BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari terjadinya konsepsi sampai dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dwi Anggun Nugraeni, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Bidan merupakan profesi yang menjalin kemitraan dengan. perempuan dan membantu menyelesaikan permasalahan yang terkait

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB I PENDAHULUAN. bidan, Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya 280

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. ibu, dalam melalui proses tersebut wanita akan mengalami masa masa

BAB I PENDAHULUAN. KB yang bertujuan untuk memberikan pelayanan berkualitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan sederhana dan

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang

BAB I PENDAHULUAN. janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

BAB I PENDAHULUAN. antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan. Standar

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang dapat. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari kehamilan dengan risiko usia tinggi (Manuaba, 2012: h.38).

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan asuhan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara negara tetangga.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa saat ini Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia adalah tertinggi. Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

BAB I PENDAHULUAN. laporan dari kabupaten/kota Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya angka Kematian Ibu yang masih tinggi (AKI) di. berbagai pihak. Terdapat beberapa penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Yunita Tri Setya, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. mulai masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan penggunaan KB

BAB I PENDAHULUAN. dan angka harapan hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. Ethiopia (13 000), Indonesia ( 8800), Pakistan (7900), Republik Tanzania

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Eka Fitriani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Fatihah Rizqi, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB l PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Tursiah, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan reproduksi, karena seluruh komponen yang lain sangat

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pada abad ke-20. Saat ini hampir 60% pasangan usia. wanita di Negara berkembang tidak memiliki cara mencegah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan kelahiran, tersedianya dan penggunaan fasilitas. obstetri yang rendah pula (Profil kesehatan jawa tengah 2015).

BAB I PENDAHULUAN. memiliki risiko sejak awal kehamilan.pemeriksaan dini diperlukan untuk. mendeteksi faktor risiko (Rukiyah, 2010; h.3).

BAB I PENDAHULUAN. bayi (AKB) 32/1.000 kelahiran hidup dan angka kematian neonatus (AKN) meninnggal setiap 1 jam (Profil Kesehatan Indonesia, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. posisi penting dan strategi terutama dalam penurunan AKI dan AKB. Bidan memberikan pelayanan kebidanan berkesinambungan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan memicu perubahan- perubahan fisiologis yang sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk adalah terjadinya perubahan jumlah penduduk pada

BAB I PENDAHULUAN. penurunam dibanding dengan tahun 2013 sebesar 99,6%. Cakupan. pertolongan persalinan oleh nakes tahun 2014 mengalami kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Tangga (SKRT) dan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)

BAB I PENDAHULUAN. dhihitung dari hari perama haid terakhir. Masalah kematian ibu adalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas pelayanan kesehatan (Jateng, DinKes.2013;h.9). Masalah

BAB I PENDAHULUAN kelahiran hidup. Penyebab kematian terbanyak ibu di sebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu profesi dalam bidang kesehatan, bidan. berwenang memberikan asuhan kebidanan. Asuhan Kebidanan adalah

BAB I PENDAHULUAN. terakhir (Mochtar, 2012;h.35). Persalinan adalah rangkaian proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting, terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi. ASI juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Peran Keluarga Berencana dalam Kesehatan Reproduksi adalah. untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi, karena kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. Kematian seorang ibu sewaktu hamil atau dalam waktu 42 hari. sesudah berakhirnya kehamilan tidak bergantung pada tempat, maupun

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. Peran serta seorang bidan dalam menurunkan angka kematian pada ibu

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan mendapatkan keturunan yang sehat dan cerdas. Setiap ibu hamil

BAB I PENDAHULUAN. indikator, diantaranya adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka. (Kementerian Kesehatan Indonesia, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya ketuban yang di sebabkan berbagai faktor seperti infeksi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kemenkes (2015) cakupan pelayanan kesehatan K1 dan K4. memperlihatkan peningkatan kecenderungan adanya perbaikan akses

BAB I PENDAHULUAN. Estimasi angka Kematian Kasar berdasarkan United Nation (UN) Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan ibu merupakan bagian yang sangat penting dalam. kesehatan reproduksi karena seluruh bagian yang lain sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan.(yudianto, 2016;

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan memiliki berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai dengan 2499

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diane Prisila Purnawan, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2012). Kematian ibu atau kematian. kehamilan. (Prawirohardjo,2010; h.53-54).

