OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) 1) Mahasiswa FKIP UMN Al Washliyah dan 2) Dosen Kopertis Wilayah I dpk FKIP UMN Al Washliyah Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui kemampuan sosial emosional anak usia dini berusia 5-6 tahun sebelum menggunakan media gambar di TK Kartika 1-18 Amplas, 2) Mengetahui kemampuan emosional anak usia dini berusia 5-6 tahun sesudah menggunakan media gambar di TK Kartika 1-18 Amplas, dan 3) Untuk mengetahui apakah kemampuan sosial emosional anak usia dini berusia 56 tahun dapat ditingkatkan melalui media gambar di TK Kartika 1-18 Amplas. Metode penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Subjek pada penelitian ini adalah seluruh anak kelompok B TK Kartika 1-18 Amplas yang berjumlah 20 orang. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian yang menunjukkan pada saat pra siklus mencapai 46,07% dengan rata-rata kemampuan 2,45, siklus I mencapai 55,36% dengan rata-rata kemampuan 2,62 dan pada siklus II mencapai 90,72% dengan rata-rata kemampuan 3,27 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan sosial emosional anak usia dapat ditingkatkan melalui media gambar di TK Kartika 1-18 Amplas Tahun Pembelajaran 2013/2014. Kata Kunci: Sosial Emosional, Media Gambar Pendahuluan Pendidikan bagi anak usia diri adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing dan mengasuh serta pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak. Pendidikan bagi anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengarahan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan melalui cara mengamati, meniru, bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang dan melibatkan seluruh potensi dan kecerdasan anak. Tingkat pencapaian perkembangan mengantarkan pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan dicapai anak pada rentang usia tertentu. Perkembangan anak yang dicapai merupakan 77
integrasi aspek pemahaman nilai-nilai agama, moral dan fisik, kognitif, bahasa dan sosio emosional. Pengembangan program pembelajaran merupakan salah satu upaya untuk mengoptimalkan perkembangan anak. Aspek perkembangan sosial emosional merupakan wahana untuk membuat anak agar dapat mengendalikan emosinya secara wajar dan dapat berinteraksi dengan sesamanya maupun dengan orang dewasa dengan baik, serta dapat menolong dirinya sendiri dalam rangka kecakapan hidup. Pada kenyataannya, berdasarkan pengamatan penulis terdapat permasalahan social emosional anak di TK Kartika 1-18 Medan Amplas. Adanya anak yang kurang memiliki kemampuan sosial terhadap teman-teman sepermainannya, kurang perbendaharaan kata dalam hal berkomunikasi sehingga terlihat fakum dalam berinteraksi sesama temannya, anak juga terlihat kurang kerjasama dengan teman-temannya saat bermain, anak terlihat kurang merespon apa yang dibicarakan dalam permainan, anak kurang mampu dalam berbagi baik dalam hal makanan maupun dalam hal alas permainan, dan anak kurang bersikap humoris. Permasalahan ini jangan terlalu lama atau berlarut-larut dalam mengatasinya. Sikap dan perilaku sosial emosional ini harus berusaha diatasi dan diubah agar jangan menjadi kebiasaan yang buruk bagi anak di masa mendatang. Perlu dipahami bahwa anak memiliki potensi untuk menjadi lebih baik di masa mendatang, namun potensi tersebut hanya dapat berkembang manakala diberi rangsangan, bimbingan, bantuan dan perlakuan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya yang berdasarkan pada minat, kebutuhan, dan kemampuan sang anak. Oleh karena itu, peran pendidik sangatlah penting. Pendidik