BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Saat ini, supply chain management (SCM) telah menjadi salah satu alat perbaikan bisnis yang paling kuat. Setiap organisasi harus melakukan transformasi baik dari segi operasi maupun dari segi taktikal agar organisasi tersebut tidak dikalahkan oleh kompetitornya yang lebih inovatif dan agresif dalam jaringan rantai pasok. Supply chain merupakan jaringan yang dibentuk oleh organisasi yang menjalankan fungsi mulai dari pengadaan bahan baku, proses produksi, penyimpanan barang, sampai menyalurkan barang ke konsumen (Hugos, 2003). Tujuan dari supply chain management yaitu untuk meningkatkan throughput yang dinilai dari penjualan barang ke konsumen, dengan mengurangi biaya inventory dan biaya operasional. Terdapat lima area dalam supply chain management yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengukur kapabilitas rantai pasok mereka, yaitu produksi, inventory, lokasi, transportasi, dan informasi (Chopra dan Meindl, 2007). Transportasi sebagai salah satu area dalam supply chain management didefiniskan sebagai proses menentukan bagaimana dan kapan harus mengirim barang ke konsumen. Pada area transportasi sering terjadi trade off ketika harus menentukan moda transportasi yang akan digunakan, yaitu pertimbangan antara keefisienan dan kecepatan dalam pengiriman barang, karena biasanya armada yang memiliki kecepatan tinggi dalam pengiriman barang memiliki biaya yang mahal. Biaya menjadi pertimbangan dalam area transportasi karena transportasi dapat menyumbang hingga 40% dari total biaya logistik (Frazelle, 2001). Beberapa hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam area transportasi yaitu desain rute dan jaringan, ketersediaan dan penjadwalan armada. Obat merupakan salah satu produk yang memiliki nilai tinggi sehingga membutuhkan jaringan transportasi yang baik terutama yang menekankan pada kecepatan dalam pengiriman. Menurut Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009, obat didefinisikan sebagai bahan yang digunakan untuk melakukan penyelidikan terhadap sistem fisiologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, dan peningkatan kesehatan untuk manusia. Obat memiliki peran yang vital dalam kehidupan manusia karena berkaitan dengan kesehatan yang merupakan model utama manusia untuk melakukan aktivitas sehari-harinya. Di Indonesia sendiri, besarnya
konsumsi obat berdasarkan International Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) mencapai Rp 237.500/orang/tahun. PT XYZ merupakan salah satu perusahaan farmasi di Bandung yang memproduksi berbagai macam obat generik. Terdapat 45 jenis obat yang diproduksi di perusahaan ini. Produk dari PT XYZ ini kemudian didistribusikan kepada para pedagang besar farmasi (PBF). Untuk dapat mendistribusikan produknya, PT XYZ menggunakan armada milik sendiri maupun menggunakan jasa transpoter. Pembagian jalur pendistribusian produk dari PT XYZ ke PBF yang selama ini dilakukan digambarkan sebagai berikut: BANDUNG JABODETABEK SELAIN BANDUNG & JABODETABEK PT XYZ Gambar I. 1 Wilayah Distribusi Produk Dalam mendistribusikan produknya ke 28 titik PBF wilayah Bandung dan Jabodetabek, PT XYZ menggunakan armada milik sendiri, sedangkan untuk ke 6 titik PBF wilayah selain Bandung dan Jabodetabek, perusahaan menggunakan jasa transpoter. PT XYZ sering mengalami kendala dalam proses pendistribusiannya yaitu adanya keterlambatan pengiriman. Keterlambatan yang dimaksud yaitu ketika armada datang melebihi dari jam buka tutup (time window) pelanggan. Keterlambatan tersebut terjadi karena belum adanya penentuan konfigurasi jalur distribusi yang tepat dan hanya berdasarkan pada pengetahuan yang dimiliki oleh bagian ekspedisi. Hal ini dapat mengakibatkan satu kendaraan mendistribusikan produk ke dua area yang berbeda. Berdasarkan data history PT XYZ, keterlambatan yang paling sering terjadi karena permasalahan di area transportasi yaitu untuk pengiriman ke PBF wilayah Jabodetabek dan Bandung dengan persentase sebesar 70%.
Transpoter (Selain Bandung dan Jakarta) 30% Persentase Mengalami Keterlambatan Armada Perusahaan (Bandung dan Jakarta) 70% Gambar I. 2 Grafik Penyebab Keterlambatan Grafik di bawah ini menunjukkan jumlah keterlambatan pengiriman yang terjadi ke PBF wilayah Jabodetabek dan Bandung untuk delivery order (DO) bulan April-September 2015. 40 30 20 10 0 Keterlambatan Pengiriman Jumlah Gambar I. 3 Grafik Data Keterlambatan Keterlambatan ini mengakibatkan menurunnya keberhasilan pengiriman yang dapat dilakukan oleh perusahaan. Gambar 1.4 menunjukkan perbandingan antara permintaan barang (DO) dengan barang yang berhasil dikirim tepat waktu (DF).