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2014 menyebutkan bahwa Angka kematian ibu (AKI) sebesar per kelahiran hidup, dibanding tahun 2013 sebesar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tenaga bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan utama

BAB I PENDAULUAN. kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang

BAB I PENDAHULUAN. berencana (KB). (Maritalia ; h.111)

BAB I PENDAHULUAN. sempurna. Tetapi dalam kenyataannya tidak selalu demikian, sering kali

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ukuran yang dipakai untuk menilai baik buruknya keadaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu negara atau wilayah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat dan keberhasilan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu,

BAB I PENDAHULUAN. waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28) kematian maternal (maternal mortality) (Prawirohardjo, 2014; h.7).

BAB I PENDAHULUAN. dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan. Berdasarkan definisi ini kematian

BAB I LATAR BELAKANG. nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28).

BAB I PENDAHULUAN. pada generasi mendatang. Angka kematian ibu ( AKI ) merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) pada generasi. mendatang. Kematian ibu menurut WHO didefinisikan sebagai kematian

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Leny Dwi Oktaviani, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. penurunan AKI dan AKB. Untuk itu dibutuhkan tenaga bidan yang

BAB I PENDAHULUAN. karena berbagai penyebab baik langsung maupun tidak langsung. Kematian

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia saat ini masih tinggi. World. Healthy Organization (WHO) mencatat tiap tahunnya lebih dari 500

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi. keluarga sehat dan bahagia (Anggraini, 2010.h.10).

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Anah Supriyatun, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan kebidanan komperhensif mencakup empat kegiatan pemeriksaan. berkesinambungan diantaranya adalah Asuhan Kebidanan Kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. mejadi masalah besar di negara berkembang. Kematian wanita usia subur di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Profil Kesehatan RI (2015) mengalami penurunan. Tercatat tahun 2012 sebanyak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa kehamilan dimulai dari terjadinya konsepsi sampai dengan lahirnya janin. Lamanya hamil normal berkisar 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.(sarwono.2009. h;89). Maka asuhan kehamilan sangat diperlukan karena pada umunya kehamilan berkembang dengan normal namun terkadang tidak sesuai yang diharapkan. sulit diketahui sebelumnya bahwa hamil akan menjadi masalah. Oleh karena itu Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pengawasan antenatal sebanyak 4 kali. Masa kehamilan akan berlanjut menuju masa persalinan yang merupakan serangkaian proses berakhirnya hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan progresif pada serviks dan diakhiri dengan lahirnya plasenta. (Varney. 2007. h; 672). Asuhan persalinan diberikan kepada klien saat persalinan dengan memperhatikan pelayanan yang aman bagi ibu. Dalam kehamilan dan persalinan bukan yang beresiko, memerlukanpelayanan yang profeional oleh tenaga kesehatan. Konsepnya bahwa persalinan membutuhkan kedekatan dengan tempat dan cara ibu hidup, dekat dengan budayanya. (Prawirohardjo. 2009. h; 63) Proses persalinan akan menghasilkan lahirnya bayi, bayi lahir normal jika bayi lahir dalam presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai 42 minggu,

