ANALISA KELUHAN DAN USULAN PERANCANGAN TROLI ERGONOMIS SEBAGAI ALAT BANTU ANGKUT DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA ( Studi Kasus : Pelelangan Ikan Muara Angke ) Renty Anugerah Mahaji Puteri 1*, Yakub 2 12 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Jakarta Jl. Cempaka Putih Tengah 27, Jakarta Pusat 10510 * Email : renty.anugerah@ftumj.ac.id Abstrak Pasar Grosir Pelelangan ikan Muara angke adalah Pasar Grosir Pelelangan ikan terbesar di Asia Tenggara, sehingga banyak terdapat kapal kapal penangkap ikan yang bersandar di pelabuhan Muara Baru dan Muara Angke Jakarta Utara. Didalam aktivitas pelelangan banyak para penjual yang menjajakan jualannya dari segala jenis ikan laut dan ikan air tawar. Berdasarkan pengamatan langsung dilapangan Salah satu kendala yang terjadi di pelelangan muara angke yaitu Aktivitas Bongkar Muat barang berupa blong, fiber dan karung masih menggunakan Gerobak dengan ukuran panjang, sehingga untuk masuk kedalam pelelangan ikan atau lapak dapat mengganggu karena area tersebut tidak cukup untuk dilalui gerobak. Oleh karena itu perlu ada perbaikan perancangan alat bantu yaitu merancang troli ergonomis.langkah pertama penelitian ini adalah memberikan kuesioner Nordic Body Map terhadap pekerja, kemudian Metode penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode Rappid Entire Body Assisment atau REBA. Dengan jumlah sampel 40 orang dan didapatkan hasil rancangan dengan masing-masing 5 dimensi tubuh yaitu : (a) Lebar Bahu 60 cm, (b) Diameter Lingkar Genggam 4,36cm, (c) Tinggi Siku Berdiri 95 cm, (d) Lebar Jari 10 cm, (e) Jangkauan Tangan KeDepan 104 cm. Kata kunci : Ergonomi, Nordic Body Map, REBA 1. PENDAHULUAN Pasar Grosir Pelelangan ikan Muara angke adalah Pasar Grosir Pelelangan ikan terbesar di Asia Tenggara, sehingga banyak terdapat kapal kapal penangkap ikan yang bersandar di pelabuhan Muara angke. Didalam aktivitas pelelangan banyak para penjual yang menjajakan jualannya dari segala jenis ikan laut dan ikan air tawar semua ada disini. Berdasarkan pengamatan langsung dilapangan Dalam sehari mereka mampu membawa barang sebanyak 45 kali pengangkutan dengan berat beban sekitar 75 kg dengan jarak tempuh sekitar 100 meter agar sampai kepada lapak yang dituju. Salah satu kendala yang terjadi di pelelangan muara angke yaitu Aktivitas Bongkar Muat barang berupa blong, fiber dan karung masih menggunakan gerobak dengan ukuran panjang, sehingga untuk masuk kedalam pelelangan ikan atau lapak dapat mengganggu karena area tersebut tidak cukup untuk dilalui gerobak. Oleh karena itu perlu ada perbaikan. Berdasarkan jumlah pekerja ada 5 orang maka peneliti melakukan wawancara langsung terhadap5 orang tersebut, pekerja laki-laki dengan usia antara 30 tahun - 45 tahun dengan suku yang sama yaitu suku jawa. didapatkan bahwa mereka mengalami keluhan pada sistem musculoskeletal seperti rasa nyeri pada lengan,punggung, dan pinggang. Hal itu terjadi karena posisi postur kerja mengangkat dan membungkuk pada saat bongkar muat barang. Dampak dari posisi tersebut itu memang tidak secara langsung terasa, tetapi lambat laun dalam kurun waktu ± 1 tahun akan terasa pada bagian lengan, pinggang dan leher. Hasil wawancara tersebut diperkuat kembali dengan hasil kuesioner NBM (Nordic Body Map) terhadap 5 orang pekerja bongkar muat barang. Berdasarkan hasil kuesioner NBM didapatkan keluhan pada beberapa segmen tubuh pekerja. Dari kelima pekerja tersebut diketahui bahwa semuanya mengeluhkan adanya rasa nyeri sakit pada lengan, punggung dan pinggang. Berdasarkan hasil pengamatan saat proses bongkar muat barang terdapat postur kerja yang berpotensi menimbulkan nyeri atau cedera otot baik pada bagian atas maupun bagian bawah. Oleh karena itu, dilakukan identifikasi postur kerja saat proses bongkar muat dengan menggunakan 133
