Alat ukur sudut. Alat ukur sudut langsung

dokumen-dokumen yang mirip
DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab III Pengukuran Sudut

LAPORAN PRAKTIKUM METROLOGI INDUSTRI MODUL 5 : PROFIL PROYEKTOR. Disusun Oleh : JOSSY KOLATA ( ) KELOMPOK 5

BAB 1. ALAT UKUR. Gambar 1. 1 Mistar ukur

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab VI Pengukuran Kelurusan, Kesikuan, Keparalellan, Dan Kedataran BAB VI

PRAKTIKUM 1 KALIBRASI DAN PEMAKAIAN JANGKA SORONG


BAB I PENDAHULUAN. Kelompok xx. 1.1 Latar Belakang (Diisi sendiri)

BESARAN DAN SATUAN. 1. Pengertian Mengukur

metrik adalah pada satuan waktu, dimana keduanya menggunakan besaran detik, menit dan jam untuk satu satuan waktu.

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.3

DASAR-DASAR METROLOGI INDUSTRI Bab II Pengukuran Linier

ALAT UKUR DAN PENANDA DALAM KERJA BANGKU

ALAT UKUR PRESISI 1. JANGKA SORONG Jangka sorong Kegunaan jangka sorong Mengukur Diameter Luar Benda Mengukur Diameter Dalam Benda

JANGKA SORONG I. DASAR TEORI

Mikrometer adalah alat ukur yang dapat melihat dan mengukur benda dengan satuan ukur yang memiliki ketelitian 0.01 mm

MODUL 5 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MELUKI S) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

a. 12,25 mm b. 12,20 mm c. 12,30 mm d. 12,15 mm e. 12,45 mm

DIAL TEKAN (DIAL GAUGE/DIAL INDICATOR)

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1 SENTERING, PENGATURAN SUMBU I VERTIKAL DAN PEMBACAAN SUDUT PADA TEODOLIT FENNEL KASSEL

BAB V ALAT UKUR. Berbentuk persegi panjang, bulat atau persegi empat, mempunyai dua sisi sejajar dengan ukuran yang tepat.

LAMPIARN 1.4 TEST UJI COBA INSTRUMEN. Mata Pelajaran Tingkat/Semester : XI/ Hari / Tanggal :... Waktu. : 60 menit Sifat Ujian

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

PRINSIP KERJA DAN PROSEDUR PENGGUNAAN THEODOLITE. Prinsip kerja optis theodolite

alat ukur waterpass dan theodolit

Lampiran I. Soal. 2. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya! 3. Gambarkan garis normal apabila diketahui sinar datangnya!

commit to user BAB II DASAR TEORI

3. Mesin Bor. Gambar 3.1 Mesin bor

MENGUKUR DENGAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI

PANDUAN PENYETELAN THEODOLIT DAN PEMBACAAN SUDUT (Latihan per-individu dengan pengawasan Teknisi Laboratorium)

FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA

SUDUT DAN GARIS GARIS SEJAJAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

Dalam menentukan ukuran utama mesin skrap ini, hal yang berpengaruh antara lain:

MODUL I MIKROSKOP. TUJUAN Mahasiswa mampu menggunakan mikroskop optik, untuk pengamatan preparat biologi.

Pengukuran Teknik Tri Mulyanto. Bab 1 PENDAHULUAN

SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peta merupakan gambaran dari permukaan bumi yang diproyeksikan

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

MODUL PRAKTIK KERJA BANGKU

PENGENDALIAN MUTU KLAS X

SURVEYING (CIV -104)

MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

Bab 3. Teleskop Bamberg

MESIN BOR. Gambar Chamfer

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian

ANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir.