dengan berat badan 2500 4000 gram dan tanpa cacat bawaan (Ai Yeyeh Rukiyah,dkk. 2012. h;2) Periode akhir persalinan maka wanita akan masuk dalam masa nifas yaitu masa dari kelahiran plasenta dan seaput janin (menendakan akhir periode intrapartum) hingga kembalinya traktus reproduksi wanita. (Varney. 2007.h; 958). Asuhan pada masa nifas masih potensial mengalami komplikasi sehingga perlu perhatian dari tenaga kesehatan. Kematian ibu masih dapat terjadi pada masa ini karena perdarahan atau sepsis, serta kematian bayi baru lahir. Asuhan masa neonatus salah satu yang diprioritaskan karena merupakan risiko terbesar kematian neonatus terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, minggu pertama dan bulan pertama kehidupannya. Sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama. (Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Departemen Kesehatan) Periode masa nifas merupakan waktu yang efektif dalam perencanaan Keluarga berencana sehingga mendapatkan keputusan sebuah keluarga untuk menetapkan ukuran keluarga, jarak antar anak dan pemilihan serta penggunaan metode pengendalian kehamilan. (Varney. 2007. h;414). Pengetahuan mengenai pembatasan kelahiran dan keluarga berencana (KB) merupakan salah satu aspek penting ke arah pemahaman tentang berbagai alat/cara kontrasepsi yang tersedia. Sangat dibutuhkan adanya KB karena untuk meminimalkan risiko yang terjadi pada ibu dan anak antara usia 20 sampai 35 tahun, sedangkan

persalinan pertama dan kedua paling rendah risikonya bila jarak antara dua kelahiran adalah 2 sampai 4 tahun. (Prawirohardjo, 2011) Atas dasar tersebut maka upaya sebagai tenaga kesehatan untuk meningkatkan pelayanan secara komperhensif pada masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas hingga masa antara (KB). Sebenarnya perbedaan pelayanan dasar dan komperhensif adalah pada fasilitasnya bukan pada kemampuan tenaga kesehatan (Prawirohardjo. 2009. h; 63) Asuhan kebidanan komprehensif adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara lengkap dengan adanya pemeriksaan laboratorium sederhana dan konseling asuhan kebidanan Komprehensif mencakup empat kegiatan pemeriksaan berkesinambungan diantaranya adalah asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir. (Varney, 2006). Asuhan komprehensif diberikan oleh tenaga kesehatan yaitu bidan salah satunya. Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan yang telah diakui pemerintah dan Lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan diberi izin secara sah untuk melakssanakan praktek. (IBI.2009.HAL; 111). Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan kebidanan dimasyarakat, bidan diberi wewenang oleh pemerintah sesuai dengan wilayah pelayanan yang diberikan. Wewenang tersebut berdasarkan peraturan Permenkes 1464/MENKES/ PER/X/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik mengambil judul Asuhan Kebidanan komperhensif pada kehamilan, persalinan, bayi baru

lahir, nifas dan Keluarga Berencana (kontrasepsi implan) pada Ny S Umur 36 tahun G2P1A0, di Puskesmas 1 Wanadadi Banjarnegara. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat di rumuskan masalah yaitu bagaimana Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir, Nifas, dan Keluarga Berencana (Kontrasepsi Implan) pada Ny S umur 36 tahun G2P1A0? C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan komprehensif pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan Akseptor KB pada Ny S umur 36 tahun G2P1A0 menggunakan kerangka fikir mengikuti Varney dan dokumentasi SOAP. 2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu melaksanakan pengkajian data pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB b. Penulis mampu melaksanakan interpretasi data dalam Asuhan Kebidanan pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB. c. Penulis mampu merumuskan diagnosa, mengidentifikasi masalah dan menentukan prioritas masalah pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB.

d. Penulis mampu menentukan pelaksanaan tindakan segera yang dibutuhkan untuk penatalaksanaan pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB e. Penulis mampu menyusun rencana kebidanan terhadap kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB f. Penulis mampu melaksanakan tindakan asuhan kebidanan komprehensif terhadap kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB g. Penulis mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan komprehensif terhadap kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB h. Penulis mampu melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP D. Ruang Lingkup 1. Sasaran Ny S umur 36 tahun G2P1A0 hamil 39 minggu 3 hari, Bersalin, Bayi Baru Lahir, Nifas dan KB 2. Tempat Puskesmas 1 Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara 3. Waktu a. Penyusunan proposal dilakukan dari bulan November 2013 sampai februari 2014