Product volume (liter) 70000 60000 50000 40000 30000 20000 10000 0 Perbandingan DO dengan DF APRIL MAY JUNE JULY AUGUST Gambar I. 4 Perbandingan DO dengan DF SEPTEMB ER DO 57440.071 57002.975 58170.973 46773.402 51667.16 59036.071 DF 43542.521 45601.995 45619.953 30744.121 41652.369 46580.385 Keterlambatan tersebut juga dapat menyebabkan meningkatnya biaya transportasi yang harus ditanggung oleh PT XYZ karena keterlambatan mengakibatkan barang harus dibawa kembali ke depot untuk dikirim pada hari berikutnya. Keterlambatan ini tentunya akan mempengaruhi ke pengiriman berikutnya berkaitan dengan alokasi kapasitas armada dan juga menambah biaya pengiriman. Sebagai contoh, apabila terjadi keterlambatan dalam melakukan pengiriman ke PBF yang berjarak 20km dari depot, maka dilihat dari segi biaya variabel yang dihitung dari konsumsi bahan bakar saja dengan asumsi harga bahan bakar Rp 6.000/liter dan setiap liternya dapat digunakan untuk menempuh 5km, maka terjadi pemborosan sebesar Rp 48.000 karena kendaraan harus membawa barang kembali ke depot dan mengantarkannya kembali di hari berikutnya. Kerugian tersebut belum termasuk dilihat dari komponen biaya transportasi lainnya seperti biaya tetap. Besarnya dampak keterlambatan terhadap peningkatan biaya transportasi menyebabkan adanya kebutuhan untuk melakukan perencanaan perbaikan pada bagian transportasi di PT XYZ ini. Penelitian ini dimaksudkan untuk membuat perencanaan rute distribusi yang tepat pada PT XYZ untuk mengurangi keterlambatan sehingga dapat meminimasi biaya transportasi dengan menggunakan algoritma genetika. I.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimanakah penentuan rute armada yang tepat sehingga dapat meminimasi keterlambatan dan total biaya transportasi pada PT XYZ? 2. Berapakah penghematan total biaya transportasi pada PT XYZ setelah dilakukan perencanaan rute dengan algoritma genetika? I.3 Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu: 1. Menentukan rute armada yang tepat untuk menimimasi keterlambatan dan total biaya transportasi pada PT XYZ. 2. Mengetahui penghematan total biaya transportasi pada PT XYZ setelah dilakukan perencanaan rute dengan algoritma genetika. I.4 Batasan Penelitian Untuk dapat membuat penelitian yang dilakukan lebih fokus pada tujuan yang dimaksud, maka terdapat beberapa batasan dalam penelitian yang akan dilakukan, yaitu: 1. Tidak mempertimbangkan fluktuasi harga bahan bakar dan biaya lainnya yang mempengaruhi. 2. Penelitian hanya dilakukan untuk jangka waktu yang telah dilalui yaitu April-September 2015 dan tidak dilakukan peramalan untuk periode selanjutnya. 3. Permintaan dari setiap PBF diasumsikan telah diketahui dengan pasti sebelumnya. 4. Tidak mempertimbangkan jalur pendistribusian selain ke wilayah Jabodetabek dan Bandung. 5. Horizon perencanaan satu hari. 6. Tidak mempertimbangkan kemacetan. I.5 Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini, maka diharapkan penelitian ini akan memberikan manfaat yaitu: 1. Memberikan informasi kepada perusahaan mengenai kebijakan transportasi yang harus dilakukan sehingga dapat mengurangi keterlambatan pengiriman.
2. Memberikan informasi kepada perusahaan mengenai rute yang sebaiknya dipilih untuk mendistribusikan barangnya sehingga mendapatkan jarak dan waktu tempuh serta biaya yang minimal. I.6 Sistematika Penulisan Penelitian ini diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi uraian penelitian di antaranya yaitu: latar belakang penelitian yang menjabarkan mengenai permasalahan yang dihadapi oleh PT XYZ mengenai transportasi dan distribusi, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II LANDASAN TEORI Pada bab ini berisi literatur yang relevan dengan permasalahan yang diteliti, selain itu juga membahas pula hasil penelitian terdahulu. Bab ini akan menjelaskan mengenai penjelasan teori yang akan digunakan dalam penelitian serta penjelasan mengenai metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian. Bab III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai langkah-langkah penelitian secara rinci meliputi: tahap pendahuluan, tahap pengumpulan data, tahap pengolahan data, tahap analisis data, serta kesimpulan dan saran. Bab IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan dibahas mengenai data yang diperlukan dalam melakukan penentuan rute pengiriman. Kemudian data-data tersebut digunakan untuk masukan dalam perhitungan rute dengan menggunakan algoritma nearest neighbor dan algoritma genetika. Bab V ANALISIS Pada bab ini dijelaskan mengenai hasil analisis data pada bab IV. Analisis tersebut meliputi performance model testing yang terdiri atas analisis jarak, waktu tur, pemenuhan permintaan, dan biaya transportasi. Bab VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini meliputi kesimpulan dari hasil penelitian pencarian rute yang optimal. Pada bab ini juga diberikan saran bagi perusahaan untuk mengoptimalkan pemilihan kendaraan dan urutan rute transportasi serta saran bagi peneliti selanjutnya.