JENIS-JENIS GARIS DAN ALAT-ALAT GAMBAR. Jenis-jenis Garis

RINGKASAN MATERI SUDUT DAN PENGUKURAN SUDUT

BAB III PERANCANGAN ALAT. Muiai. Kapasitas: A4 Bahan pola : Lilin Pahat: Gurdi Daya: 1/16HP. Sketsa alat. Desain gambar

Toleransi& Implementasinya

Job Sheet. Kerja Bangku MES 6319

MODUL MATA PELAJARAN IPA

GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL

Gambarr 3.3 Downcut. Gambar 3.2 Upcut

Gambar 1. Gambar 2. Hukum Pemantulan atau Hukum Snellius

BAB I BESARAN SATUAN DAN PENGUKURAN

ACARA I MINERALOGI OPTIK PENGENALAN MIKROSKOP DAN PREPARASI SAYATAN

MODUL KULIAH ILMU UKUR TANAH JURUSAN TEKNIK SIPIL POLIBAN

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya.

a. Pedoman dikapal b. Menara suar c. Sudut baringan (relatiop)

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Ruang Lingkup Penggunaan mesin sekrap Penggunaan alat-alat perkakas tangan

MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM

Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA. SD Kelas 4, 5, 6

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET PROSES PEMESINAN KOMPLEKS

III. METODOLOGI PENELITIAN

Pengukuran Sipat Datar Memanjang dan Melintang A. LATAR BELAKANG

g. Lensa Cembung Jadi kalau pada cermin pembahasan hanya pada pemantulan maka pada lensa pembahasan hanya pada pembiasan

PROSES BUBUT (Membubut Tirus, Ulir dan Alur)

PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR KERJA BANGKU

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

Perkalian & Pembagian Pecahan

OPTIK IRA RAHAYU

Buku Panduan Praktikum Metrologi Industri

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

JOB SHEET Menggambar Proyeksi Isometrik. B. Kompetensi Dasar Menggambar perspektif, proyeksi, pandangan dan potongan

TOLERANSI. Istilah dalam Toleransi Pengertian istilah dalam lingkup toleransi dapat dilihat pada gambar dan paparan berikut ini.

ALAT GAMBAR PERTEMUAN II

PENGARUH PARAMETER POTONG TERHADAP DIAMETER PITS ULIR METRIK

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

biasanya dialami benda yang tidak tembus cahaya, sedangkan pembiasan terjadi pada benda yang transparan atau tembus cahaya. garis normal sinar bias

BAB I BESARAN DAN SATUAN

LAPORAN PERCOBAAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN

PEMBERIAN UKURAN DIMENSI

FISIKA. Kelas X PENGUKURAN K-13. A. BESARAN, SATUAN, DAN DIMENSI a. Besaran

PROSES SEKRAP ( (SHAPING) Paryanto, M.Pd. Jur. PT Mesin FT UNY

Pengukuran Besaran Fisika

PENGKURAN JARAK DAN SUDUT

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

A. LEMBAR IDENTITAS 1. Nama : 2. Nim : 3. Kelas : Geotermal IIA 4. Jurusan/Prodi : Fisika Geotermal 5. Kelompok : 1 6. Judul Percobaan : Indeks Bias

PEMANTULAN CAHAYA LAPORAN PRAKTIKUM OPTIK. Disusun oleh: Nita Nurtafita

STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) MIKROSKOP

MENGGAMBAR PROYEKSI BENDA

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

LKS-1 PEMBIASAN CAHAYA PADA KACA PLAN-PARALEL

1. Sebuah mobil memiliki kecepatan awal sebesar 6 m/s. Setelah 1 menit, kecepatan mobil tersebut menjadi 9 m/s. Berapakah percepatan mobil tersebut?

Materi 5. Mengoperasikan mesin frais CNC untuk membuat benda kerja

BAB IX MACAM BESARAN SUDUT

Transkripsi:

Alat ukur sudut Merupakan sebuah alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu sudut. Sudut dapat diartikan sebagai harga besar kecilnya pembukaan antara dua garis (lurus) yang bertemu pada suatu titik. Satu derajat (1 ) adalah sudut bagian dari lingkaran sempurna. Sebagaimana dengan pengukuran linier, maka pengukuran sudut dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu, cara langsung dan cara tak langsung. Beberapa jenis alat ukur sudut yang akan dibahas adalah: Alat ukur sudut langsung Busur baja Busur baja merupakan alat ukur sudut yang hasil pengukurannya dapat langsung dibaca pada skala ukurnya. Busur baja ini hanya mempunyai ketelitian sampai 1. Piringan skala setengah lingkaran diberi skala sudut dari 0 sampai 180 secara bolak balik. Untuk mengukur sudut-sudut yang kecil, maka dalam menggunakan busur baja ini dapat dibantu dengan penyiku. Busur baja protractor

contoh-contoh penggunaannya. Mengukur sudut benda ukur. Busur bilah (bevel protractor) untuk pengukuran sudut antara dua permukaan benda ukur dengan kecermatan lebih kecil dari pada satu derajat maka dapat digunakan busur bilah. Konstruksi busur bilah ini hampir sama dengan busur baja. Bagian-bagian dari busur bilah Cara Membaca Skala Ukur Busur Bilah Prinsip pembacaannya sebetulnya tidak jauh berbeda dengan prinsip pembacaan mistar ingsut, hanya skala utama satuannya dalam derajat sedangkan skala nonius dalam menit. Yang harus diperhatikan adalah pembacaan skala nonius harus searah dengan arah pembacaan skala utama. Jadi, harus dilihat ke mana arah bergesernya garis skala nol dari nonius terhadap garis skala utama.

Cara pembacaan busur bilah Profil proyektor Proyektor bentuk merupakan alat ukur yang prinsip kerjanyamenggunakan sistem optis dan mekanis. Sistem optis digunakan untuk memperbesar bayangan dari benda ukur. Sedang sistem mekanis digunakan pada sistem pengubah mikrometernya. Bayangan benda ukur bisa dilihat pada layar dan hasil pengukuran (besarnya dimensi benda ukur) bisa dilihat pada skala mikrometer atau skala sudut. Dengan demikian, proyektor bentuk ini bisa digunakan untuk mengukur bentuk, mengukur panjang dan mengukur sudut. Setelah bayangan difokuskan (diperjelas garis tepinya) dengan cara mengatur letak benda ukur di depan lensa kondensor dari profil proyektor, maka sudut dari kedua tepi bayangan yang akan ditentukan besarnya dapat diukur dengan salah satu dari dua cara berikut: Cara pertama, dengan menggunakan garis silang dan skala piringan. Salah satu garis silang pada kaca buram dibuat berimpit dengan salah satu tepi bayangan, dengan cara menggerakan meja (pada mana benda ukur diletakan) ke kiri atau ke kanan dan atau ke atas atau ke samping dan memutar piringan kaca buram (garis silang). Setelah garis berimpit pada tepi bayangan, kemiringan garis silang dibaca pada skala piringan dengan bantuan skala nonius. Kemudian, proses diulang sampai garis bersangkutan berimpit dengan tepi bayangan yang lain. Pembacaan skala piringan dilakukan lagi. Dengan demikian sudut yang dicari adalah merupakan selisih dari pembacaan pertama dan yang kedua. Cara ini sering dilakukan karena mudah dilakukannya. Cara kedua, dengan menggunakan gambar dari beberapa sudut. Suatu pola transparan berupa kumpulanbeberapa sudut dengan harga tertentu dapat dipasang pada kaca buram. Besar sudut objek ukur (kedua tepi bayang) dapat ditentukan dengan membandingkan dengan gambar sudut tersebut sampai ditemukan sudut yang paling cocok. Cara ini sering digunakan untuk memeriksa toleransi sudut.

Berikut adalah contoh pemakaian Profil proyektor Clinometer

Klinometer adalah alat ukur sudut yang berfungsi untuk mengukur sudut kemiringan sehubungan dengan level gravitasi. Klinometer dapat digunakan dimana saja untuk mengukur sudut permukaan berkenaan dengan gravitasi atau permukaan lain yang perlu diukur. Pada klinometer elektronik berbentuk persegi panjang, sudut antar sisi 90. Dengan berbagai pembacaan minimal ± 45, bentuk ini memungkinkan pengukuran hingga 360 penuh. Floating nol dapat diatur dimana saja dan resolusi yang dapat dicapai ±0,01. Beberapa model akan mengkonversi pembacaan untuk inci per kaki,% grade, atau milimeter per meter (mm m -1 ). Alat ukur sudut tak langsung Pelingkup Sudut Konstruksi dari pelingkup sudut terdiri dari beberapa bilah yang disusun sedemikian rupa sehingga dalam penggunaannya dapat disesuaikan dengan bentuk dari benda ukur. Pengukuran sudut dengan pelingkup sudut tidak bisa diketahui secara langsung besarya sudut yang diukur, melainkan harus dicek dulu dengan busur baja atau busur bilah. Oleh karena itu, sebelum dicek dengan busur baja atau busur bilah maka kedudukan dari masing-masing bila dari pelingkup sudut harus dikeraskan/dikunci dulu dengan penguncinya agar posisinya tidakberubah waktu diambil dari benda ukur. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya kesalahan pengukuran sudut. Pelingkup Sudut