b. Pengambilan kasus karya ilmiah dari bulan Maret sampai April 2014 E. Manfaat 1. Manfaat praktis a. Bagi Puskesmas Meningkatkan mutu kualitas pelayanan asuhan pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB. b. Bagi bidan Menambah pengetahuan tentang asuhan komprehensif pada Ibu Hamil, Bersalin, Bayi Baru Lahir, Nifas dan KB, serta meningkatkan pelayanan pada pasien. c. Bagi mahasiswa Memperluas dan menambah pengetahuan serta wawasan bagi mahasiswa khususnya tentang asuhan komprehensif pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB d. Bagi pasien Dapat meningkatkan pengetahuan mengenai kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB. e. Bagi penulis Sebagai sarana pengembangan diri dan penerapan pengetahuan mengenai asuhan kebidanan komprehensif pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB 2. Manfaat teoritis

Menambah wacana, referensi dan informasi dalam memberikan asuhan kebidanan komperhensif dan dapat memajukan perkembangan ilmu kebidanan pada umumnya serta dapat memberikan asuhan komprehensif pada pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB F. Metode Memperoleh Data Pada penyusunan kasus ini data dapat diperoleh meliputi: 1. Data primer a. Wawancara Suatu metode yang dipergunakan untuk memperoleh data dengan mengkaji atau menanyakan langsung pada pasien untuk mendapatkan keterangan. (Notoatmojo, 2010; h.90) b. Pemeriksaan 1) Pemeriksaan fisik Dalam pemerikasaan fisik diperlukan empat unsur dasar yang digunakan diantaranya : a) Inspeksi Merupakan proses observasi atau melihat bagian tubuh untuk mendeteksi karakteristik normal atau fisik yang signifikan. (Muttaqin, 2010 h.12) b) Palpasi Merupakan Pemeriksaan yang dilakukan dengan menggunakan kedua tangan dengan menyentuh bagian

tubuh untuk membuat suatu pengukuran sensitif terhadap tanda khusus fisik. (Muttaqin, 2010; h.14) c) Perkusi Merupakan suatu teknik pemeriksaan fisik dengan melakukan pengetukan tubuh menggunakan ujung-ujung jari untuk mengevaluasi ukuran, batasan, dan konsistensi organ-organ tubuh yang bertujuan untuk menemukan adanya cairan di dalam rongga tubuh. (Muttaqin, 2010; h.18) d) Auskultasi Merupakan suatu teknik pemeriksaan dengan cara mendengarkan bunyi yang dihasilkan dalam tubuh. (Muttaqin, 2010; h.19) 2) Pemeriksaan penunjang Uji laboratorium dan pemeriksaan terkait merupakan komponen penting dalam pengkajian fisik dan sebagai bagian skrining rutin yang bervariasi. Nilai laboratorium yang dihasilkan bervariasi dari satu laboratorium ke laboratorium lain karena setiap laboratorium menertibkan rentan nilai untuk setiap uji yang dilakukan. (Varney, 2007; h.40) c. Observasi Penulis melakukan pengamatan langsung dan secara bertahap terhadap pasien untuk memantau perkembangan pada masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana

2. Data sekunder a. Studi pustaka Dalam studi kasus ini penulis mengambil referensi dari buku dan jurnal yang berkaitan dengan pengambilan kasus. b. Rekam medik Dengan melihat data resmi yaitu rekam medik pasien yang berkaitan dengan studi kasus yang dilakukan penulis. c. Media Elektronik Penulis menggunakan media elektronik seperti komputer, dengan membuka situs website yang berkaitan dengan studi kasus yang dilakukan. G. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan 1. Tujuan Umum 2. Tujuan Khusus D. Ruang Lingkup 1. Sasaran 2. Tempat 3. Waktu E. Manfaat F. Metode memperoleh data

G. Sistematika Penulisan BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI B. ASPEK HUKUM C. TINJAUAN ASUHAN KEBIDANAN BAB III : TINJAUAN KASUS BAB IV : PEMBAHASAN BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN