UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL CONGKLAK PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KRIDAWITA KECAMATAN KLATEN TENGAH SEMESTER II TA 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Oleh : RATNA WIDYANTI A53B111012 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417 fax. 715448 Surakarta 57102 Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/ tugas akhir : Nama : Drs. M. Yahya, M.Si NIP/ NIK : 147 Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/ tugas akhir dari mahasiswa : Nama : RATNA WIDYANTI NIM : A53B111012 Program Studi : S1 PAUD PSKGJ Judul Skripsi : UPAYA MENINGKATKAN KOSA KATA ANAK DENGAN KARTU KATA BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK A BUSTANUL ATHFAL AISYIYAH KUNCEN DELANGGU TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan ini dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya. Surakarta, 28 Juni 2014 Pembimbing Drs. M. Yahya, M.Si NIP. 147
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL CONGKLAK PADA ANAK KELOMPOK B DI TK KRIDAWITA KECAMATAN KLATEN TENGAH SEMESTER II TA 2013/2014 Ratna Widyanti, A53B111012 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014, xv + 88 halaman (termasuk lampiran) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berhitung permulaan pada anak kelompok B di TK Kridawita pada Tahun Ajaran 2013/2014 melalui permainan tradisional congklak. Observasi sementara yang dilakukan menunjukkan bahwa masalah tersebut muncul karena penerapan metode yang konvensional. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan antara peneliti dan teman sejawat. Data dikumpulkan menggunakan observasi dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif komparatif dan kritis. Penelitian dilakukan di TK Kridawita Klaten dengan subyek penelitian 11 anak. Hasil dari penelitian penerapan permainan congklak untuk meningkatkan kemampuan berhitung anak, pra siklus 36%, siklus I 57%, siklus II 82%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan permainan congklak dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak sampai 82%. Kata kunci: Peningkatan Kemampuan Berhitung, permainan congklak 1
PENDAHULUAN Anak adalah aset bangsa yang sangat berharga, sebab ditangannyalah kelak letak masa depan negara ini. Namun sungguh disayangkan, di masa modern ini anak penuh dijejali dengan beban akademik yang sedemikian banyak. Bahkan anak-anak usia dini pun dibentuk dengan tuntutan orangtua yang lebih mementingkan kemampuan akademik daripada kemampuan yang lain. Seperti halnya baca tulis, kemampuan berhitung juga dianggap hal yang sangat penting dan utama, sehingga anak-anak yang masih dalam usia dini dicekoki dengan pembelajaran yang tidak sesuai dengan perkembangan anak. Menurut Permendiknas No 58 Tahun 2009, pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Sedangkan menurut Rahman (dalam Rahayu, 2013) pendidikan anak usia dini (PAUD) memegang peranan yang sangat penting dan menentukan bagi sejarah perkembangan anak selanjutnya, sebab pendidikan anak usia dini merupakan fondasi bagi dasar kepribadian anak. Berhitung merupakan salah satu bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Ruseffendi (dalam Septiani,2012) menyatakan bahwa berhitung itu penting untuk kehidupan praktis sehari-hari ataupun keperluan melanjutkan sekolah,dan hal tersebut didasarkan pada dua aspek yakni social dan matematis. Selanjutnya Susilowati menyatakan bahwa aspek social adalah kemampuan menggunakan berhitung untuk keperluan di dalam bermasyarakat, serta aspek matematis yaitu mengerjakan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian dalam berhitung. Mengingat begitu pentingnya berhitung dalam kehidupan praktis seharihari, penulis juga mempunyai harapan bahwa anak usia dini juga mempunyai pemahaman dan kemampuan berhitung sesuai dengan tahap perkembangannya. Berdasarkan observasi sementara anak anak kelompok B TK Kridawita, kemampuan berhitung belum terlalu bagus, prosentase anak yang 2
