BAB I PENDAHULUAN. tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran yang ideal merupakan pembelajaran yang mampu medorong

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia terdidik sesuai dengan tuntutan jaman. adalah situasi yang mempengaruhi pertumbuhan individu.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

BAB I PENDAHULUAN. Padahal metode ceramah memiliki banyak kekurangan. Hal ini sejalan dengan pendapat Sanjaya (2006:145),

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut adanya sumber daya manusia. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

Rata-rata UN SMP/Sederajat

BAB IV HASIL PENELITIAN. Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share

BAB III METODE PENELITIAN. Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR- SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII MTs NEGERI NGRONGGOT NGANJUK

BAB I PENDAHULUAN. pada siswa untuk menghadapi kehidupan di masyarakat dapat bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. IPA atau sains merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang alam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Pra Tindakan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MI Miftahul Ulum Kecamatan Tutur

I. PENDAHULUAN. cara-cara berkomunikasi yang efektif, sehingga dapat dijadikan sebagai. kemampuan pemahaman konsep terhadap materi yang diajarkan.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK- PAIR-SQUARE

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE THINK-PAIR-SHARE DAN METODE EKSPOSITORI

PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR-SHARE (TPS)

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VA2 SDN 12 Palu pada Mata Pelajaran Matematika

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Jawa. Bahasa Jawa dalam pembelajaran di SD dimasukkan ke dalam muatan lokal

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan. Pendidikan mengarahkan kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan dan lebih bertakwa kepada

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH

BAB 1 PENDAHULUAN. jurusan tata kecantikan yang termasuk dalam mata pelajaran produktif salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang baik dan benar secara lisan dan tulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan. untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran matematika di tingkat SD adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Mulyasa (2006:164) menyatakan bahwa, Proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mata pelajaran yang harus diberikan di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat bisa mengerti hal-hal yang sebelumnya belum dimengerti itu juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi. Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn SISWA DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Arif Firmansyah*

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair- Share Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SDN Malangga Selatan Tolitoli

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini mengakibatkan hasil belajar siswa belum mencapai taraf optimal.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE ( TPS ) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SDN 011 BUKIT KAPUR.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN 1 SIDOGEDE

mengembangkan potensi diri mereka melalui proses pembelajaran.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research). Menurut Kunandar

Oleh: Dewi Fatimah SDN Kayen Kabupaten Trenggalek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran ideal adalah pembelajaran yang membuat siswa aktif, kreatif, menyenangkan serta dapat melaksanakan proses pembelajaran secara efektif untuk menghasilkan tujuan yang di inginkan. Dalam melaksanakan pembelajaran ideal diperlukan keterampilan seorang guru menerapkan berbagai variasi metode dalam menerapkan pembelajaran. Menurut Slameto (2010:97) dalam proses pembelajaran guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa. Guru harus mampu memilih metode yang tepat, mendesain pembelajaran dengan cermat, menggunakan media yang sesuai serta menggunakan pembelajaran tematik sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang diinginkan dan supaya terlaksana dengan baik. Dalam melaksanakan pembelajaran selain masalah pembelajaran dan peran guru, masalah pengelolaan kelas juga berpengaruh dalam membangun interaksi pembelajaran yang kondusif dan efektif. Proses pembelajaran dapat berjalan efektif bila seluruh komponen yang berpengaruh saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan, misalnya aktivitas, motivasi siswa, pendekatan pembelajaran dan metode guru yang bervariasi dalam mengajar dikelas mempengaruhi proses dan hasil belajar 1