harus mampu memfasilitasi aktivitas anak dengan materi yang beragam, memberi kesempatan untuk dapat memicu munculnya masa peka, memahami anak masih dalam masa egosentris, proses peniruan anak terhadap segala sesuatu semakin meningkat, jangan membatasi anak dalam pergaulan dan beradaptasi dengan perilaku dengan lingkungan sosialnya memahami pentingnya eksplorasi anak dan tidak memarahi anak saat ia membangkang. Dalam membangun pengetahuan pada anak tidak terlepas dari peran guru, kunci sukses mendidik anak TK adalah harus menanamkan terlebih dahulu sikap formal tetapi bersahabat dalam hubungan antara guru anak-anak didik sehingga situasi belajar sambil bermain dapat tercipta dalam suasana yang akrab dan penuh kegembiraan. Melalui bermain, tuntutan akan kebutuhan perkembangan dimensi motorik, kognitif, kreativitas, bahasa, emosi, interaksi sosial, nilai-nilai dan sikap hidup dapat terpenuhi, karena diantara peran guru adalah sebagai motivator dan fasilitator. Pembelajaran pada anak usia dini haruslah menggunakan konsep belajar sambil bermain, belajar sambil berbuat dan belajar melalui stimulasi. Bermain adalah dunia anak karena bermain merupakan aktivitas yang sangat menyenangkan bagi anak. Dengan bermain anaik dapat belajar mencapai perkembangan baik perkembangan fisik, emosi, intelektualitas maupun jiwa sosial emosionalnya, saat bermain dapat dilihat perkembangan tersebut, bagaimana anak meningkatkan kemampuan fisiknya, bagaimana perasaannya saat menang atau kalah dalam permainan bagaimana kemampuan intelektualnya dalam memanfaatkan benda-benda sebagai mainan, bagaimana pula kematangan sosial emosionalnya dalam bermain bersama. 78
Aktivitas bermain juga membutuhkan media sebagai sarana mengaktualisasikan potensi diri. Salah satu media dalam pembelajaran adalah media gambar. Melalui media gambar anak dapat mengembangkan pengetahuan sosial dimana anak dituntut untuk mempelajari dan memperankan peran yang ada dalam gambar. Media gambar juga dapat digunakan sebagai alat bantu bagi anak untuk memandang suatu masalah, sehingga diharapkan dapat membantu pemahaman sosial pada diri anak dan diharapkan anak dapat meningkatkan sosialisasinya, bekerja sama, berkomunikasi dan memahami sifat orang lain dalam kehidupan sehari, sehingga anak dapat berperilaku sosial dan tercipta suasana yang menyenangkan. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan sosial emosional anak usia dini berusia 5-6 tahun dapat ditingkatkan dengan menggunakan media gambar di TK Kartika 1-18 Amplas? Kajian Teori Sebagai makhluk sosial, individu dituntut untuk mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai aturan atau norma yang berlaku. Menurut Hildayani (2004:4.8) kemampuan sosial emosional adalah kemampuan seseorang untuk dapat berbermain dengan orang lain, menyesuaikan diri dengan kegiatan dan kebiasaan kelompok, dan dengan segala macam orang yang memiliki karakteristik unik. Kemampuan sosial dapat dikuasai jika sejak usia dini dibimbing untuk memiliki kemampuan, agar mampu mengembangkan dapat psikososial dengan optimal. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan sosial emosional adalah kemampuan anak untuk dapat berbagi, menunggu giliran sehingga ia belajar untuk bersabar diri dan kemampuan memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Menurut Iva (2010:96) dapat membagi kecerdasan ke dalam 9 kecerdasan interpersonal dan lain-lain. Kecerdasan interpersonal sama halnya dengan kemampuan sosial. Hal ini berkaitan dengan kemampuan untuk memahami dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain, dengan membedakan dan menanggapi suasana hati, perangai motivasi dan hasrat orang lain dengan cepat. Dengan mengembangkan kemampuan sosial sejak dini, maka akan memudahkan anak dalam memenuhi tugas-tugas perkembangan berikutnya sehingga ia dapat berkembang secara normal dan sehat. Menurut Masitah (2004:2.13) perkembangan sosial emosional adalah perkembangan perilaku anak dalam menyesuaikan diri dengan aturan-aturan masyarakat dimana anak itu berada. Perkembangan sosial anak merupakan hasil belajar, bukan hanya sekadar hasil dari kematangan. Perkembangan sosial emosional diperoleh anak melalui kematangan dan kesempatan belajar dari berbagai respons terhadap dirinya. Anak secara alamiah perkembangannya berbeda-beda, baik dalam bidang inteligensi, bakat, minat, kreativitas, kematangan emosi, maupun keadaan pengalaman. Dunia anak adalah dunia yang penuh dengan canda tawa dan kegembiraan sehingga orang dewasa akan ikut terhibur dengan hanya melihat tingkah polah mereka. Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas. 79
Menurut Hartati dalam Aisyah (2007: 1-4) ada beberapa karakteristik untuk anak usia dini yaitu: "1) Memiliki rasa ingin tahu yang besar, 2) Merupakan pribadi yang unik, 3) Suka berfantasi dan berimajinasi, 4) Masa paling potensial untuk belajar, 5) Menunjukkan sikap egosentris, 6) Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek, 7) Sebagai bagian dari makhluk sosial." Dari hal yang dikemukakan di atas dapatlah dipahami bahwa anak usia dini tertarik dengan dunia sekitamya. Dia ingin mengetahui segala sesuatu yang terjadi di sekelilingnya. Anak usia dini sangat suka membayangkan dan mengembangkan berbagai hal jauh melampaui kondisi nyata. Anak usia mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat pada berbagai aspek. Oleh karena itu usia dini adalah masa yang paling peka dan potensial bagi anak untuk mempelajari sesuatu. Menurut Aisyah (2007:1-9) ada berapa titik kritis yang perlu diperhatikan pada anak usia dini yang berada dengan anak sesudah. Titik kritis tersebut adalah sebagai : "1) Membutuhkan rasa aman, istirahat dan makanan yang baik, 2) Datang ke dunia yang di program untuk meniru, 3) Membutuhkan latihan dan kreativitas, 4) Memiliki kebutuhan untuk banyak bertanya dan memperoleh jawaban, 5) Cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa, 6) Membutuhkan pengalaman langsung, 7) Trial and error menjadi hal pokok dalam belajar, 8) Bermain merupakan dunia masa kanak-kanak". Pendidik perlu memberikan berbagai stimulasi yang tepat agar masa peka ini tidak terlewatkan begitu saja, tetapi diisi dengan hal-hal yang dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anaksesuai dengan dunia anak, yakni bermain. Melalui permainan nak dapat memahami, mengekspresikan dan belajar mengendalikan emosinya seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan anak. Emosi anak perlu dipahami para guru agar dapat mengarahkan emosi negatif menjadi emosi positif sesuai dengan harapan sosial. Untuk merealisasikan kemampuan sosial emosional anak diperlukan faktor-faktor pendukung diantaranya adalah dengan menggunakan media. Salah satu media yang dianggap tepat bagi anak TK adalah media gambar. Gambar merupakan salah satu media pembelajaran yang sangat dikenal di dalam setiap kegiatan pembelajaran. Media gambar merupakan media yang mempunyai peranan penting untuk melatih kinerja otak kanan sehingga kartu gambar dapat menyeimbangkan antara otak kanan dan otak kiri. Gambar sederhana merupakan salah satu media yang tepat untuk mempermudah berhitung dan tidak perlu diproyeksikan untuk mengamatinya. Melalui gambar dapat ditunjukkan sesuatu yang jauh dari jangkauan pengalaman anak. Selain itu, juga dapat memberikan gambaran tentang maksud bacaan yang ada, didalamnya. Media gambar yang disajikan berupa gambar-gambar yang dilengkapi dengan kata-kata dan memperlihatkan berbagai kegiatan lingkungan anak.melalui gambar guru dapat menerjemahkan ide-ide, abstrak dalam bentuk yang lebih nyata. Metode Penelitian Penelitian ini dilakuan di TK Kartika 1-18 Amplas. Penelitian dilaksanakan pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian adalah anak kelompok B TK Kartika 1-18 Amplas sebanyak 20 orang. Objek penelitian ini adalah kemampuan sosial emosional anak. Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Prosedur penelitian tindakan kelas untuk Siklus I dan Siklus II seperti terlihat pada 80
bagan di bawah ini. Gambar 1. Model Kemmis dan Mc Taggart (dalam Arikunto, 2010:97) Alat pengumpul data yang digunakan penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Analisis data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif. Analisis ini dihitung dengan menggunakan skala Likers 4 untuk anak yang berkembang sangat baik (BSB), 3 untuk anak berkembang sesuai harapan (BSH), 2 untuk anak mulai berkembang (MB), dan 1 untuk belum berkembang (BB). Hasil Penelitian Siklus I Kemampuan sosial emosional anak pada siklus I ini merupakan kemampuan sosial emosional setelah mengikuti pembelajaran tema lingkungan dengan menggunakan media gambar yang menarik yang dirancang sedemikian rupa dalam memberi stimulus pembelajaran kepada anak TK Kartika 1-18 Amplas Medan. Perilaku anak selama belajar dan saat bermain dengan temannya masih belum mencapai perkembangan yang diharapkan dan anak masih banyak cuek dan mementingkan diri sendiri tanpa perduli dengan temannya, serta anak belum terbiasa berprilaku yang lebih baik. Hasil observasi kemampuan sosial emosional anak pada siklus I dapat dilihat pada table berikut. 81
Tabel 1. Kemampuan Sosial Emosional Anak pada Siklus I No Aspek Pengamatan Hasil Pengamatan BB MB BSH BSB Jumlah Ratarata Persentase 1 Dapat bekerja sama dengan teman 4 4 7 5 53 2,65 60% 2 Mau berbagi dengan teman 3 4 10 3 53 2,65 65% 3 Mau meminjamkan miliknya 4 6 8 2 48 2,4 50% 4 Sabar menunggu giliran 3 7 8 2 49 2,45 50% 5 Antusias ketika melakukan 4 5 6 5 52 2,6 55% kegiatan 6 Berbicara dengan tidak berteriak 3 6 4 7 55 2,75 55% 7 Datang ke sekolah tepat waktu 3 3 7 7 58 2,9 70% 8 Mentaati aturan permainan 3 5 6 6 55 2,75 60% 9 Suka menolong 5 6 5 4 48 2,4 45% 10 Melakukan tugas sendiri sampai selesai 4 3 6 7 56 2,8 65% 11 Bertanggung jawab akan tugasnya 4 4 5 7 55 2,75 60% 12 Menunjukkankebanggaan akan tugasnya 4 6 4 6 52 2,6 50% 13 Dapat memuji teman 5 7 4 4 47 2,35 40% 14 Menghargai keunggulan orang lain 3 7 4 6 53 2,65 50% Berdasarkan data di atas diketahui bahwa pada siklus I dengan 14 indikator penilaian bahwa pencapaian perkembangan secara keseluruhan baru sebesar 55,56%. Rata-rata kemampuan anak mencapai 2,62. Ternyata kemampuan sosial emosional anak masih belum memadai dari yang diharapkan dan akan melanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus II. Hal ini dimungkinkan guru dan anak belum terbiasa dalam metode bermain melalui media gambar dan pembelajaran yang diberikan selama ini kurang variatif. Grafik pencapaian perkembangan anak dapat dilihat di bawah ini. Gambar 2. Grafik Kemampuan Sosial Emosional Anak pada Siklus I 82
