga dapat menguatkan pemahaman terhadap suatu permasalahan atau memperoleh pemahaman yang baru yang berkaitan dengan kehidupan keseharian siswa tersebut. Sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang fenomena atau objek yang diamati. Selain itu, keuntungan penerapan model pembelajaran STM dalam pembelajaran IPA adalah berlakunya model belajar konstruktivis. Model konstruktivis tersebut menempatkan siswa pada posisi sentral dalam proses pembelajaran. Hal tersebut

4 sesuai dengan hakikat IPA itu sendiri yaitu memberikan pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pada akhirnya diharapkan masalah pembelajaran yang dialami siswa dapat teratasi dengan meningkatnya hasil belajar. Dalam KTSP 2006 terdapat beberapa kajian materi yang harus dikuasai oleh siswa. Salah satu kajian materi tersebut adalah mengenai daur air dan peristiwa alam. Konsep tersebut sangat penting dikuasai oleh siswa sekolah dasar, dimana konsep ini sangat berhubungan langsung dengan kehidupan sehari-hari siswa baik secara individu maupun sebagai anggota masyarakat. Guru perlu menanamkan konsep tersebut dengan baik agar dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pokok Daur Air dan Peristiwa Alam (Penelitian Tindakan Kelas pada Pembelajaran IPA di Kelas V SDN Pasirwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis merumuskan masalah pokok dalam penelitian ini yaitu, Bagaimanakah penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok daur air dan peristiwa alam? Permasalahan dalam penelitian ini dapat dirinci lebih lanjut menjadi: 1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran sains teknologi masyarakat pada materi pokok daur air dan peristiwa alam? 2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran sains teknologi masyarakat pada materi pokok daur air dan peristiwa alam?

5 3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat pada pembelajaran IPA materi pokok daur air dan peristiwa alam? C. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dari penelitian ini adalah Penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi pokok daur air dan peristiwa alam di kelas V SDN Pasirwangi Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian secara umum ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok daur air dan peristiwa alam. Sedangkan tujuan khusus dilaksanakannya penelitian ini adalah: 1. Memperoleh gambaran mengenai perencanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran sains teknologi masyarakat pada materi daur air dan peristiwa alam. 2. Memperoleh gambaran mengenai pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran sains teknologi masyarakat pada materi pokok daur air dan peristiwa alam. 3. Memperoleh gambaran mengenai hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat pada pembelajaran IPA materi pokok daur air dan peristiwa alam. E. Manfaat Penelitian Penelitian tindakan kelas berbagai pihak, diantaranya: ini diharapkan dapat bermanfaat terhadap

6 1. Bagi siswa Diharapkan dapat memahami konsep materi dengan baik karena terlibat langsung dalam mengamati fenomena alam di sekitarnya sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu penelitian ini dapat memberikan pengalaman baru dalam pembelajaran IPA sehingga siswa termotivasi untuk belajar. 2. Bagi guru Memberi wawasan baru dan masukan bagi guru tentang penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat pada materi daur air dan peristiwa alam yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih baik. 3. Bagi peneliti Sebagai bahan acuan untuk penerapan model pembelajaran sains teknologi masyarakat pada topik yang lain dan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya dan tambahan pengalaman dalam membantu peneliti dalam merancang suatu pendidikan yang lebih baik di masa yang akan datang. 4. Bagi sekolah Penelitian ini bermanfaat sebagai salah satu cara untuk meningkatkan mutu pendidikan serta memberikan sumbangan positif terhadap kemajuan sekolah khususnya kualitas pembelajaran IPA dengan diterapkannya model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat. F. Definisi Operasional Beberapa definisi operasional untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini yaitu sebagai beikut: 1. Model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) adalah suatu strategi pembelajaran yang memanfaatkan isu yang tengah terjadi di masyarakat sebagai topik dalam pembelajaran di kelas yang berpusat pada siswa.model pembelajaran STM dalam penelitian ini menggunakan model STM yang diajukan Horsley, et.al, Carlin, dan Yager (Indrawati, 2010) meliputi empat tahap, yaitu tahap invitasi, tahap eksplorasi, penemuan, dan penciptaan, tahap

7 pengajuan penjelasan dan solusi, serta tahap pengambilan tindakan. Perencanaan pembelajaran STM dilakukan dengan membuat RPP yang di dalam kegiatan intinya memuat tahap-tahap model pembelajaran STM tersebut. Gambaran keterlaksanaan pembelajaran diperoleh dengan menggunakan lembar observasi dan catatan lapangan untuk mengamati aktivitas siswa dan guru. Selain itu dilakukan wawancara terhadap beberapa orang siswa untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran STM. 2. Hasil belajar adalah pencapaian kompetensi siswa setelah mengalami pengalaman belajar. Dalam penelitian ini, hasil belajar adalah nilai ulangan harian siswa kelas V SDN Pasirwangi pada pembelajaran IPA materi pokok daur air dan peristiwa alam dengan menerapkan model STM. Hasil belajar tersebut diukur melalui tes tertulis yang diberikan kepada siswa pada akhir pembelajaran. Soal dibuat berdasarkan indikator capaian kompetensi serta mencakup ranah kognitif yaitu pengetahuan (C1) dan pemahaman (C2). G. Indikator Keberhasilan Penelitian Penelitian tindakan kelas dengan topik Penerapan Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA Materi Pokok Daur Air dan Peristiwa Alam di Kelas V SDN Pasirwangi dikatakan berhasil dan dihentikan apabila sebanyak 80% siswa memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).