metode REBA (Rappid Entire Body Assisment). Dari hasil REBA diharapkan dapat mengetahui postur kerja yang mengalami masalah untuk dilakukan tindakan perbaikan lebih lanjut. 2. METODOLOGI Dalam memecahkan sebuah problem dibutuhkan kerangka berpikir yang menjadi langkah sistematis untuk menyelesaikan masalah. Tahap pengumpulan data memerlukan beberapa macam data mengenai aktivitas bongkar muat barang. Proses pengumpulan data adalah sebagai berikut ini : 1. Dokumentasi dan wawancara 2. Kuesioner 3. Identifikasi keluhan, harapan dan kebutuhan 4. Data Antropometri Tahapan Pengolahan Data Data dari penelitian dikumpulkan kemudian diolah terlebih dahulu sebelum ke tahap analisa. Pengolahan data ini meliputi perhitungan mean dan standar deviasi data antropometri, pengukuran perancangan antropometri. Pengolahan data tersebut dijelaskan pada sub bab berikut ini : 1. Pengolahan data kuesioner NBM (Nordic Body Map) 2. Postur kerja aktual 3. Pengolahan Data Antropometri Penyusunan Konsep Rancangan Langkah selanjutnya adalah melakukan penyusunan konsep perancangan berdasarkan identifikasi keluhan, harapan, kebutuhan dan data-data yang ada. Langkah-langkah tersebut diantaranya : 1. Bill Of Material 2. Konsep Desain 3. Desain Perancangan 4. Estimasi Biaya Metode REBA diperkenalkan oleh Sue Hignett dan Lyn McAtamney (2000). Metode ini merupakan hasil kerja kolaboratif oleh tim ergonomis, fisioterapi, ahli okupasi dan para perawat yang mengidentifikasi sekitar 600 posisi di industri manufakturing. Metode REBA, memungkinkan dilakukan suatu analisis secara bersama dari posisi yang terjadi pada anggota tubuh bagian atas (lengan, lengan bawah, dan pergelangan tangan), badan, leher dan kaki. Metode ini juga mendefinisikan faktor-faktor lainnya yang dianggap dapat menentukan untuk penilaian akhir dari postur tubuh, seperti; beban atau force atau gaya yang dilakukan jenis pegangan atau jenis aktivitas otot yang dilakukan oleh pekerja. Hal ini memungkinkan untuk mengevaluasi baik posisi statis dan dinamis, dan keadaan yang didapat menunjukkan adanya perubahan secara tiba-tiba pada postur atau posisi tidak stabil. Istilah ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ergon (kerja) dan nomos (hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan desain perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah dan tempat rekreasi. Di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya (Nurmianto,1996). Pengolahan Data Antropometri 1. Uji Keseragaman Data a. Menghitung harga rata-rata dengan menggunakan rumus :... (1) b. Menghitung standar deviasi (SD), dengan menggunakan rumus :... (2) c. Menghitung BKA (Batas kontrol atas) dan BKB (Batas kontrol bawah) dengan menggunakan rumus : 134