Berdasarkan grafik di atas secara keseluruhan kemampuan sosial emosional anak kelompok B TK Kartika 1-18 Amplas Medan yang diamati bahwa anak yang belum berkembang (BB) sebanyak 2 orang (10%), mulai berkembang (MB) sebanyak 6 orang anak (30%), anak berkembang sesuai harapan (BSH) sebanyak 8 orang (40%) dan anak yang berkembang sangat baik (BSB) sebanyak 4 orang (20%). Berdasarkan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus pertama dan observasi yang dilaksanakan selama pembelajaran didapatkan data bahwa masih banyak anak belum terlatih dan terbiasa bersikap sabar dalam beraktivitas, kurang mau bekerja sam dengan temannya, kurang mau berbagi dalam hal apapun, tidak mau meminjamkan miliknya kepada temannya, tidak semangat belajar dan bermain, kurang menghargai hasil karya temannya, bahkan masih ada terlihat perilaku anak yang suka mengganggu temannya dan memukul temannya serta mencoretcoret buku temannya. Berdasarkan hal tersebut guru masih perlu membenahi metode pengajaran dan meningkatkan kualitas serta kreativitas mengajar. Dalam memberikan motivasi dan arahan atau bimbingan di saat ini sangat diperlukan pendekatan guru agar lebih diutamakan. Dengan demikian, pada siklus selanjutnya yaitu siklus kedua, perbaikan metode mengajar terletak pada motivasi dan semangat dari guru agar anak lebih termotivasi belajarnya dan mau bertanya serta berani mengungkapkan pikirannya tanpa paksaan dari pihak manapun. Jadi yang lebih utama bagi guru adalah memahami benar karakteristik peserta didik. Siklus II Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan terlebih dahulu peneliti mempersiapkan alat peraga berupa media gambar yang digunakan untuk mengoptimalisasikan kemampuan sosial emosional anak baik dalam belajar maupun diwaktu bermain bersama teman-temannya. Adapun alat peraga berupa media gambar, peneliti rancang menggunakan gambar-gambar yang sesuai dengan tema lingkungan yang berhubungan dengan sosial emosional anak yang dimodifikasi dengan warna yang menarik yang dilekatkan pada tiap kardus agar lebih mudah mengajarkannya kepada anak dan anak dapat lebih jelas melihat gambar tersebut. Hal ini guna merangsang anak untuk lebih meningkatkan kerjasama, suka menolong, melatih kesabarannya dan memahami aturan bermain terhadap teman-temannya. Observasi yang dilakukan pada proses pembelajaran pada Siklus II dapat dilihat pada tabel berikut. 83
Tabel 2. Kemampuan Sosial Emosional Anak pada Siklus II No Aspek Pengamatan Hasil Pengamatan BB MB BSH BSB Jumlah Ratarata Persentase 1 Dapat bekerja sama dengan teman - 4 12 4 60 3 80% 2 Mau berbagi dengan teman - 3 14 3 60 3 85% 3 Mau meminjamkan miliknya - 2 12 6 64 3,2 90% 4 Sabar menunggu giliran - - 11 9 69 3,45 100% 5 Antusias ketika melakukan - 2 8 10 68 3,4 90% kegiatan 6 Berbicara dengan tidak berteriak - 1 9 10 69 3,45 95% 7 Datang ke sekolah tepat waktu - 5 10 5 60 3 75% 8 Mentaati aturan permainan - 2 8 10 68 3,4 90% 9 Suka menolong - 2 11 7 65 3,25 90% 10 Melakukan tugas sendiri sampai selesai - 2 8 10 68 3,4 90% 11 Bertanggung jawab akan tugasnya - 1 12 7 66 3,3 95% 12 Menunjukkankebanggaan akan tugasnya - 1 11 8 67 3,35 95% 13 Dapat memuji teman - - 11 9 69 3,45 100% 14 Menghargai keunggulan orang lain - 1 13 6 65 3,25 95% Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa pada siklus II pencapaian perkembangan kemampuan sosial emosional anak secara keseluruhan sudah mencapai 90,72%. Hal ini terlihat kemajuan dari metode bermain melalui media gambar pada anak kelompok B di TK Kartika 1-18 Amplas Medan, sedangkan rata-rata kemampuan anak adalah 3,27. Grafik pencapaian perkembangan anak dapat dilihat di bawah ini. Gambar 3. Grafik Kemampuan Sosial Emosional Anak pada Siklus II 84