2 siswa. Faktor penting lainnya untuk menunjang keberhasilan siswa tidak lain adalah siswa itu sendiri. Siswa dituntut untuk aktif dalam melakukan proses pembelajaran bukan sebagai pendengar pasif yang mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembalajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu (Trianto, 2011:147). Tema-tema ditinjau dari berbagia mata pelajaran yang digabungkan menjadi satu. Namun pada kenyataannya pembelajaran tematik yang sekarang diterapkan disekolah dasar masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Pihak sekolah sudah menerapkan pembelajaran tematik namun didalam kelas guru tidak menerapkan pembelajaran tematik. Observasi awal yang dilakukan pada tanggal 13 Mei 2014 dengan guru kelas III SDN Kejapanan IV, pada saat guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, menanyakan keadaan siswa dan mengecek kehadiran siswa. Guru menjelaskan materi yang telah dipelajari kemarin untuk mengingatkan kepada siswa tentang materi yang lalu sebelum menyampaikan materi yang baru. Guru juga melakukan tanya jawab dengan siswa tentang materi yang sudah dipelajari. Ternyata dari 27 siswa, hanya beberapa siswa saja yang mengangkat tangan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Selanjutnya guru menyampaikan materi yang selanjutnya, setelah menyampaikan materi guru bertanya kepada siswa siapa yang belum mengerti tentang materi yang dijelaskan, sebagian menjawab siswa menjawab sudah sedangkan yang lain hanya diam saja. Kemudian guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan LKS dan setelah

3 selesai mengerjakan guru dan siswa membahas pekerjaan siswa secara bersama-sama. Suasana proses pembelajaran dikelas tidak kondusif karena banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru, banyak siswa yang berbicara sendiri dengan teman sebangkunya. Pada saat proses pembelajaran siswa seperti belum siap untuk belajar dan minat belajar siswa juga masih belum terlihat, hal ini dapat dilihat pada saat pembagian kelompok diskusi sebagian siswa belum berani dalam berpendapat dan kerjasama dalam membangun kelompok diskusi masih dominan siswa yang pandai saja. Hasil wawancara yang lakukan dengan guru kelas III SDN Kejapanan IV, mengatakan bahwa terdapat beberapa permasalahan yang dialami oleh siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung, ini dapat dibuktikan dengan hasil belajar siswa yang masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 70 yang ditentukan oleh pihak sekolah. Dari 27 siswa 17 siswa masih belum memenuhi KKM, sedangkan 10 siswa telah memenuhi KKM yang telah ditentukan. Guru mengatakan sulitnya dalam menerapkan pembelajaran tematik didalam kelas. Guru sudah mencoba menerapkan pembelajaran tematik didalam kelas meskipun masih tepisahpisah. Penggabungan matapelajaran menjadi satu masih belum bisa diterima dengan baik oleh siswa. Siswa merasa kesulitan dalam memahami materi jika guru menggabungkan beberapa matapelajaran. Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa, kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru, sebagian besar aktivitas didalam kelas dikuasai oleh guru dan metode yang digunakan adalah ceramah yang

4 diselingi dengan tanya jawab yang berhubungan dengan materi yang disampaikan. Pembelajaran tematik yang diterapkan oleh guru masih terpisah-pisah, ini terlihat pada saat guru menyampaikan materi pembelajaran. Penggabungan antara 2 mata pelajaran masih belum terlihat karena guru masih sendiri-sendiri dalam menyampaikan materi. Padahal pembelajaran ideal menuntut siswa aktif, menyenangkan serta kreatif pada saat pembelajaran berlangsung. Guru dituntut untuk lebih bervariasi dalam menggunakan metode pada pembelajaran. Pada saat pembelajaran berlangsung guru tidak melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran sehingga banyak siswa yang tidak fokus dan ramai sendiri. Penyebabnya karena banyak siswa merasa kurang percaya diri dengan siswa yang lebih pandai darinya. Sebagian siswa merasa kurang diperhatikana oleh guru karena guru lebih fokus pada siswa yang aktif dikelas. Siswa yang lebih pandai cenderung mengerjakan secara individu daripada berbagi dengan siswa lainnya. Hal ini menyebabkan siswa yang kurang pandai cenderung malu dan tidak bertanya. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar perhatian utama bagi guru, karena sebagai seorang guru dituntut kreatif dalam menggunakan berbagai strategi, model, metode serta media sebagai penunjang keberhasilan pembelajaran. Dilihat dari fakta yang ada, proses pembelajaran di kelas III SDN Kejapanan IV sudah terlaksana dengan baik. Guru sudah mencoba menerapkan pembelajaran tematik meskipun masih terpisah-pisah. Guru meggunakan media sebagai alat bantu menyampaikan materi, meskipun media yang digunakan tidak sesuai dengan materi yang disampaikan. Untuk

5 mengatasi permasalahan tersebut, guru diharapkan lebih meningkatkan lagi dalam menerapkan pembelajaran tematik. Tidak hanya pada pembelajarannya saja, model pembelajaran serta media yang digunakan dalam menunjang keberhasilan siswa juga harus bervariasi. Sehingga nantinya dapat diterima dengan baik oleh siswa dan juga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa sesuai dengan KKM yang telah ditentukan. Upaya yang dilakukan guru agar pembelajaran dapat telaksana sesuai yang diinginkan, salah satunya dapat menggunakan model pembelajaran TPS (Think Pair Share) dan media dakon. Dengan menerapakan model pembelajaran TPS (Think Pair Share) dan media dakon dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan minat siswa untuk belajar juga dapat meningkat serta membuat siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran. Model pembelajaran TPS (Think Pair Share) dapat diterapkan pada pembelajaran tematik, karena pada model pembelajaran TPS (Think Pair Share) melatih siswa untuk berpikir baik secara mandiri maupun berkelompok kemudian saling berbagi jawaban dengan siswa yang lainnya. Siswa diharapkan mampu berinteraksi dengan siswa yang lainnya, biasanya siswa yang pandai cenderung lebih aktif dalam menjawab pertanyaan maupun bertanya kepada guru. Berbeda dengan siswa yang kurang pandai yang merasa malu dan minder untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Untuk itu dengan adanya model TPS (Think Pair Share) dapat menjadi solusi dalam menerapkan pembelajaran agar membuat

6 siswa lebih berani dalam berpendapat serta kerjasama dalam membangun kelompok diskusi. Menurut Thobroni, M & Mustofa, A (2013:298) TPS (Think Pair Share) adalah sebuah model sederhana dan sangat berguna yang dikembangkan oleh Frank Lyman dari Universitas Maryland. Pada saat guru menyampaikan materi, siswa duduk berpasang-pasangan dalam sebuah kelompok kemudian guru memberikan pertanyaan lalu menyuruh siswa untuk memikirkan jawabannya bersama pasangannya dan terakhir guru meminta siswa membagi jawabanya dengan siswa yang lainnya. Penggunaan media sangat diperlukan untuk memudahkan proses pembelajaran, salah satu media yang dapat digunakan oleh guru adalah media Dakon. Media Dakon merupakan media pembelajaran sebagai alat bantu penyampaian materi sehingga menarik minat siswa untuk belajar. Media pembelajaran adalah segala sesuatu untuk menyampaikan informasi dari suatu sumber yang terencana sehingga mengahsilkan pembelajaran yang efisien dan efektif menurut Asyhar, R (2012:8). Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran sangat berguna dalam membantu guru menyampaikan informasi dalam proses pembelajaran. Penelitian Model TPS (Think Pair Share) pernah dilakukan oleh Furinda, STA(2011). Hasil Penelitian ini menunjukkaan peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa, dari aktivitas pada siklus I sebesar 72% dengan kriteria baik, dan pada siklus II sebesar 89% dengan kriteria sangat baik. Hasil belajar pada siklus I ketuntasan sebesar 79%, sedangkan pada siklus II ketuntasan meningkat sebesar 93%.

7 Penelitian tentang pembelajaran tematik pernah dilakukan oleh Bariyah, K (2013). Hasil Penelitian ini menunjukkaan peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa, dari aktivitas pada siklus I sebesar 73,2%, dan pada siklus II sebesar 91,1%. Hasil belajar pada siklus I ketuntasan sebesar 70%, sedangkan pada siklus II ketuntasan meningkat sebesar 85%. Dari uraian diatas, maka perlu diadakan penelitian tentang Penerapan Pembelajaran Tematik Tema Kegiatan Menggunakan Model TPS (Think Pair Share) dan Media Dakon untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika dan Bahasa Indonesia Siswa Kelas III SDN Kejapanan IV. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka terdapat permasalahan diantaranya yaitu: 1. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi, metode ceramah diaggap lebih mudah diterapkan daripada metode yang lainnya. 2. Guru masih menerapkan pembelajaran tematik KTSP yang masih belum optimal dalam mengaitkan mata pelajaran satu dengan mata pelajaran yang lainnya. Penggabungannya juga masih terlihat sendiri-sendiri dan belum secara menyeluruh. 3. Media yang di siapkan guru tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. 4. Peran guru dikelas lebih dominan daripada siswa itu sendiri. 5. Nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) siswa masih rendah.

8 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang ada, peneliti dapat menyimpulkan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan pembelajaran tematik tema kegiatan menggunakan model TPS (Think Pair Share) dan media dakon pada mata pelajaran matematika dan Bahasa Indonesia pada kelas III SDN Kejapanan IV? 2. Bagaimana peningkatan aktivitas siswa kelas III SDN Kejapanan IV setelah dilakukan penerapan pembelajaran tematik tema kegiatan menggunakan model TPS (Think Pair Share) dan media dakon pada mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia? 3. Bagaiman peningkatan hasil belajar Matematika dan Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Kejapanan IV setelah dilakukan penerapan pembelajaran tematik tema kegiatan menggunakan model TPS (Think Pair Share) dan media dakon? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah untuk mendiskripsikan: 1. Penerapan pembelajaran tematik tema kegiatan menggunakan model TPS (Think Pair Share) dan media dakon pada kelas III SDN Kejapanan IV pada mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia. 2. Peningkatan aktivitas siswa kelas III SDN Kejapanan IV setelah dilakukan penerapan pembelajaran tematik tema kegiatan menggunakan model TPS (Think Pair Share) dan media dakon pada mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia.

9 3. Peningkatan hasil belajar Matematika dan Bahasa Indonesia siswa kelas III SDN Kejapanan IV setelah dilakukan penerapan pembelajaran tematik tema kegiatan menggunakan model TPS (Think Pair Share) dan media dakon. 1.5 Batasan Masalah Luasnya permasalah yang terdapat pada latar belakang, maka peneliti membatasi permasalahan sebagai berikut: 1. Peningkatan aktivitas pembelajaran tematik KTSP tema kegiatan, pada mata pelajaran matematika pada materi perkalian dan pembagian, sedangakan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi tentang mendengarkan petunjuk melakukan sesuatu. 2. Peningkatan hasil belajar pembelajaran tematik KTSP tema kegiatan, pada mata pelajaran matematika materi perkalian dan pembagian, sedangakan pada mata pelajaran ahasa Indonesia materi tentang mendengarkan petunjuk melakukan sesuatu. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun maksud peneliti melakukan penelitian ini, diharapkan dapat berguna bagi : a. Siswa Penerapan pembelajaran tematik menggunakan model TPS (Think Pair Share) dan media dakon diharapkan dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir mencari jawaban secara mandiri maupun berkelompok dan membaginya dengan siswa yang lain. Dan dengan adanya media dakon dapat menarik minat belajar siswa untuk

10 meningkatkan aktivitas dan hasil belajara pada mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia, khususnya pada tema kegiatan. b. Guru Menambah pengetahuan dan pengalaman untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunkan model TPS (Think Pair Share) dan media dakon sebagai alternatif pembelajaran selain model atau metode yang digunkan sebelumnya. Agar dalam proses pembelajaran lebih bervariasi. c. Sekolah Dapat digunakan sebagai bahan informasi dan untuk perbaikan pada periode selanjutnya sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah tersebut. d. Peneliti Memberi gambaran yang jelas akan fakta pembelajaran di lapangan yang sesungguhnya dan pengalaman untuk menulis sebuah karya ilmiah untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman. 1.7 Definisi Operasional a. Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran yang menentukan tema untuk menggabunga beberapa mata pelajaran yang saling berkaitan. Tema kegiatan adalah tema yang dipilih untuk diteliti dan hasilnya dapat bermanfaat dalam menerapkan pembelajaran yang lebih baik. b. TPS (Think Pair Share) adalah sebuah model pembelajaran yang sederhana dan sangat berguna untuk membantu siswa berpikir baik

11 secara mandiri maupun berkelompok kemudian saling berbagi jawaban dengan siswa yang lainnya. c. Media dakon adalah media pembelajaran yang digunakan untuk membantu mempermudah guru dalam menyampaikan materi. d. Aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan siswa pada saat pembelajaran berlangsung menggunakan aktivitas 5 M meliputi: mengamati, menanya, menalar, mencoba, serta membuat jaringan. e. Hasil belajar adalah kemampuan siswa yang diperoleh setelah mengikuti keegiatan pembelajaran didalam kelas. Contoh penilaian hasil belajar berupa tes tulis.