lancar berhitung hanya sekitar 32% dari 11 siswa karena penguasaan konsep bilangan dengan lambang bilangan belum baik. Hal ini disebabkan karena saat mengajar guru kurang memberikan variasi. Pembelajaran masih dilakukan secara monoton dan tanpa menggunakan permainan. Sehingga anak merasa bosan dengan metode yang diberikan dan kemampuan mengenal konsep berhitung lemah. Tanpa menggunakan metode pembelajaran yang tepat, para guru dan juga orangtua sudah mengajarkan berhitung pada taraf yang belum dimengerti anak. Anak yang belum memahami konsep bilangan sudah dipaksa untuk menghitung penjumlahan. Alhasil anak anak akan masuk pada tahap kebingungan dan anak tidak dapat menghitung dengan benar sebab konsep bilangan belum mereka kuasai. Orangtua bahkan guru bukan menitikberatkan pembelajaran pada proses yang terjadi namun mereka lebih melihat pada hasil. Akibatnya, demi mencapai tuntutan-tuntutan tersebut orangtua mengikutkan anak anak mereka pada les baca tulis dan berhitung. Lebih parah lagi apabila guru yang mengajari di tempat les tidak mengerti tentang tahap perkembangan anak, maka guru hanya akan mematok target hasil yang akan dicapai anak. Sebenarnya berhitung dapat diajarkan pada anak anak dengan cara yang sangat mereka sukai, yaitu bermain. Pada usia dini, bermain merupakan dunia mereka. Dalam bermain mereka mengembangkan seluruh aspek dalam dirinya. Namun kita juga harus memberikan permainan yang sesuai dengan tahapan usia mereka, tidak terlalu sulit namun juga tidak terlalu mudah. Seringkali guru langsung mengajarkan pada anak untuk menghitung penjumlahan tanpa menggunakan alat peraga. Seperti kutipan berikut : Anda tidak bisa memisahkan anak dari permainan dan memaksanya untuk belajar berhitung, misalnya, tanpa ada alat bantu permainan sama sekali. Justru ini akan mematikan kreativitas dan kemampuan otaknya untuk belajar (Cahyo, Agus N, 2011:12). 3
Permainan yang bisa dilakukan adalah permainan tradisional maupun modern. Pada permainan tradisional banyak hal yang bisa dikembangkan dan dieksplorasi. Salah satu contoh permainan tradisional yang dapat digunakan untuk mengajarkan berhitung adalah permainan congklak. Permainan yang melibatkan dua orang ini mengajarkan anak untuk bersikap sportif karena permainan ini bersifat kompetitif. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan ini dilakukan di Taman Kanak-Kanak Kridawita Klaten, yang terletak di Jl. Kemangi No 8 Klaten, Klaten Tengah. Penulis memilih tempat penelitian ini dengan alasan : 1) Penulis merupakan pengajar di sekolah tersebut sehingga memudahkan untuk mendapatkan data yang akurat 2) Lokasi penelitian dekat dengan tempat tinggal penulis sehingga menghemat biaya dan tenaga serta memudahkan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian Tindakan ini dilakukan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan April 2014 hingga Juni 2014, yang dimulai dari perencanaan penyusunan/ perencanaan proposal, pelaksanaan tindakan, pembahasan dan penyusunan laporan penelitian tindakan kelas. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subyek penelitian adalah 1) Anak kelompok B TK Kridawita Klaten, yang berjumlah 11 anak terdiri dari 7 anak perempuan dan 4 anak laki-laki 2) Peneliti selaku guru di TK Kridawita Klaten, dibantu seorang guru (nama: Sukatirah) sebagai kolaborator selama penelitian dilakukan. Prosedur penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan desain menggunakan model Lewin yang ditafsirkan oleh Kemnis (Rochiati Wiraatmadja yang dikutip dari Mulyasa,2011:182) menggunakan langkah sebagai berikut : 1) Refleksi Awal, 2) Perencanaan Tindakan, 3) Observasi, Refleksi dan Evaluasi 4
Variable penelitian ini adalah kemampuan berhitung karena kemampuan berhitung anak selama ini masih rendah. Hal ini disebabkan karena metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih konvensional hanya menggunakan lembar kerja. Sedangkan metode yang diterapkan adalah permainan congklak, karena dengan menerapkan permainan congklak Dalam permainan congklak, pemaina akan menghitung hitung berapa jumlah langkah dari pilihan biji yang diambil. Jika biji yang diambil dapat menjalankan langkah yang lebih banyak termasuk ke lubang lawan, maka otomatis lubang milik si pemain juga akan dengan sendirinya terisi. Semakin lama menjalankannya, semakin banyak biji yang masuk ke lubang sendiri. Oleh karena itu, dalam permainan ini diperlukan kecerdikan dan kecepatan dalam menghitung biji untu lubang serta mempertimbangkan jumlah biji biji lainnya (Cahyo, Agus N.2011:25). Dalam ini maka anak akan semakin diasah kemampuan berhitungnya dan juga kecermatannya. Jenis data yang digunakan adalah kualitatif, yaitu: data yang tidak berbentuk angka, yang terdiri atas: a) Data yang berupa narasi/kata-kata tentang kemampuan berhitung, b) Data yang berupa narasi/kata-kata mengenai permainan tradisional congklak. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a) Sumber data kemampuan berhitung anak diperoleh dari anak dengan cara melakukan pengamatan terhadap kemampuan berhitung anak sesuai indikator pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung b) Sumber data penerapan permainan tradisional congklak diperoleh dari guru saat menerapkan permainan tradisional congklak untuk meningkatkan kemampuan berhitung. Tehnik pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi. 1) Observasi merupakan kegiatan pengumpulan data dengan cara terjun langsung ke lapangan untuk mengamati obyek yang diteliti. Dalam penelitian ini observer adalah wali kelas dari kelompok B TK Kridawita Klaten. Observasi ini digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan berhitung subyek yang akan diteliti dan penerapan permainan 5
congklak. 2) Wawancara dilakukan dengan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana ketertarikan anak terhadap metode yang diterapkan oleh penulis. 3) Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data hasil observasi dan wawancara. Dokumentasi berupa data anak, tabel pengamatan dan hasil catatan di lapangan. Dokumentasi juga berupa foto-foto pada saat penerapan permainan congklak di dalam pembelajaran. 4) Catatan Lapangan digunakan untuk mencatat semua kejadian yang terjadi atau hal-hal yang terjadi saat kegiatan dilaksanakan diluar apa yang telah direncanakan. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu lembar observasi kemampuan berhitung anak berupa lembar yang dibuat peneliti dan digunakan sebagai pedoman untuk melakukan pengamatan guna memperoleh data yang diinginkan. Sedangkan lembar observasi penggunaan permainan congklak berisi tentang catatan pelaksanaan permainan congklak untuk meningkatkan kemampuan berhitung. Analisis data merupakan tehnik yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian guna membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis berdasarkan hasil observasi kegiatan maupun dari hasil tindakan yang telah digunakan. Analisis dilakukan dengan tehnik komparatif kritis, dimana data awal dibandingkan dengan data siklus pertama kemudian dicari kelebihan dan kekurangan pada proses pembelajaran. Analisis data dari hasil observasi terhadap guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran digunakan untuk melakukan refleksi, agar peneliti dapat menentukan tindakan yang akan diambil pada siklus berikutnya. Analisis data terhadap dilakukan beberapa tahap sebagai berikut : a. Menjumlahkan skor yang dicapai anak pada setiap butir amatan b. Membuat tabulasi skor observasi peningkatan kemampuan berhitung c. Menghitung presentase peningkatan kemampuan berhitung anak dengan permainan congklak dengan cara sebagai berikut : 6
Presentase pencapaian peningkatan : skor amatan yang dicapai anak X 100% skor maksimum Skor maksimum 4x11 = 44 d. Membandingkan hasil presentase pencapaian pada setiap anak dengan presentase keberhasilan pada setiap siklus yang telah ditentukan peneliti. Penelitian pada setiap siklus akan berhasil jika anak sudah mencapai presentase yang telah ditentukan pada setiap siklusnya. e. Mengkritisi penerapan permainan congklak dengan cara mencari kelemahan dan kelebihan permainan congklak. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian yang telah dilakukan ini diperoleh secara bertahap karena penelitian ini menerapkan dua siklus. Hasil yang diperoleh pada pra siklus yang hanya berkisar 32% disebabkan karena mertode yang digunakan masih metode konvensional menggunakan lembar kerja sehingga anak kurang paham tentang berhitung dan kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran. Dalam melaksanakan siklus I, peneliti terlebih dahulu membuat perencanaan pelaksanaan tindakan, dalam siklus I ini hasil yang diperoleh hanya 57%. Hal ini dapat disebabkan karena 1) Ada anak yang tidak memperhatikan aturan permainan sehingga keliru mengisi lubang dengan jumlah biji yang tidak sama, 2) Adanya anak yang keliru menghitung jumlah biji yang diambil, 3) Ada anak yang salah menyebutkan lubang dengan biji terbanyak, 4) Ada anak yang keliru menghitung jumlah biji di lumbung setelah ditambah dengan hasil tembakan di lubang lawan. Dari hasil diatas peneliti merasa kurang maksimal, maka dibuat perencanaan untuk tindakan berikutnya. Pada pelaksanaan siklus II sudah berjalan dengan baik, permasalahan pada siklus sebelumnya sudah dapat teratasi. Hal ini membuat kemampuan berhitung anak meningkat. Peneliti dan kolaborator telah mampu meningkatkan kemampuan berhitung anak dengan menggunakan permainan congklak. Pada 7
siklus ini sebagian besar anak sudah meningkat kemampuan berhitungnya yaitu 82%. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa permainan congklak dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak. Sebelum tindakan 32%, siklus I mencapai 57% dan siklus II 82%. Berdasarkan analisis peneliti, hal tersebut dikarenakan penggunaan metode bermain untuk penerapan belajar berhitung. Dalam pra siklus, pembelajaran berhitung belum menggunakan media namun hanya menggunakan lembar kerja dan guru belum menggunakan media hitung. Pada siklus I penyampaian materi mulai diperbaiki yaitu dengan menggunakan permainan congklak, namun pada siklus I ini guru belum memberikan pendampingan dan motivasi yang maksimal sehingga hasilnya belum memuaskan. Pada siklus II pembelajaran yang dilakukan sudah baik, pendampingan dan motivasi yang diberikan juga sudah bagus sehingga hasilnya memuaskan. Hal ini tidak lepas dari penyediaan media hitung berupa permainan congklak. SIMPULAN Berdasarkan pada hipotesis tindakan dan kemudian melihat hasil pembahasan, maka penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa: Penggunaan permainan congklak dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak Kelompok B TK Kridawita, Klaten tahun pelajaran 2013/2014. Ini terbukti dari adanya kenaikan hasil rata-rata 32% pada kondisi awal menjadi 57% pada siklus I dan menjadi 82% pada siklus II. Dengan kesimpulan di atas menunjukkan bahwa melalui penggunaan permainan congklak dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak kelompok B TK Kridawita Klaten tahun pelajaran 2013/2014. Dengan melihat hal itu, maka peneliti menghimbau kepada guru-guru lain, untuk menerapkan model-model atau strategi-strategi pembelajaran yang inovatif, yang lebih mengaktifkan anak dan merangsang kreatifitas anak, serta memungkinkan 8
anak berinteraksi positif dengan anak yang lain ketika belajar sehingga siswa tidak bosan / jenuh mengikuti pembelajaran. Permainan congklak dapat dijadikan salah satu alat bantu pembelajaran di Taman Kanak-kanak. 9
DAFTAR PUSTAKA Cahyo, Agus N. 2011. Gudang Permainan Kreatif Khusus Asah Otak Kiri Anak. Jogjakarta: Flashbooks. Departemen Pendidikan Nasional.2007.Pedoman Pembelajaran Berhitung Permulaan di Taman Kanak Kanak.Jakarta:Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Taman Kanak Kanak dan Sekolah Dasar. Mulyasa. 2011.Praktik Penelitian Tindakan Kelas.Bandung: Remaja Rosdakarya. Nurlalila, Siti. 2012.Peningkatan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Permainan Bentuk bentuk Geometri Pada Anak Kelompok B di TK Pertiwi I Jomboran Klaten, Tahun 2011/2012.Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Rahayu, Santi Puji. 2013. Pengembangan Kemampuan Bertanggungjawab Anak Melalui Metode Proyek PAda Kelompok B di TK Pertiwi Somopuro Jogonalan Klaten TAhun Ajaran 2012/2013.Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Septiani. 2012. Pengaruh Metode Horisontal Terhadap Kemampuan Berhitung Pembagian Pada Siswa Tunarungu Kelas V SDLB di SLB-BC Pelita Bangsa. Dalam http://aresearch.upi.edu/operator/upload/s_plb_0705021-chapter1.pdf. Diakses pada 18 April 2014 pukul 11.35 WIB Sutanti, Yayuk. 2013. Peningkatan Kemampuan Berhitung Permulaan Melalui Bermain Dakon Anak Usia Dini pada Kelompok B TK PGRI 03 Kemijen Tahun Pelajaran 2012/2013. Dalam http://library.ikippgrismg.ac.id/dogfiles/fulltext/34ad866lc5db2637.pdf. Diakses pada 23 Maret 2014 pukul 20.41 WIB. 10