Berdasarkan grafik di atas secara keseluruhan kemampuan sosial emosional anak kelompok B TK Kartika 1-18 Amplas Medan yang diamati bahwa anak yang belum berkembang (BB) sebanyak 0 orang (0%), mulai berkembang (MB) sebanyak 2 orang anak (10%), anak berkembang sesuai harapan (BSH) sebanyak 10 orang (50%) dan anak yang berkembang sangat baik (BSB) sebanyak 8 orang (40%). Jadi kemampuan sosial emosional anak pada siklus II ini telah mencapai perkembangan yang diharapkan. Kegiatan pada siklus II ini berlangsung dengan baik. Hal ini disebabkan karena kegiatan media gambar ini belum pernah diterapkan sebelumnya, sehingga mampu menarik perhatian dan minat anak untuk mengikuti proses belajar mengajar. Begitu pula saat gurumemperagaakan gambar, anak-anak terlihat serius mengikuti kegiatan tersebut dan sesekali anak mengeluarkan pertanyaan dan pendapat.berdasarkan pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan pada siklus kedua ini didapatkan rata-rata kemampuan sosial emosional anak melalui media gambar mencapai 3,27 atau sebesar 90,72%. Hasil ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan kemampuan sosial emosional anak dalam berperilaku baik dalam berbagi, bersabar, bekerja sama, menghargai orang lain, sehingga peneliti tidak perlu lagi mengadakan perbaikan tindakan untuk melanjutkan pada siklus berikutnya. Keberhasilan ini terkait dengan mulai terbiasanya guru dan siswa dalam menggunakan media gambar ata pada pembelajaran pengoptimalisasian kemampuan sosial emosional anak. Pada pelaksanaan Siklus II guru juga memberikan kegiatan dalam pembelajaran yang menggunakan media gambar dan lembar kegiatan siswa. Namun, bila dibandingkan hasil yang dicapai oleh siswa pada siklus I, mengalami peningkatan walaupun belum mencapai 90%. Dengan mempedomani tes awal, siklus I dan siklus II, maka menunjukkan bahwa hambatn dan kendala yang dihadapi anak dalam berinteraksi, bersabar, berbagi, antusias bekerja dan sebagainya. Simpulan dan Saran Berdasarkan analisis data yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa media gambar dapat mengoptimalisasikan kemampuan sosial emosional anak Kelompok B di TK Kartika 1-18 Amplas Medan. Secara khusus dapat disimpulkan bahwa: 1. Penerapan media gambar dapat mengoptimalisasikan kemampuan sosial emosional pada anak kelompok B di TK Kartika 1-18 Amplas Medan. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian yang didapatkan bahwa pada siklus I mencapai 55,36% dengan rata-rata kemampuan 2,62 dan pada siklus II mencapai 90,72% dengan rata-rata kemampuan 3,27. 2. Pembelajaran dengan menggunakan media gambar juga mampu mengasah kecerdasan emosi anak yang berkaitan dengan hubungan berinteraksi dengan orang lain, karena membiasakan anak anak untuk bekerja sama dengan orang lain dan teman sebayanya. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka disarankan: 1. Guru sebaiknya menggunakan media gambar dalam mengembangkan social emosional anak 2. Sekolah sebaiknya memfasilitasi media pembelajaran yang dibutuhkan guru dalam menunjang keberhasilan proses perkembangan anak. 85
Daftar Pustaka Aisyah, Siti. 2007. Perkembangan dan Konsep Dalam Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka. Arikunto. 2010. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara. Hildayani, Rini. 2004. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka. Masitoh dkk. Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka. Iva, Noor Laila. 2010. PAUD. Yogyakarta: Pinus. Yuliani, 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks. 86