Blok ukur sudut (angle gauge blocks) Blok ukur sudut merupakan alat ukur yang sederhana, murah dan tahan lama. Dapat digunakan untuk mengukur dan menseting (posisi ragum pada meja mesin, posisi benda kerja pada ragum) sebelum operasi pemesinan dilakukan. blok sudut ini disusun dalam satu kotak yang terdiri dari beberapa blok sudut dengan tingkat perbedaan sudut yang bermacammacam. Dengan demikian kita dapat menyusun bermacam-macam susunan blok sudut dengan variasi yang bermacam-macam pula. Yang banyak terdapat adalah blok ukur yang dalam satu set terdiri 15 blok rinciannya adalah sebagai berikut: Berikut ini sebuah contoh penyusunan blok sudut dan cara mengecek benda ukur dengan blok sudut yang sudah disusun. Misalnyaakan membentuk sudut 360 23 5.Contoh susunannya lihat Gambar 3.8. di bawah ini:

Alat ukur sinus Batang sinus adalah alat ukur sudut yang digunakan untuk mengukur dengan hasil yang akurat suatu sudut atau posisi benda kerja pada mesin sebelum dilakukan proses pemesinan. Alat ini dibentuk dari 2 batang silindris dengan diameter yang sama dan balok baja yang presisi dan dikeraskan. Posisi dua batang tersebut betul-betul sejajar dan memiliki jarak yang akurat terhadap permukaan balok.. Jarak antara senter dari kedua rol tersebut bermacam-macam, ada yang 100 mm, ada pula yang berjarak 300 mm. Jarak inilah yang digunakan sebagai dasar perhitungan dalam menggunakan batang sinus. Dalam penggunaannya, biasanya harus dilengkapi/dibantu dengan jam ukur dan blok ukur. Jam ukur digunakan untuk mengecek kedataran permukaan benda ukur, sedangkan blok ukur digunakan untuk sebagai landasan guna membuat permukaan benda ukur menjadi data sejajar dengan meja tempat pengukuran rumus sinus sebagai berikut : Angle dekkor Merupakan alat ukur yang menggunakan prinsip optik. Pada Angle dekkor terdapat skala kecil pada lensa objektif. Dalam posisi normal skala ini berada di luar pandangan lensa mikroskop mata. Skala tersebut diproyeksikan sebagai sinar sejajar oleh lensa collimating. Setelah tercermin (terpantul) dari benda ukur akan kembali fokus oleh lensa dalam pandangan bidang lensa mikroskop mata. Cerminan (pantulan) tersebut melewati (mengenai) skala datum yang berada ditengah layar Jadi dua skala tersebut berpotongan 90 derajat di posisi ini. Perubahan posisi sudut dari reflektor /benda ukur dalam dua bidang ditunjukkan oleh perubahan titik persimpangan dari dua skala tersebut.

Pemakaian : Alat ini digunakan dengan cara membandingkan benda ukur dengan benda standar. Benda standar diletakan di bawah kolimator dan kedudukan angle dekkor diatur sampai terlihat bayangan skala pantul (garis skala tetap sebagai garis indeks) dan juga hargaskala tetap (garis skala pantul sebagai garis indeks). Bila perlu benda standar sedikit diputar atau digerakan supaya penunjukan ke dua harga tersebut bulat atau saling menyilang pada garis skala. Lalu benda standar tersebut digantikan dengan benda ukur dengan posisi angle dekkor tidak boleh berubah. Lalu atur benda ukur sampai terlihat skala pantul bergerak menyilang terhadap skala tetap.