ABSTRAK KUALITAS HIDUP KLIEN TERAPI METADON DI PTRM SANDAT RSUP SANGLAH Latar Belakang: Kualitas merupakan indikator penting dari keberhasilan sebuah terapi. Program terapi metadon adalah salah satu pilihan terapi substitusi yang popular untuk mengatasi ketergantungan heroin. Program ini dapat meningkatkan kualitas hidup kliennya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kualitas hidup dari klien terapi metadon secara umum dan berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metodologi: Penelitian deskriptif dengan desain cross sectional digunakan untuk menggambarkan kualitas hidup klien di Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) Sandat RSUP Sanglah. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara konsekutif sampling dengan jumlah 35 responden. Instumen yang digunakan adalah kuisioner WHOQOL- BREF. Hasil: Dari 35 responden yang ikut serta, ditemukan bahwa 48,6% dengan kualitas hidup baik, 51,4% kualitas hidup sedang, dan tidak ditemukan klien dengan kualitas hidup buruk. Klien dengan usia 11-40 tahun (58,6%), berpendidikan perguruan tinggi (85,7%), memiliki pekerjaan (55,2%), tidak berstatus duda (56,6%), dan lama terapi kurang dari 12 bulan (66,7%) sebagian besar memiliki kualitas hidup baik. Selain itu sebagian besar memiliki kualitas hidup sedang. Simpulan: Kualitas hidup klien terapi metadon menunjukkan kategori sedang dan baik dengan jumlah yang tidak jauh berbeda., dan tidak ditemukan satupun klien dengan kualitas hidup buruk. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti kualitas hidup berdasarkan masing-masing domain. Kata Kunci : kualitas hidup, klien terapi metadon, penyalahgunaan zat
ABSTRACT QUALITY OF LIFE OF METHADONE MAINTENANCE THERAPY CLIENTS AT PTRM SANDAT RSUP SANGLAH Introduction: Quality of life is an important indicator of the success of a therapy. Methadone Maintenance Therapy (MMT) is one of the popular choices for drug substitution therapy. Aside from its role in harm reduction against HIV infection, MMT programme may potentially enhances clients quality of life. This study aims to identify the quality of life of methadone therapy clients and according its affecting factors. Methods: Descriptive study with cross sectional design was used to describe quality of life of clients at Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) Sandat RSUP Sanglah. Samples were taken by consecutive sampling technique. Quality of life parametres were measured through the WHOQOL-BREF questionnaires. Results: Quality of life of 35 subjects, 48,6% is categorized to good, 51,4% is moderate, and 0% is poor. Clients in age group 11-40 yo (58,6%), well educated (85,7%), have a job (55,2%), is not widower(56,6%), and have had therapy for less than 12 months (66,7%) is mainly have a good quality of life. Conclusions: Quality of life of methadone maintenance therapy clients showed moderate and good category with no significant difference, and none of them in poor quality of life. For further research related to the title of this research to be a more in depth study of the four domains that affect quality of life and further studies are expected to be can develop by method of correlation. Keyword : quality of life, methadone therapy client, drug abuse ii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... PENETAPAN PENGUJI... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ii iii iv v vi ix x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan Penelitian... 3 1.4 Manfaat Penelitian... 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA... 5 2.1 Pengguna Narkoba Suntik (Penasun)... 5 2.1.1 Heroin... 5 2.1.2 Efek Heroin... 6 2.2 Terapi Metadon... 7 2.2.1 Metadon... 8 2.2.2 Tujuan Terapi Metadon... 9 2.3 Kualitas Hidup... 10 2.3.1 Pengertian Kualitas Hidup... 10 2.3.2 Kualitas Hidup dari Berbagai Aspek... 11 2.3.3 Pengukuran Kualitas Hidup... 12 2.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup... 14 2.4 Kualitas Hidup oada Klien Terapi Metadon... 17 BAB III KERANGKA BERPIKIR PENELITIAN... 19 iii
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian... 20 4.1.1 Desain Penelitian... 20 4.1.2 Waktu dan Tempat Penelitian... 20 4.2 Subjek dan Sampel... 20 4.2.1 Variabilitas Populasi... 20 4.2.2 Kriteria Subjek... 20 4.2.3 Besaran Sampel... 21 4.2.4 Teknik Penentuan Sampel... 22 4.3 Variabel... 22 4.3.1 Identifikasi Variabel... 22 4.3.2 Definisi Operasional Variabel... 23 4.4 Bahan dan Instrumen Penelitian... 25 4.5 Alur Penelitian... 26 4.6 Analisis Data... 27 4.7 Kelemahan Penelitian... 27 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN... 28 5.1 Hasil Penelitian... 28 5.1.1 Deskripsi Karakteristik Demografi Responden... 28 5.1.2 Kualitas Hidup pada Klien di PTRM Sandat RSUP Sanglah 29 5.2 Pembahasan... 32 5.2.1 Kualitas Hidup Klien Terapi Metadon... 33 5.2.2 Kualitas Hidup Klien Terapi Metadon berdasarkan Usia, Pendidikan, Pekerjaan, Status Penikahan dan Lama Terapi.. 34 5.3 Keterbatasan Penelitian... 38 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN... 39 DAFTAR PUSTAKA... 41 LAMPIRAN... 44 iv