BKA =... (3) BKB =... (3) 2. Uji Kecukupan Data... (4) 3. Uji Kenormalan Data a. Menentukan jumlah kelas k = 1 + 3,322 log n... (5) b. Menentukan wilayah data, Wilayah data adalah selisih data maksimum dan minimumnya. c. Menentukan lebar selang, Lebar selang dihitung dengan membagi wilayah data dengan banyaknya kelas. d. Menentukan limit kelas dan batas kelas, e. Menentukan frekuensi pengamatan (fo) bagi tiap-tiap kelas interval, f. Menghitung nilai z padanan batas-batas kelas,... (6).(6) g. Menghitung luas daerah di bawah kurva normal untuk menghitung frekuensi harapan (ei) setiap selang kelas, ei = (P(z1<Z<z2))(n)... (7) h. Menghitung nilai chi-kuadrat..... (8) Dalam aplikasinya, metode NBM (Nordic Body Map)dengan menggunakan lembar kerja berupa tubuh (body map) merupakan cara yang sangat sederhana, mudah dipahami, murah dan memerlukan waktu yang sangat singkat (± 5 menit) per individu. Observer dapat langsung mewawancarai atau menanyakan kepada responden, pada sistem musculoskeletal bagian mana saja yang mengalami gangguan kenyerian atau sakit, atau dengan menunjuk langsung pada setiap sistem musculoskeletal sesuai yang tercantum dalam lembar kerja kuesioner Nordic Body Map.(Tarwaka,357) Berkaitan dengan posisi tubuh manusia,antropometri dibagi atas dua bagian (Hari Purnomo,16), yaitu : 1. Pengukuran Dimensi Statis Pengukuran dimensi tubuh statis mencakup pengukuran seluruh bagian tubuh dalam posisi standar dan diam baik dalam posisi berdiri maupun posisi duduk. Penggunaan data dimensi tubuh statis antara lain dalam proses perancangan peralatan, perancangan alat-alat dan perlengkapan kerja industri, perancangan tempat duduk, perancangan peralatan rumah tangga dan lain sebagainya. 2. Pengukuran Dimensi Dinamis Dimensi dinamis merupakan dimensi tubuh yang diukur dalam kondisi kerja atau adanya pergerakan yang dibutuhkan dalam suatu kerja. Pengukuran dimensi dinamis cukup sulit karena harus mempertimbangkan gerakan tubuh. Pengukuran dimensi dinamis penting untuk dilakukan karena terdapat beberapa rancangan yang tidak dapat disediakan oleh data dimensi statis, seperti gerakan menjangkau maksimum subjek yang berdiri atau area bebas gerakan tangan (Bridger,1995). Oleh sebab itu penerapan data antropometri untuk perancangan yang dibutuhkan tidak hanya data dimensi statis saja melainkan harus mempertimbangkan aspek dinamis dari pergerakan tubuh manusia. Penggunaan data antropometri dalam penentuan ukuran produk harus mempertimbangkan prinsip-prinsip di bawah ini agar produk yang dirancang bisa sesuai dengan ukuran tubuh pengguna (Wignjosoebroto,67) yaitu : 1. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran ekstrim Rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi 2 sasaran produk yaitu: a. sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim. 135
b. Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain (mayoritas dari populasi yang ada) Agar dapat memenuhi sasaran pokok tersebut maka ukuran diaplikasikan, yaitu : a. Dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu rancangan produk umumnya didasarkan pada nilai persentil terbesar misalnya 90, 95, atau persentil 99. b. Dimensi maksimum yang harus ditetapkan diambil berdasarkan persentil terkecil misalnya persentil 1, persentil 5, atau persentil 10. 2. Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang ukuran tertentu (adjustable). Produk dirancang dengan ukuran yang dapat diubah-ubah sehingga cukup fleksible untuk dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Mendapatkan rancangan yang fleksibel semacam ini maka data antropometri yang umum diaplikasikan adalah dalam rentang nilai persentil 5 sampai dengan persentil 95. 3. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata Produk dirancang berdasarkan pada ukuran rata-rata tubuh manusia atau dalam rentang persentil 50. Setiap dimensi tubuh yang diidentifikasikan selanjutnya pilih atau tetapkan nilai ukurannya dari tabel data antropometri yang sesuai. Aplikasikan data tersebut dan tambahkan faktor kelonggaran (allowance) pakaian yang harus dikenakan oleh operator, pemakaian sarung tangan (gloves), dan lain-lain. bila diperlukan seperti halnya tambahan ukuran akibat faktor tebalnya pakaian yang harus dikenakan oleh operator, pemakaian sarung tangan (gloves), dan lain-lain. Data antropometri dapat dimanfaatkan untuk menetapkan dimensi ukuran produk yang akan dirancang dan disesuaikan dengan dimensi tubuh manusia yang akan menggunakannya. Ada sedikitnya 26 variabel pengukuran dimensi struktur tubuh yang banyak dikenal di Indonesia yang bisa dilihat pada gambar-gambar dibawah ini (Nurmianto,1996) : Gambar 1. Dimensi Antropometri Sumber : Wignjosoebroto, 1995 Keterangan gambar yaitu: 1. Tinggi Berdiri Tegak (dari lantai sampai dengan ujung kepala). 2. Tinggi mata berdiri 3. Tinggi bahu berdiri 4. Tinggi siku berdiri (siku tegak lurus). 5. Tinggi genggaman tangan pada posisi relaks kebawah (dalam gambar tidak ditunjukkan). 6. Tinggi badan pada posisi duduk. 7. Tinggi mata dalam posisi duduk. 8. Tinggi bahu dalam posisi duduk. 9. Tinggi siku dalam posisi duduk. 10. Tebal atau lebar paha. 11. Panjang paha yang di ukur dari pantat sampai dengan ujung lutut. 12. Panjang paha popliteal. 136
13. Tinggi lutut duduk. 14. Tinggi Popliteal dalam posisi duduk. 15. Lebar bahu. 16. Lebar pinggul ataupun pantat. 17. Tebal dada (tidak tampak ditunjukkan dalam gambar). 18. Tebal perut. 19. Jarak dari siku ke ujung jari. 20. Lebar kepala. 21. Panjang tangan di ukur dari pergelangan sampai dengan ujung jari. 22. Lebar telapak tangan. 23. Lebar tangan dalam posisi tangan terbentang lebar kesamping kiri kanan (tidak ditunjukkan dalam gambar). 24. Tinggi jangkauan tangan dalam posisi berdiri tegak. 25. Tinggi jangkauan tangan dalam posisi duduk tegak. 26. Jarak jangkauan tangan yang terjulur kedepan di ukur dari bahu sampai dengan ujung jari tangan. Penerapan data antropometri, distribusi yang umum digunakan adalah distribusi normal (Hari Purnomo, 28). Dalam statistik, distribusi normal dapat diformulasikan berdasarkan nilai rata-rata (x) dan standar deviasi (σ) dari data yang ada. Nilai rata-rata dan standar deviasi yang ada dapat ditentukan percentile sesuai tabel probabilitas distribusi normal. Gambar distribusi normal ditunjukkan seperti gambar 2.3 berikut ini : Gambar 2 Distribusi normal (Sumber : Hari Purnomo, 2013) Perancangan dalam ergonomi sering digunakan nilai persentil dari sejumlah pengukuran data antropometri. Perhitungan persentil dapat dilakukan dengan cara sederhana dan dapat dilakukan dengan statistik. Untuk perhitungan sederhana bisa dilakukan dengan mengurutkan data dari yang terkecil sampai dengan yang terbesar. Misalnya, persentil ke 10 (P10) dapat dicari dengan menentukan data yang berada diurutan ke (10/100) x 30 = 3. Dengan demikian nilai P10 berada di sampel ke-3. Kemudian untuk nilai persentil dihitung dengan statistik bisa dilakukan dengan menggunakan rumus untuk menghitung persentil yaitu : 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada tahap ini dilakukan hasil uji coba terhadap rancangan yang telah jadi dengan menggunakan kuesioner NBM (Nordic Body Map) setelah rancangan. Analisa Hasil Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap pengumpulan dan pengolahan data sebelumnya. Meliputi : analisa rancangan,analisa kuesioner Nordic Body Map sebelum dan sesudah perancangan, analisa postur kerja sebelum dan sesudah rancangan dengan menggunakan metode REBA dan analisis biaya. Bagian terakhir penelitian berisi kesimpulan yang menjawab tujuan akhir dari penelitian berdasarkan hasil pengolahan data dan analisa data yang telah dilakukan, serta saran-saran yang berisi masukan untuk peneltian-penelitian berikutnya agar lebih baik lagi. 137