DAFTAR TABEL Tabel 5.1 Karakteristik klien di PTRM Sandat RSUP Sanglah... 28 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Presentase Kualitas Hidup Klien di PTRM Sandat RSUP Sanglah berdasarkan Kelompok Umur... 30 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Presentase Kualitas Hidup Klien di PTRM Sandat RSUP Sanglah berdasarkan Pendidikan... 31 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Presentase Kualitas Hidup Klien di PTRM Sandat RSUP Sanglah berdasarkan Pekerjaan... 31 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi dan Presentase Kualitas Hidup Klien di PTRM Sandat RSUP Sanglah berdasarkan Status Pernikahan... 31 Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi dan Presentase Kualitas Hidup Klien di PTRM Sandat RSUP Sanglah berdasarkan Lama Terapi... 32 v
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian... 19 Gambar 4.1 Alur Penelitian... 26 Gambar 5.1 Presentase Kualitas Hidup pada Klien di PTRM Sandat RSUP Sanglah... 30 vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, strategi terapi di dunia kesehatan tidak hanya terfokus pada kondisi klinis saja, namun juga kualitas hidup pasien. Kualitas hidup dapat menggambarkan kondisi pasien secara menyeluruh secara fisik, psikologis, sosial dan lingkungan, sehingga kualitas hidup dijadikan sebagai salah satu tolak ukur penting terhadap keberhasilan suatu terapi. Begitu juga halnya pada terapi yang dilakukan terhadap pasien penyalahgunaan zat yang dipastikan mengalami masamasa sulit selama menjalani pengobatan. Penyalahgunaan zat adalah masalah yang kompleks, tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik dan mental individu namun juga mengancam keamanan publik dan produktivitas masyarakat (National Institute on Drug Abuse, 2013). Diperkirakan sekitar 230 juta orang atau 5% dari populasi orang dewasa di dunia melakukan penyalahgunaan zat paling tidak sekali pada tahun 2010. Di Indonesia, berdasarkan data dari BNN tercatat 138.475 kasus narkoba selama tahun 2007 hingga 2011 (BNN, 2011). Adapun jenis penyalahgunaan narkoba yang terbesar adalah narkotika jenis heroin/putaw. Berdasarkan data dari BNN RI, jumlah penyalahgunaan narkoba jenis ini mengalami peningkatan sekitar 100% dari data tahun 2007 sampai tahun 2008. Heroin merupakan jenis narkoba yang sering digunakan dengan cara disuntikan ke dalam intravena, penggunanya sering disebut dengan Injecting Drug User (IDU) atau pengguna narkoba suntik (Penasun), sehingga vii
masalah yang ditimbulkan dapat lebih meluas lagi yaitu terjadinya penularan HIV-AIDS (Depkes RI, 2007). Pengguna narkotik suntik (penasun) berjuang melawan ketergantungannya selama bertahun-tahun, mengalami hubungan interpersonal yang buruk dan kesehatan yang buruk akibat overdosis, selain itu juga memiliki resiko yang tinggi terhadap infeksi virus hepatitis C (HCV) dan human immunodeficiency virus (HIV). Semua hal itu tentu akan sangat berpengaruh terhadap kualitas hidupnya. Berdasarkan WHO, kualitas hidup merupakan persepsi individual terhadap hidup mereka yang berhubungan dengan nilai dan budaya maupun tujuan hidup, harapan, standar dan perhatian. Banyak hal yang dapat menyebabkan menurunnya kualitas hidup seseorang. Masalah kesehatan termasuk penyalahgunaan zat dipercaya memberikan efek negatif terhadap kualitas hidup pasien. Beberapa penelitan telah membuktikan hal itu (Torrens, 2008). Dunia kesehatan memegang peranan penting dalam upaya penanggulangan penyalahgunaan napza melalui upaya Promotif, Preventif, Terapi dan Rehabilitasi. Di antara beberapa pilihan terapi rehabilitasi substitusi, metadon merupakan salah satu pilihan yang paling populer. Pada tahun 2004, WHO menyatakan metadon sebagai terapi dasar untuk manajemen ketergantungan opioid (WHO, 2004). Manfaat terapi metadon antara lain, menghentikan penggunaan obat dengan injeksi, mengurangi resiko overdosis dan penyakit infeksi menular, mengurangi angka kematian hingga 30% dibandingkan dengan terapi nonmetadon, meningkatkan stabilitas keluarga, mengurangi kriminalitas, dan juga lebih efektif dalam hal biaya perawatan (CDC, 2002). Berbagai manfaat tersebut tentunya akan memberi perubahan pada kualitas hidup pengguna terapi. Penelitian viii
terbaru membuktikan bahwa dengan terapi metadon terjadi peningkatan signifikan terhadap kualitas hidup secara umum pada pengguna heroin (Chou dkk, 2013). Dengan berbagai keuntungan yang didapat dengan terapi substitusi metadon, peningkatan kualitas hidup merupakan hasil penting yang berhubungan dengan efikasi program terapi sehingga perlu dikaji lebih dalam. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimanakah kualitas hidup dari klien terapi metadon di PTRM Sandat RSUP Sanglah?. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui manfaat Program Terapi Rumatan Metadon Sandat di RSUP Sanglah 1.3.2 Tujuan Khususs Untuk mengetahui kualitas hidup dari klien terapi metadon di PTRM Sandat RSUP Sanglah secara umum Untuk mengetahui gambaran karakteristik klien terapi metadon di PTRM Sandat RSUP Sanglah Untuk mengetahui kualitas hidup dari klien terapi metadon di PTRM Sandat RSUP Sanglah berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi ix
1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan mampu : 1) Memberikan informasi bagi instansi kesehatan mengenai manfaat terapi metadon pada pelaku penyalahgunaan zat dalam peningkatan kualitas hidup 2) Memberikan informasi bagi Pemerintah Provinsi Bali mengenai pencegahan dampak buruk penyalahgunaan zat dengan terapi metadon 3) Menjadi acuan terhadap penelitian selanjutnya x