Tabel 1. Rekap Kuesioner NBM No Jenis keluhan Pekerja 1 Pekerja 2 Pekerja 3 Pekerja 4 Pekerja 5 Total TS AS S SS TS AS S SS TS AS S SS TS AS S SS TS AS S SS Keluhan 0 Leher atas 0 1 0 0 1 2 1 Leher bawah 0 1 0 0 1 2 2 Bahu kiri 1 1 1 1 1 5 3 Bahu kanan 1 1 1 1 1 5 4 Lengan atas kiri 0 0 0 0 0 0 5 Punggung 1 1 1 1 1 5 6 Lengan atas kanan 0 0 0 0 0 0 7 Pinggang 1 1 1 1 1 5 8 Pinggul 1 0 1 1 1 4 9 Bagian pantat 0 0 0 0 0 0 10 Siku kiri 0 0 0 0 0 0 11 Siku kanan 0 0 0 0 0 0 12 Lengan bawah kiri 0 0 0 0 1 1 13 Lengan bawah kanan 0 0 0 0 1 1 14 Pergelangan tangan kiri 1 1 1 1 1 5 15 Pergelangan tangan kanan 1 1 1 1 1 5 16 Tangan kiri 1 1 2 1 1 6 17 Tangan kanan 1 1 2 1 1 6 18 Bagian paha kiri 0 0 1 0 0 1 19 Bagian paha kanan 0 0 1 0 0 1 20 Bagian lutut kiri 1 1 0 1 1 4 21 Bagian lutut kanan 1 1 0 1 1 4 22 Bagian betis kiri 1 1 1 2 1 6 23 Bagian betis kanan 1 1 1 2 1 6 24 Pergelangan kaki kiri 1 0 1 1 1 4 25 Pergelangan kaki kanan 1 0 1 1 1 4 26 Bagian pada kaki kiri 1 1 1 1 2 6 27 Bagian pada kaki kanan 1 1 1 1 2 6 Jumlah 17 16 15 4 15 4 19 4 94 (Sumber : kuesioner) Gambar 3. 3 Dimensi Troli (Sumber : Peneliti) Tabel 2 Hasil perhitungan data antropometri No Dimensi Tubuh Lambang ẋ Ố N' N BKA BKB X² HITUNG X² TABEL CM 1 Lebar Bahu LB 43.86 2.99 7 40 52.8 34.9 1.64 7.81 48.79 2 Diameter lingkar genggam DLG 4.05 0.15 2 40 4.51 3.59 5.83 7.81 4,05 3 Tingi Siku Berdiri TSB 112.2 10.9 15 40 145 79.5 4.21 7.81 94.3 4 Lebar Jari LJ 7.93 1.05 27 40 11.1 4.8 2.36 7.81 9,66 5 Jangkauan Tangan ke Depan JTD 78,73 5.23 7 40 94.4 63.8 7.57 7.81 78,73 (Sumber : Perhitungan) 138
4. KESIMPULAN 1. Dari hasil rekapan kuesioner NBM terlihat keluhan yang signifikan sehingga dari hal tersebut tercetuslah sebuah cara perbaikan yakni dengan pembuatan troli sebagai alat angkut ikan. 2. Hasil usulan perancangan troli mengacu pada data antropometri pekerja, dimensi tubuh dan persentil yang digunakan untuk perancangan adalah LB (lebar bahu) dengan persentil 95%, TSB (tinggi siku berdiri) dengan persentil 5%, LJ (lebar jari) dengan persentil 5%, JTD (jangkauan tangan kedepan)dengan persentil 95%, DLG (diameter lingkar genggam) dengan persentil 95%. DAFTAR PUSTAKA Cross, Nigel. 1994, Engineering Design Methods Strategies for Product Design, Edisi 2, John Wiley and SonsLtd., United Kingdom. Hignett S dan Mc Atamney L. 2000. REBA: A Survey Method for Investigation of Work Related Upper Limb Disorders. Applied Ergonomics. Tersedia di:http://nurw.blogspot.com/2009/05/rapid-entire-body-assessmentreba.html. Nurmianto, Eko. 2008. Ergonomi Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Surabaya: Guna Widya. McCormick, E.J and M.S. Sanders. 1994. Human Factor in Engineering and Design. New York: McGraw-Hill Book Company. Panero dan Zelnik. 2003. Dimensi Manusia & Ruang Interior. Jakarta: Erlangga. Popov, E.P. 1989. Mekanika Teknik. Jakarta : Erlangga. Sutalaksana, I.Z. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. Laboratorium Tata Cara Kerja dan Ergonomi Dept. Teknik Industri- ITB. Tarwaka, Solichul HA Bakri, Lilik Sudiajeng. 2004. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: Uniba Press. Maulana Fauzi, Imam. 2015 Perancangan kursi kerja dengan aspek ergonomi untuk mengurangi keluhan muskuloskeletal di pt pinaco utama indonesia (pui). Skripsi. 139